Makalah Pendidikan Jasmani dan Kesehatan - Ketika mahasiswa disibukkan dengan banyak sekali kiprah kampus, banyak mahasiswa yang mencari rujukan untuk menuntaskan tugasnya baik di buku, surat kabar bahkan tidak sedikit mahasiswa juga menjadikan internet sebagai tongkrongan mereka sebagai kawasan mencari referensi, sekitar 1 hari yang kemudian tepatnya pada tanggal 29 Desember 2011. Mahasiswa IKIP Mataram yang Bernama YAYA SURYA NUGRAHA yang sedang duduk di semester 7 jurusan FPOK mengirimkan file ke email saya yang berjudul Makalah Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
Beliau mengirimkan Makalah Pendidikan Jasmani dan Kesehatan untuk di bagi kepada teman sahabat semua untuk dijadikan sebagai rujukan dalam menyusun Makalah Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, semoga dengan adanya makalah ini teman semua sanggup terbantu dalam menyusun kiprah yang sesuai dengan makalah yang saya posting ini. Oh iya bagi teman sahabat semua yang membutuhkan rpp berkarakter penjasorkes baik di tingkat SD, SMP, SMA mapun SMK ada juga loh di blog ini. penjasorkes sd, penjasorkes smp, penjasorkes sma, dan penjasorkes smk
Tidak lupa juga saya ucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada saudara kita ini yang mau membagikan tugasnya secara free kepada kita semua, semoga ia diberikan rezeki serta kesahatan dari Allah SWT. Amin. Berikut Makalah Pendidikan Jasmani dan Kesehatan di bawah ini
BAB I
PENDAHULUAN
Makalah Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
1.1 Latar Belakang
Pendidikan jasmani sebagai komponen pendidikan secara keseluruhan telah disadari oleh banyak kalangan. Namun, dalam pelaksanaannya pengajaran pendidikan jasmani berjalan belum efektif menyerupai yang diharapkan. Pembelajaran pendidikan jasmani cenderung tradisional.
Pendidikan jasmani sebagai komponen pendidikan secara keseluruhan telah disadari oleh banyak kalangan. Namun, dalam pelaksanaannya pengajaran pendidikan jasmani berjalan belum efektif menyerupai yang diharapkan. Pembelajaran pendidikan jasmani cenderung tradisional.
Model pembelajaran pendidikan jasmani tidak harus terpusat pada guru tetap pada siswa. Orientasi pembelajaran harus diubahsuaikan dengan perkembangan anak, isi dan urusan materi serta cara penyampaian harus diubahsuaikan sehingga menarik dan menyenangkan, sasaran pembelajaran ditujukan bukan hanya membuatkan keterampilan olahraga, tetapi pada perkembangan langsung anak seutuhnya. Konsep dasar pendidikan jasmani dan model pengajaran pendidikan jasmani yang efektif perlu dipahami oleh mereka yang hendak mengajar pendidikan jasmani.
Pengertian pendidikan jasmani sering dikaburkan dengan konsep lain. Konsep. Itu menyamakan pendidikan jasmani dengan setiap perjuangan atau kegiatan yang mengarah pada pengembangan organ-organ tubuh insan (body building), kesejukan jasmani (physical fitness), kegiatan fisik (physical activities), dan pengembangan keterampilan (skill development).
Pengertian itu menawarkan pandangan yang sempit dan menyesatkan arti pendidikan jasmani yang sebenarnya. Walaupun memang benar acara fisik itu mempunyai tujuan tertentu, namun lantaran tidak dikaitkan dengan tujuan pendidikan, maka kegiatan itu tidak mengandung unsur-unsur pedagogik.
Pendidikan jasmani bukan hanya merupakan acara pengembangan fisik secara terisolasi, akan tetapi harus berada dalam konteks pendidikan secara umum (general education). Sudah barang tentu proses tersebut dilakukan dengan sadar dan melibatkan interaksi sistematik antar pelakunya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Bagaimanakah definisi pendidikan yang kita anut? Adanya perbedaan pengertian itu pendidikan jasmani dengan istilah-istilah lain menyerupai gerak badan, acara fisik, kesejukan jasmani, dan olahraga hendaknya tidak menjadikan polemik yang menyesatkan. Perbedaan pendapat itu sesuatu yang wajar, yang terpenting seseorang harus melaksanakan pembatasan pengertian yang dianut secara terperinci dan konsisten apabila membicarakan atau menuliskan banyak sekali istilah itu sehingga tidak rancu.
Pendidikan jasmani yaitu suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui banyak sekali kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesejukan jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan tabiat serta kepribadian yang serasi dalam rangka pembentukan insan Indonesia berkualitas menurut Pancasila. Secara eksplisit istilah pendidikan jasmani dibedakan dengan olahraga. Dalam arti sempit olahraga diidentikkan sebagai gerak badan. Olahraga ditilik dari asal katanya dari bahasa jawa olah yang berarti melatih diri dan rogo (raga) berarti badan. Secara luas olahraga sanggup diartikan sebagai segala kegiatan atau perjuangan untuk mendorong, membangkitkan, membuatkan dan membina kekuatan-kekuatan jasmaniah maupun rokhaniah pada setiap manusia.
Olahraga yaitu proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau perjuangan yang sanggup mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/ pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan, dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan insan Indonesia seutuhnya yang berkualitas menurut Pancasila.
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan acara jasmani dan direncanakan secara sistematik bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, neuromoskuler, perseptual, kognitif, sosial dan emosional.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
KAJIAN PUSTAKA
Makalah Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
2.1 Pengertian pendidikan jasmani
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses seseorang sebagai individu maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui banyak sekali kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, dan pembentukan watak
Pendidikan jasmani pada hakikatnya yaitu proses pendidikan yang memanfaatkan acara fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional.
Pendidikan jasmani dan olahraga yaitu laboratorium bagi pengalaman manusia, lantaran dalam pendidikan jasmani menyediakan kesempatan untuk menunjukkan mengembangan karakter. Pengajaran susila dalam pendidikan jasmani biasanya dengan pola atau perilaku. Pengajar tidak baik berkata kepada muridnya untuk memperlakukan orang lain secara adil kalau dia tidak memperlakukan muridnya secara adil.
Selain dari pada itu pendidikan jasmani dan olahraga begitu kaya akan pengalaman emosional. Aneka macam emosi terlibat di dalamnya. Kegiatan pendidikan jasmani dan olahraga yang berakar pada permainan, ketrampilan dan ketangkasan memerlukan pengerahan energi untuk menghasilkan yang terbaik.
Pantas rasanya bila kita oke untuk mengemukakan bahwa pendidikan jasmani dan olahraga merupakan dasar atau alat pendidikan dalam membentuk insan seutuhnya, dalam pengembangan kemampuan cognitif, afektif dan psikomotor yang behavior dalam membentuk kemampuan insan yang berwatak dan bermoral.
2.2 Tujuan Pendidikan Jasmani
- Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui banyak sekali acara jasmani dan olahraga yang terpilih.
- Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik
- Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar
- Meletakkan landasan abjad moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.
- Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis.
- Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
- Memahami konsep acara jasmani dan olahraga di lingkungan yang higienis sebagai gosip untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta mempunyai sikap yang positif.
2.3 Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani
- Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta acara lainnya.
- Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta acara lainnya
- Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta acara lainnya
- Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta acara lainnya
- Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta acara lainnya
- Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung
- Kesehatan, mencakup penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh semoga tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, menentukan masakan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek.
2.4 Hakekat olahraga dan penjas
Filsafat olahraga, menyerupai filsafat lainnya, dalam olahraga ada beberapa konsep yang perlu dikaji dan dipahami secara mendalam. Konsep ini bersifat aneh yaitu ‘mental image’. Walau kita tahu bahwa konsep ini abstrak, tetapi didalam konsep ini ada makna tertentu, walau perbedaan makna pada setiap individu berbeda-beda wacana ini.
Konsep dasar wacana keolahragaan beragam, menyerupai bermain (play), Pendidikan jasmani (Physical education), olahraga (Sport), rekreasi (recreation), tari (dance).
Bermain (play) yaitu fitrah insan yang hakiki sebagai mahluk bermain (homo luden), bermain suatu kegiatan yang tidak berpretensi apa-apa.
Dalam bermain terdapat unsur ketegangan, yang tidak lepas dari susila menyerupai semangat fair play yang sekaligus menguji ketangguhan, keberanian dan kejujuran pemain, walau tanpa wasitpun permainan bawah umur terlihat belum tercemar.
Dalam bermain terdapat unsur ketegangan, yang tidak lepas dari susila menyerupai semangat fair play yang sekaligus menguji ketangguhan, keberanian dan kejujuran pemain, walau tanpa wasitpun permainan bawah umur terlihat menyenangkan dan bangga ini merupakan bentuk permainan yang belum tercemar.
Dalam bermain pendidikan susila yang ada tidak mengenal pada suatu fatwa tertentu, lantaran anak bermain tidak melihat sisi religius teman dan bentuk permainan, lantaran tidak ada hukum dalam hal religus dalam bentuk permainan, pendidikan susila disini yang membetuk insan yang baik dan kritis, sehingga proses santunan pembelajarannya lebih bersifat membuatkan daya pikir kritis dengan mengamati realitas kehidupan.
Seperti melihat harimau, maka anak akan menggandakan gaya harimau yang menerkam mangsa, simangsa sudah tentu yaitu teman sepermainnya. Temannya akan berjuang mempertahankan dengan bergelut.
Bermain dalam alam anak menawarkan konsep anak bertanggung jawab terhadap permainan tersebut. Ketika terjadi “perselisihan” maka tanggung jawab anak terhadap permainan ini membantu dalam pengembangan moralnya.
Olahraga (sport) yang merupakan kegiatan otot yang energik dan dalam kegiatan itu atlet memperagakan kemampuan geraknya (performa) dan kemauannya semaksimal mungkin, akan tetapi perkembangan teknologi memungkinkan faktor mesin menjadi techno-sport, menyerupai balap mobil, balap motor, yang banyak tergantung dengan faktor mesin.
2.5 Pengajaran susila dalam pendidikan jasmani
Kita telah menyadari bahwa pendidikan jasmani dan olahraga yaitu laboratorium bagi pengalaman manusia, oleh lantaran itu guru pendidikan jasmani harus mencoba mengajarkan susila dan nilai dalam proses mencar ilmu mengajar, yang mengarah pada kesempatan untuk membentuk abjad anak.
Karakter anak didik yang dimaksud tentunya tidak lepas dari abjad bangsa Indonesia serta kepribadian utuh anak, selain harus dilakukan oleh setiap orangtua dalam keluarga, juga sanggup diupayakan melainkan pendidikan nilai di sekolah. Saran yang bisa diangkat yaitu :
- Seluruh suasana dan iklim di sekolah sendirii sebagai lingkungan sosial terdekat yang setiap hari dihadapi, selain di keluarga dan masyarakat luas, perlu mencerminkan penghargaan kasatmata terhadap nilai-nilai, kemanusiaan yang mau diperkenalkan dan ditumbuhkembangkan penghayatannya dalam diri penerima didik. Misalnya, kalau sekolah ingin menanamkan nilai keadilan kepada para penerima didik, tetapi di lingkungan sekolah itu mereka terang-terangan menyaksikan banyak sekali bentuk ketidakadilan, maka di sekolah itu tidak tercipta iklim dan suasana yang mendukung keberhasilan pendidikan nilai.
- Tindakan kasatmata dan penghayatan hidup dari para pendidik atau sikap keteladanan mereka dalam menghayati nilai-nilai yang mereka ajarkan akan sanggup secara instingtif mengimbas dan efektif kuat pada penerima didik. Sebagai contoh, kalau guru sendiri memberi kesaksikan hidup sebagai langsung yang selalu berdisiplin, maka kalau ia mengajarkan sikap dan nilai disiplin pada penerima didiknya, ia akan lebih disegani.
- Semua pendidik di sekolah, terutama para guru pendidikan jasmani perlu jeli melihat peluang-peluang yang ada, baik secara kurikuler maupun non/ekstra kurikuler, untuk menyadarkan pentingnya sikap dan sikap positif dalam hidup bersama dengan orang lain, baik dalam keluarga, sekolah, maupun dalam masyarakat. Misalnya sebelum pelajaran dimulai, guru menegaskan bila anak tidak mengikuti pelajaran lantaran membolos, maka nilai pelajaran akan dikurangi.
- Secara kurikuler pendidikan nilai yang membentuk sikap dan sikap positif juga bisa diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri, contohnya dengan pendidikan budi pekerti. Akan tetapi penulis tidak menyarankan untuk di lakukan.
- Melalui training rohani siswa, melalui kegiatan pramuka, olahraga, organisasi, pelayanan sosial, karya wisata, lomba, kelompok studi, teater, dll. Dalam kegiatan-kegiatan tersebut para pembina melihat peluang dan kemampuannya menjalin komunikasi antar langsung yang cukup mendalam dengan penerima didik.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
Makalah Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
3.1 Kesimpulan
Olahraga bersifat netral dan umum, tidak dipakai dalam pengertian olahraga kompetitif, lantaran pengertiannya bukan hanya sebagai himpunan acara fisik yang resmi terorganisasi (formal) dan tidak resmi (informal).
Pendidikan jasmani intinya bersifat universal, berakar pada pandangan klasik wacana kesatuan erat antara “body and mind”, Pendidikan jasmani yaitu bab integral dari pendidikan melalui acara jasmani yang bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, intelektual dan emosional
Untuk mendapat Makalah Pendidikan Jasmani dan Kesehatan ini beserta daftar pustakanya harap teman sahabat semua mendownloadnya dibawah ini.
0 Response to "Makalah Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan"
Post a Comment