Pembelajaran Matematika :: Pengertian, Model, Media, Strategi

A. Pembelajaran Matematika 
HW Fowler (dalam Amin Suyitno, 1985:736) mendefinisikan bahwa “mathematics is the abstract science of space and number”. Sedangkan Marshal Walkter (1955:115) menyatakan bahwa “mathematics may be defined as the study of abstract and their interrelations”. Pembelajaran matematika

Menurut The American Educator Encyclopedia (1955) disebutkan bahwa “mathematics : an inclusive term for a number of branches of learning that deal with magnitudes, number, quantities and their relationships”.
Dari definisi di atas sanggup disimpulkan bahwa karakteristik matematika yaitu : Pembelajaran matematika

  • Pembelajaran matematika dilakukan berjenjang. Dari konkret- semi konkret-abstrak-abstrak sederhana-kompleks.
  • Pembelajaran matematika mengikuti metode spiral. Konsep gres dikembangkan dengan mengaitkan konsep yang telah dipahami siswa dan konsep gres meruakan ekspansi konsep sebelumnya.
  • Pembelajaran matematika mengunakan contoh deduktif. Artinya dari umum ke khusus. Tetapi untuk jenjang SD memakai contoh induktif yaitu dari khusus ke umum. 
  • Pembelajaran matematika menganut kebenaran konstitusi.. Artinya pemyataan dianggap benar jikalau didasarkan pada pernyataan yang sebeumnya dianggap benar.


Setelah guru mengetahui karakteristik matematika, guru akan lebih terperinci peranan alat peraga dalam mengkonkretkan sesuatu yang abnormal untuk memperjelas penyajian. Tidak kalah pentingnya yaitu seorang guru mengetahui materi pelajaran matematika berkesinambungan dari kelas ke kelas lain di atasnya sehingga siswa yang belum menguasai fakta di kelas bawah sangat menjadi hambatan dikelas berikutnya. 

1. Pembelajaran Matematika Memanfaatkan Alat/Media
Alat peraga merupakan segala sesuatu yang sanggup dipakai untuk memberikan sesuatu atau isi pelajaran, memperjelas, dan menarik perhatian siswa sehingga sanggup mendorong proses pembelajaran, yang pada balasannya sanggup meningkatkan hasil belajar. Alat peraga sebaiknya gampang cara menggunakannya, tidak berbahaya, gampang dicari, murah harganya, dan lebih utama lagi siswa sanggup membuatnya sendiri (Achmad, 1996:1).

Dengan demikian alat peraga pendidikan merupakan alat pembelajaran yang sangat penting dalam aktivitas berguru mengajar, alasannya dengan memakai alat peraga pembelajaran akan lebih menarik dan hasil yang diperoleh tidak verbalisme.

Barang-barang yang tidak bermanfaat di lingkungan sekitar sebetulnya sanggup dimanfaatkan untuk menciptakan alat peraga. Tergantung dari kejelian guru dalam memanfaatkannya.

Menurut Daryanto (1993:1) media yaitu alat yang sanggup membantu proses berguru mengajar yang berfungsi memperjelas makna pesan yang disampaikan sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan baik.

Media atau alat bantu sanggup diartikan sebagai alat bantu yang dipakai menyalurkan pesan, informasi, dan materi pelajaran untuk merangsang perasaan, perhatian, dan keterampilan siswa.

Media mengandung pesan sebagai perangsang berguru dan sanggup membangkitkan motivasi belajar. Pendidikan dengan media visual yaitu cara memperoleh pengertian yang lebih baik dari sesuatu yang sanggup dilihat daripada sesuatu yang didengar atau dibacanya.

Sukayati (2003:14) menjelaskan bahwa permainan dalam pembelajaran matematika di sekolah bukan untuk membuktikan melainkan suatu cara atau teknik untuk mempelajari atau membina keterampilan dari suatu materi tertentu. Secara umum cocok untuk membantu mempelajari fakta dan keterampilan. Beberapa pakar pendidikan menyampaikan bahwa tujuan utama dipakai permainan dalam pembelajaran matematika yaitu untuk memperlihatkan motivasi kepada siswa supaya siswa menjadi senang.

Apabila guru berniat merencanakan aktivitas permainan matematika dalam pembelajaran, maka guru perlu mengkaji topik yang sempurna untuk aktivitas yang didukung oleh permainan. Dari hasil kajian tersebut guru sanggup menentukan atau mengidentifikasi permainan yang bertujuan meningkatkan keterampilan matematika dan dipakai dalam waktu serta situasi yang tepat.

Apapun taktik pembelajaran matematika dalam bentuk permainan guru perlu :
  • Mengidentifikasi topi-topik yang memerlukan pelatihan keterampilan khusus, contohnya fakta dasar penjumlahan /atau perkalian.
  • Menentukan tujuan pembelajaran secara jelas. 
  • Merencanakan aktivitas seraca rinci menyerupai bentuk permainan, sarana, dan evaluasi.


Supaya penggunaan alat peraga atau media sanggup mencapai tujuan yang diharapkan, maka guru harus menggunakannya semaksimal mungkin. Meskipun dengan benda yang sederhana, asalkan guru sanggup menggunakannya dengan tepat, maka materi yang diberikan kepada siswa akan sanggup diterima dengan jelas.
Alat peraga atau media sangat bermacam-macam jenisnya. Ada yang berupa gambar, benda tiruan ataupun benda yang sesungguhnya. Hal utama dalam penggunaan alat peraga atau media yaitu disukai siswa, harganya murah, gampang dicari, dan tidak berbahaya. Biasanya siswa akan suka dan tertarik pada benda yang berwarna-warni. Oleh alasannya itu, supaya penggunaan alat peraga/media sanggup mencapai sasarannya, guru dituntut untuk sanggup mengatasi hal-hal yang sanggup menghambat dalam penggunaannya.

2. Alat Peraga Permainan Dakon 

a.   Alat dan Bahan
  1. Alat permainan dakon, yaitu papan panjang yang mempunyai lubang-lubang ditengah untuk meletakkan kelereng. Ada dua papan berlubang, yang masing-masing sanggup digabungkan antara papan positif dan papan negatif.
  2. Batu untuk bilangan bundar positif
  3. Kelereng untuk bilangan bundar negatif
  4. Gelas atau kaleng untuk kawasan kelereng
  5. Papan berangasan untuk bilangan positif
  6. Papan halus untuk bilangan negatif.

b. Kegunaan
Alat peraga permainan dakon sanggup dipakai untuk memudahkan siswa memahami konsep operas! hitung penjumlahan bilangan bulat, yaitu penjumlahan bilangan bundar positif dengan bilangan bundar positif, penjumlahan bilangan bundar negatif dengan bilangan bundar negatif, penjumlahan bilangan bundar postif dengan bilangan bundar negatif, dan penjumlahan bilangan bundar negatif dengan bilangan bundar positif. Pembelajaran Matematika

Achmad DS. 1996. Pengelolaan Kegiatan Belajar Mengajar Sekolah Dasar. Jakarta : Depdikbud.

Amin Suyitno. 2001. Dasar-Dasar Pembelajaran Matematika. Semarang : FMIPA IKIP.
Depdiknas, 2004. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Depdiknas.

Purwadarminto. Wgs. 1995. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.

Sukayati. 2003. Media Pembelajaran Matematika SD (Materi Pelatihan Instruktur Matematika SD). PPPG Matematika.



0 Response to "Pembelajaran Matematika :: Pengertian, Model, Media, Strategi"

Post a Comment