PTK Taman Kanak-kanak PAUD (Penelititan Tindakan Kelas) - ini contoh penelitian tindakan kelas paud yang kedua kalinya saya posting, berarti di blog ini sudah ada 2 contoh ptk taman kanak kanak, yang sebelumnya ada disini ptk paud , dengan kedua ptk paud ini semoga anda sanggup terbantu dalam menyusun ptk guna keperluan anda masing masing,
Oh ya menyerupai biasanya saya memperlihatkan kepada sahabat sahabat semua bahwa tidak hanya ptk tk paud saja yang ada di blog saya ptk jenjang pendidikan yang lainnya juga ada, menyerupai ptk bahasa indonesia sd, fiqih ma, pai smp, penjasorkes smp, serta yang lagi terkenal di baca kan orang ptk ipa sd. ptk bahasa arab mts, pai sma, ptk b. indo kelas 1, ptk bahasa jerman, matematika sd kelelas 6, ptk smk, ptk matematika sd kelas 4, ptk penjasorkes sd, penjasorkes smp, ptk bahasa indonesia sma xi , ptk tk paud, ptk matematika sma x, ptk ipa sd, bahsa inggris smp
Judul :
PENGGUNAAN CELEMEK CERITA UNTUK MENINGKATKAN
KEMANDIRIAN ANAK Taman Kanak-kanak KELOMPOK A
KEMANDIRIAN ANAK Taman Kanak-kanak KELOMPOK A
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
PTK Taman Kanak-kanak PAUD
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan di Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan pendidikan yang menyenangkan dengan prinsip “belajar sambil bermain, bermain seyara belajar”. Berangkat dari sinilah pembelajaran yang ada di Taman Kanak-kanak harus dicermati, sehinga apa yang diharapkan, yakni semoga belum dewasa lebih sanggup bangun diatas kaki sendiri dalam segala hal sesuai dengan kapasitas anak bisa tercapai. Metode pengajaran yang sempurna dan cermat akan mengarahkan belum dewasa pada hasil yang optimal.
Macam-macam metode pengajaran di antaranya ialah metode bercerita, permainan bahasa, sandiwara boneka, bercakap-cakap, dramatisasi, bermain peran, karya wisata, demontrasi, metode pemikiran dan perasaan terbuka, dan pemanasan atau apersepsi
Tiap-tiap metode tentu memiliki tujuan secara khusus sekalipun adakala antara metode yang satu dengan metode yang lain memiliki tujuan yang sama. Hal itu sanggup dilihat dalam buku “Pedoman Guru Bidang Pengembangan Berbahasa di Taman Kanak-Kanak” yang dijelaskan:
- Metode bercerita memiliki tujuan melatih daya tangkap, melatih daya pikir, melatih daya konsentrasi, membantu perkembangan fantasi, membuat suasana menyenangkan, dan dekat di kelas.
- Metode permainan bahasa memiliki tujuan anak mengerti apa yang dikatakan kepadanya, anak pandai memusatkan perhatiannya pada apa yang didengarnya, anak pandai menarik kesimpulan dan apa yang sudah didengarnya, dan anak suka mendengarkan pembicaraan orang lain.
- Metode sandiwara boneka memiliki tujuan melatih daya tangkap, melatih daya pikir, melatih daya konsentrasi, melatih membuat kesimpulan, membantu perkembangan intelegensi, membantu perkembangan fantasi, dan membuat suasana bahagia di kelas.
- Metode bercakap-cakap memiliki tujuan membuatkan kecakapan dan keberanian, memberikan pendapat kepada orang lain, memberi kesempatan untuk berekspresi secara lisan, memperbaiki lafal dan ucapan, dan membuatkan intelegensi.
- Metode dramatisasi memiliki tujuan memberi kesempatan yang sebaik-baiknya kepada anak untuk mengekpresikan diri dan memenuhi kebutuhan meniru.
- Metode mengucapkan syair memiliki tujuan memupuk persamaan irama dan perasaan estetis, memperkaya perbendaraan kata, dan melatih daya ingatan.
- Metode bermain kiprah memiliki tujuan melatih daya tangkap, melatih daya konsentrasi, melatih membuat kesimpulan, membantu perkembangan intelegensi, membantu perkembangan fantasi, dan membuat suasana senang.
- Metode karya wisata memiliki tujuan mengenal lingkungan secara eksklusif membantu perkembangan intelegensi, dan menambah perbendaraan bahasa.
Begitu juga dengan metode-metode yang lain, misalkan metode demontrasi, metode pemikiran dan perasaan terbuka, maupun metode pemanasan atau apersepsi masing-masing tentu memiliki tujuan khusus.
Metode-metode tersebut ialah sebuah variasi atau pilihan dalam setiap melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh setiap pengajar, sehingga tidak akan terjadi lagi penggunaan metode yang telah ditentukan melenceng atau tidak sesuia dengan tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini misalkan metode dongeng dibantu dengan alat peraga yang menarik dan unik akan merangsang siswa untuk betul-betul memperhatikan setiap apa yang akan disampaikan oleh pengajar atau guru.
Untuk menimbulkan semoga anak mandiri, semoga anak sanggup melaksanakan sesuatu tanpa dukungan orang lain ialah suatu impian bagi semua pihak baik dari pihak sekolah maupun pihak orang renta atau wali murid, sebab kemandirian ialah suatu hal yang sangat menting yang harus dimiliki oleh setiap anak. Agar tidak selalu bergantung pada orang lain. Kemandirian ialah “Hal atau keadaan sanggup bangun sendiri, tanpa bergantung pada orang lain.” (Tim.1996:555). Oleh sebab itu metode bercerita dengan menggunakan alat peraga clemek dongeng ialah sebuah pilihan yang tepat. PTK Taman Kanak-kanak PAUD
B. Rumusan Masalah
- Bagaimanakah metode pembelajaran bercerita dengan menggunakan alat peraga clemek dongeng di Taman Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom Sidoarjo?
- Sejauh manakah kemandirian anak kelompok A di Taman Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanagom Sidoarjo
- Sejauh manakah metode pembelajaran bercerita dengan menggunakan alat peraga clemek dongeng anak kelompok A di Taman Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom Sidoarjo dalam meningkatkan kemandirian anak?
C. Tujuan Penelitian
- Untuk mengetahui pembelajaran bercerita dengat alat pegaga clemek dongeng di Taman Kanak-kanak Aisyiyah Athfal I Pucanganom Sidoarjo.
- Untuk mengetahui kemandirian anak Taman Kanak-kanak kelompok A di Taman Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom Sidoarjo.
- Untuk mengetahui sejauh mana metode bercerita dengan alat peraga clemek cetita dalam meningkatkan kemandirian anak Taman Kanak-kanak kelompok A di Taman Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom Sidoarjo.
D. Hipotesis
Berdasar atas rumusan duduk kasus sebagai mana di atas sanggup dirumuskan hipotesis sebagai beriku:
Menggunakan metode pembelajaran bercerita dengan alat peraga celemek dongeng sanggup meningkatkan kemandirian anak Taman Kanak-kanak kelompok A di Taman Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom Sidoarjo.
E. Lingkup Penelitian
Agar dalam pembehasan ini tidak terlalu meluas, maka pembahasan hanya difokuskan pada penggunaan metode pmbelajaran bercerita dengan menggunakan alat peraga celemek dongeng kaitannya dengan kemandirian anak Taman Kanak-kanak kelompok A. Penelitian ini dilakukan di Taman Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom Sidoarjo.
F. Definisi Oprasional PTK Taman Kanak-kanak PAUD
Agar tidak terjadi perbedaan arti, maka dalam penelitian ini diharapkan pendefinisian hal-hal sebagai erikut:
- Penggunaan clemek dongeng yang diajarkan di Taman Kanak-kanak Kelompok A Taman Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal I Pucanganom Sidoarjo ialah pengembangan atau variasi dari metode bercerita di bidang pengembangan kemampuan berbahasa di Taman Kanak-Kanak yang menggunakan alat peraga tidak langsung, yakni benda tiruan, gambar guntingan-guntingan yang ditempelkan pada celemek yang terbuat dari kain flannel.
- Yang dimaksud dengan kemandirian dalam penelitian ini ialah siswa sanggup melaksanakan sesuatu yakni sanggup menggunakan sepatu dan baju tanpa dukungan orang lain atau guru (pada dikala di sekolah).
G. Kegunaan Penelitian
- Secara teoritis kegunaan penelitian ini sanggup memperbanyak atau memperkaya perihal variasi metode pengajaran bercerita dengan penggunaan alat peraga tidak eksklusif di bidang pengembangan kemampuan berbahasa di taman kanak-kanak..
- Bisa dipergunakan sebagai materi pertimbangan bagi para pengajar dalam rangka untuk memperlihatkan variasai pengajaran semoga tidak menjenuhkan.
BAB II
KAJIAN TEORITIS TENTANG METODE PENGAJARAN CELEMEK CERITA DAN KEMANDIRIAN ANAK
KAJIAN TEORITIS TENTANG METODE PENGAJARAN CELEMEK CERITA DAN KEMANDIRIAN ANAK
PTK Taman Kanak-kanak PAUD
A. Konsepsi Metode Pengajaran
“Metode ialah merupakan cara utama yang bersifat umum dan luas yang dipakai untuk mencapai suatu tujuan.” (Surahman, 1978: 121)
Sedangkan pengajaran adalah, ”1 proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan; 2 perihal mengajar; segala sesuatu mengenai mngajar.” (Tim. 1996: 13).
Dengan demikian metode pengajaran berarti suatu cara utama yang bersifat umum dan luas dalam melaksanakan proses, perbuatan, cara mengajar, atau mengajarkan untuk mencapai suatu tujuan.
Metode pengajaran di Taman Kanak-kanak amatlah banyak. Sebagaimana yang telah dituangkan oleh peneliti pada potongan latar belakang. Adapun metode-metode yang dimaksudkan adalah:
- Metode pemberian tugas, yaitu metede yang memperlihatkan kesempatan pada anak untuk melaksanakan kiprah menurut petunjuk eksklusif yang telah dipersiapkan oleh guru sehingga anak sanggup mengalami secara faktual dan melaksanakan secara tuntas. Tugas sanggup diberikan secara berkelompok ataupun individual.
- Metode proyek, yaitu metode yang memperlihatkan kesempatan pada anak untuk menggunakan alam sekitar dan atau kegiatan sehari-hari anak sebagai materi pembahasan melalui banyak sekali kegiatan.
- Metode karya wisata, yaitu kunjungan secara eksklusif ke objek-objek yang sesuai dengan materi kegiatan yang sedang dibahas di lingkungan kehidupan anak.
- Metode bermain peran, yaitu permainan yang memerankan tokoh-tokoh atau benda-benda sekitar anak sehingga sanggup membuatkan daya khayal (imajinasi) dan penghayatan terhadap materi kegiatan yang dilaksanakan.
- metode demontrasi, yaitu cara mempertunjukkan atau memeragakan suatu objek atau proises dari suatu insiden atau peristiwa.
- Metode bercerita (ceramah), yaitu cara bertutur dan memberikan dongeng atau memperlihatkan penerangan secara lisan.
- Metode sosiodrama, yaitu suatu cara memerankan beberapa kiprah dalam suatu dongeng tertentu yang menuntut integrasi di antara para pemerannya.
- Metode bercakap-cakap, yaitu suatu cara bercakap-cakap dalam bentuk Tanya jawab antara anak dengan anak, atau anak dengan guru.
B. Konsepsi Metode Pengajaran “Celmek Cerita”
“Bercerita dengan alat peraga” dalam pelaksanaannya kegiatan ini dipergunakan alat peraga dengan maksud untuk memperlihatkan kepada anak suatu jawaban yang sempurna mengenai hal-hal yang didengar dalam cerita. Dengan demikian sanggup dihindarkan bahwa jawaban fantasi anak terlalu menyimpang dari apa bersama-sama yang dimaksud oleh guru.
“Bercerita dengan alat peraga” dalam pelaksanaannya kegiatan ini dipergunakan alat peraga dengan maksud untuk memperlihatkan kepada anak suatu jawaban yang sempurna mengenai hal-hal yang didengar dalam cerita. Dengan demikian sanggup dihindarkan bahwa jawaban fantasi anak terlalu menyimpang dari apa bersama-sama yang dimaksud oleh guru.
Alat peraga yang dipergunakan, yaitu:
- Alat peraa eksklusif (binatang atau benda yang sebenarnya).
- Alat peraga tak langsung, yakni benda tiruan, gambar terlepas atau dalam buku dan guntingan-guntingan yang ditempelkan pada papan flannel. (Saleh, 1988: 9).
Dari kutipan di atas sanggup dianalogikan bahwa pengajaran dengan clemek dongeng ialah bentuk-bentuk bercerita yang merupkan dari metode pengajaran dengan alat peraga tak langsung, yakni seorang guru memekai clemek yang terbuat dari kain planel dengan ditempeli gambar-gambar sesuai dengan dongeng yang bisa dipasang dan dilepas sesuai dengan kebutuhan.
C. Konsepsi Kemandiria
Kemandirian adalah “Hal atau keadaan sanggup bangun sendiri, tanpa bergantung pada orang lain.” (Tim, 1996: 555).
Dalam buku “Membentuk Anak Mandiri, Bermotivasi Tinggi dan Percaya Diri” dijelaskan anak disebut sanggup bangun diatas kaki sendiri apabila :
1. Mampu memperlihatkan keputusan sendiri.
2. Memiliki alternatif dalam mengambil keputusan.
3. Tahua akan potensi yang dimiliki dri sendiri.
4. bisa mengerjakan tuga kesehariannya sendiri.
5. tidak bergantung pada orang lain.(Racman, 2005:3).
Banyak sekali anak usia Taman Kanak-kanak kelompok A utamanya yang segala sesuatunya masih sangat tergantung kepada orang lain. Semua kegiatan selalu masih harus dibantu orang lain. Di rumah masih harus dibantu oleh kakak, ibu, ayah, nenek, atau pembantu. Misalkan anak ingin menggunakan sepatu, anak masih harus dibantu mencari sepatu di mana berada, kemudian memakaikan sepatu. Begitu juga pada dikala anak ingin menggunakan baju anak masih harus dibantu dengan segala hal hingga baju tersebut betul-betul terpakai. Anak yang masih demikian, yakni masih sangat tergantung kepada orang lain, tidak mau berusaha atau tidak mau melaksanakan setiap suatu kegiatan untuk kepentingan diri sendiri ialah anak yang belum mandiri.
1. Mampu memperlihatkan keputusan sendiri.
2. Memiliki alternatif dalam mengambil keputusan.
3. Tahua akan potensi yang dimiliki dri sendiri.
4. bisa mengerjakan tuga kesehariannya sendiri.
5. tidak bergantung pada orang lain.(Racman, 2005:3).
Banyak sekali anak usia Taman Kanak-kanak kelompok A utamanya yang segala sesuatunya masih sangat tergantung kepada orang lain. Semua kegiatan selalu masih harus dibantu orang lain. Di rumah masih harus dibantu oleh kakak, ibu, ayah, nenek, atau pembantu. Misalkan anak ingin menggunakan sepatu, anak masih harus dibantu mencari sepatu di mana berada, kemudian memakaikan sepatu. Begitu juga pada dikala anak ingin menggunakan baju anak masih harus dibantu dengan segala hal hingga baju tersebut betul-betul terpakai. Anak yang masih demikian, yakni masih sangat tergantung kepada orang lain, tidak mau berusaha atau tidak mau melaksanakan setiap suatu kegiatan untuk kepentingan diri sendiri ialah anak yang belum mandiri.
BAB III
METODE PENELITIAN
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini sesuai dengan sifat penelitian ialah pendekatan kualitatif sebab dalam penelitian ini lebih mengutamakan deskreftif analitik untuk memecahkan konsep-konsep di dalamnya; bukan menggunakan numeric statistik. PTK Taman Kanak-kanak PAUD
“Penelitian kualitatif mengandalkan pengamatan, berperan serta (partisipant observation), dan wawancara pendalaman (indepth interview) sebagai instrumen.”(Bogdan, 1982:13)
Penelitian kualitatif data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya.” (Moleong, 19993:5).
Dalam kesempatan lain juga dijelaskan, “Penelitian sendiri atau dengan dukungan orang lain akan berperan sebagai alat pengumpul data utama. Peneliti disebut instrumen kreatif, artinya ia sendiri yang harus rajin dan ulet untuk menggali beberapa isu dan sekaligus peneliti juga sebagai pengumpul, penganalisis, dan pembuat laporan penelitian.”(Moleong.1994:17).
B. Model Penelitian
Penelitian ini ialah penelitian tindakan kelas. Rangkaian tindakan akan melalui tahapan-tahapan, yakni tahapan perencanaan, tindakan, pengamatan, analisis dan refleksi. Dari hasil analisis dan refleksi setiap selesai kegiatan dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya
Adapun metode pembelajaran yang dipakai dalam penelitian ini ialah metode dongeng dengan penggunaan alat peraga clemek dongeng untuk menarik perhatian siswa pada dikala pembelajaran.
Untuk mendapat PTK Taman Kanak-kanak PAUD lebih lengkap lagi silahkan anda download dengan cara mengklik tombol download dibawah ini, semoga bermanfaat ya untuk semuanya
0 Response to "Ptk Tk Paud (Penelititan Tindakan Kelas)"
Post a Comment