Pengertian Dividen Bentuk Mekanisme Faktor Dan Pembayaran Kebijakan

Pengertian Dividen - dengan adanya artikel ini sahabat semua sanggup mengetahui apa itu deviden, maksud dari deviden untuk selebihnya sahabt semua juga akan mendapat bentuk bentuk dari deviden, kebijakan deviden, kebijakan serta faktor yang mempengaruhi deviden

Definisi Dividen

Dividen didefinisikan sebagai:
  • Pembagian keuntungan kepada pemegang saham perusahaan yang sebanding dengan jumlah lembar yang dimiliki (Baridwan, 1997: 37).
  • Sisa keuntungan higienis perusahaan yang didistribusikan kepada pemegang saham atas persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (Darmadji dan Fakhruddin, 2001: 127).

Dividen diberikan sesudah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapat dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif usang yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapat dividen.

Persentase pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash dividen disebut dividen payout ratio (Riyanto, 1995: 266) dimana semakin tinggi tingkat dividen payout ratio yang ditetapkan oleh suatu perusahaan, maka semakin kecil dana yang tersedia untuk ditanamkan kembali di dalam perusahaan. Hal ini berarti akan menghambat pertumbuhan perusahaan. Apabila dividen tidak dibagikan, bisa jadi investor mempersepsikan bahwa perusahaan kekurangan dana, yang mengakibatkan harga saham akan turun.

Bentuk-Bentuk Dividen
Bentuk-bentuk dividen yang dibagi oleh perusahaan ialah sebagai berikut (Baridwan, 1997: 434):

a. Dividen Kas (dividen tunai)

Dividen ini merupakan dividen yang paling umum dibagikan oleh perusahaan, dimana pembayarannya dilakukan setahun sekali. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh perusahaan biar sanggup membayar dividen ini:
  • Laba ditahan yang mencukupi
  • Kas yang memadai
  • Tindakan formal dari dewan komisaris

b. Dividen Aktiva Selain Kas (Property Dividend)
Dividen yang dibagikan dalam bentuk aktiva selain kas disebut property dividend. Aktiva yang dibagikan bisa berbentuk surat-surat berharga perusahaan lainnya yang dimiliki oleh perusahaan ataupun barang dagangan.

c. Dividen Utang (Scrip Dividend)
Dividen utang ialah komitmen yang tertulis untuk membayar jumlah tertentu di waktu yang akan datang.

d. Dividen Likuidasi
Dividen likuidasi ialah dividen yang sebagian merupakan pengembalian modal.

e. Dividen Saham
Dividen saham ialah pembagian suplemen saham tanpa dipungut pembayaran kepada para pemegang saham sebanding dengan saham yang dimilikinya.


Prosedur Pembayaran Dividen
Prosedur pembayaran dividen ialah sebagai berikut (Wacana, 1996: 98):

a. Tanggal Pengumuman
Direksi mengadakan rapat, contohnya tanggal 15 November. Pada hari tersebut, mereka mengeluarkan pengumuman yang kira-kira berbunyi sebagai berikut:
“Pada tanggal 15 November 20X1 Direksi dari perusahaan ABC mengadakan rapat dan menyatakan pembayaran dividen per kuartal sebesar Rp 50,00 per saham, ditambah dengan dividen ekstra sebesar Rp 75,00 per saham kepada pemegang saham yang tercatat per tanggal 15 Desember. Pembayaran akan dilakukan pada 2 Januari 20X2.

b. Tanggal Pencatatan Pemegang Saham
Tanggal pencatatan pemegang saham biasanya pada tanggal 15 Desember, dimana pada tanggal ini perusahaan menutup buku pencatatan pemindahtanganan dan menciptakan daftar dari pemegang saham per tanggal tersebut.

c. Tanggal Pemisahan Dividen
Hak untuk memperoleh dividen akan tetap menempel pada saham hingga empat hari sebelum tanggal pencatatan saham. Pada hari keempat sebelum tanggal pencatatan, hak dividen tidak lagi menempel pada saham. Tujuannya: menghindari keterlambatan pemberitahuan pemilik saham gres kepada perusahaan.

d. Tanggal Pembayaran
Pada tanggal 2 Januari sebagai tanggal pembayaran perusahaan akan mengirimkan cek kepada pemegang saham yang tercatat sebagai pemegang saham.

Dividen tunai
Dividen tunai merupakan:
  • Keputusan untuk membagi keuntungan berupa dividen kepada pemegang saham atau ditahan dalam bentuk keuntungan ditahan untuk membiayai investasi di masa depan.
  • Bagian integral dari perusahaan

Dividen tunai memilih penempatan laba, yaitu antara membayar kepada pemegang saham dan menginvestasikan kembali ke dalam perusahaan. Kebijakan ini berkaitan dengan penentuan pembagian keuntungan higienis antara pengguna pendapatan untuk dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen dan digunakan perusahaan sebagai keuntungan ditahan.

Laba ditahan merupakan salah satu dari sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan, tetapi dividen merupakan arus kas yang disisihkan untuk pemegang saham (Wacana, 1996: 97). Nilai saham akan maksimal kalau terjadi keseimbangan antara dividen dikala ini dan keuntungan ditahan.

Kebijakan dividen tunai (Halim dan Sarwoko, 1995: 216) yaitu:
  • Dividen tetap setiap periode - Dividen yang dibayarkan pada simpulan tahun setiap periode walaupun pendapatan berfluktuasi. Kebijaksanaan ini sanggup memenuhi keinginan pemegang saham akan penghasilan periode ini, namun dikala tahun-tahun dimana pendapatan perusahaan menurun sanggup menimbulkan kekurangan kas, lantaran kas yang ada telah disepakati untuk dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen.
  • Dividen tetap pada tingkat yang lebih rendah - Salah satu faktor yang menciptakan akal memutuskan dividen tetap pada tingkat yang lebih rendah ialah menghimpun dana dari dalam perusahaan untuk pembiayaan suatu investasi yang baru. Kebijakan ini sanggup menimbulkan respon pasar yang negatif terhadap harga saham lantaran berkurangnya penghasilan pemegang saham pada periode ini, dan untuk mengurangi risiko tersebut mungkin perusahaan sanggup mengumumkan bahwa pada masa yang tidak usang lagi atau kalau investasi yang gres sudah menghasilkan keuntungan akan ada kenaikan dividen.
  • Dividen tetap pada tingkat yang lebih tinggi - Keputusan untuk memutuskan dividen pada tingkat yang lebih tinggi memperlihatkan bahwa pendapatan juga sudah stabil pada tingkat yang lebih tinggidan perusahaan tidak membutuhkan kelebihan dana untuk membelanjaipertumbuhan. Pada banyak kasus, pendapatan-pendapatan yang lebih tinggi akan mengakibatkan suatu kenaikan pada harga saham, dan penetapan dividen ini tidak akan mempunyai pengaruh.
  •  Dividen yang berfluktuasi sesuai dengan pendapatan - Dividen tunai yang berfluktuasi sesuai dengan pendapatan kurang disukai oleh investor, lantaran unsur ketidakpastian akan penghasilan pada periode ini. Kebijaksanaan tersebut memperlihatkan suatu kepastian jumlah dana yang tersedia di perusahaan untuk membiayai kebutuhan perusahaan.
  •  Dividen rendah yang teratur ditambah ekstra dividen - Bila tahun ini pendapatan perusahaan baik, akan dideklarasikan ekstra dividen. Pendekatan ini memperlihatkan keluwesan untuk menggunakan dana yang tersedia dengan optimal.
  •  Menghapus dividen sama sekali

Ada dua alasan bagi perusahaan untuk tidak membagikan dividen yaitu:
  1. Keadaan perusahaan mengalami kesulitan keuangan yang serius sehingga tidak memungkinkan untuk membayar dividen.
  2. Adanya kebutuhan dana yang sangat besar lantaran investasi yang sangat menarik sehingga harus menahan seluruh pendapatan untuk membelanjai investasi tersebut. Untuk mengambil keputusan menyerupai ini perusahaan harus sanggup menunjukan alasan secara sangat hati-hati kepada para investor.

Untuk mengetahui relasi antara dividen dengan harga saham, sanggup digunakan rumus penentuan harga saham dengan metode pertumbuhan konstan yaitu:


 ada gambar disini

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividen tunai
Faktor-faktor yang mempengaruhi dividen tunai (Riyanto, 1994: 202) yaitu:
  • Posisi likuiditas perusahaan, dimana semakin kuat posisi likuiditas perusahaan maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
  • Kebutuhan dana untuk membayar hutang yang berasal dari laba, maka hal ini menimbulkan semakin kecil kemampuan perusahaan untuk membagikan dividen.
  • Tingkat pertumbuhan perusahaan yang semakin tinggi, dimana kebutuhan dananya sanggup dipenuhi dengan dana yang berasal dari pasar modal, maka perusahaan sanggup memutuskan pembayaran dividen yang tinggi.
  • Pengawasan terhadap perusahaan oleh para pemegang saham.
Profitabilitas

Laporan keuangan merupakan sarana untuk mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan oleh administrasi atas sumber daya pemilik, dan dari laporan keuangan tersebut parameter yang digunakan untuk mengukur kinerja administrasi ialah laba.

Laba yang dilaporkan merupakan signal mengenai keuntungan di masa yang akan datang, oleh lantaran itu pengguna laporan keuangan sanggup menciptakan prediksi atas keuntungan perusahaan untuk masa yang akan tiba menurut signal yang disediakan oleh administrasi melalui keuntungan yang dilaporkan.

Hughes (1986) dalam Hartono (2000), memperlihatkan bahwa nilai laporan keuangan menyerupai keuntungan higienis perusahaan yang dianggap sebagai signal yang memperlihatkan nilai dari perusahaan. Hartono (2000) memperlihatkan bahwa keuntungan dan arus kas periode kemudian mempunyai manfaat untuk memprediksi keuntungan dan arus kas satu tahun ke depan.

Menurut ruang lingkupnya, ada tiga konsep keuntungan yang dikemukakan Financial Accounting Standard Board (FASB) dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) no.5, yaitu earnings, net income, dan comprehensive income. Sebagaimana dikutip Hudayati (1999), pengertian earnings ialah kenaikan ekuitas atau aktiva neto suatu perusahaan yang disebabkan lantaran kegiatan pokok maupun kegiatan di luar perjuangan selama periode tertentu. Earnings mempunyai empat komponen, yaitu revenues, expenses, gains, dan loses. Adapun net income ialah earnings ditambah atau dikurangi imbas perubahan akuntansi tahun lalu, sedangkan comprehensive income ialah net income ditambah atau dikurangi banyak sekali kenaikan aktiva yang tidak disebabkan oleh setoran modal pemilik, yang biasa disebut sebagai No Owner Change in Equity atau sanggup juga disebut keuntungan higienis sesudah pajak (Earning After Tax).
Teori Pergerakan Harga dan Volume Perdagangan Saham di Pasar

Modal

Ada dua teori yang relevan untuk menjelaskan relasi antara kandungan informasi dari banyak sekali corporate action dengan pergerakan harga atau perkembangan volume perdagangan saham di pasar modal:

a. Teori struktur modal
Dalam teori struktur modal diasumsikan bahwa walaupun perusahaan mempunyai struktur modal yang optimal, masih terjadi ketidakjelasan apakah hal itu menjelaskan imbas negatif terhadap harga saham yang dihubungkan dengan penerbitan saham baru. Alasannya ialah bahwa penambahan struktur modal yang optimal atau lebih baik dan bukan sebaliknya. Sebagai hasilnya, imbas penambahan saham gres seharusnya memperlihatkan dampak positif terhadap harga saham.

b. Teori signal
Asumsi utama dalam teori signal ialah bahwa administrasi mempunyai informasi yang akurat ihwal perusahaan yang tidak diketahui oleh investor luar, dan administrasi ialah orang yang berusaha memaksimalkan intensif yang diharapkannya, artinya administrasi umum mempunyai informasi yang lebih lengkap dan akurat dibandingkan dengan pihak luar perusahaan (investor) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan.

Asimetri informasi terjadi kalau administrasi tidak secara penuh memberikan semua informasi yang diperolehnya ihwal semua hal yang diperolehnya sanggup mempengaruhi nilai perusahaan ke pasar modal, sehingga kalau administrasi memberikan suatu informasi ke pasar, maka umumnya pasar akan merespon informasi tersebut sebagai suatu signal terhadap adanya event tertentu yang akan mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin dari perubahan harga dan volume perdagangan saham yang terjadi.


Hubungan Antara Dividen Tunai, Profitabilitas, Pertumbuhan penjualan, dan Tingkat Pengembalian Saham Terhadap Harga Saham

1. Teori-Teori
a) Pengaruh Dividen tunai Terhadap Harga Saham
Dividen tunai sanggup meningkatkan nilai perusahaan lantaran melalui pengumuman dividen, manajer sanggup mengirim signal kepada publik bahwa perusahaan mempunyai ketersediaan dana untuk membiayai aktivitasnya. Signal ini diterima publik sebagai kabar baik, sehingga reaksi yang terjadi ialah harga saham meningkat. Oleh lantaran itu rumusan hipotesis dinyatakan sebagai berikut:

Ha 1: Dividen Tunai kuat positif terhadap Harga Saham.

b) Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham
Profitabilitas kuat positif terhadap harga saham, dengan anggapan bahwa pemodal yang ada di bursa telah mempertimbangkan informasi keuntungan dalam memilih harga saham yang akan dibeli atau dijual. Dengan kata lain, informasi keuntungan yang diterbitkan melalui laporan keuangan tahunan merupakan informasi yang relevan bagi pemodal sebagai dasar dan materi pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal, khususnya dalam melaksanakan jual beli saham yang diperdagangkan di BEJ. Oleh lantaran itu rumusan hipotesis dinyatakan sebagai berikut:

Ha 2: Profitabilitas kuat positif terhadap Harga Saham.

c) Pengaruh Pertumbuhan penjualan Terhadap Harga Saham
Pertumbuhan penjualan kuat positif terhadap harga saham, dengan anggapan bahwa bila pertumbuhan penjualan tinggi maka keuntungan perusahaan akan tinggi. Hal itu akan mempengaruhi total nilai kini dari seluruh anutan kas yang akan diterima pemodal. Karena harga saham merupakan total dari nilai perusahaan, maka bila pertumbuhan penjualan meningkat diharapkan harga saham juga akan ikut meningkat. Oleh lantaran itu rumusan hipotesis dinyatakan sebagai berikut:

Ha 3: Pertumbuhan penjualan kuat positif terhadap Harga Saham.

d) Pengaruh Tingkat Pengembalian Saham Terhadap Harga Saham
Harga saham merupakan total nilai kini dari seluruh anutan kas yang akan diterima pemodal selama periode pemegang saham menurut tingkat keuntungan (rate of return) yang dianggap layak. Oleh lantaran itu rumusan hipotesis dinyatakan sebagai berikut:

Ha 4: Tingkat Pengembalian Saham kuat positif terhadap Harga
Saham.

2. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Aharony dan Swary (1995) dalam Halim dan Sarwoko (1995) menyatakan bahwa ada terdapat relasi positif antara pengumuman yang dihubungkan dengan penurunan dividen atau pengumuman yang dihubungkan dengan kenaikan dividen terhadap harga saham.

Menurut Bandi dan Jogiyanto (2000), selain profitabilitas mengandung informasi, pengumuman pembayaran dividen merupakan sumber informasi dan mengakibatkan reaksi pasar kuat dan positif. Kebijakan dividen mempunyai banyak aspek daya tarik menyerupai prosedur transmisi informasi.

Menurut Munthe (2002), perubahan dividen dengan terperinci diartikan sebagai aba-aba mengenai prospek masa depan perusahaan. Pasar memperlihatkan reaksi kuat dan eksklusif terhadap pengumuman kenaikan dividen, namun hingga dikala ini kebijakan ihwal dividen tetap merupakan suatu teka-teki.

Penelitian yang dilakukan oleh Amsari (1993), Soetjipto (1997), Raharjo (2000), Bukit (2000) dalam Wahyu dan Ekawati (2002), menyimpulkan bahwa harga saham akan tetap dengan adanya perubahan dividen. Sedangkan Sujoko (1999), Fatmawati (1999), dan Kartini (2001) dalam Wahyu dan Ekawati (2002), menyimpulkan bahwa harga saham akan berubah seiring dengan adanya perubahan dividen di Bursa Efek Jakarta.

Menurut Arsyah (1999), ada beberapa bukti bahwa kekuatan pasar akan berubah ketika ada informasi yang layak diperhatikan. Ketika dividen dinaikkan, maka harga akan cenderung naik dan begitu juga sebaliknya, dimana ketika dividen turun maka harga akan cenderung turun.

Variasi harga saham ditentukan oleh banyak faktor selain dividen, baik yang berasal dari lingkungan internal maupun lingkungan eksternal perusahaan, yaitu profitabilitas, pertumbuhan penjualan, tingkat pengembalian saham, dan sebagainya.

 dengan adanya artikel ini sahabat semua sanggup mengetahui  Pengertian Dividen Bentuk Prosedur Faktor dan Pembayaran Kebijakan


Beberapa penelitian terdahulu mengenai keuntungan dan harga saham:
  • Ball dan Brown (1968) dalam Natarsyah (2000), menduga manfaat keberadaan angka keuntungan akuntansi dengan menguji kandungan informasi dan ketepatan waktu dari angka keuntungan tersebut. Mereka memperlihatkan bahwa informasi yang terkandung dalam angka keuntungan akuntansi ialah berguna, yaitu kalau keuntungan yang sebenarnya berbeda dengan keuntungan keinginan investor, maka pasar bereaksi yang tercermin dalam pergerakan harga saham sekitar tanggal pengumuman laba. Harga saham cenderung naik apabila keuntungan yang dilaporkan lebih besar dari keuntungan harapan, dan sebaliknya harga saham cenderung turun apabila keuntungan yang dilaporkan lebih kecil dari pada keuntungan harapan.
  • Foster (1977) dalam Teguh (2002) melaksanakan penelitian ulang Ball dan Brown dengan menggunakan data penghasilan (income) kuartalan dan return saham harian. Model yang digunakan untuk mengestimasi penghasilan yang diharapkan ialah time series dan asing return saham dihitung dengan menggunakan Capital Asset Pricing Model (CAPM). Untuk mengamati relasi antara unexpected income dengan asing return saham digunakan cumulative asing return (CAR). Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa laporan keuangan kuartalan mempunyai kandungan nilai informasi dimana penghasilan kuartalan kuat terhadap harga saham yang ditunjukkan dengan adanya relasi yang signifikan antara tanda positif unexpected income dengan tanda positif asing return saham dan sebaliknya.
  • Majuroh (2004) dalam Sungkowo (1998), melaksanakan penelitian dengan topik imbas keuntungan higienis dan arus kas terhadap harga saham. Teknik analisis data yang digunakan ialah regresi linier sederhana dan regresi linier berganda. Dari 30 sampel yang diteliti, hasil penelitian menyimpulkan bahwa keuntungan higienis dan arus kas (dari kegiatan operasi) mempunyai imbas positif terhadap harga saham tetapi tidak signifikan, kecuali untuk arus kas (dari kegiatan pendanaan dan investasi) yang memperlihatkan imbas negatif.
  • Sulistiono (1994) dalam Natarsyah (2000), menganalisis beberapa faktor yang kuat terhadap harga saham dan menemukan bahwa ROA, dividen, financial leverage, pertumbuhan penjualan, tingkat likuiditas dan tingkat bunga deposito secara simultan kuat terhadap harga saham.
  • Sungkowo (1998) menguji imbas keuntungan higienis sesudah pajak terhadap harga saham. Pada penelitiannya, Sungkowo menemukan bahwa keuntungan higienis sesudah pajak mempengaruhi harga pasar saham sekitar tanggal publikasi laporan keuangan dengan nilai koefisien regresi bernilai positif, namun imbas tersebut tidak signifikan.
  • Penelitian lainnya mengenai keuntungan dan harga saham dalam Sungkowo (1998), Olsen (1996) mengemukakan bahwa informasi ihwal keuntungan perusahaan sangat dibutuhkan dalam melaksanakan evaluasi terhadap saham. Cates (1998) juga menyebutkan bahwa laporan keuangan menyerupai keuntungan perusahaan harus digunakan sebagai sumber informasi bilamana hendak melaksanakan analisis yang akurat terhadap harga saham. Secara lebih spesifik, Samuel (1991) menyampaikan bahwa ketika keuntungan meningkat maka harga saham cenderung naik, sedangkan ketika keuntungan menurun maka harga saham juga ikut menurun.

Daftar Pustaka

Baridwan, Zaki. 1997. Akuntansi Intermediate. Yogyakarta: BPFE.

Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin. 2001. Pasar Modal di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

Riyanto, Bambang. 1994. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Gadjah Mada.

Wacana, Jaka. 1996. Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga.

Halim, Abdul dan Sarwoko. 1995. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yayasan: AMP YKPN.

Semoga dengan adanya postingan dengan judul Pengertian Devinden Bentuk Prosedur Faktor  dan Pembayaran Kebijakan dapat membantu anda dalam memahami ihwal apa itu Devinden semoga bermanfaat.

0 Response to "Pengertian Dividen Bentuk Mekanisme Faktor Dan Pembayaran Kebijakan"

Post a Comment