PTK Matematika SD Kelas 4/IV (Penelitian Tindakan Kelas) - tidak mengecewakan capek ngedit sih pas posting di blog ini, makalanya gak sedikit saya cantumin pola pada metode penelitannya dan BAB II nya juga saya potong dikit eheh , maklum capek, tapi demi pengujung blog aadesanjaya.blogspot.com capeknya niscaya ilang dong eheheh, dan selalu semangat saking semangatnya PTK Matematika SD Kelas 4 pun selesai juga di edit dan siap meluncur di terbitkan.
Selain PTK Matematika SD Kelas 4, seperti biasanya saya juga memperlihatkan beberapa referensi/contoh dalam menyusun PTK sahabat sahabat semua ibarat ptk bahasa indonesia sd, fiqih ma, pai smp, penjasorkes smp, serta yang lagi terkenal di baca kan orang ptk ipa sd. ptk bahasa arab mts, pai sma, ptk b. indo kelas 1, ptk bahasa jerman, matematika sd kelelas 6, ptk smk, ptk matematika sd kelas 4, ptk penjasorkes sd, penjasorkes smp, ptk bahasa indonesia sma xi , ptk tk paud, ptk matematika sma x, ptk ipa sd, bahsa inggris smp, tk paud, ptk mtk smp, ptk mtk sd kls 1
Judul:
PENGGUNAAN MEDIA LIDI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA PADA PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT DI KELAS IV SD
PENGGUNAAN MEDIA LIDI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA PADA PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT DI KELAS IV SD
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
PTK Matematika SD Kelas 4
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu permasalahan yang menyangkut pengelolaan proses belajar mengajar mata pelajaran matematika di SD adalah kurangnya pengetahuan bagi guru SD, serta terbatasnya dana dan sarana tentang bagaimana cara membuat dan menggunakan media/alat peraga dalam pembelajaran matematika. Di sisi lain pentingnya media/alat peraga dalam pembelajaran matematika telah diakui oleh semua jajaran pengelola pendidikan dan para ahli pendidikan.
Kompetensi guru dalam pelaksanaan interaksi belajar mengajar mempunyai indikator, mampu membuka pelajaran, mampu menyajikan materi, mampu menggunakan metode/strategi, mampu menggunakan media/ alat peraga, mampu menggunakan bahasa yang komutatif, mampu memotivasi siswa, mampu mengorganisasi kegiatan, mampu menyimpulkan pelajaran, mampu memberikan umpan balik, mampu melaksanakan penilaian, dan mampu menggunakan waktu. (Departemen Pendidikan Nasional, 2004 ; 13 – 14).
Agar pembelajaran yang akan diberikan oleh guru kepada siswa berhasil sesuai dengan kompetensi dasar, maka guru diharapkan dapat menyusun langkah- langkah pengembangan silabus pembelajaran, diantaranya merumuskan pengalaman belajar siswa meliputi; 1). Pengalaman belajar merupakan kegiatan fisik dan mental yang perlu dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan sumber belajar dalam rangka mencapai kompetensi dasar dan standar kompetensi. 2). Pengalaman belajar dapat dilaksanakan di dalam dan di luar kelas. Kegiatan yang diberikan sebagai pengalaman belajar siswa harus berorientasi agar siswa aktif dalam belajar, iklim belajar menyenangkan, fungsi guru lebih ditekankan sebagai fasilitator dari pada sebagai pemberi informasi, siswa terbiasa mencari sendiri informasi (dengan bimbingan guru) dari berbagai sumber, siswa dibekali dengan kecakapan hidup dan dibiasakan memecahkan permasalahan yang kontektual yaitu terkait dengan lingkungan (nyata maupun maya) dari siswa. 3). Pada hakekatnya pengalaman belajar memberikan pengalaman kepada siswa untuk menguasai kompetensi dasar secara ilmiah dan ditinjau dari dimensi kompetensi yang ingin dicapai pengalaman belajar meliputi pengalaman untuk mencapei kompetensi pada ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif. Selanjutnya pengalaman belajar dirumuskan dengan kata kerja yang opersional.(Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika, Dit. PMU, Ditjen Dikdsmen, Depdiknas, 2003 ; 3)
Berdasarkan teori perkembangan kognitif Piaget, anak usia Sekolah Dasar berada pada tahap konkret operasional, dengan ciri-ciri sebagai berikut: (1)Pola berpikir dalam memahami konsep yang abstrak masih terikat pada benda kasatmata (2)Jika diberikan permasalahan belum mampu memikirkan segala alternatif pemecahannya (3)Pemahaman terhadap konsep yang berurutan melalui tahap demi tahap, misal pada konsep panjang, luas, volum, berat, dan sebagainya.(4)Belum mapu menyelesaikan masalah yang melibatkan kombinasi urutan operasi pada masalah yang kompleks. (5)Mampu mengelompokkan objek berdasarkan kesamaan sifat-sifat tertentu, dapat mengadakan korespondensi satu-satu dan dapat berpikir membalik.(6) Dapat mengurutkan unsur-unsur atau kejadian (7) Dapat memahami ruang dan waktu. (8) Dapat menunjukkan pemikiran yang abstrak.
Selain itu, menurut Pujiati (2004 ; 1) yang menyarikan pada Bruner bahwa untuk memahami pengetahuan yang baru, maka diperlukan tahapan-tahapan yang runtut, yaitu: enactive, ikonik, dan simbolik. Tahap enactive, yaitu tahap belajar dengan memanipulasi benda atau objek yang kongkret, tahap ikonik, yaitu tahap belajar dengan menggunakan gambar, dan tahap simbolik, yaitu tahap belajar melalui manipulasi lambang atau simbul. (Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran Berhitung di SD, Pujiati, 2004) PTK Matematika SD Kelas 4
Berdasarkan pada uraian diatas, siswa pada usia sekolah dasar dalam memahami konsep-konsep matematika masih sangat memerlukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan benda nyata (pengalaman-pengalaman konkret) yang dapat diterima akal mereka.
Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti mencoba mengetengahkan salah satu bentuk pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Dalam penyampaian pembelajaran ini peneliti menggunakan media/alat peraga lidi dalam penjumlahan bilangan bulat di kelas IV SDN Krembung I, dengan urutan pembelajaranya sebagai berikut: Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil (berpasangan dalam satu bangku), kemudian lidi kita bagikan kepada masing-masing kelompok sebanyak 20 biji. Guru memperagakan lidi itu untuk menjumlah dua bilangan bulat. Siswa diberi lembar tugas untuk dikerjakan dengan cara memperagakan lidi itu sebagai alat untuk menjawab lembar tugas tersebut, sedangkan guru mengamati proses penggunaan lidi itu untuk menjawab tugas yang telah diberikan. Setelah waktu yang ditentukan habis, siswa disuruh memperagakan hasil kerjanya di depan kelas, begitu seterusnya sampai siswa trampil menggunakan lidi itu untuk menjumlah dua bilangan bulat.
Pada akhir pengajaran, guru mengadakan tanya jawab agar siswa terampil menggunakan lidi itu sebagai alat bantu untuk menjumlah dua bilangan bulat sekaligus sebagai alat evaluasi .
B. Perumusan Masalah
Bertolak dari permasalahan diatas, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah : Bagaimana penggunaan dan penerapan media lidi dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menjumlah dua bilangan bulat di kelas IV SD ?
C. Pemecahan masalah
C. Pemecahan masalah
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka peneliti menetapkan langkah-langkah pemecahan masalahnya adalah sebagai berikut :
- Memberikan beberapa contoh penggunaan media lidi dalam penyelesaian penjumlahan bilangan bulat.
- Memaksimalkan penggunaan media lidi pada penjumlahan bilangan bulat.
- Melatih siswa menyelesaikan soal penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan media lidi.
- Membina keterampilan siswa menjumlah bilangan bulat dengan menggunakan media lidi dalam bentuk permainan adu cepat.
- Memberikan latihan soal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
- Mengadakan evaluasi proses dan evaluasi kognitif.
- Memberikan pekerjaan rumah.
D. Tujuan Penelitian
Penulisan penelitian ini bertujuan agar siswa mampu meningkatkan keterampilan penggunaan media lidi dalam menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan penjumlahan bilangan bulat.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi semua pihak, antara lain:
- Memberikan pembelajaran secara langsung bagi guru tentang pembelajaran yang menggunakan media lidi guna meningkatkan pemahaman siswa terhadap operasi penjumlahan bilangan bulat, sehingga menambah wawasan dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas.
- Meningkatkan keterampilan bagi siswa tentang penggunaan media lidi dalam proses pembelajaran sehingga siswa sanggup berperan aktif dan kreatif terutama pada penjumlahan bilangan bulat.Memberikan pengalaman langsung bagi peneliti dalam menerapkan pembelajaran dengan menggunakan media lidi dalam penjumlahan bilangan bulat serta memberikan dorongan untuk melaksanakan penelitian lagi dengan pembelajaran-pembelajaran matematika yang lain.
- Hasil penelitian ini dapat digunakan bagi sekolah untuk meningkatkan pemahaman tentang fungsi penelitian tindakan kelas.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
KAJIAN PUSTAKA
PTK Matematika SD Kelas 4
A. Kurikulum
Perkembangan pengetahuan dan tehnologi sangat mempengaruhi kurikulum matematika. Pembaharuan pendidikan oleh Menteri Pendidikan Nasional antara lain telah menghasilkan Standar Nasional tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 diantaranya prinsip pelaksanaan kurikulum.
Dalam pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut: a) Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekpresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan. b) Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu: (a) belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. c). Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral. d). Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrap, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madya mangun karso, ing ngarso sung tulada (di belakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan teladan). e). Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan tehnologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip alam takambang jadi guru (semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan teladan). f). Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal. g). Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antar kelas dan jenis serta jenjang pendidikan. (Menteri Pendidikan Nasional, 2006 : 6-7).
Secara khusus kurikulum matematika sekolah dasar dilaksanakan pada semua kelas mulai dari kelas I sampai dengan kelas VI, untuk kelas I sampai dengan kelas III menggunakan pembelajaran tematik sedangkan untuk kelas IV sampai dengan kelas VI mata pelajaran. Materi pokok dalam pembelajaran matematika kelas IV sekolah dasar meliputi: bilangan, pengukuran, bangun datar, bangun ruang dan penekanan pada penguasaan bilangan. Operasi penjumlahan pada bilangan bulat sebagai dasar pemahaman pengurangan bilangan bulat dan diajarkan mulai dari kelas IV sampai dengan kelas VI.
B. Belajar
Sekolah yang efektif pada umumnya memiliki sejumlah karakteristik proses, diantaranya proses belajar mengajar yang efektivitasnya tinggi. Sekolah yang menerapkan MBS memiliki efektivitas proses belajar mengajar yang tinggi. Ini ditunjukkan oleh sifat proses belajar mengajar yang menekankan pada pemberdayaan peserta didik. Dalam buku Manajemen Berbasis Sekolah yang diterbitkan Depdinas (2006 : 15) menyatakan bahwa proses belajar mengajar bukan sekedar memorisasi dan recall, bukan sekedar penekanan pada penguasaan pengetahuan tentang apa yang diajarkan (logos), akan tetapi lebih menekankan pada internalisasi tentang apa yang diajarkan sehingga tertanam dan berfungsi sebagai muatan nurani dan dihayati (ethos) serta dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari oleh peserta didik (pathos). Proses belajar mengajar yang efektif juga lebih menekankan pada belajar mengatahui (learning to know), belajar bekerja (learning to do), belajar hidup bersama (learning to live together), dan belajar menjadi diri sendiri (learning to be). Untuk mengoptimalkan pembelajaran diperlukan media/alat peraga.
C. Media
Untuk mengembangkan pemahaman dan keterampilan secara optimal dibutuhkan pengetahuan dan pemahaman tentang media. Pengetahuan itu meliputi: 1. Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar, 2. Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, 3. Tentang proses-proses mengajar, 4. Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan, 5. Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran, 6. Memilih dan menggunakan pendidikan, 7. Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan, 8. Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran dan 9. Usaha inovasi dalam media pendidikan dan lain-lain. Dititik dari beberapa pokok yang telah di kemukakan diatas, jelaslah bahwa media pendidikan merupakan dasar yang sangat diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi berhasilnya proses pendidikan dan usaha pengajaran di sekolah. (Hamalik, 1980 : 15-16).
D. Pembelajaran Matematika PTK Matematika SD Kelas 4
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan, simbul serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu dalam menyusun perencanaan pembelajaran agar tujuan yang diinginkan tercapai, maka perlu kita perhatikan hal-hal berikut ini: 1. kesiapan intelektual siswa 2. teori mengajar dan 3. teori belajar.
1. Kesiapan Intelektual Siswa
1. Kesiapan Intelektual Siswa
Guru mengajar dengan baik haruslah memperhatikan kesiapan kognitif siswa, yang mencakup dua hal yaitu mengenai perkembangan intelektual anak dan pengalaman belajar yang telah diperoleh siswa.
Tahap-tahap berpikir anak yang dikemukakan Piaget harus diperhatikan penyusunan kurikulum sekolah. Khususnya dalam menyusun skenario pembelajaran matematika, karena perkembangan intelektual anak yang dikemukakan Pieget dirasakan untuk pengajaran matematika di sekolah. Dengan demikian media mengajar matematika yang dipergunakan harus sesuai dengan perkembangan intelektual anak.
Perkembangan intelektual anak menurut Piaget ada empat tahap,, yaitu :
- Periode mencari motor. Tahap ini dicapai anak sampai umur dua tahun.
- Periode persiapan operasi kongkrit. Tahap ini dicapai anak mulai dapat memanipulasi simbul-simbul dari benda-benda sekitarnya.
- Periode operasi konkrit. Tahap ini dicapai anak pada usia tujuh tahun sampai sebelas tahun. Anak pada usia ini ditandai dengan permulaan berfikir matematika logis dan observasi dari pengalaman dengan objek nyata dan ia mulai dapat menggeneralisasikan objek-objek tadi.
- Periode operasi formal. Pada tahap ini biasanya dicapai anak mulai umur sebelas tahun ke atas. Pada tahap ini konsep konservasi telah tercapai sepenuhnya. Anak mulai mempunyai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan abstrak.
Tahap-tahap perkembangan kognitif anak yang dikemukaan Piaget ini,
berlaku bagi setiap anak tetapi umur yang dinyatakan diatas sangat menentukan, terutama pada anak usia SD.
berlaku bagi setiap anak tetapi umur yang dinyatakan diatas sangat menentukan, terutama pada anak usia SD.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa anak-anak pada periode operasi kongkrit anak mulai dapat berfikir matematika logis dan observasi dari pengalaman benda-benda nyata. Dengan demikian teori Pieget berguna untuk pengajaran matematika di sekolah dasar.
Menurut Pujiati (2004 : 6) benda-benda kongkrit pada pembelajaran matematika digunakan untuk penanaman konsep pada siswa, jika penanaman konsep belum dikuasai oleh siswa, maka pembelajaran berikutnya sulit dipahami oleh siswa, karena siswa usia SD mulai berfikir logis dari pengalaman dengan objek-objek nyata atau tiruan, sedangkan “fungsi alat peraga adalah sebagai media/alat peraga dalam menanamkan konsep-konsep pada pembelajaran matematika”
Dari sini dapat disimpulkan bahwa media/alat peraga dalam pembelajaran matematika di SD memegang peran sangat penting untuk menanamkan konsep-konsep baru.
2. Teori Mengajar
2. Teori Mengajar
Metoda laboratory mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan indera, terutama penglihatan, peraba, dan gerak otot/kinetis, untuk dapat membantu secara optimal kemampuan abstraksi dan keterampilan siswa. Pada dasarnya kemampuan mental yang ingin dicapai melalui kegiatan laboratory sama dengan pada kegiatan yang sifatnya heuristic. Yaitu, siswa menemukan konsepatau keterampilan yang dipelajari. Cara yang digunakan terutama dalam bentuk penemuan terbimbing melalui media yang berupa lembar kerja atau tugas terstruktuk serta dimungkinkan di lengkapi alat peraga. (Elly E. 1996 ; 3).
Dengan demikian mengajar tidak hanya memberikan suatu definisi yang harus dihafal, media apa yang digunakan, dan bagaimana menemukan konsep-konsep itu, sehingga pembelajaran itu lebih aktif bagi siswa, tidak menjenuhkan dan membuat siswa penasaran.
BAB. III
PELAKSANAAN PENELITIAN
PELAKSANAAN PENELITIAN
PTK Matematika SD Kelas 4
Sebagaimana telah disebutkan pada bagian pendahuluan, bahwa tujuan penelitian ini adalah agar siswa mampu meningkatkan keterampilan penggunaan media lidi dalam menyelesaikan soal yang berhubungan dengan penjumlahan bilangan bulat. Untuk mencapai hal tersebut, maka diperlukan data yang dapat melukiskan keterampilan siswa.
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN Krembung I kecamatan
Krembung kabupaten Sidoarjo.
B. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama dua bulan dari tanggal 15 september s.d 15 nopember 2006.
C. Materi Pembelajaran
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN Krembung I kecamatan
Krembung kabupaten Sidoarjo.
B. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama dua bulan dari tanggal 15 september s.d 15 nopember 2006.
C. Materi Pembelajaran
Untuk menentukan mata pelajaran dan materi pokok yang akan digunakan dalam penelitian ini dipilih mata pelajaran matematika dengan materi pokok penjumlahan bilangan bulat di kelas IV semester I.
Berdasarkan kurikulum 2004, materi ini dipilih dengan pertimbangan
sebagai berikut :
sebagai berikut :
- Materi ini selalu mengalami kesulitan di kelas V atau kelas VI.
- Sekolah mempunyai buku paket yang relevan
Materi pembelajaran ini dilaksanakan dalam waktu 3 pertemuan dengan setiap pertemuan 2 x 40 menit, dan masing-masing pertemuan ditutup dengan tes tertulis.
D. Pelaksanaan Penelitian
D. Pelaksanaan Penelitian
1. Siklus I
a. Rancangan Pembelajaran
Sebelum pelaksanaan pembelajaran peneliti telah menyiapkan/ menyusun perangkat pembelajaran antara lain:
- Silabus, yang memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, hasil belajar, indicator, pengalaman belajar, alokasi waktu, sumber/ alat/ bahan belajar dan penilaian.
- Rencana pembelajaran, yang memuat mata pelajaran, kelas/ semester, materi pokok, alokasi waktu, kompetensi dasar, langkah- langkah pembelajaran, sarana, sumber, bahan belajar dan penilaian.
- Lembar penilaian proses, lembar pengamatan dan lembar soal tes.
- Lidi sejumlah 220 buah.
b. Pelaksanaan Pembelajaran
1). Kegiatan awal meliputi :
- Guru mengucapkan salam di depan kelas.
- Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil (berpasangan)
- Guru membagi lidi kepada tiap-tiap kelompok sebanyak 20 buah.
- Guru mengadakan tanya jawab tentang penjumlahan bilangan cacah dengan tujuan untuk merangsang siswa agar termotivasi.
Nah ibarat yang saya bicarakan diatas kalau saya memposting semuanya samapai cuilan bab selanjutnya kan jadi capek tuh ngedit PTK Matematika SD Kelas 4, mumpung ada akomodasi nih dengan cara downloadnya, so sahabat pribadi aja klik tombol download yang dibawah ini
0 Response to "Ptk Matematika Sd Kelas 4/Iv (Penelitian Tindakan Kelas)"
Post a Comment