Pengertian Pengetahuan Konsumen (Consumer knowledge) - Mowen and Minor (1998:106) mendefinisikannya sebagai “The amount of experience with and information about particular produts or services a person has“.
Pengertian Pengetahuan Konsumen Definisi Jenis (Consumer knowledge)
Sedangkan Engel, Blackwell and Miniard (1995:337) :
Berdasarkan kepada dua definisi tersebut sanggup diartikan bahwa pengetahuan konsumen ialah semua gosip yang dimilki konsumen mengenai banyak sekali macam produk dan jasa, serta pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk dan jasa tersebut dan gosip yang bekerjasama dengan fungsinya sebagai konsumen.
Pengertian Pengetahuan Konsumen Definisi Jenis (Consumer knowledge)
Sedangkan Engel, Blackwell and Miniard (1995:337) :
“at a general level, knowledge can be defined as the information stored within memory. The subset of total information relevant to consumers functioning in the marketplace is called consumer knowledge”.
Berdasarkan kepada dua definisi tersebut sanggup diartikan bahwa pengetahuan konsumen ialah semua gosip yang dimilki konsumen mengenai banyak sekali macam produk dan jasa, serta pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk dan jasa tersebut dan gosip yang bekerjasama dengan fungsinya sebagai konsumen.
Jenis Pengetahuan konsumen
Para hebat psikologi kognitif membagi pengetahuan ke dalam pengetahuan deklaratif (Declarative knowledge) dan pengetahuan mekanisme (Procedural knowledge). Pengetahuan deklaratif ialah fakta subjektif yang diketahui oleh seseorang. Arti subjektif disini ialah pengetahuan orang tersebut mungkin tidak selalu harus sesuai dengan realitas yang sebenarnya. Sedangkan pengetahuan mekanisme ialah pengetahuan mengenai bagaimana fakta-fakta tersebut digunakan. Pengetahuan deklaratif terbagi menjadi dua kategori : episodic dan semantic. Pengetahuan episodic (Episodic knowledge) melibatkan pengetahuan yang dibatasi dengan lintasan waktu. Pengetahuan ini dipakai untuk menjawab pertanyaan seputar waktu penggunaan suatu produk. Sebaliknya, pengetahuan semantic (Semantic knowledge) mengandung pengetahuan yang digeneralisasikan yang memperlihatkan arti bagi dunia seseorang.
Mowen dan Minor (1998:106) membagi pengetahuan konsumen menjadi tiga kategori :
Pengetahuan objektif ialah gosip yang benar mengenai kelas produk yang disimpan di dalam memori jangka panjang konsumen. Pengetahuan subjektif ialah persepsi konsumen mengenai apa dan berapa banyak yang beliau ketahui mengenai kelas produk. Konsumen mungkin juga mempunyai gosip mengenai pengetahuan banyak sekali hal lainnya.
Engel , Blackwell dan Miniard (1994:317) membagi pengetahuan konsumen ke dalam tiga jenis pengetahuan :
Para hebat psikologi kognitif membagi pengetahuan ke dalam pengetahuan deklaratif (Declarative knowledge) dan pengetahuan mekanisme (Procedural knowledge). Pengetahuan deklaratif ialah fakta subjektif yang diketahui oleh seseorang. Arti subjektif disini ialah pengetahuan orang tersebut mungkin tidak selalu harus sesuai dengan realitas yang sebenarnya. Sedangkan pengetahuan mekanisme ialah pengetahuan mengenai bagaimana fakta-fakta tersebut digunakan. Pengetahuan deklaratif terbagi menjadi dua kategori : episodic dan semantic. Pengetahuan episodic (Episodic knowledge) melibatkan pengetahuan yang dibatasi dengan lintasan waktu. Pengetahuan ini dipakai untuk menjawab pertanyaan seputar waktu penggunaan suatu produk. Sebaliknya, pengetahuan semantic (Semantic knowledge) mengandung pengetahuan yang digeneralisasikan yang memperlihatkan arti bagi dunia seseorang.
Mowen dan Minor (1998:106) membagi pengetahuan konsumen menjadi tiga kategori :
- Pengetahuan Objektif (Objective knowledge),
- Pengetahuan Subjektif (Subjective knowledge), dan
- Informasi mengenai pengetahuan lainnya.
Pengetahuan objektif ialah gosip yang benar mengenai kelas produk yang disimpan di dalam memori jangka panjang konsumen. Pengetahuan subjektif ialah persepsi konsumen mengenai apa dan berapa banyak yang beliau ketahui mengenai kelas produk. Konsumen mungkin juga mempunyai gosip mengenai pengetahuan banyak sekali hal lainnya.
Engel , Blackwell dan Miniard (1994:317) membagi pengetahuan konsumen ke dalam tiga jenis pengetahuan :
- Pengetahuan Produk,
- Pengetahuan Pembelian, dan
- Pengetahuan Pemakaian.
Pengetahuan Produk
Pengetahuan produk sendiri merupakan konglomerat dari banyak jenis gosip yang berbeda. Pengetahuan produk meliputi :
Analisis Kesadaran
Merek yang dekat dengan konsumen merupakan perangkat kesadaran (awareness set). Jelaslah, sulit untuk menjual produk yang “tidak dikenal.” Sebagai akibatnya, target pemasaran yang penting ialah memindahkan merek ke dalam perangkat kesadaran.
Analisis Citra
Pemasar juga berkepentingan dengan kepercayaan yang dianut oleh konsumen dan menentukan suatu gambaran merek. Dengan mengusut kepercayaan konsumen mengenai kemampuan merek ialah mungkin untuk menentukan apakah suatu produk telah mencapai posisi yang diingnkan di dalam benak konsumen. Pemeriksaan pengetahuan konsumen mengenai sifat objek dikenal sebagai analisis gambaran (Image analysis).
Kesalahan Persepsi Terhadap Produk
Pemasar harus siaga terhadap ketidakakuratan di dalam pengetahuan konsumen. Sangat lazim untuk mendapat bahwa konsumen mempunyai kepercayaan keliru yang menjadikan penghalang yang berarti bagi keberhasilan.
Pengetahuan Harga
Salah satu aspek pengetahuan produk yang patut dikhususkan ialah aspek yang melibatkan harga produk. Pemeriksaan atas apa yang konsumen ketahui mengenai harga adikara dan harga relatif sanggup memperlihatkan gosip penting untuk membimbing tindakan pemasaran. Keputusan penetapan harga oleh administrator pemasaran mungkin pula bergantung kepada persepsi mereka mengenai berapa baik konsumen mendapat gosip mengenai harga. Pemasar akan lebih dimotivasi untuk menekan harga dan berespon terhadap potongan harga kompetitif bila mereka percaya konsumen banyak mengetahui ihwal harga yang ditetapkan di pasar. Sebaliknya, tingkat pengetahuan yang rendah mengenai harga memungkinkan pemasar kurang memperhatikan ihwal perbedaan harga yang berarti sehubungan dengan pesaing. Bila konsumen sebagian besar tidak mengetahui ihwal perbedaan harga relatif, pemasar sanggup mengeksploitasi ketidaktahuan ini melalui harga yang lebih tinggi.
- Kesadaran akan kategori dan merek produk di dalam kategori produk
- Terminologi produk
- Atribut atau ciri produk
- Kepercayaan ihwal kategori produk secara umum dan mengenai merek spesifik
Analisis Kesadaran
Merek yang dekat dengan konsumen merupakan perangkat kesadaran (awareness set). Jelaslah, sulit untuk menjual produk yang “tidak dikenal.” Sebagai akibatnya, target pemasaran yang penting ialah memindahkan merek ke dalam perangkat kesadaran.
Analisis Citra
Pemasar juga berkepentingan dengan kepercayaan yang dianut oleh konsumen dan menentukan suatu gambaran merek. Dengan mengusut kepercayaan konsumen mengenai kemampuan merek ialah mungkin untuk menentukan apakah suatu produk telah mencapai posisi yang diingnkan di dalam benak konsumen. Pemeriksaan pengetahuan konsumen mengenai sifat objek dikenal sebagai analisis gambaran (Image analysis).
Kesalahan Persepsi Terhadap Produk
Pemasar harus siaga terhadap ketidakakuratan di dalam pengetahuan konsumen. Sangat lazim untuk mendapat bahwa konsumen mempunyai kepercayaan keliru yang menjadikan penghalang yang berarti bagi keberhasilan.
Pengetahuan Harga
Salah satu aspek pengetahuan produk yang patut dikhususkan ialah aspek yang melibatkan harga produk. Pemeriksaan atas apa yang konsumen ketahui mengenai harga adikara dan harga relatif sanggup memperlihatkan gosip penting untuk membimbing tindakan pemasaran. Keputusan penetapan harga oleh administrator pemasaran mungkin pula bergantung kepada persepsi mereka mengenai berapa baik konsumen mendapat gosip mengenai harga. Pemasar akan lebih dimotivasi untuk menekan harga dan berespon terhadap potongan harga kompetitif bila mereka percaya konsumen banyak mengetahui ihwal harga yang ditetapkan di pasar. Sebaliknya, tingkat pengetahuan yang rendah mengenai harga memungkinkan pemasar kurang memperhatikan ihwal perbedaan harga yang berarti sehubungan dengan pesaing. Bila konsumen sebagian besar tidak mengetahui ihwal perbedaan harga relatif, pemasar sanggup mengeksploitasi ketidaktahuan ini melalui harga yang lebih tinggi.
Pengetahuan Pembelian
Pengetahuan Pembelian (Purchase knowledge) mencakupi bermacam potongan gosip yang dimiliki konsumen yang bekerjasama erat dengan perolehan produk. Dimensi dasar dari pengetahuan pembelian melibatkan gosip berkenaan dengan keputusan ihwal dimana produk tersebut harus dibeli dan kapan pembelian harus terjadi.
Dimana Membeli
Masalah fundamental yang harus diselesaikan oleh konsumen selama pengambilan keputusan ialah dimana mereka harus membeli suatu produk. Banyak produk sanggup diperolah melalui terusan yang sangat berbeda. Karena terusan yang ada mungkin terdiri dari banyak pesaing, konsumen harus menetapkan lebih jauh mana terusan yang harus dikunjungi. Keputusan dimana membeli ditentukan sebagian besar oleh pengetahuan pembelian. Pengetahuan pembelian meliputi gosip yang dimiliki konsumen mengenai lokasi produk dimana pengetahuan ini sanggup mempengaruhi sikap pembelian. Bila konsumen tidak dekat dengan sebuah toko, mereka harus lebih mengandalkan gosip di dalam toko dan peraga untuk mengidentifikasi lokasi produk. Pengolahan stimulus dalam toko yang meningkat mungkin mengaktifkan kebutuhan atau keinginan yang sebelumnya tidak dikenali, sehingga menghasilkan pembelian yang tidak direncanakan.
Kapan Membeli
Kepercayaan konsumen mengenai kapan membeli ialah satu lagi komponen yang relevan dari pengetahuan pembelian. Konsumen yang mengetahui bahwa suatu produk secara tradisional dijual selama waktu tertentu mungkin menunda pembelian sampai waktu menyerupai ini tiba. Pengetahuan mengenai kapan harus membeli sanggup menjadi faktor penentu yang sangat penting dari sikap pembelian untuk penemuan baru. Banyak konsumen tidak akan eksklusif membeli produk gres lantaran mereka percaya bahwa harga mungkin turun dengan berlalunya waktu.
Dimana Membeli
Masalah fundamental yang harus diselesaikan oleh konsumen selama pengambilan keputusan ialah dimana mereka harus membeli suatu produk. Banyak produk sanggup diperolah melalui terusan yang sangat berbeda. Karena terusan yang ada mungkin terdiri dari banyak pesaing, konsumen harus menetapkan lebih jauh mana terusan yang harus dikunjungi. Keputusan dimana membeli ditentukan sebagian besar oleh pengetahuan pembelian. Pengetahuan pembelian meliputi gosip yang dimiliki konsumen mengenai lokasi produk dimana pengetahuan ini sanggup mempengaruhi sikap pembelian. Bila konsumen tidak dekat dengan sebuah toko, mereka harus lebih mengandalkan gosip di dalam toko dan peraga untuk mengidentifikasi lokasi produk. Pengolahan stimulus dalam toko yang meningkat mungkin mengaktifkan kebutuhan atau keinginan yang sebelumnya tidak dikenali, sehingga menghasilkan pembelian yang tidak direncanakan.
Kapan Membeli
Kepercayaan konsumen mengenai kapan membeli ialah satu lagi komponen yang relevan dari pengetahuan pembelian. Konsumen yang mengetahui bahwa suatu produk secara tradisional dijual selama waktu tertentu mungkin menunda pembelian sampai waktu menyerupai ini tiba. Pengetahuan mengenai kapan harus membeli sanggup menjadi faktor penentu yang sangat penting dari sikap pembelian untuk penemuan baru. Banyak konsumen tidak akan eksklusif membeli produk gres lantaran mereka percaya bahwa harga mungkin turun dengan berlalunya waktu.
Pengetahuan Pemakaian
Pengetahuan pemakaian (Usage knowledge) meliputi gosip yang tersedia di dalam ingatan mengenai bagaimana suatu produk sanggup dipakai dan apa yang diharapkan untuk memakai produk tersebut. Pengetahuan pemakaian konsumen penting lantaran beberapa alasan. Pertama, konsumen tentu saja lebih kecil kemungkinannya membeli suatu produk bila mereka tidak mempunyai gosip yang cukup mengenai bagaimana mengguanakan produk tersebut. Upaya pemasaran yang dirancang untuk mendidik konsumen ihwal bagaimana memakai produk pun dibutuhkan. Penghalang serupa bagi pembelian terjadi bila konsumen mempunyai gosip yang tidak lengkap mengenai cara-cara yang berbeda atau situasi dimana suatu produk sanggup digunakan. Walaupun pengetahuan pemakaian yang tidak memadai tidak mencegah terjadinya pembelian produk, hal ini tetap saja mempunyai imbas yang merugikan pada kepuasan konsumen. Produk yang dipakai secara salah mungkin tidak bekerja dengan benar sehingga mengakibatkan pelanggan merasa tidak puas.
Peter dan Olson (1996:86) juga membagi pengatahuan menjadi tiga jenis pengetahuan produk yaitu :
Peter dan Olson (1996:86) juga membagi pengatahuan menjadi tiga jenis pengetahuan produk yaitu :
- Pengetahuan ihwal karakteristik atau atribut produk.
- Pengetahuan ihwal manfaat produk, dan
- Pengetahuan ihwal kepuasan yang diberikan oleh produk/jasa bagi konsumen. Secara rinci, diuraikan sebagai berikut :
Produk Sebagai Perangkat Ciri (Products as Bundles of Attributes)
Keputusan ihwal ciri produk ialah elemen penting dalam seni administrasi pemasaran. Seorang konsumen akan melihat suatu produk menurut kepada karakteristik/ciri atau atribut dari produk tersebut. Bagi seorang konsumen, maka kendaraan beroda empat mempunyai atribut warna, model, tahun pembuatan, jumlah cc, merek, manual atau otomatis, dan sebagainya.
Seorang konsumen yang menentukan sebuah produk juice sari buah mungkin akan mempertimbangkan atribut berikut rasa manis, rasa sari buah, harga, merek, atau kemasan. Televisi mempunyai atribut ukuran (14, 20,29, atau 32 inchi), jenis layar (datar atau biasa), stereo, merek dan lain-lain. Seorang konsumen mungkin mempunyai kemampuan yang berbeda dalam menyebutkan karakteristik atau atribut dari suatu produk. Hal ini disebabkan konsumen mempunyai pengetahuan yang berada mengenai produk tersebut. Sebagian konsumen mungkin mempunyai gosip yang lengkap mengenai produk mobil, sehingga beliau bisa mendeskripsikan secara rinci banyak sekali atribut dari kendaraan beroda empat tersebut. Para pemasar perlu memahami apa yang diketahui oleh konsumen, atribut apa saja yang dikenal dari suatu produk, atribut mana yang dianggap paling penting oleh konsumen. Pengetahuan mengenai atribut produk akan mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen. Pengetahuan yang lebih banyak mengenai atribut suatu produk akan memudahkan konsumen untuk menentukan produk yang akan dibelinya. Strategi pemasaran terutama dalam komunikasi sering diarahkan untuk menyampaiakan gosip mengenai atribut-atribut gres yang dimiliki oleh suatu produk, dengan cita-cita bahwa atribut tersebut memperlihatkan nilai tambah di mata konsumen.
Peter dan Olson (1996:84) menyebutkan bahwa konsumen mempunyai tingkat pengetahuan produk yang berbeda. Pengetahuan ini meliputi kelas produk (Product class), bentuk produk (Product form), merek (brand), model/fitur (model/features).
Dari sudut pandang pemroses kognitif, kita sanggup mempertanyakan apakah konsumen memang memilki pengetahuan ihwal semua ciri tersebut dalam ingatannya dan apakah konsumen memang mengaktifkan serta memakai pengetahuan tersebut saat berpikir ihwal suatu produk atau merek. Pemasar perlu mengetahui ciri produk mana yang paling penting bagi konsumen, apa arti ciri tersebut bagi konsumen, dan bagaimana memakai pengetahuan tersebut dalam proses kognitif menyerupai pemahaman dan pengambilan keputusan.
Konsumen mempunyai banyak sekali tingkatan pengetahuan ihwal ciri produk. Pengetahuan ihwal ciri aneh (Abstract attributes) mewakili karakteristik subjektif tak faktual dari suatu produk. menyerupai kualitas kehangatan sebuah selimut atau gaya dan kenyamanan sebuah mobil. Pengetahuan ihwal ciri konkrit (Concrete attributes) mewakili karakteristik faktual suatu produk menyerupai jenis serat selimut atau ruang kaki bangku depan sebuah mobil. Disamping itu, pengetahuan ciri konsumen juga berisikan penilaian afeksi dari setiap ciri (saya tidak suka rasa gatal selimut wool; saya suka es krim remah kue).
Seorang konsumen yang menentukan sebuah produk juice sari buah mungkin akan mempertimbangkan atribut berikut rasa manis, rasa sari buah, harga, merek, atau kemasan. Televisi mempunyai atribut ukuran (14, 20,29, atau 32 inchi), jenis layar (datar atau biasa), stereo, merek dan lain-lain. Seorang konsumen mungkin mempunyai kemampuan yang berbeda dalam menyebutkan karakteristik atau atribut dari suatu produk. Hal ini disebabkan konsumen mempunyai pengetahuan yang berada mengenai produk tersebut. Sebagian konsumen mungkin mempunyai gosip yang lengkap mengenai produk mobil, sehingga beliau bisa mendeskripsikan secara rinci banyak sekali atribut dari kendaraan beroda empat tersebut. Para pemasar perlu memahami apa yang diketahui oleh konsumen, atribut apa saja yang dikenal dari suatu produk, atribut mana yang dianggap paling penting oleh konsumen. Pengetahuan mengenai atribut produk akan mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen. Pengetahuan yang lebih banyak mengenai atribut suatu produk akan memudahkan konsumen untuk menentukan produk yang akan dibelinya. Strategi pemasaran terutama dalam komunikasi sering diarahkan untuk menyampaiakan gosip mengenai atribut-atribut gres yang dimiliki oleh suatu produk, dengan cita-cita bahwa atribut tersebut memperlihatkan nilai tambah di mata konsumen.
Peter dan Olson (1996:84) menyebutkan bahwa konsumen mempunyai tingkat pengetahuan produk yang berbeda. Pengetahuan ini meliputi kelas produk (Product class), bentuk produk (Product form), merek (brand), model/fitur (model/features).
Dari sudut pandang pemroses kognitif, kita sanggup mempertanyakan apakah konsumen memang memilki pengetahuan ihwal semua ciri tersebut dalam ingatannya dan apakah konsumen memang mengaktifkan serta memakai pengetahuan tersebut saat berpikir ihwal suatu produk atau merek. Pemasar perlu mengetahui ciri produk mana yang paling penting bagi konsumen, apa arti ciri tersebut bagi konsumen, dan bagaimana memakai pengetahuan tersebut dalam proses kognitif menyerupai pemahaman dan pengambilan keputusan.
Konsumen mempunyai banyak sekali tingkatan pengetahuan ihwal ciri produk. Pengetahuan ihwal ciri aneh (Abstract attributes) mewakili karakteristik subjektif tak faktual dari suatu produk. menyerupai kualitas kehangatan sebuah selimut atau gaya dan kenyamanan sebuah mobil. Pengetahuan ihwal ciri konkrit (Concrete attributes) mewakili karakteristik faktual suatu produk menyerupai jenis serat selimut atau ruang kaki bangku depan sebuah mobil. Disamping itu, pengetahuan ciri konsumen juga berisikan penilaian afeksi dari setiap ciri (saya tidak suka rasa gatal selimut wool; saya suka es krim remah kue).
Jenis pengetahuan produk yang kedua ialah pengetahuan ihwal manfaat produk. Konsumen mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan lantaran mengetahui manfaat produk tersebut bagi kesehatan tubuhnya. Manfaat yang dirasakan konsumen sesudah mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan ialah memperlancar proses metabolisme tubuh. Inilah yang disebut sebagai pengetahuan ihwal manfaat produk. Konsumen seringkali berpikir mengenai manfaat yang ia akan rasakan kalau mengkonsumsi atau membeli suatu produk, bukan lantaran atributnya. Konsumen mungkin tidak tertarik untuk mengetahui banyak sekali kandungan zat gizi (atribut) dari buah mengkudu, ia lebih tertarik untuk mengetahui apa manfaat buah mengkudu tersebut guna mengobati sakitnya. Pengetahuan ini penting bagi konsumen lantaran pengetahuan ini akan mempengaruhi keputusan pembeliannya.
Di sisi lain, pemasar juga menyadari bahwa konsumen sering berpikir ihwal produk dan merek dalam konteks konsekuensinya, bukan ciri-cirinya. Konsekuensi ialah apa yang terjadi pada konsumen saat suatu poduk dibeli dan dipakai atau dikonsumsi. Konsumen sanggup mempunyai pengetahuan ihwal dua jenis konsekuensi produk yaitu konsekuensi fungsional dan konsekuensi psikososial. Konsekuensi fungsional (Functional consequences) ialah dampak tak faktual dari penggunaaan suatu produk yang dialami konsumen. Konsekuensi psikososial (Psychosocial consequences) mengacu pada dampak psikologis dan sosial dari penggunaan suatu produk konsumen. Psikologis penggunaan produk ialah dampak internal pribadi menyerupai bagaimana suatu produk menciptakan anda merasakannya.
Di sisi lain, pemasar juga menyadari bahwa konsumen sering berpikir ihwal produk dan merek dalam konteks konsekuensinya, bukan ciri-cirinya. Konsekuensi ialah apa yang terjadi pada konsumen saat suatu poduk dibeli dan dipakai atau dikonsumsi. Konsumen sanggup mempunyai pengetahuan ihwal dua jenis konsekuensi produk yaitu konsekuensi fungsional dan konsekuensi psikososial. Konsekuensi fungsional (Functional consequences) ialah dampak tak faktual dari penggunaaan suatu produk yang dialami konsumen. Konsekuensi psikososial (Psychosocial consequences) mengacu pada dampak psikologis dan sosial dari penggunaan suatu produk konsumen. Psikologis penggunaan produk ialah dampak internal pribadi menyerupai bagaimana suatu produk menciptakan anda merasakannya.
Produk Sebagai Pemuas Nilai (Products as Values Satisfiers)
Konsumen juga mempunyai pengetahuan ihwal nilai pribadi dan simbolis yang sanggup dipenuhi atau dipuaskan oleh suatu produk atau merek. Nilai (values) ialah target hidup yang luas dari masyarakat (saya ingin berhasil; saya perlu kemana). Nilai juga melibatkan afeksi sehubungan dengan kebutuhan atau tujuan tesebut (perasaan dan emosi yang menyertai keberhasilan). Menyadari bahwa nilai telah terpuaskan atau tujuan utama hidup telah tercapai cenderung tidak faktual dan subjektif (saya merasa aman; saya dihormati oleh orang lain; saya berhasil). Sebaliknya konsekuensi fungsional dan psikososial lebih faktual dan lebih terperinci saat terjadi.
Ada beberapa cara untuk mengklasifikasikan nilai, yaitu dengan mengidentifikasi dua tipe atau level nilai : instrumental dan terminal. Nilai instrumental (Instrumental values) ialah contoh sikap atau cara bertindak yang diinginkan (bersenang-senang, bertindak independent, memperlihatkan kepercayaan diri). Nilai terminal (Terminal values) ialah status keberadaan yang diinginkan, status psikologis yang luas (bahagia, damai, berhasil). Nilai instrumental dan terminal (tujuan atau kebutuhan) mewakili konsekuensi terluas dan paling personal yang ingin dicapai seseorang dalam hidupnya.
Daftar Pustaka Pengertian Pengetahuan Konsumen Definisi Jenis (Consumer knowledge)
Engel, F. James; Roger D. Blackwell; Paul W. Miniard. 1994. Perilaku Konsumen. Jakarta : Binarupa Aksara.
Mowen, John C; Michael Minor. 1998. Consumer Behavior 6ed. New Jersey : Prentice-Hall,Inc.
Peter, J. Paul and Jerry C. Olson. 1996. Consumer Behavior and Marketing Strategy. 4th ed. The McGraw-Hill Companies, Inc.
Ada beberapa cara untuk mengklasifikasikan nilai, yaitu dengan mengidentifikasi dua tipe atau level nilai : instrumental dan terminal. Nilai instrumental (Instrumental values) ialah contoh sikap atau cara bertindak yang diinginkan (bersenang-senang, bertindak independent, memperlihatkan kepercayaan diri). Nilai terminal (Terminal values) ialah status keberadaan yang diinginkan, status psikologis yang luas (bahagia, damai, berhasil). Nilai instrumental dan terminal (tujuan atau kebutuhan) mewakili konsekuensi terluas dan paling personal yang ingin dicapai seseorang dalam hidupnya.
Daftar Pustaka Pengertian Pengetahuan Konsumen Definisi Jenis (Consumer knowledge)
Engel, F. James; Roger D. Blackwell; Paul W. Miniard. 1994. Perilaku Konsumen. Jakarta : Binarupa Aksara.
Mowen, John C; Michael Minor. 1998. Consumer Behavior 6ed. New Jersey : Prentice-Hall,Inc.
Peter, J. Paul and Jerry C. Olson. 1996. Consumer Behavior and Marketing Strategy. 4th ed. The McGraw-Hill Companies, Inc.
0 Response to "Pengertian Pengetahuan Konsumen Definisi Jenis (Consumer Knowledge)"
Post a Comment