Ketuban Pecah Dini Preterm Pengertian, Penyebab Askep

Pengertian Ketuban Pecah Dini - Ketuban pecah dini yaitu pecahnya selaput ketuban sebelum ada tanda-tanda persalinan (Arif Mansjoer, 2001: 310).

Pengertian Ketuban Pecah Dini Preterm
Ketuban pecah dini preterm yaitu pecahnya ketuban disertai keluarnya cairan amnion sebelum  proses persalinan dimulai pada kehamilan kurang bulan (preterm) (Pillitteri, Adele, 2002 :107).
Ketuban Pecah Dini Preterm Pengertian, Penyebab Askep

Patogenesis
  • Adanya hipermotilitas rahim yang sudah terjadi sebelum ketuban pecah
  • Selaput ketuban terlalu tipis (kelainan ketuban) 
  • Infeksi (amnionitis atau korioamnionitis) 
  • Ketuban pecah artifisial (amniotomi), dimana ketuban dipecahkan terlalu dini.
    (Rustam Mochtar,1998 : 256)

Faktor Predisposisi 
  • Overdistensi uterus
  • Malposisi  
  • Disproporsi 
  • Serviks inkompeten 
  • Keadaan sosial ekonomi yang rendah
    (http://medlinux.blogspot.com/2007)

Patofisiologi
Mekanisme terjadinya ketuban pecah dini sanggup berlangsung sebagai berikut:
  • Selaput ketuban tidak berpengaruh sebagai akhir kurangnya jaringan ikat dan vaskularisasi.
  • Bila terjadi pembukaan serviks selaput ketuban sangat lemah dan gampang pecah dengan mengeluarkan air ketuban.
    (Manuaba,1998 : 229)
Dalam catatan kuliah OBGIN Plus disebutkan bahwa prosedur terjadinya ketuban pecah dini preterm yaitu sebagai berikut: “Kolagen terdapat pada lapisan kompakta amnion, fibroblas, jaringan retikuler korion dan trofoblas. Sintetis maupun regradasi jaringan kolagen dikontrol oleh  sistem acara dan inhibisi

Interleukin-1   (IL-1). Jika ada nanah dan inflamasi, terjadi peningkatan peningkatan acara IL-1 dan prostaglandin, menghasilkan kolagenase jaringan, sehingga terjadi depolimenasasi kolagen dan selaput korioamnion, mengakibatkan selaput ketuban tipis lemah dan gampang pecah (http://www.geocities.com/2008).


Manifestasi Klinis 
  • Keluar air ketuban warna putih keruh, jernih, kuning, hijau atau kecoklatan sedikit-sedikit atau sekaligus banyak
  • Dapat disertai demam bila ada infeksi 
  • Janin gampang diraba 
  • Pada investigasi dalam ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering 
  • Inspekulo : tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada dan air ketuban sudah kering.
    (Arif Mansjoer, 2001 : 310)
 yaitu pecahnya selaput ketuban sebelum ada tanda Ketuban Pecah Dini Preterm Pengertian, Penyebab Askep

Diagnosis 
  • Memeriksa adanya cairan yang berisi mekoneum, verniks kaseosa, rambut lanugo dan bila terinfeksi berbau.
  • Inspekulo : melihat dan memperhatikan apakah memang air ketuban keluar dari kanalis servikalis dan apakah ada potongan yang sudah pecah.
  • Gunakan kertas lakmus (litmus)
    Bila menjadi biru (basa) berarti air ketuban 
    Bila menjadi merah (asam) berarti urin 
  • Pemeriksaan pH forniks posterior pada KPD yaitu basa (air ketuban) 
  • Pemeriksaan histopologi air (Ketuban) 
  • Aborizaton dan sitologi air ketuban.  (Rustam Mochtar, 1998 : 256) 
  • Pemeriksaan leukosit darah >15.000/ul bila terjadi infeksi 
  • Amniosintesis (Arif Mansjoer, 2001 : 313)

Pengaruh Ketuban Pecah Dini 
  • Terhadap Janin
    Meskipun ibu belum menunjukkan gejala-gejala nanah tetapi janin sudah terkena infeksi, lantaran nanah intra uterin lebih dulu terjadi (amnionitis, vaskulitis) sebelum tanda-tanda pada ibu dirasakan.   
  • Terhadap Ibu
    Karena jalan telah terbuka, akan terjadi nanah intra partal, apalagi bila terlalu sering diperiksa dalam. Selain itu, juga sanggup dijumpai nanah puerpuralis (nifas), peritonitis dan septikemia serta dry-labor (partus kering). ibu akan lelah lantaran terlalu usang berbaring di tempat tidur, partus akan menjadi lama, suhu tubuh naik, nadi cepat dan muncul gejal-gejala infeksi. 
    (Rustam Mochtar, 1998 : 257)

Komplikasi
1 Janin
a. IUFD
  • Definisi
    Inrta Uterine Fetal Death (IUFD) yaitu maut hasil konsepsi sebelum dikeluarkan dengan tepat dari ibunya tanpa memandang tuanya kehamilan (Hanifa Wiknjosastro, 2002 : 786).
  • Penilaian Klinik 
    • Pertumbuhan janin tidak ada, bahkan janin mengecil sehingga tinggi fundus uteri mengecil.
    • Bunyi jantung janin tak terdengar dengan fetoskop 
    • Ibu mencicipi gerakan janin menghilang 
    • Berat tubuh ibu turun 
    • Tulang kepala kolaps 
    • Hasil investigasi USG terlihat tidak ada kehidupan pada janin 
    • Pemeriksaan radiologi :  tulang kepala janin tampak tumpang tindih satu sama lain, tulang  belakang hiperfleksi,  tampak citra gas pada jantung dan pembuluh darah. 
    • Edema disekitar tulang kepala 
    • Pemeriksaan hCG urin menjadi negatif (Abdul Bari S, 2002 :335)

  • Komplikasi 
    • Trauma emosional yang berat terjadi bila waktu antara janin dan persalinan cukup lama
    • Infeksi bila ketuban pecah 
    • Terjadi koagulopati bila maut jnain berlangsung lebih dari 2 ahad (Abdul Bari S, 2002 :336)


b. Prolaps Tali Pusat

1. Definisi
Prolaps tali sentra yaitu prolapsnya tali sentra sepanjang atau di potongan depan presentasi saat membran sudah tidak ada (Champan, Vicky, 2006: 282).

2. Faktor Risiko 
  • Pemecahan ketuban artificial
  • Bayi kecil atau preterm 
  • Malpresentasi 
  • Paritas tinggi 
  • Kepala besar
    (Champan, Vicky, 2006: 283).


 3.  Diagnosis 
  • Teraba tali pusat  di depan potongan terendah janin (tali sentra terkemuka).
  • Tali sentra keluar di vagina segera sehabis ketuban pecah (tali sentra menumbung). ( Abdul Bari S, 2002 ; M-82)


c.  Asfiksia

1. Definisi
Asfiksia yaitu keadaan dimana bayi tidak segera bernafas secara impulsif dan teratur sehabis dilahirkan (Rustam Mochtar,1998: 427).

2. Etiologi
Asfiksia disebabkan oleh hipoksia janin yang berafiliasi dengan factor-faktor yang timbul dalam kehamilan, persalinan atau segera sehabis bayi lahir. Hipoksia janin yang mengakibatkan asfiksia neonatorum terjadi lantaran gangguan pertukaran gas serta transport oksigen dari ibu ke janin sehingga sanggup mengganggu persediaan O2  dan dalam menghilangkan CO2,  gangguan ini sanggup berlangsung secara menahun akhir kondisi atau kelainan pada ibu selama kehamilan, atau secara mendadak lantaran hal-hal yang diderita ibu selama persalinan(Hanifa Wiknjosastro,2002 : 709).

3. Klasifikasi Klinik Nilai APGAR 
  • Asfiksia berat (Nilai APGAR 0-3)
  • Asfiksia ringan sedang (Nilai APGAR 4-6) 
  • Bayi normal atau sedikit asfiksia (Nilai APGAR  7-   9) 
  • bayi Normal (Nilai APGAR 10) (Rustam Mochtar, 1998 :427)


4. Diagnosis
a). In utero 
  • DJJ ireguler dan frekuensinya >160 atau kurang dari 100 kali permenit
  • Terdapat mekonium dalam air ketuban
  • Analisa air ketuban/amnioskopi
  • Ultrasonografi


b). Setelah bayi lahir 
  • bayi tampak pucat dan kebiru-biruan serta tidak bernafas 
  • Kalau sudah mengalami perdarahan di otak maka ada tanda-tanda neurologik menyerupai kejang, nistagmus, dan menangis kurang baik/tidak menangis.  ( Rustam Mochtar,1998 : 428-429)


d. Prematuritas

1. Definisi
Prematuritas yaitu kelahiran hidup bayi yang berat < 2500 gram pada usia kehamilan kurang dari 37 ahad www.klinikmedis.com

2. Faktor Risiko Prematuritas

a) Mayor 
  • Kehamilan multipel
  • Hidramnion  
  • Anomali uterus 
  • Serviks terbuka >1cm pada kehamilan 32 minggu 
  • Servik mendatar/memendek kurang dari 1cm kehamilan minggu
  • Riwayat abortus pada trimester II lebih dari 1 kali
  • Riwayat persalinan preterm sebelumnya
  • Operasi abdominal pada kehamilan preterm
  • Iritabilitas uterus

b) Minor 
  • Penyakit yang disertai demam
  • Perdarahan pervaginam sehabis kehamilan 12 minggu 
  • Riwayat pielonefritis 
  • Merokok lebih dari 10 batang perhari 
  • Riwayat abortus pada trimester II
    (http://www.klinikmedis.com/2008).

3. Tanda dan Gejala Bayi Prematur 
  • Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 ahad
  • Berat tubuh sama dengan atau kurang dari 2500 gram
  • Panjang tubuh sama dengan atau kurang dari 46 cm
  • Kuku panjangnya belum melewati ujung jari
  • Batas dahi dan rambut kepala belum terperinci
  • Lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm
  • Lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm
  • Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang
  • Rambut lanugo masih banyak
  • Tulang rawan daun indera pendengaran belum tepat pertumbuhannya
  • Tumit mengkilap, telapak kaki halus 
  • Testis belum turun ke dalam skrotum (bayi laki-laki), klitoris menonjol  dan labia mayora belum tertutup labia minora (bayi perempuan)
  • Tonus otot lemah
  • Fungsi saraf belum atau kurang matang 
  • Vernik kaseosa tidak ada atau sedikit
    (Asrining Surasmi, 2003 : 32)


Ibu
a. Partus usang
1. Definisi
Partus usang yaitu persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primi dan lebih dari 18 jam pada multi (Rustam Mochtar,1998 : 384).

2. Etiologi 
  • Kelainan letak janin
  • Kelainan-kelainan panggul 
  • Kelainan his 
  • Pimpinan partus yang salah 
  • Janin besar atau ada kelainan kongenital 
  • Primitua 
  • Grandemulti, perut gantung 
  • Ketuban pecah dini
    (Rustam Mochtar,1998 : 384)


3. Diagnosis
  • Ibu
    Gelisah, letih, suhu tubuh meningkat, berkeringat, nadi cepat, pernapasan cepat, dan meteorismus. Di kawasan lokal sering dijumpai ring bandl, edema vulva, edema serviks, cairan ketuban berbau, dan terdapat mekonium.
  • Janin 
    • DJJ cepat/hebat/tidak teratur bahkan negatif , air ketuban terdapat mekonium, kental, kehijau-hijauan dan berbau.
    • Kaput suksedanum yang besar 
    • Moulage kepala yang hebat 
    • kematian janin dalam kandungan  
    • Kematian janin intra pratal  
      (Rustam Mochtar,1998: 385)

b.  Infeksi
1. Definisi
Infeksi yang dimaksud yaitu nanah intrapartal (korioamnionitis, amnionitis, nanah intra amnion) yaitu nanah akut yang terjadi pada cairan ketuban , janin dan selaput korioamnion yang disebabkan oleh kuman (Abdul Bari S, 2002 :255). 

2. Tanda Gejala 
  • Febris diatas 38 derajat Celcious
  • Takikardia (>100 denyut permenit) 
  • Fetal takikardia (>160 denyut per menit) 
  • Nyeri tekan abdomen 
  • Cairan amnion berwarna keruh atau hijau dan berbau 
  • Leukositosis pada investigasi darah tepi (>15000-20000/mm3) 
  • Pemeriksaan penunjang lain ; leukosit esterase (+)
    (http;//www.geocities.com/2008)

c.  Atonia uteri
1. Definisi
Atonia uteri yaitu hilangnya tonus otot uterus sehingga tidak bisa berkontraksi dengan baik sehabis melahirkan (Champan, Vicky.2006: 264).

2. Faktor Predisposisi 
  • Gestasi multipel
  • Hidramnion 
  • Bayi besar 
  • Mioma uteri 
  • Persalinan melalui operasi 
  • Persalinan yang cepat 
  • Plasenta previa 
  • Induksi persalinan 
  • Usia lebih dari 30 tahun 
  • Partus usang
    (Pillitteri, Adele, 2002 : 43)


d. Hemorarghia Post Partum (HPP)

1. Definisi
Hemorarghia post partum atau perdarahan post partum yaitu perdarahan lebih dari 500-600 ml dalam masa 24 jam sehabis anak lahir (Rustam Mochtar, 1998 : 298).

2. Etiologi 
  • Atonia uteri
  • Sisa plasenta dan selaput ketuban 
  • Robekan jalan lahir 
  • Paenyakit darah
    (Rustam Mochtar,1998 : 300).

3. Klasifikasi 
  • HPP Primer yaitu HPP yang terjadi dalam 24 jam sehabis anak lahir
  • HPP sekunder yaitu HPP yang terjadi sehabis 24 jam sehabis anak lahir.
    (Rustam Mochtar, 1998 : 298) 

e. Infeksi nifas
1. Definisi
Infeksi nifas yaitu kenaikan suhu hingga 38 derajat Celcious tau lebih selama 2 hari dalam 10  hari pertama post partum (Hanifa Wiknjosastro, 2002: 689).

2.  Faktor Predisposisi 
  • Semua keadaan yang sanggup menurunkan daya tahan penderita, menyerupai perdarahan banyak, pre-eklampsia.
  • Partus usang terutama pada ketuban pecah dini  
  • Bedah vaginal 
  • Tertinggalnya selaput ketuban, sisa plasenta, dan bekuan darah
    (Hanifa Wiknjosastro, 2002: 691).    


Penanganan
1. Konservatif

 Syarat-syarat penanganan konservatif 
  • Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi
  • Pasien di rawat di rumah sakit dan bed rest 
  • Diberikan antibiotika profilaksis untuk mencegah infeksi 
  • Diberikan obat-obatan tokolitik untuk menunda proses persalinan 
  • Diberikan kortikosteroid untuk proses pematangan paru

2. Aktif
Bila dalam penanganan secara konservatif muncul tanda-tanda nanah maka segera dilakukan induksi persalinan tanpa memandang usia kehamilan . Induksi persalinan sebagai perjuangan biar persalinan mulai berlangsung dengan jalan merangsang timbulnya his ternyata sanggup menimbulkan komplikasi-komplikasi yang adakala tidak begitu ringan sehingga kegagalan dari induksi persalinan biasanya diselesaika dengan tindakan bedah sesar.  (http://medlinux.blogspot.com/2007).


Konsep Komplikasi
Komplikasi yaitu penyakit yang gres timbul sebagai komplemen pada penyakit yang sudah ada (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002 : 584).


Konsep Gambaran Komplikasi Ketuban Pecah Dini Preterm 
1. Gambaran Komplikasi Ketuban Pecah Dini Preterm Pada Janin
Ketuban pecah dini merupakan bahaya bagi janin , khususnya jikalau hal ini terjadi di awal kehamilan (preterm), lantaran sehabis ruptur pertolongan terhadap janin hilang sehingga memungkinkan kuman maupun virus dari dunia luar sanggup masuk dengan gampang (Manuaba, 1998 : 229). Infeksi yang dialami janin sanggup menimbulkan kegawatan pada janin dan sanggup mengarah pada maut janin (Abdul Bari S, 2002 : 334).

Disamping itu, ketuban pecah dini sanggup mengakibatkan prolaps tali pusat. Prolaps tali sentra bisa mengakibatkan hipoksia pada janin lantaran pada kejadian prolaps tali pusat, tali sentra janin   tertekan  oleh potongan terendah janin dengan panggul sehingga mengakibatkan gangguan oksigenasi pada janin (Champan, Vicky, 2006 : 283).

Hipoksia yang terjadi pada janin  sanggup menimbulkan asfiksia pada neonatus.  Hipoksia yang terjadi disebabkan lantaran gangguan pertukaran gas serta transport O2 dari ibu ke janin sehingga terdapat gangguan dalm persediaan O2   dan  dalam menghilangkan CO2 (Hanifa Wiknjosastro, 2002 : 709).

Pada dasarnya  penanganan dari ketuban pecah dini preterm adalah  konservatif . Penanganan konservatif tidak berlaku bagi pasien ketuban pecah dini preterm apabila janin sudah menunjukkan tanda-tanda infeksi. Janin harus segera dilahirkan tanpa memperhatikan usia kehamilammya (http://www.medlinux.blogspot.com/2007).


2. Gambaran Komplikasi Ketuban Pecah Dini preterm Pada Ibu
Ketuban pecah dini sanggup menyebakan nanah intrapartal pada ibu lantaran jalan lahir yang telah  terbuka dan seringnya dilkakukan investigasi dalam sehingga memungkinkan kuman atau virus dari luar untuk masuk (Rustam Mochtar, 1998 : 257). 

Disamping itu.  ketuban pecah dini sanggup mengakibatkan kelelahan pada pasien lantaran dalam penanganan ketuban pecah dini preterm pasien harus bed rest untuk menghindari risiko infeksi. Kelelahan pada pasien sanggup mengakibatkan terjadinya partus usang (Rustam Mochtar, 1998 : 257). Kelelahan yang dialami pasien ketuban pecah dini preterm sanggup menghipnotis emosi ibu. Emosi ibu sanggup menghipnotis kontraksi uterus (Rustam Mochtar, 1998 : 309). Kontraksi uterus yang tidak adekuat sanggup mengakibatkan atonia uteri pada persalinana kala III yang kesannya sanggup mengakibatkan terjadinya hemorargi post partum (Rustam Mochtar, 1998 : 300).

Ketuban pecah dini juga sanggup mengakibatkan nanah nifas pada ibu. Infeksi nifas yang terjadi merupakan kelanjutan dari nanah intrapartal (Rustam Mochtar, 1998 : 414).



Daftar Pustaka Ketuban Pecah Dini Preterm Pengertian, Penyebab Askep

Arif Mansjoer. (2001).   Kapita Selekta Kedokteran Edisi Kedua. Jakarta : Media Aesculapius

Rustam Mochtar . (1998). Synopsis Obstetri Jilid I. Jakarta : EGC

Manuaba, IBG. (1998). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC

Abdul Bari Saifudin. (2002).  Buku Acuan nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP

Abdul Bari Saifudin. (2002).  Buku Panduan mudah Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP

Champan, Vicky. (2006).  The Midwife’s Labour And Birth Handbook. H.Y Kuncara. (Alih Bahasa), Jakarta : EGC

Hanifa Wiknjosastro. (2002). Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP.

Asrining Surasmi. (2003). Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta : EGC

Pilliteri, Adele. (1995). Pocket Guide For Maternal And Child Health Nursing. Yasmin Asih (2002) (Alih Bahasa). Jakarta : EGC

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2002).  Kamus Besar Bahasa Indonesia.  Jakarta : Balai Pustaka

0 Response to "Ketuban Pecah Dini Preterm Pengertian, Penyebab Askep"

Post a Comment