PTK Matematika SD Kelas 6 - Penelitian Tindakan Kelas Kali ini masih saya posting ptk SD menyerupai sebelumnya juga bahwa saya sudah memposting beberapa pola ptk bahasa indonesia sd, fiqih ma, pai smp, penjasorkes smp, serta yang lagi terkenal di baca kan orang ptk ipa sd. ptk bahasa arab mts, pai sma, ptk b. indo kelas 1, ptk bahasa jerman dan kalai ini saya posting PTK Matematika SD Kelas 6
Silahkan sahabat sahabat baca PTK Matematika SD Kelas 6 gampang mudahan bermanfaatuntuk semuanya dibawah ini
Judul :
PENINGKATAN PROSES PEMBELAJARAN TENTANG LUAS BANGUN MELALUI MODEL KOOPERATIF STAD DAN KUIS PADA SISWA KELAS VIA SDN SADANG TAMAN SIDOARJO
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
PTK Matematika SD
A. Latar Belakang Masalah
Era globalisasi yang penuh dengan kompetitif merupakan tantangan bagi dunia pendidikan. Teknologi pembelajaran inovatif seyogyanya dikembangkan dengan cara mengadaptasi atau mengadopsi teknologi pembelajaran inovatif yang memenuhi standar internasional. Hal ini tidak lain merupakan salah satu upaya untuk memenuhi amanat salah satu kebijakan inovatif, yaitu mutu lulusan tidak cukup bila diukur dengan standar lokal atau nasional saja. (Mohamad Nur, 2003)
Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi penerima didik semoga menjadi insan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UURI No. 20 Th. 2003). Tujuan ini dituangkan dalam tujuan pembelajaran matematika yaitu melatih cara berfikir dan bernalar, menyebarkan aktifitas kreatif, menyebarkan kemampuan memecahkan masalah, menyebarkan kemampuan memberikan infomasi atau mengkomunikasikan gagasan. Sehingga matematika merupakan bidang ilmu yang strategis untuk membentuk generasi yang siap menghadapi abad global yang penuh dengan kompetitif tersebut.
Matematika sebagai disiplin ilmu turut andil dalam pengembangan dunia teknologi yang sekarang telah mencapai puncak kecanggihan dalam mengisi aneka macam dimensi kebutuhan hidup manusia. Era global yang ditandai dengan kemajuan teknologi informatika, industri otomotif, perbankan, dan dunia bisnis lainnya, menjadi bukti positif adanya kiprah matematika dalam revolusi teknologi.
Melihat betapa besar kiprah matematika dalam kehidupan manusia, bahkan masa depan suatu bangsa, maka sebagai guru di SD yang mengajarkan dasar-dasar matematika merasa terpanggil untuk senantiasa berusaha meningkatkan pembelajaran dan hasil berguru matematika. Apalagi kenyataan di lapangan memperlihatkan bahwa hasil berguru matematika selalu berada di tingkat bawah dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya.
Hal tersebut sanggup dilihat dari hasil ulangan harian matematika yang pertama pada kompetensi dasar operasi hitung hanya mencapai rerata 57,8 dan hanya 50% siswa mencapai nilai 60 atau >60 . Padahal idealnya minimal harus mencapai 100% siswa mendapat 60 atau >60. Sedangkan operasi hitung merupakan dasar bagi kompetensi dasar berikutnya menyerupai menghitung luas bangun, volum bangun, dan sebagainya. Kondisi tersebut disebabkan oleh kenyataan sehari-hari yang memperlihatkan bahwa siswa kelihatannya jenuh mengikuti pelajaran matematika. Pembelajaran sehari-hari memakai metode ceramah dan latihan-latihan soal secara individual, dan tidak ada interaksi antar siswa yang pandai, sedang, dan normal. Hal ini terbukti sebagian besar siswa mengeluh apabila diajak berguru matematika. Sering kalau diberi kiprah tidak selesai sempurna waktu, dan lebih suka bermain dan mengobrol, alasannya pelajaran matematika memusingkan dan lain-lain.
Menyikapi kondisi tersebut penulis sebagai guru kelas VIA yang harus menyiapkan penerima didik menuju ujian selesai sekolah dan bisa bersaing dalam mengikuti tes masuk Sekolah Menengah Pertama Negeri, selalu berusaha memperbaiki pembelajaran dengan mengkondisikan pembelajaran yang memudahkan, mengasyikkan, dan menyenangkan bagi siswa. Usaha tersebut akan diwujudkan dalam suatu penelitian tindakan kelas yang akan menerapkan pembelajaran STAD dan bermain kuis.
Model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Devision) yaitu salah satu pembelajaran kooperatif yang dikembangkan menurut teori berguru Kognitif-Konstruktivis yang diyakini oleh pencetusnya Vygotsky mempunyai keunggulan yaitu fungsi mental yang lebih tinggi akan muncul dalam percakapan atau kerjasama antar individu. (Depag RI, 2004). STAD juga mempunyai keunggulan bahwa siswa yang dikelompokkan secara heterogen menurut kemampuan siswa terhadap matematika akan terjadi interaksi yang positif dalam menuntaskan masalah, menyerupai tutor sebaya dan lain-lain. Jika sebelumnya tidak ada interaksi antar individu, maka dalam STAD siswa sanggup bekerja sama dalam menuntaskan duduk masalah hingga semua anggota kelompok sanggup menuntaskan masalah. Kelompok dikatakan tidak selesai kalau ada anggotanya belum selesai.
Bermain kuis yaitu permainan yang mengasyikkan bagi bawah umur usia sekolah dasar. Untuk itu pembelajaran dilanjutkan dengan bermain kuis antar kelompok semoga matematika yang dianggap membosankan akan bermetamorfosis menyenangkan, mengasyikkan, dan balasannya semangat berguru siswa meningkat dan hasil berguru juga meningkat.
B. Perumusan Masalah PTK Matematika SD
Untuk memberi batasan permasalahan semoga lebih terang dan terarah, maka perlu dirumuskan permasalahan yang akan dibahas, yaitu sebagai berikut:
- Bagaimanakah pembelajaran model kooperatif STAD sanggup mendorong siswa untuk berguru perihal luas berdiri menjadi lebih bersemangat ?
- Bagaimanakah bermain kuis sanggup mendorong siswa untuk berguru perihal luas berdiri menjadi lebih bersemangat ?
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan alasan-alasan di atas, maka sanggup dikemukakan hipotesis tindakan sebagai berikut:
- Jika siswa berguru perihal luas berdiri dengan model kooperatif STAD, maka semangat berguru siswa akan meningkat.
- Jika siswa belajar perihal luas berdiri dengan bermain kuis, maka semangat berguru siswa akan meningkat.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menunjukan dan mengetahui :
- Pembelajaran model kooperatif STAD sanggup mendorong siswa untuk berguru perihal luas berdiri lebih bersemangat.
- Bermain kuis sanggup mendorong siswa untuk berguru perihal luas berdiri menjadi lebih bersemangat.
E. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini dibutuhkan sanggup memperlihatkan manfaat kepada :
- Siswa, semoga mendapat pengalaman berguru yang lebih menarik, menyenangkan, dan mengasyikkan.
- Guru, semoga sanggup menambah wawasan dan info perihal pilihan aneka macam bentuk- bentuk taktik pembelajaran, khususnya pembelajaran matematika.
- Lembaga pendidikan, dibutuhkan sanggup memperlihatkan info dalam peningkatan kualitas pendidikan.
- Penelitian lanjutan, sebagai materi acuan dalam penelitian selanjutnya.
F. Definisi Operasional
Untuk memperjelas permasalahan yang akan diteliti, maka perlu dijelaskan definisi operasinal sebagai berikut:
- Peningkatan yaitu suatu perjuangan untuk menyebabkan lebih baik atau lebih bermutu, lebih berdaya guna dan berhasil guna.
- Proses yaitu seluruh rangkaian suatu tindakan (Trisno Yuwono, 1994). Dalam penelitian ini, proses yaitu seluruh rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam pembelajaran untuk mencapai hasil berguru secara maksimal.
- Pembelajaran yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dan para siswa secara bahu-membahu dalam proses berguru mengajar (Ninik, 2000)
- Luas berdiri yaitu salah satu kompetensi dasar pada mata pelajaran matematika kelas VI semester I (Kurikulum 2004)
- Model kooperatif STAD yaitu merupakan suatu model pengajaran dimana siswa berguru dalam kelompok-kelompok kecil yang mempunyai tingkat kemampuan berbeda. Dalam menuntaskan kiprah kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu materi pembelajaran. Belajar belum selesai kalau salah satu sahabat dalam kelompok belum menguasai materi pembelajaran. (Depag RI, 2004)
- Kuis suatu kegiatan tanya jawab antar kelompok. (Depag RI, 2001)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
KAJIAN PUSTAKA
PTK Matematika SD
A. Pembelajaran Matematika
1. Pengertian
Matematika merupakan suatu materi kajian yang mempunyai obyek aneh dan dibangun melalui proses budi budi deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akhir logis dari kebenaran sebelumnya sehingga keterkaitan dalam matematika bersifat sangat berpengaruh dan terang (Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo, 2005).
2. Fungsi dan Tujuan
Matematika berfungsi untuk menyebarkan kemampuan bernalar melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, dan eksperimen, sebagai alat pemecahan duduk masalah melalui pola pikir dan model matematika, serta sebagai alat komunikasi melalui simbol, tabel, grafik, diagram, dalam menjelaskan gagasan (Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo, 2005).
Pembelajaran Matematika bertujuan melatih cara berfikir dan bernalar, menyebarkan acara kreatif, menyebarkan kemampuan memecahkan masalah, dan menyebarkan kemampuan memberikan info dan mengkomunikasikan gagasan (Mohamad Nur, 2003)
3. Pembelajaran
Pembelajaran Matematika akan bermakna bagi siswa apabila mereka aktif dengan aneka macam cara untuk mengkonstruksi atau membangun sendiri pengetahuannya. Dengan demikian suatu rumus, konsep, atau prinsip dalam matematika, seyogyanya ditemukan kembali oleh siswa di bawah bimbingan guru. Secara khusus, pendekatan pemecahan duduk masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika. Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika dimulai dengan pengenalan duduk masalah yang sesuai dengan situasi (cotextual problem).
4. Penilaian
Penilaian yang dilakukan lebih berfokus pada evaluasi berbasis kelas. Dalam merancang penilaian, termasuk menentukan teknik dan alat evaluasi yang dipakai yaitu evaluasi tertulis, evaluasi kinerja, dan evaluasi karya atau portofolio.
Standar Kompetensi dirancang secara berdiversivikasi, untuk melayani semua kelompok siswa (normal, sedang, tinggi). Kelompok normal yaitu kelompok yang memerlukan waktu berguru relatif lebih usang dari kelompok sedang, sehingga perlu diberikan pelayanan dalam bentuk menambah waktu berguru atau memperlihatkan remediasi. Sedangkan kelompok tinggi yaitu kelompok yang mempunyai kecepatan berguru lebih cepat dari kelompok sedang, sehingga guru sanggup memperlihatkan pelayanan dalam bentuk akselerasi (percepatan) berguru atau memperlihatkan materi pengayaan (Mohamad Nur, 2003).
Beberapa aspek evaluasi sebagai berikut:
- Karya meliputi: garis bilangan, maket, model, peta, rumus, dan berdiri ruang.
- Kinerja atau unjuk kerja meliputi: menghitung, menimbang, mengukur jarak, menafsir, mencatat data, dan menciptakan tabel, grafik, diagram.
- Perilaku: memperlihatkan sifat teliti, memperlihatkan perilaku kritis, dan kebiasaan berfikir logis (Nur Mohamad, 2003).
B. Model Pembelajaran Kooperatif STAD
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pengajaran dimana siswa berguru dalam kelompok-kelompok kecil yang mempunyai tingkat kemampuan berbeda. Dalam menuntaskan kiprah kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu materi pembelajaran. Belajar belum selesai kalau salah satu sahabat dalam kelompok belum menguasai materi pembelajaran.
Model pembelajaran kooperatif ini dikembangkan menurut teori berguru kognitif-konstruktivis. Salah satu teori Vygotsky, yaitu perihal pementingan pada hakikat sosiokultural dari pembelajaran. Vygotsky yakin bahwa fungsi mental yang lebih tinggi akan muncul dalam percakapan atau kerjasama antar individu. Implikasi dari teori Vygotsky ini sanggup berbentuk pembelajaran kooperatif. Penerapan model pembelajaran kooperatif ini juga sesuai dengan yang dikehendaki oleh prinsip-prinsip CTL (contextual teaching and learning), yaitu perihal learning community (Depag RI, 2004).
Untuk mendapat ptk lebih lengkap lagi sahabat harap download PTK Matematika SD dibawah ini gampang mudahan membantu sahabat teman
0 Response to "Ptk Matematika Sd Kelas 6"
Post a Comment