Pengertian Aktiva Tetap >> Aset, Penggolongan Serta Penyusutan

1. Pengertian Aktiva Tetap
Aktiva  yaitu sumber daya ekonomi yang diperoleh dan dikuasai oleh suatu perusahaan sebagai hasil dari transaksi masa lalu, salah satunya yaitu aktiva tetap yang digunakan perusahaan dalam aktivitas operasional perusahaan dalam menghasilkan produk. Untuk menghasilkan produk ini maka peranan aktiva tetap sangat besar, ibarat lahan sebagai daerah berproduksi, bangunan sebagai daerah pabrik dan kantor, mesin dan peralatan sebagai alat untuk berproduksi dan lain-lain. Aktiva tetap juga merupakan belahan utama dalam penyajian posisi keuangan perusahaan.

Untuk memahami tentang aktiva tetap, terdapat beberapa pendapat yang akan dikemukakan antara lain sebagai berikut:

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 16 paragraf 5 menyebutkan bahwa:

“Aktiva tetap yaitu aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka aktivitas normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun”. (Ikatan Akuntan Indonesia. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat, Jakarta, 2004, No 16  Paragraf 5)

Dari pengertian aktiva tetap di atas, yan g dimaksud dengan aktiva tetap adalah:
  1. Merupakan aktiva berwujud
  2. Memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun
  3. Digunakan dalam aktivitas operasi perusahaan
  4. Tidak dimaksudkan untuk dijual kembali

Menurut pendapat Sofyan Safri H menyatakan bahwa  pengertian aktiva tetap yaitu sebagai berikut:

“Aktiva tetap yaitu aktiva yang menjadi hak milik perusahaan dan dipergunakan secara terus-menerus dalam aktivitas menghasilkan barang dan jasa perusahaan”. (Sofyan Safri H. Akuntansi Aktiva Tetap. PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, Hal 20)

2. Pengakuan aktiva tetap

Perusahaan harus segera mengakui setiap aktiva yang dimiliki dan mengelompokkannya  sebagai aktiva tetap, apabila aktiva yang dimaksud memenuhi pengertian dan mempunyai sifat-sifat sebagai aktiva tetap. Mengenai ratifikasi aktiva tetap ini, Ikatan Akuntan Indonesia memperlihatkan pernyataan dalam PSAK Nomor 16 paragraf 06, yaitu: (Ikatan Akuntan Indonesia, op.cit., No 16 paragraf 6)

Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap apabila:
  • Besar kemungkinan bahwa manfaat keekonomisan di masa yang akan tiba yang berkaitan dengan aktiva tersebut akan mengalir dalam perusahaan; untuk sanggup menilai apakah manfaat keekonomisan di masa yang akan datang  tersebut akan mengalir ke dalam perusahaan maka harus di nilai tingkat kepastian terjadinya fatwa manfaat keekonomisan tersebut, yang juga memerlukan suatu kepastian bahwa perusahaan akan mendapatkan imbalan dan mendapatkan resiko terkait.
  • Biaya perolehan aktiva sanggup di ukur secara handal; sedangkan kriteria kedua  mengarah kepada bukti-bukti yang diharapkan untuk mendukungnya.

Dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan ditekankan pula problem pengendalian manfaat yang diharapkan dari suatu aktiva. Agar aktiva yang digunakan sanggup memperlihatkan manfaat yang optimal terhadap aktivitas operasi perusahaan.

Dengan demikian satu hal yang penting yang berkaitan pula dengan ratifikasi suatu aktiva yaitu perusahaan mempunyai kendali atas manfaat yang diharapkan dari aktiva tersebut.

3. Penggolongan aktiva tetap
Aktiva tetap dikelompokkan lantaran mempunyai sifat yang berbeda dengan aktiva lainnya. Kriteria aktiva tetap terdiri dari banyak sekali jenis barang maka dilakukan penggelompokkan lebih lanjut atas aktiva-aktiva tersebut. Pengelompokkan itu tergantung pada kecerdikan akuntansi perusahaan masing-masing lantaran umumnya semakin banyak aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan maka semakin banyak pula kelompoknya.

Aktiva tetap yang dimiliki perusahaan terdiri dari banyak sekali jenis dan bentuk, tergantung pada sifat dan bidang perjuangan yang diterjuni perusahaan tersebut. Aktiva tetap sering merupakan suatu belahan utama dari aktiva perusahaan, karenanya signifikan dalam penyajian posisi keuangan. Nilai yang relatif  besar serta jenis dan bentuk yang bermacam-macam dari aktiva tetap menimbulkan peusahaan harus hati-hati dalam menggolongkannya.

Dari macam-macam aktiva tetap, untuk tujuan akuntansi dilakukan penggolongan sebagai berikut:
  • Aktiva tetap yang umumnya tidak terbatas ibarat tanah untuk letak perusahaan, pertanian dan peternakan.
  • Aktiva tetap yang umumnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya  sanggup diganti dengan aktiva yang sejenis, contohnya bangunan, mesin, alat-alat, mebel dan lain-lain.
  • Aktiva tetap yang umumnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya tidak sanggup diganti dengan aktiva yang sejenis, contohnya sumber-sumber alam ibarat hasil tambang dan lain-lain.

Menurut Sofyan Safri H aktiva tetap sanggup dikelompokkan dalam banyak sekali sudut antara lain: (Sofyan safri H, op.cit., Hal 22)

a. Sudut substansi, aktiva tetap sanggup dibagi:
  1. Tangible Assets atau aktiva berwujud ibarat lahan, mesin, gedung, dan peralatan.
  2. Intangible Assets atau aktiva yang tidak berwujud ibarat Goodwill, Patent, Copyright, Hak Cipta, Franchise dan lain-lain.

b. Sudut disusutkan atau tidak:
  1. Depreciated Plant Assets yaitu aktiva tetap yang disusutkan ibarat Building (Bangunan), Equipment (Peralatan), Machinary (Mesin), Inventaris,  Jalan dan lain-lain.
  2. Undepreciated Plant Assets yaitu aktiva yang tidak sanggup disusutkan, ibarat land (Tanah).

c. Berdasarkan Jenis
Aktiva tetap berdasarkan jenis sanggup dibagi sebagai berikut:
  1. Lahan - Lahan yaitu bidang tanah terhampar baik yang merupakan daerah bangunan maupun yang masih kosong. Dalam akuntansi apabila ada lahan yang didirikan bangunan diatasnya harus dipisahkan pencatatan dari lahan itu sendiri.
  2. Bangunan gedung - Gedung yaitu bangunan yang berdiri di atas bumi ini baik di atas lahan/air. Pencatatannya harus terpisah dari lahan yang menjadi lokasi gedung.
  3. Mesin - Mesin termasuk peralatan-peralatan yang menjadi belahan dari mesin yang bersangkutan.
  4. Kendaraan - Semua jenis kendaraan ibarat alat pengangkut, truk, grader, traktor, forklift, mobil, kendaraan bermotor dan lain-lain.
  5. Perabot - Dalam jenis ini termasuk perabotan kantor, perabot laboratorium, perabot pabrik yang merupakan isi dari suatu bangunan
  6. Inventaris - Peralatan yang dianggap merupakan alat-alat besar yang digunakan dalam perusahaan ibarat inventaris kantor, inventaris pabrik, inventaris laboratorium, inventaris gudang dan lain-lain.
  7. Prasarana - Prasarana merupakan kebiasaan bahwa perusahaan menciptakan pembagian terstruktur mengenai khusus prasarana seperti: jalan, jembatan, roil, pagar dan lain-lain.

Penyusutan

1. Pengertian penyusutan
Di samping pengeluaran dalam masa penggunaannya, problem penyusutan merupakan problem yang penting selama masa penggunaan aktiva tetap.

Yang dimaksud dengan penyusutan berdasarkan Akuntansi Perpajakan terapan yaitu sebagai berikut :

“Proses alokasi sebagian  harga perolehan aktiva menjadi biaya (costallocation), sehingga biaya tersebut mengurangi keuntungan usaha” (Prabowo, Yusdianto, Op.cit, Hal 22)

Pengertian penyusutan ini tidak sama ibarat pengertian dalam ekonomi perusahaan yang menekankan bahwa penyusutan itu merupakan cadangan untuk pembelian aktiva tetap gres sehabis aktiva tetap yang lama tidak digunakan lagi.

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 17 paragraf 2 ihwal Akuntansi Penyusutan  menyatakan bahwa:

“Penyusutan yaitu alokasi jumlah suatu aktiva yang sanggup disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi, penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan kependapatan baik secara eksklusif maupun tidak langsung”. (Ikatan Akuntan Indonesia, Op.cit, No 17 Paragraf 2)

Akuntansi penyusutan merupakan suatu sistem akuntansi yang bertujuan untuk mendistribusikan harga perolehan atau nilai dasar lain, sehabis dikurangi nilai sisa (jika ada) dari harga aktiva berwujud, terhadap masa pemakaian yang ditaksir untuk harga tetap yang bersangkutan. Penyusutan merupakan proses alokasi dan penilaian (valuation). Penyusutan untuk tahun berjalan merupakan belahan dari biaya total yang dialokasikan pada tahun tersebut berdasarkan sistem yang berlaku. Meskipun alokasi secara masuk akal sanggup mempertimbangkan kejadian yang timbul selama tahun berjalan, tetapi penyusutan bukanlah dimaksudkan untuk mengukur efek dari kejadian itu. Tujuan dari penyusutan yaitu untuk menyajikan informasi ihwal penyusutan yang dilaporkan sebagai alokasi biaya yang diharapkan sanggup berkhasiat bagi para pemakai laporan keuangan. Informasi ihwal penyusutan merupakan hal yangcukup penting bagi pemakai laporan keuangan, terutama dalam kaitannya earning power, yaitu mengenai:
  • Proses perbandingan beban terhadap pendapatan untuk menghitung keuntungan periodik.
  • Tingkat keefektifan manajemen dalam memakai sumber daya.

Kebijakan pajak untuk penyusutan harus mempertimbangkan 3 (tiga) hal, yaitu: (Erly Suandy, Perencanaan Pajak, Edisi 3, Salemba empat, Jakarta, 2006, Hal 30) 
  • Keadilan pajak, dengan adanya penyusutan, maka perusahaan manufaktur dan jenis perjuangan yang padat modal (capital intensive) akan sangat diuntungkan dibandingkan perusahaan jasa ataupun jenis perjuangan padat karya (labor intensive).
  • Kebijakan ekonomi, dengan adanya penyusutan membawa akhir pada peningkatan investasi (capital growth) sehingga EAT/ROI/CF menjadi meningkat.
  • Administrasi, pemilihan jenis penyusutan harus diubahsuaikan dengan beberapa hal, yaitu besarnya biaya administrasi, sumber daya manusia, dan kepatuhan wajib pajak.

2. Faktor-faktor yang menimbulkan diadakannya  penyusutan

Menurut Zaki Baridwan faktor-faktor yang menimbulkan penyusutan bisa dikelompokkan menjadi dua yakni: ( Zaki Baridwan, Intermediate Acounting, Edisi 8, BPFE Yogyakarta, 2004, Hal 306)
  1. Faktor-faktor fisik
  2. Faktor-faktor fungsional

Hal-hal yang menimbulkan terbatasnya masa penggunaan aktiva tetap tersebut antara lain lantaran adanya faktor-faktor fisik yang mengurangi atau bahkan tidak dipergunakan lagi, yang disebabkan karena:
  1. Aus lantaran digunakan - Oleh lantaran pemakaian aktiva tetap dalam proses produksi tidak hanya sekali saja, tetapi berlangsung terus menerus secara kontiyu menimbulkan kapasitas dan produktivitas yang dimiliki aktiva itu akan semakin berkurang nilainya sehingga kualitas dan kuantitas yang dihasilkan dalam proses produksi semakin berkurang pula hasilnya.
  2. Aus lantaran umur - Setiap aktiva sanggup aus seiring dengan perjalanan waktu. Sekalipun aktiva tetap ini belum pernah dipakai, namun dengan adanya faktor kimia yang diakibatkan oleh efek alam ibarat hujan, panas dan udara terhadap aktiva tersebut akan menimbulkan kerusakan dan mungkin tidak efisien untuk dipergunakan lagi.
  3. Kerusakan-kerusakan - Kerusakan suatu aktiva sanggup disebabkan oleh kurang hati-hati atau kurang sempurna dalam cara pengguanaan aktiva tetap, juga yang disebabkan oleh tragedi seperti; gempa bumi, banjir atau kebakaran yang tidak sepenuhnya sanggup dipergunakan kembali atau bahkan aktiva tetap itu tidak sanggup dipergunakan sama sekali.


Adapun faktor lain, selain faktor fisik yang menimbulkan perlunya diadakan penyusutan yaitu faktor fungsional yang juga sanggup mengurangi atau menimbulkan suatu aktiva tetap tidak sanggup dipergunakan lagi, yaitu:
  1. Ketidaklayakan - Dengan meningkatkan daya beli konsumen yang melampui kemampuan alat produksi yang tersedia akan menimbulkan alat-alat produksi yang tersedia secara teknis masih sanggup dipergunakan, tetapi secara hemat telah memperlihatkan kemunduran, lantaran tidak lagi memenuhi syarat-syarat yang menunjang skala ekonomis. Oleh lantaran itu, untuk memenuhi permintaan konsumen perlu adanya penggantian alat-alat produksi gres yang mempunyai kapasitas produksi lebih besar dibanding alat-alat lama.
  2. Keusangan - Kemajuan dan pembaharuan  teknis yang terus menerus membawa akhir alat-alat produksi yang lama secara hemat dianggap sudah kuno. Perbaikan  dan pembaharuan teknis yang tiba terus menerus dengan cepat sanggup menimbulkan daya guna hemat alat-alat produksi lama akan semakin berkurang atau secara hemat tidak sanggup dipergunakan lagi dan perlu di ganti dengan peralatan yang baru.
  3. Penghentian permintaan - Suatu alat produksi tidak akan mempunyai nilai lantaran hasil produksinya tidak sanggup dipertahankan lagi di pasaran. Ini disebabkan lantaran perubahan selera atau kebutuhan konsumen yang semakin beragam. Barang-barang hasil produksi tersebut dianggap kuno oleh konsumen, sehingga tidak sanggup mengemban amanah lagi untuk merebutkan pangsa pasar.


3. Karakteristik aktiva tetap yang sanggup disusutkan

a. Digunakan dalam aktivitas usaha.
b. Nilainya menurun secara bertahap.
Beberapa aktiva yang tidak sanggup disusutkan lantaran nilainya tidak menurun yaitu tanah, aktiva pendanaan, barang dagangan, dan persediaan.

c. Disusutkan jikalau masa manfaat lebih dari satu tahun. Untuk aktiva tetap tak berwujud, penyusutannya disebut amortisasi.

d. Pihak yang berhak melaksanakan penyusutan adalah:
  • Pihak yang memakai aktiva tetap tersebut dalam aktivitas usaha.
  • Pemilik, sanggup dibagi menjadi legal owner dan beneficial owner.

e. Saat dilakukan penyusutan pada ketika pertama kali digunakan.
f. Dasar penyusutan dalah harga perolehan atau harga revaluasi. Harga penggantian dilarang menjadi dasar penyusutan.

4. Kriteria aktiva yang disusutkan 
  •  Diharapkan digunakan selama lebih dari satu periode akuntansi.
  • Memiliki suatu masa manfaat yang terbatas.
  • Ditahan oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam proses produksi atau memasok barang atau jasa, untuk disewakan, atau tujuan administrasi.

Pada artikel kali ini yaitu Pengertian aktiva tetap dan pengertian penyusutan serta karakteristik dan faktor penyusutan memakai footnote, semoga dengan adanya goresan pena ini sahabat semua mendapatkan manfaatnya.

0 Response to "Pengertian Aktiva Tetap >> Aset, Penggolongan Serta Penyusutan"

Post a Comment