Ptk Matematika Smp Kelas 8/Viii | Penelitian Tindakan Kelas

PTK Matematika SMP Kelas 8/VIII | Penelitian Tindakan Kelas - Kalau gak salah ini postingan ke 6 ya  menganai ptk smp , ya benar ini postingan ke 6, ehehh maklum nih udah pikun, rada lupa,  kali ini saya memposting ptk smp yang berjudul  PTK Matematika Sekolah Menengah Pertama Kelas 8, untuk mata pelajaran yng lainnya silahkan lihat di bawah, yaitu di artikel terkait.



Judul:
MEMINIMALKAN KESULITAN BELAJAR MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS  PADA SISWA KELAS VIII – E Sekolah Menengah Pertama NEGERI 4 SIDOARJO
DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVIS

BAB I
PENDAHULUAN
PTK Matematika SMP

A.    Latar Belakang Masalah

Sampai ketika ini pelajaran matematika masih dianggap sebagai pelajaran yang amat sulit untuk dipelajari, sehingga hasil yang diperoleh siswa masih sangat jauh dari yang diharapkan. Sebagai citra dari hasil ulangan harian materi sebelumnya siswa yang memperolah nilai ≥ 67,55, sesuai dengan Standar Ketuntasan Belajar Minimal sebesar 24 % ( 9 siswa dari 40 siswa). Sementara itu matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diujikan secara nasional, maka seluruh kompetensi yang ada harus dikuasai siswa, sehingga hasil berguru yang diperoleh siswa mencapai Standar Ketuntasan Lulusan (SKL) yang telah ditetapkan. Oleh lantaran itu harus diupayakan meminimalkan kesulitan-kesulitan berguru matematika yang dihadapi siswa.

Penyebab kesulitan berguru yang dihadapi siswa sangatlah komplek, yang tiba dari siswa sendiri misalkan kurangnya pengetahuan prasyarat yang dimiliki siswa, duduk kasus sosial dan lain-lain. Adapun kesulitan berguru siswa disebabkan oleh guru misalnya, guru dalam proses pembelajaran tidak mengikutsertakan siswa dalam pembelajaran secara aktif, siswa hanya disuruh menghafal rumus-rumus, mendapatkan konsep-konsep yang ada tidak melaksanakan sendiri. Sehingga hasilnya kurang bermakna dan tidak terekam dengan baik pada otak siswa.

Peneliti mengambil materi persamaan garis lurus, lantaran kebanyakan siswa selama peneliti memberikan materi ini banyak mengalami kesulitan, dengan hasil yang kurang membanggakan. Padahal banyak soal-soal yang bekerjasama dengan materi telah dibahas, sehabis konsep-konsep yang bekerjasama dengan materi penulis berikan.

Untuk mengantisipasi permasalahan di atas, perlu diupayakan suatu pembelajaran yang meminimalkan kesulitan berguru siswa. Kesulitan berguru siswa sanggup diupayakan dengan cara membuat suasana berguru yang menyenangkan sehingga belajarnya bermakna. Bila belajarnya bermakna dibutuhkan kesulitan berguru siswa berkurang dan pada kesannya ada peningkatan hasil belajarnya.

Adapun perjuangan yang akan dilakukan untuk mengupayakan berguru bermakna pada mata pelajaran matematika dengan Pembelajaran Konstruktivis. Pembelajaran Konstruktivis memungkinkan siswa untuk membangun pengetahuaannya sendiri yang diperoleh dari pengalaman yang dialaminya dan sanggup pula menghubungkan dengan pengalaman yang kemudian (Pengetahuan Prasyarat) yang dimilikinya.

B.    Rumusan Masalah PTK Matematika SMP
Masalah yang diangkat dari penelitian ini ialah bagaimanakah penggunaan Pendekatan Konstruktivis sanggup meminimalkan kesulitan berguru materi persamaan garis lurus pada siswa kelas VIII – E Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Sidoarjo.


C.    Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan biar siswa kelas VIII – E Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Sidoarjo sanggup meningkatkan hasil berguru matematikanya, yang ditunjukkan pada indikator :
1.    Umum :
Meningkatkan mutu pembelajaran matematika di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Sidoarjo yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah siswa yang memperoleh hasil berguru matematika yang optimal.
2.    Khusus :
  • Meningkatnya respon siswa dalam acara dan kreativitasnya dalam pembelajaran.
  • Sekurang-kurangnya 65 % perolehan hasil berguru matematika individu siswa kelas VIII – E Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Sidoarjo di atas SKBM yang telah ditentukan.

D.    Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini dibutuhkan bermanfaat bagi :
  1. Siwa : mendapatkan pengalaman berguru yang bermakna yang sanggup dipergunakan untuk menuntaskan permasalahan yang dihadapinya.
  2. Guru  :  menambah wawasan dan informasi untuk  menentukan bentuk-bentuk pendekatan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa sesuai dengan materi yang akan diajarkan, biar dalam pembelajaran mendapatkan hasil yang maksimal.

E.    Difinisi Operasional
Adapun difinisi operasional yang dipergunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :
  • Kesulitan berguru artinya kendala berguru yang dialami oleh siswa dalam memahami materi yang dipelajari dalam proses pembelajaran.
  • Pendekatan konstruktivis artinya suatu cara yang dipergunakan dalam proses pembelajaran dengan membangun sendiri pengetahuan yang akan diperoleh siswa melalui pengalaman berguru yang dialaminya.
  • Persamaan garis lurus ialah suatu persamaan dalam matematika yang variabelnya mempunyai pangkat 1 dan grafiknya berupa garis lurus.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA
PTK Matematika SMP

A.    Pembelajaran Matematika
1.    Pengertian
Departemen Pendidikan Nasional, 2003, Matematika berasal dari bahasa latin MANTHANEIN atau MATHEMA yang berarti berguru atau hal yang dipelajari. Matematika dalam bahasa Belanda disebut WISKUNDE atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran. Ciri utama matematika ialah budi budi deduktif yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akhir logis dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten.

2.    Tujuan
Tujuan pembelajaran matematika berdasarkan DepPenNas 2003 adalah:
  • Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, contohnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, memperlihatkan kesamaan, perbedaan, konsisten dan inkonsistensi.
  • Mengembagkan acara kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan inovasi dengan berbagi pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan serta mencoba-coba.
  • Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
  • Mengembangkan kemampuan memberikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain pembicaraan lisan, catatan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan (DepPenNas, 2003).


3.    Ruang Lingkup
Departemen Pendidikan Nasional, 2003, Standar kompetensi matematika merupakan seperangkat kompetensi matematika yang dibakukan dan harus ditunjukkan oleh siswa pada hasil belajarnya dalam mata pelajaran matematika.

B.    Elemen berguru Konstruktivis

Pembelajaran matematika akan bermakna bagi siswa apabila mereka aktif dalam proses pembelajaranan membangun (mengkonstruksi) sendiri materi pembelajaran yang mereka perlukan. Menurut  Zakorik (dalam CTL, 2003: 7) ada lima elemen yang harus diperhatikan dalam praktek pembelajaran konstruktivis.
  1. Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (ACTIVATING KNOWLEDGE)
  2. Memperoleh pengetahuan gres (ACQUIRING KNOWLEDGE) dengan cara mempelajari secara keseluruhan data, kemudian memperhatikan detailnya.
  3. Pemahaman pengetahuan (UNDERSTANDING KNOWLEDGE) yaitu dengan cara menyusun (a) konsep sementara (hipotesis), (b) melaksanakan SHARING kepada orang lain biar menerima jawaban (validasi) dan atas dasar jawaban itu, (c) konsep tersebut direvisi dan dikembangkan.
  4. Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (APPLYING KNOWLEDGE).
  5. Melakukan refleksi (REFLECTING KNOWLEDGE) terhadap taktik pengembangan pengetahuan tersebut.

C.    Pengaruh Konstruktivis dalam Pembelajaran Matematika
Dalam pembelajaran matematika efek konstruktivisme berdasarkan Lambas, dkk, (2004: 14) meliputi:

1.    Pengaruh konstruktivisme terhadap proses pembelajaran siswa.
Bagi konstruktivisme, berguru ialah kegiatan aktif siswa dalam membangun pengetahuan barunya, siswa mencari sendiri arti dari yang mereka pelajari dan bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya, mereka sendiri yang membuat budi budi dengan apa yang dipelajarinya dengan cara mencari makna, membandingkan apa yang telah diketahui dengan pengalaman dan situasi baru.
2.    Pengaruh konstruktivisme terhadap proses mengajar guru.
Mengajar bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke  siswa, tetapi merupakan kegiatan yang memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya. Mengajar berarti partisipasi dengan siswa dalam membentuk pengetahuan, membuat makna, mempertanyakan kejelasan, bersifat kritis dan mengadakan justifikasi.

D.    Teori Pembelajaran dengan Pendekatan Konstruktivis PTK Matematika SMP

Kesulitan berguru siswa merupakan suatu hal yang harus segera sanggup diatasi, dicari penyebab dan jalan keluarnya. Kegagalan siswa dalam pembelajaran ialah kegagalan guru dalam pendidikan. Karena pengetahuan bukannya seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah-kaidah yang siap diambil dan diingat sejalan dengan itu.

Piaget (dalam Nurhadi, dkk., 2003 : 36) berpendapat, insan mempunyai struktur pengetahuan dalam otaknya, ibarat kotak-kotak yang masing-masing berisi informasi bermakna yang berbeda-beda. Pengalaman sama bagi beberapa orang akan dimaknai berbeda-beda oleh masing-masing individu dan disimpan dalam kotak yang berbeda. Setiap pengalaman gres dihubungkan dengan kotak-kotak (struktur pengalaman) dalam otak insan tersebut.

Sejalan dengan pendapat di atas, dalam pembelajaran biar siswa diberi kesempatan membangun pengetahuannya sendiri. Hal ini sesuai dengan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Dalam buku CTL yang disusun oleh Departemen Pendidikan Nasional (2002: 11) siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang mempunyai kegunaan bagi dirinya dan bergelut dengan ide-ide. Guru tidak bisa memperlihatkan semua pengetahuan kepada siswa, siswa harus mengkonstruksi pengetahuan di benak mereka sendiri.

Pendapat di atas diperkuat oleh Nurhadi (2002: 26) menyatakan landasan filosofi CTL ialah konstruktivis, yaitu filosofi berguru yang menekankan materi berguru tidak hanya sekedar menghafal, siswa harus mengkonstruksikan  pengetahuan di benak mereka sendiri. Pengetahuan tidak sanggup dipisah-pisahkan menjadi fakta-fakta atau proposisi yang terpisah, tetapi mencerminkan ketrampilan yang sanggup diterapkan.

Pengetahuan terus berkembang, penemuan-penemuan gres banyak yang ditemukan sehingga pembelajaran tidak pernah berakhir dan harus selalu diikuti perkembangannya. Nurhadi, Burhanudin Yasin, Agus Gerrad Senduk (2003 : 10) beropini teori konstruktivis memandang secara terus-menerus mengusut informasi-informasi gres yang berlawanan dengan aturan-aturan lain dan memperbarui aturan-aturan tersebut kalau tidak sesuai lagi. Teori konstruktivis menuntut siswa berperan aktif dalam pembelajaran mereka sendiri. Karena penekanannya pada siswa yang aktif maka taktik konstruktivis sering disebut pengajaran yang berpusat pada siswa (STUDENT-CENTERED INSTRUCTION). Di dalam kelas yang pengajarannya berpusat pada siswa, tugas guru ialah membantu siswa menemukan fakta, konsep atau prinsip bagi diri mereka sendiri, bukan memperlihatkan ceramah atau mengendalikan seluruh kegiatan di kelas.

Dari pendapat-pendapat di atas sanggup dinyatakan bahwa pendekatan konstruktivis dalam pembelajaran sanggup mengoptimalkan pengalaman belajar. Siswa menemukan konsep-konsep atau dalil matematika sendiri, maupun melalui diskusi kelompok dengan guru sebagai fasilitator, sehingga sanggup meminimalkan kesulitan berguru siswa.


BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
PTK Matematika SMP

A.    Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Sidoarjo, yang pelaksanaannya dimulai 11 September 2006 hingga dengan 11 Nopember 2006 yang melibatkan seorang guru matematika sebagai peneliti, 2 guru (teman sejawat) untuk membantu mengambil data sebagai observator dalam pelaksanaan penelitian. Adapun subyek penelitian ialah 40 siswa kelas VIII – E yang keadaan siswa dalam kelas tersebut heterogen.
Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus dengan rincian sebagai berikut : siklus I, dengan dalam 3 x Tatap Muka (TM); siklus II dengan 2 x TM, siklus III dengan 2 x TM. Adapun materi yang dibahas dalam 3 siklus tersebut ialah :
  1. Siklus I membahas materi : mengenal persamaan garis lurus dalam aneka macam bentuk dan variabel, mengenal pengertian dan menentukan gradien persamaan garis lurus dalam aneka macam bentuk.
  2. Siklus II membahas materi : menentukan persamaan garis lurus pada sebuah titik dengan gradien tertentu dan persamaan garis melalui dua titik.
  3. Siklus III membahas materi : menentukan syarat dua garis sejajar, dua garis berpotongan tegak lurus, dan menentukan koordinat titik potong dua garis yang berpotongan.


B.    Rencana Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini memakai rancangan penelitian tindakan yang dilaksanakan di kelas, sehingga disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini terdiri dari 3 siklus masing-masing siklus mencakup : perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Hal ini sesuai pendapat Suharsimi A, Suhardjono, Supardi (halaman 73) PTK dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang yang di dalamnya terdapat empat bahasan utama kegiatan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi yang sanggup digambarkan sebagai berikut : 

PTK Matematika SMP   yang ada di postingan ini belum tepat atau belum lengkap untuk mendapatkan ptknya yang lengkap silahkan anda klik tombol download dibawah ini, semoga ptk ini bermanfaat selalu untuk anda semua, salam sukses ya.
 kali ini saya memposting ptk smp yang berjudul PTK Matematika Sekolah Menengah Pertama Kelas 8/VIII | Penelitian Tindakan Kelas

0 Response to "Ptk Matematika Smp Kelas 8/Viii | Penelitian Tindakan Kelas"

Post a Comment