Pengertian Anemia yaitu berkurangnya jumlah eritrosit atau kadar hemoglobin yang kurang dari normal. (FKUI, 2001)
Anemia yaitu berkurangnya hingga di bawah nilai normal jumlah sel darah merah, kualitas hemoglobin, dan volume packed red blood cells (hematokrit) per 100 ml darah. (Price, S.A, 2005 : 256)
Anemia yaitu berkurangnya hingga di bawah nilai normal jumlah sel darah merah, kualitas hemoglobin, dan volume packed red blood cells (hematokrit) per 100 ml darah. (Price, S.A, 2005 : 256)
Pengertian Anemia Penyebab Tanda Gejala dalam Kehamilan Mencegah dan Mengobati Anemia
Definisi anemia berdasarkan WHO dalam Ida Bagus Gde Manuaba (1998) sebagai berikut :
- Anak pra sekolah < 11 gr %
- Anak sekolah < 12 gr %
- Laki-laki cukup umur < 13 gr %
- Wanita cukup umur < 12 gr %
- Ibu hamil < 11 gr %
Patofisiologi Anemia
Komponen utama sel darah merah yaitu hemoglobin protein (Hb), yang mengangkut sebagian besar oksigen (O2) dan sebagian kecil fraksi karbon dioksida (CO2) dan mempertahankan pH normal melalui serangkaian dapar intraseluler. Rata-rata orang cukup umur mempunyai jumlah sel darah merah kira-kira 5 juta per millimeter kubik, masing-masing sel darah merah mempunyai siklus hidup sekitar 120 hari. Jika jumlah sel darah merah kurang, maka timbul anemia sehingga pengiriman O2 ke jaringan menurun (Price, S.A, 2005 : 255)
Komponen utama sel darah merah yaitu hemoglobin protein (Hb), yang mengangkut sebagian besar oksigen (O2) dan sebagian kecil fraksi karbon dioksida (CO2) dan mempertahankan pH normal melalui serangkaian dapar intraseluler. Rata-rata orang cukup umur mempunyai jumlah sel darah merah kira-kira 5 juta per millimeter kubik, masing-masing sel darah merah mempunyai siklus hidup sekitar 120 hari. Jika jumlah sel darah merah kurang, maka timbul anemia sehingga pengiriman O2 ke jaringan menurun (Price, S.A, 2005 : 255)
Anemia dalam kehamilan
Selama kehamilan, volume plasma darah meningkat sebesar 30-50 %, sedangkan massa sel darah merah meningkat 18-25 %, maka terdapat peningkatan relatif dalam volume plasma dibandingkan dengan massa sel darah merah. Konsentrasi hematokrit dan hemoglobin menurun. Istilah anemia fisiologis pada kehamilan diterapkan pada penurunan hematokrit ini. Kadar besi serum sedikit menurun tetapi tetap dalam rentang normal, sementara kemampuan pengikatan besi keseluruhan meningkat sekitar 15 %. Pengenceran darah dianggap sebagai pembiasaan diri secara fisiologis dalam kehamilan dan bermanfaat bagi wanita. Pertama-tama pengenceran itu meringankan beban jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa hamil, lantaran sebagai akhir hidremia cardiac output meningkat, kerja jantung lebih ringan apabila viskositas darah rendah. Resistensi perifer berkurang pula, sehingga tekanan darah tidak naik. Kedua, pada perdarahan waktu persalinan banyaknya unsur besi yang hilang lebih sedikit dibandingkan dengan apabila darah itu tetap kental. (Sarwono Prawirohardjo, 2002 : 448)
Selama kehamilan, volume plasma darah meningkat sebesar 30-50 %, sedangkan massa sel darah merah meningkat 18-25 %, maka terdapat peningkatan relatif dalam volume plasma dibandingkan dengan massa sel darah merah. Konsentrasi hematokrit dan hemoglobin menurun. Istilah anemia fisiologis pada kehamilan diterapkan pada penurunan hematokrit ini. Kadar besi serum sedikit menurun tetapi tetap dalam rentang normal, sementara kemampuan pengikatan besi keseluruhan meningkat sekitar 15 %. Pengenceran darah dianggap sebagai pembiasaan diri secara fisiologis dalam kehamilan dan bermanfaat bagi wanita. Pertama-tama pengenceran itu meringankan beban jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa hamil, lantaran sebagai akhir hidremia cardiac output meningkat, kerja jantung lebih ringan apabila viskositas darah rendah. Resistensi perifer berkurang pula, sehingga tekanan darah tidak naik. Kedua, pada perdarahan waktu persalinan banyaknya unsur besi yang hilang lebih sedikit dibandingkan dengan apabila darah itu tetap kental. (Sarwono Prawirohardjo, 2002 : 448)
Proses terjadinya hemoglobin
Absorbsi besi terutama terjadi di serpihan atas usus halus (Duodenum) dengan dukungan alat angkut protein khusus yaitu transferin dan feritin. Transferin mukosa yang dikeluarkan ke dalam empedu berperan sebagai alat angkut protein yang bolak balik membawa besi ke permukaan sel usus halus untuk diikat oleh transferin reseptor dan kembali ke rongga akses cerna untuk mengangkut besi lain. Di dalam sel mukosa besi sanggup mengikat apoferitin dan membentuk feritin sebagai simpanan besi sementara dalam sel sebagian sel transferin darah membawa besi ke sumsum tulang dan serpihan tubuh lain. Di dalam sumsum tulang, zat besi dipakai untuk menciptakan hemoglobin yang merupakan serpihan dari sel darah merah.
Absorbsi besi terutama terjadi di serpihan atas usus halus (Duodenum) dengan dukungan alat angkut protein khusus yaitu transferin dan feritin. Transferin mukosa yang dikeluarkan ke dalam empedu berperan sebagai alat angkut protein yang bolak balik membawa besi ke permukaan sel usus halus untuk diikat oleh transferin reseptor dan kembali ke rongga akses cerna untuk mengangkut besi lain. Di dalam sel mukosa besi sanggup mengikat apoferitin dan membentuk feritin sebagai simpanan besi sementara dalam sel sebagian sel transferin darah membawa besi ke sumsum tulang dan serpihan tubuh lain. Di dalam sumsum tulang, zat besi dipakai untuk menciptakan hemoglobin yang merupakan serpihan dari sel darah merah.
Tingkatan anemia dalam kehamilan
Penggolongan anemia ibu hamil berdasarkan investigasi Hb sahli, berdasarkan Ida Bagus Gde Manuaba (1998) yaitu sebagai berikut :
Penggolongan anemia ibu hamil berdasarkan investigasi Hb sahli, berdasarkan Ida Bagus Gde Manuaba (1998) yaitu sebagai berikut :
Tabel 1 Penggolongan Anemia
Pemeriksaan darah dilakukan minimal 2x selama kehamilan, yaitu pada trimester I dan trimester III. Dengan pertimbangan bahwa sebagian besar ibu hamil mengalami anemia. (Ida Bagus Gde Manuaba, 1998 : 30)
Klasifikasi anemia dalam kehamilan berdasarkan Sarwono Prawirohardjo (2002 : 451-458)
1. Anemia defisiensi besi
Anemia dalam kehamilan yang sering dijumpai yaitu anemia akhir kekurangan besi. Kekurangan ini sanggup disebabakan lantaran kurang masuknya unsur besi dalam makanan, lantaran gangguan reabsorbsi, gangguan penggunaan atau lantaran terlampau banyaknya besi ke luar dari badan, contohnya pada perdarahan.
2. Anemia megaloblastik
Anemia megaloblastik disebabkan lantaran defisiensi asam folik (pteroyglutamic acid), jarang sekali lantaran defisiensi B12 (Cyanocobalamin).
3. Anemia hipoplastik
Anemia pada perempuan hamil lantaran sumsum tulang kurang bisa menciptakan sel-sel darah baru, dinamakan anemia hipoplastik dalam kehamilan.
Etiologi anemia hipoplastik lantaran kehamilan hingga sekarang belum diketahui dengan pasti, kecuali disebabkan oleh sepsis, sinar rontgen, racun, atau obat-obatan.
4. Anemia hemolitik
Anemia hemolitik disebabkan lantaran penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat daripada pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil, apabila beliau hamil maka anemia yang diderita biasanya menjadi lebih berat.
Anemia dalam kehamilan yang sering dijumpai yaitu anemia akhir kekurangan besi. Kekurangan ini sanggup disebabakan lantaran kurang masuknya unsur besi dalam makanan, lantaran gangguan reabsorbsi, gangguan penggunaan atau lantaran terlampau banyaknya besi ke luar dari badan, contohnya pada perdarahan.
2. Anemia megaloblastik
Anemia megaloblastik disebabkan lantaran defisiensi asam folik (pteroyglutamic acid), jarang sekali lantaran defisiensi B12 (Cyanocobalamin).
3. Anemia hipoplastik
Anemia pada perempuan hamil lantaran sumsum tulang kurang bisa menciptakan sel-sel darah baru, dinamakan anemia hipoplastik dalam kehamilan.
Etiologi anemia hipoplastik lantaran kehamilan hingga sekarang belum diketahui dengan pasti, kecuali disebabkan oleh sepsis, sinar rontgen, racun, atau obat-obatan.
4. Anemia hemolitik
Anemia hemolitik disebabkan lantaran penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat daripada pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil, apabila beliau hamil maka anemia yang diderita biasanya menjadi lebih berat.
Penyebab Anemia
Penyebab anemia umumnya berdasarkan Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH (1998 : 145) yaitu sebagai berikut :
Penyebab anemia umumnya berdasarkan Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH (1998 : 145) yaitu sebagai berikut :
- Kurang gizi (malnutrisi)
- Kurang zat besi dalam diet / makanan
- Malabsorbsi
- Kehilangan darah yang banyak : persalinan yang kemudian (multipara), haid, dan lain-lain.
- Penyakit-penyakit kronik : TBC paru, cacing usus, malaria, dan lain-lain.
Penyebab anemia berdasarkan Sylvia Anderson Price (2006:260) yaitu:
- Asupan besi yang tidak cukup
- Gangguan absorpsi
- Kehilangan darah menetap, menyerupai pada perdarahan akses cerna lambat akhir polip, hemoroid, gastritis, dan lain-lain.
- Kehilangan darah sewaktu menstruasi
- Peningkatan kebutuhan zat besi selama hamil
Penyebab anemia berdasarkan Helen Farrer (2001 : 105) yaitu :
- Asupan zat besi dari kuliner yang tidak memadai
- Absorpsi yang jelek
- Hiperemesis
- Kehilangan darah haid yang banyak
- Kehamilan yang sering dan berkali-kali
- Kehilangan darah yang sedikit-sedikit tapi terus-menerus, misal pada hemoroid.
1. Menunjukkan keadaan akhir kurangnya kadar hemoglobin (Hb) dalam darah, yaitu terlihat pucat pada :
- Bantalan kuku
- Telapak tangan
- Mukosa mulut
- Konjungtiva
2. Jika terjadi kadar hemoglobin kurang dari 8 gr% maka :
- Lipatan tangan tidak lagi berwarna merah muda
3. Manifestasi berkurangnya pengiriman O2, yaitu :
- Dispnea (kesulitan bernafas)
- Nafas pendek
- Cepat lelah waktu melaksanakan acara jasmani
4. Mencerminkan berkurangnya oksigenasi pada sistem saraf pusat, yaitu :
- Sakit kepala
- Pusing
- Tinitus (telinga berdengung)
5. Pada anemia berat sanggup juga timbul gejala-gejala akses cerna, yaitu :
- Anoreksia
- Mual
- Konstipasi
- Diare
- Stomatitis (nyeri pada pengecap dan membran mukosa mulut)
Gejala-gejala umumnya disebabkan oleh keadaan defisiensi zat besi. (Price, S.A, 2005 : 256-261)
Pengaruh Anemia berdasarkan Ida Bagus Gde Manuaba (1998), yaitu :
1. Hamil muda (trimester I)
- Abortus
- Missed abortion
- Kelainan kongenital
2. Trimester II
- Persalinan prematur
- Perdarahan antepartum
- Gangguan pertumbuhan janin dalam rahim
- Asfiksia intrauterin hingga kematian
- BBLR
- Gestosis dan gampang terkena infeksi
- IQ rendah
- Dekompensasi kordis (mengakibatkan ajal ibu)
3. Inpartu
- Gangguan his primer dan sekunder
- Persalinan dengan tindakan
- Ibu cepat lelah
4. Pasca partum
- Atonia uteri mengakibatkan perdarahan
- Retensio plasenta
- Perlukaan sukar sembuh
- Mudah terjadi febris puerperalis
- Gangguan involusi uteri
- Kematian ibu tinggi (perdarahan, abuh puerperalis, gestosis)
Mencegah dan mengobati anemia berdasarkan BKKBN (2003)
- Meningkatkan konsumsi kuliner kaya besi hewani dan nabati. Hati, daging, ayam, ikan, telur sebagai sumber zat besi hewani penyerapannya tinggi sekitar 10-30 %. Sedangkan sayuran berwarna hijau tua, menyerupai bayam merah atau hijau, daun papaya, daun katuk, daun singkong, dan lain-lain. Serta kacang-kacangan, kacang panjang, kecipir, tempe sebagai sumber zat besi nabati namun penyerapannya sangat rendah hanya 1-5 %.
- Makan sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung Vitamin C menyerupai jambu, tomat, jeruk, dan nanas.
- Menambah masukan zat besi dalam tubuh dengan minum tablet secara teratur, sehari sekali dan lebih ditoleransi kalau dilakukan pada ketika sebelum tidur.
- Mengobati penyakit yang mengakibatkan dan memperberat anemia menyerupai cacingan, malaria, TBC.
Untuk meningkatkan persediaan zat besi selama kehamilan, semua ibu harus minum tablet tambah darah paling sedikit 90 tablet. Standar pemanis ini yaitu 320 FeSO4 (60 mg elemental iron) dengan 500 mcg folid acid (Pusdiknakes, 2003 : 211)
Menurut Sue Jordan (2003) absorbsi zat besi mengalami peningkatan kalau terdapat asam di dalam lambung. Keberadaan asam ini sanggup ditingkatkan dengan :
- Minum tablet zat besi dengan makan daging atau ikan yang menstimulasi produksi asam lambung.
- Memberikan tablet zat besi bersama tablet asam askorbat (Vitamin C) 200 mg atau bersama jus jeruk.
Tabel 2.2 Obat Dan Makanan Yang Mengurangi Absorbsi Zat Besi
Sumber : Sue Jordan (2003 : 278)
Daftar Pustaka Pengertian Anemia Penyebab Tanda Gejala dalam Kehamilan Mencegah dan Mengobati Anemia
FKUI. (2001). Kamus Kedokteran. Jakarta : Balai Pustaka.
Price, S.A. (2006). Patofisiologi. Jakarta : EGC.
Ida Bagus Gde Manuaba. (1998). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
Sarwono Prawirohardjo. (2002). Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP.
Rustam Mochtar. (1998). Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta : EGC.
Farrer, Helen. (2001). Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC
BKKBN. (2003). Materi Dasar Promosi Anemia. Jakarta : Balai Pustaka.
Pusdiknakes. (2003).Asuhan Antenatal. Jakarta : JHPIEGO.
Jordan, Sue. (2003). Farmakologi Kebidanan. Jakarta : EGC.
Price, S.A. (2006). Patofisiologi. Jakarta : EGC.
Ida Bagus Gde Manuaba. (1998). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
Sarwono Prawirohardjo. (2002). Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP.
Rustam Mochtar. (1998). Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta : EGC.
Farrer, Helen. (2001). Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC
BKKBN. (2003). Materi Dasar Promosi Anemia. Jakarta : Balai Pustaka.
Pusdiknakes. (2003).Asuhan Antenatal. Jakarta : JHPIEGO.
Jordan, Sue. (2003). Farmakologi Kebidanan. Jakarta : EGC.
0 Response to "Pengertian Anemia Penyebab Tanda Tanda-Tanda Dalam Kehamilan Mencegah Dan Mengobati Anemia"
Post a Comment