Membangun Lima Korelasi Yang Seimbang Dalam Kehidupan Menuju Pencapaian Hidup Yang Optimal

Membangun Lima Hubungan Yang Seimbang Dalam Kehidupan Menuju Pencapaian Hidup Yang Optimal

Analogi jari tangan menggambarkan kekerabatan yang harus terjalin dalam kehidupan ini menuju menusia yang sukses dan kabahagiayaan yang sejati. Semuanya tidak berurusan dengan materi melulu. Kelima kekerabatan ini harus ada dan tidak bisa dipisahkan, namun sulit untuk diberi nomor urutan alasannya ialah setiap fungsi dari jari mempunyai kelebihan.


Pertama, jari jempol menggambarkan dengan diri sendiri. Ketika seorang mengaku diri maka kata penunjuk yang digunakan ialah memakai jari jempol. Hubungan yang harus dilakukan ialah kesadaran diri serta membangun potensi yang ada sehingga tercipta keharmonisan antara tubuh, jiwa, dan roh.

Delapan Cara Merubah Sikap
Bisa! Dimulai dari sekarang. Apa saja yang perlu diubah? Ada delapan cara yang sanggup mengubah sikap, antara lain:
  • Evaluasilah sikap Anda.
  • Iman.
  • Berhasratlah untuk selalu berubah.
  • Ubah pandangan negative Anda dengan pandangan positif.
  • Mulailah perubahan dari hal yang terkecil,
  • Belajarlah dan terus belajar.
  • Tentukan tujuan hidup Anda.
  • Diperlukan kesadaran.

Bagaimana membangun prestasi?
  • Memulai membangun prestasi semenjak usia dini.
  • Lakukan yang terbaik dalam bidang Anda.
  • Kembangkan potensi yang tersembunyi dalam diri Anda, alasannya ialah setiap insan ciptaan Tuhan niscaya mempunyai potensi.
  • Minat mencar ilmu yang terus digalakkan.
  • Disiplin dan konsisten dalam meraih impian dan tujuan.
  • Memiliki perencanaan dalam hidup.
  • Diskusikan apa yang ingin Anda lakukan kepada orang di sekitar Anda.
  • Berikan konstribusi walau kecil terhadap lingkungan social Anda.
  • Berdoalah minta petunjuk kepada Tuhan mengenai potensi diri Anda.

Membina kekerabatan dengan diri sendiri mempunyai konsep yang kompleks, yang harus disiapkan dengan serius, alasannya ialah dengan persiapan yang matang dan secara sampaumur akan membawa efek ke dalam kehidupan yang sukses dan menuju bahagia.

Memulai kekerabatan diri sendiri yang diibaratkan dengan jari jempol, hendaknya dipergunakan dengan bijaksan dan dewasa, sehingga unsure jempol tidak menawarkan “keakuan” yang berlebihan yang sanggup menjadikan rasa kesombongan yang mendalam.

Perbaiki hal-hal yang ada di dalam diri sendiri dahulu sebelum mengoreksi eksklusif orang lain, melalui proses pendewasaan, antara lain : 
  • Tubuh. Bagaimana menjaga badan yang diberikan Tuhan dengan gratis ini, diharapkan dengan istimewa namun tidak berlebihan. Tubuh dengan model apa saja dan dalam keadaan apa saja, bisa menampilkan eksklusif yang sukses dan bahagia.
  • Pikiran. Mengelola pikiran yang bijaksana. Apa yan Anda pikirkan itulah yang Anda capai. Isilah bejana pikiran dengan hal-hal yang positif, membanngun dan berdaya guna, filter dengan ketat, hal-hal yang membuat pikiran terkotori hal-hal buruk.
  • Sikap. Sikap sangat memilih hasil akhir. Kejadian apa pun jika disikapi dengan bijaksana akan menghasilkan hasil yang bagus.
  • Anda ialah pemimpin. Sadarilah bahwa Anda ialah seorang pemimpimn, minimal untuk memimpin diri sendiri. Dalam skala yang lebih luas, Anda memimpin keluarga, Anda memimpin organisasi skala kecil bahkan sanggup memimpin dalam skala besar.
  • Berprestasilah. Hidup yang berprestasi ialah hidup yang diimpikan oleh Sang Pencipta, sehingga Dia yang telah membuat kita, tidak merasa kecewa. Buatlah prestasi dalam bidang apa pun dan suatu ketika Anda akan menikmatinya.
  • Pendidikan. Gunakan dengan sempurna jalur pendidikan yang telah Anda tempuh dan berusahalah mencapai harapan sesuai dengan jalur pendidikan Anda. Jangan pernah mengalah dan teruslah menjadi insan pembelajar di masa usia mencar ilmu tidak hanya dibatasi hingga umur tertentu saja, namun dunia mencar ilmu bisa diraih hingga tutup usia.

Kedua, jari telunjuk menggambarkan kekerabatan dengan pekerjaan alasannya ialah hampir sepertiga roda kehidupan insan dipergunakan untuk bekerja. Bekerja merupakan sarana untuk menuju sukses yang kebanyakan insan cari yaitu materi, jabatan, kepopuleran, dan fasilitas. Jari telunjuk banyak dgunakan memberi perintah kerja, sehingga diharapkan kebijakan yang bijaksana dalam mengelola jari telunjuk semoga tidak terjadi konflik.

Membangun Lima Hubungan Yang Seimbang Dalam Kehidupan Menuju Pencapaian Hidup Yang Optimal Membangun Lima Hubungan Yang Seimbang Dalam Kehidupan Menuju Pencapaian Hidup Yang Optimal


BEKERJA ADALAH BAGIAN DARI IMAN.

Orang bijak mengatakan:
“Apa pun juga yang kau perbuat, perbuatlah dengan segala hatimu mirip untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.”

UNTUK APA MANUSIA BEKERJA?
Ada bervariasi balasan mengapa insan perlu bekerja, antara lain:
  • Mendapatkan uang. Mendapatkan uang untuk mencukupi kebutuhan hidup. Hal ini merupakan bantalan an paling fundamental mengapa insan perlu bekerja.
  • Mengisi waktu. 
  • Keperluan tanggung jawab. Poin bekerja untuk keluarga masih dipandang lebih layak disbanding bekeja alasannya ialah mengisi waktu.
  • Alasan kehormatan. Mereka yang sudah mempunyai pekerjaan, mempunyai rasa kehirmatan lebih tinggi disbanding dengan mereka yang masih berusaha mencari pekerjaan. Kehornatan bercengkerama erat dengan rasa ‘malu’. Mereka yang belum bekerja, apabila berkumpul dengan orang yang sudah bekerja, ada rasa malu, minder, kurang percaya diri, rasa kecil, dan rasa kurang dihormati.
  • Alas an kepopuleran.
  • Alasan cinta. Pekerjaan yang dilandasi dengan rasa cinta terhadap pekerjaan akan berdampak pada hasil. Semakin tinggi seseorang cinta terhadap pekerjaan, semakin tinggi pula rasa kepemilikannya dan begitu juga sebaliknya.
  • Alasan pengabdian.
  • Alasan bab dari ibadah. Memang benar bahwa pekerjaan merupakan bab dari ibadah. Ibadah yang sejati bukan hanya ibadah setiap hari tertentu, berkumpul dan berdoa kepada Tuhan, namun lebih dititikberatkan pada pelksanaan Firman yang didengar lewat panggilan pekerjaan pada masing-masing bidang.
  • Alasan pencapaian potensi.

Ketiga, jari tengah menggambarkan kekerabatan dengan Tuhan, jari tengah yang mempunyai ukuran yang lebih tinggi dibanding keempat jari lainnya. Ketika insan jenuh dan capek dalam proses mengejar cita-cita, ambisi, dan tujuan hidup, banyak yang disadarkan kembali akan pentingnya rasa keTuhanan yang hakiki. Semua kembali ke fitrahnya, membangun keimanan yang benar di mata Tuhan.

Hubugam dengan Tuhan, diibaratkan jari tengah dengan posisi paling tinggi dari semua jari yang ada. Hal ini membuktikan bahwa kekerabatan dengan Tuhan mempunyai tertinggi dari apa pun juga dalam kehidupan ini.

Kehidupan insan yang ingin menuju kesuksesan dan kebahagiaan, banyak bermuara pada kekerabatan spiritual yang terjadi dengan sang Pencipta. Uang bukan lagi barometer kesuksesan atau kebahagiaan seseorang, namun lebih menitiberatkan pada kekerabatan terindah insan dengan Tuhan.
Melalui pendewasaan referensi pikir, dan kesadaran yang mendalam perihal arti keTuhanan, merupakan wujud konkret menjadikan insan yang beradap serta beriman dan bertaqwa. Wujud konkret keyakinan dan takwa, sanggup dilihat dari sikap kehidupan yang menawarkan gejala perubahan yang positif dan bisa menjadi berkat bagi dirinya sendiri dan berkat untuk orang lain.
Pendewasaan ini antara lain:
  • Pendewasaan dalam membina kekerabatan dengan Tuhan melalui doa yang benar di mata Tuhan dan bukan benar di mata manusia.
  • Memandang kesuksesan secara spiritual merupakan pencarian tertinggi umat manusia.
  • Bertindakkalah dalam dunia kenyataan atau dalam bahasa rohaninya ialah menjadi pelaku Firman.
  • Mengucap syukur dalam segala hal, alasannya ialah itulah pintu menuju pinti kebahagiaan yang sejati.

Keempat, jari manis menggambarkan kekerabatan dengan keluarga. Ketika pasangan muda yang memutuskan menikah dan menyematkan cincin pernikahan pada jari manis, maka terbentukklah forum terkecil. Hidup insan yang tidak terlepas dari unsur keluarga, membutuhkan jalinan yang dibangun dengan benar sebagai landasan berpijak.

Kesuksesan dalam pekerjaan, didasari pada sikap kekerabatan dengan keluarga. Di dalam keberhasilan suami, disitulah terletak doa-doa istri. Di dalam keberhasilan anak, di situlah terdapat doa dan kiprah orang tua.

Keluarga yang terdiri atas suami, istri, dan anak merupakan forum terkecil yang ada di dunia ini, sehingga dunia ini ada dan terus bergerak perputarannya.

Kelima, jari kleingking menggambarkan kekerabatan dengan social, alasannya ialah sejatinya insan ialah makhluk ciptaan Tuhan dengan aksara social yang tidak bisa hidup sendirian.

Hubungan dengan social yang diibaratkan dengan jari kelingking yang kecil. Walaupun ukurannya kecil, namun tidak bisa dibuang begitu saja. Jari kelingking sebagai penguat kepalan tangan. Ketika keempat kekerabatan bertemu dalam sebuah genggaman, fungsi jari kelingking inilah sebagai penguatnya.

Kehidupan social, yang terdiri atas teman, sahabat, kerabat kerja, tetangga, lingkuangan kawasan tinggal, kehidupan sekota bahkan kehidupan berbangsa. Manusia yang seutuhnya ialah insan yang bukam hidup secara individu namun lebih menitik beratkan pada keutuhan tim, teman, kerabat, grup yang ada di sekitar kehidupan manusia.

Diperlukan pendewasaan referensi piker dan sikap dalam membina dengan social, semoga tercipta rasa saling kekerabatan satu dengan lainnya. Pendewasaan itu antara lain: 
  • Sikap mendengar.
  • Sikap berempati (kondisi mental yang membuat seseorang merasa dirinya dalam perasaan yang sama dengan orang lain).
  • Sikap berpendapat.
  • Sikap hidup dilingkungan.
  • Hidup berbangsa dan bernegara.

TIGA KALIMAT MUJARAB
Tolong, maaf, dan terima kasih.
Orang bijak mengatakan:
“Akal kebijaksanaan membuat seseorang panjang sabar dan orang itu
Dipuji alasannya ialah memaafkan pelanggaran.”
“Mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telingaNya
Kepada teriak mereka minta tolong.”
“Adakah mereka berterima kasih kepada hamba itu, alasannya ialah hamba itu
Telah melaksanakan apa yang ditugaskan kepadanya.”

Ketiga kalimat ini sangat manjur dalam kekerabatan komunikasi social yang kita ciptakan. Anak saya berjulukan Jazzy Hwey Setia Budi, semenjak berumur balita telah kami biasakan berkata ketiga hal ini. Setiap beliau menuruh orang lain untuk menuruti perintahnya, semisal sekedar mengambilakan kendaraan beroda empat mainannya, beliau berkata, “tolong papa ambilkan mainannya Jazzy,” dan sesudah saya dengan sukacita mangmbilkan mainannya, beliau lanjut berkata, “terima kasih ya Pa.” Juga apabila tertangkap lembap bersalah telah melaksanakan yang kurang baik, beliau dengan impulsif berkata, “Maafkan Jazzy… Jazzy komitmen untuk tidak mengulanginya lagi.” Hati orang renta mana yang tidak luluh mendengarkannya,
Memang beliau masih balita, bagaimana kita yang sudah dibilang dewasa, pandai, berpendidikan, berpengalaman, berspiritual, apakah kita bisa menyampaikan ketiga hal tersebut? Bisa jika mau melaksanakan dan melatihnya dari sekarang, sulit jika tidak mau mencobanya dari sekarang.

Perbedaan arti dari kalimat yang tanpa disertai kata “tolong” dengan yang disertai. Contoh: “Ambilkan air minum.” Bandingkan dengan, “Tolong ambilkan air minum, terima kasih.” Terasa bahasa yang digunakan lebih halus dan lebih menghargai orang lain.

Berlatihlah mengucapkan ketiga kata ini, sehingga kehidupan anda lebih mendapatkan dan menghargai orang lain. Pada mulanya jadikanlah itu sebagai keharusan, kemudian meningkat ke arah kebiasaan, dan alhasil menjadi kebutuhan.

Membangun Lima Hubungan Yang Seimbang Dalam Kehidupan Menuju Pencapaian Hidup Yang Optimal : Tulisan diambil dari sebuah buku karya Hengki Irawan Setia Budi, bukunya sangat manis untuk dibaca silahkan beli ditoko buku terdekat

0 Response to "Membangun Lima Korelasi Yang Seimbang Dalam Kehidupan Menuju Pencapaian Hidup Yang Optimal"

Post a Comment