Perkembangan Kurikulum Di Indonesia

Perkembangan Kurikulum di Indonesia - Berbicara perkembangan kurikulum di indonesia yang dikala ini akan berakhir pada kurikulum KTSP, banyak pendapat dari kalangan para guru, dosen, mahasiswa bahkan masyarakat luas pun mencoba berikan pendapat, ada yang menyampaikan bahwa kurikulum 1994 lebih baik dari pada KTSP, dan ada juga yang menyampaikan kok kurikulum ini ganti ganti mulu ya?, maka dari itu dengan adanya makalah Perkembangan Kurikulum di Indonesia ini gampang mudahan rasa ingin tahu ihwal perkembangan kurikulum sobat teman semua bisa terpenuhi


Perkembangan kurikulum di indonesia dari periode sebelum tahun 1945 hingga yang kini ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau yang sering disebut KTSP. Selama proses pergantian Kurikulum tidak ada tujuan lain hanya untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran, rancangan pembelajaran yang ada di sekolah. Alangkah baiknya sobat teman untuk lebih jelasnya membaca makalah Perkembangan kurikulum di indonesia yang ada di bawah ini.


BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan Kurikulum di Indonesia
A.    Latar Belakang
Dari masa ke masa kurikulum yang terdapat di setiap negera berubah yang ini berdasarkan sebagian pakar disebabkan karena kebutuhan masyarakat yang berkembang dan disamping itu kondisi dan tuntutan zaman pun berubah. Untuk menyesuaikan dengan zaman, kurikulumpun mengalami perkembangan. Perkembangan itupun terjadi pada kurikulum di Negara Indonesia.

Sebagai sebuah Negara yang mempunyai tujuan berdiri, kurikulum ini dirasa sangt penting untuk kemudian mengiringi kemajuan Negara. Karenanya, perkembangan kurikulum ini dianggap menjadi penentu masa depan anak bangsa. Sebaga bangsa yang pernah di jajah, sedikit tidak Negara ini akn terengaruh oleh kurikulum pendidikan dari Negara yang dulu pernah menjajah Indnesia.  Penting untuk kemudian dikaji untuk mengetahui bahwa Negara kita dikala ini kurikulumnya masih berkaitan dengankepentingan penjajah dulu. Setidaknya, ketika fisik penjajah itu pergi, mereka sejatinya teta ada melalui kurkulum yang yang diturunkan pada Negara bekas jajahan.

B.    Rumusan Masalah
Adapun rumusan duduk masalah dari makalah ini ialah : Bagaimana Perkembangan Kurikulum di Indonesia?

C.    Tujuan
Adapun tujuan dari disusunnya makalah ini ialah untuk mengetahui perkembangan kurikulum di Indonesia.




BAB II
PEMAHASAN
Perkembangan Kurikulum di Indonesia 


PERKEMBANGAN KURIKULUM  DI INDONESIA

Adapun perlembangan kurikulum di Indoesia sanggup dibagi daam beberapa fase, sebagai berikut: 
A.    Periode sebelum tahun 1945
1.     Kurikulum pada masa VOC
Kurikulum sekolah-sekolah selama VOC bertalian erat dengan gereja. Menurut Hereen XVII,  tubuh tertinggi VOC di negeri Belanda yang tertidi atas 17 orang anggota, tahun 1617, gubernur di Indonesia harus menyebarluaskan agama Katolik dan mendirikan sekolah untuk tujuan itu. Menurut peraturan sekolah 1643 kiprah guru dalah memupuk rasa tajkut kepada Tuhan , mengajarkan dasar agama Katolik , mengajak anak berdoa, bernyanyi , pergi ke gereja, mematuhi orang tua, penguasa, dan guru-guru. Walaupun tak ada kurikulum yang ditentukan biasanya sekolah menyajikan pelajaran ihwal ketekismus, agama, juga membaca , menulis dan menyanyi.Demikian pula tidak ditentukan usang belajar. Peraturan hanya memilih bahwa anak laki-laki lebih dari usia 16 tahun dan anak perempuan lebih dari 12 tahun hendaknya jangan dikeluarkan dari sekolah. Pembagian dalam 3 kelas untuk pertama kali dimulai pada tahun 1778. Di kelas 3, kelas terendah, belum dewasa berguru abjad, di kelas 2 memaca, menulis, dan bernyanyi dan di kelas 1, kelas tertinggi: membaca, menulis, katekismus, bernyanyi dan berhitung.

2.      Kurikulum Sebelum 1892 (Sebelum Reorganisasi)
Sebelum 1892, Sekolah rendah tidak mempunyai kurikulum yang uniform, walaupun dalam peraturan 1871 ada petunjuk yang memilih kegiatan sekolah. Ada 4 mata pelajaran yang diharuskan , yakni membaca, menulis, bahasa (bahasa kawasan dan bahasa Melayu), dan berhitung. Bahasa pengantar yang dipakai ialah bahasa Melayu. Adapun mengenai pelajaran Agama, tidak di ajarkan. Seperti halnya di belanda pada masa liberal. Statuta 1874 menyatakan pengajaran agama tidak boleh di sekolah pemerintah, akan tetapi ruang kelas sanggup dipakai untuk itu di luar jam pelajaran. 

3.     Kurikulum Setelah 1892 ( Setelah Reorganisasi)
Kurikulum sekolah ini, menyerupai ditentukan dalam peraturan 1893 terdiri atas pelajaran membaca dan menulis dalam bahasa kawasan dalam huruf kawasan dan latin, membaca dan menulis dalam bahasa Melayu, berhitung, ilmu bumi Indonesia, ilmu alam, sejarah pulau tempat tinggal, menggambar dan mengukur tanah. Lama pelajaran diperpanjang dari 3 menjadi 5 kelas. Sekolah dibagi dalam 5 kelas yang terpisah sehingga sekolah beruangan satu lambat laun lenyap. Sekolah Kelas Satu tidak menjadi popular di kalangan Priayi, karena tidk memperlihatkan pelajaran bahasa Belanda. Akhirnya, pada tahu 1907  bahasa Belanda dimasukkan ke dalam acara Sekolah kelas Satu dan usang studi diperpanjang menjadi 6 tahun. Akan tetapi, perubahan itu tetap tidak menimbulkan Sekolah Kelas Satu popular, ia tetap menjadi terminal tanpa kesempatan melanjutkan pelajaran. Kelemahannya terang Nampak bila dibandingkan dengan ELS (Europese Lagere School) dan HCS (Holland Chinese School) .  Dirasakan adanya diskriminasi terhadap anak Indonesia karena belum dewasa cina di HCS diberi pelajaran dalam bahasa Belanda selama 7 tahun. Barulah ketika tahun 1912 bahasa Belanda diajarkan mulai kelas 1 dan usang studi diperpanjang selama 7 tahun. Lamat laun Sekolah Kelas Satu menyamai sekolah-sekolah yang tersedia bagi golongan bangsa lain, akan tetapi masih mempunyai kelemahan karena tidak membuka kesempatan untuk melanjutkan pelajaran. Perkembangan Kurikulum

4.    Kurikulum Sekolah Kelas Dua
Disebut Sekolah Kelas Dua karena orang-orang yang sekolah disana khusus sebagian kecil rakyat. Sekolah ini akan mempersiapkan aneka macam ragam pegawai rendah untuk kantor pemerintah dan perusahaan swasta.  Disamping itu juga untuk mempersiapkan guru bagi Sekolah Desa.Sekolah ini  mempunyai kurikulum yang sangat sederhana dikarenakan sekolah ini pada mulanya untuk seluruh rakyat Indonesia walupun dalam perkembangannya kemudian lebih spesifik lagi.  Program Sekolah Kelas Dua ini sama dengan acara Sekolah kelas Satu kelas 1-3. Perlu diketahui, Reorganisasilah yan mengakibatkan dua jenis sekolah ini, Sekolah Kelas Satu terutama bagi anak golongan atas dan Sekolah Kelas Dua untuk orang biasa. 

5.     Kurikulum VolkSchool
Kurikulum ini sangat sederhana. Kurikulum ini muncul seiring dengan kebutuhan rakyat yang pada dikala itu banyak buta huruf dan tidak bisa berhitung. Akan tetapi, sekolah ini tetap saja dirasa tidak memenuhi keinginan murid untuk melanjutkan pelajarannya. Banyak belum dewasa dari sekolah ini yang ingin dipindahkan ke Sekolah Kelas Dua. Pada akhirnya, sekolah desa ini menjadi substruktur dari Sekolah Kelas Dua dengan mangadakan perbaikan kurikulum Sekolah Desa.  

6.    Kurikulum ELS (Europese Lagere School)
Setelah Hindia Belanda diterima kembali dari tangan Inggris pada tahun 1816 oleh para Komisariat Jendral , maka pendidikan ditanggapi secara lebih sungguh-sungguh. Akan tetapi kegiatan mereka hanya terfokus pada belum dewasa berdarah Belanda.  Sekolah Belanda ini semenjak mulanya dimaksudkan semoga sama dengan netherland, walaupun terdapat perbedaan ihwal muridnya, khususnya pada permulaannnya.  Kurikulum terdiri atas pelajaran membaca, menulis , berhitung, bahasa Belanda, sejarah, ilmu bumi dan mata pelajaran lainnya. Sedangkan pelajaran agama ditiadakan.  Pada tahun 1868 bahasa prancis diajarkan dan merupakan syarat untuk masuk ke sekolah Belanda.
7.     Kurikulum HCS (Holland Chinese School)
HCS mempunyai dasar yang sama dengan ELS. Bahasa Perancis biasanya diajarkan pada sore hari menyerupai halnya dengan bahasa Inggris, yang bergotong-royong tidak diberikan kepada ELS, nemun diajarkan berhubung dengan kepentinan bagi perdagangan. Kurikulum dan buku pelajarannyapun sama dengan ELS.
8.     Kurikulum HIS (Holland Inlandse School)
Pendirian HIS pada prinsipnya dikarenakan keinginan yang kian menguat di kalangan orang Indonesia untuk memperoleh pendidikan, khususnya pendidikan Barat. Kurikulum HIS menyerupai yang tercantum dalam Statuta 1914 No. 764 mencakup semua mata pelajaran. Lulusannyapun balasannya bisa melanjutkan ke STOVIA(School tot Opleiding van Indisce Artsen, Sekolah “Dokter Djawa”) dan MULO. Selain itu mereka memasuki Sekolah Guru, Sekolah Normal, Sekolah Teknik, Sekolah Tukag, Sekolah Pertanian, Sekolah Menteri Ukur, dan lain-lain.
9.     Kurikulum MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs)
Dengan acara yang diperluas. MULO merupakan sekolah pertama yang tidak mengikuti contoh pendidikan Belanda, namun tetap berorientasi ada Barat dan tidak mencari penyesuaian dengan keadaan Indonesia. Programnya terdiri atas empat bahasa yakni, belanda, Perancis, Inggris dan Jerman. Kursus MULO ini dibuka pada tahun 1903. Kursus ini dimaksud sebagai sekolah rendah .
10.     Kurikulum HBS (Hogere Burger School)
Kurikulum HBS di Indonesia tak sedikitpun berbeda dengan yang ada di negeri Belanda. Kurikulum ini dirasa mantap tanpa mengalami banyak perubahan. Apa yang diajarkan sepertinya universal. Bahannyapun apat berubah diadaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan, namun mata pelajarannya tetap sama. Siswa HBS harus mempunyai talenta yang tinggi dalam IPA , matematika ataupun bahasa. Dan untuk gurunyapun, hanya mereka yang memperoleh gelar Ph.D (Doktor) atau diploma yang boleh mengajar. Dengan demikian ini sanggup mencapai taraf yang sama dengan sekolah yang terdapat di Netherland.
B.    Periode Tahun 1945 Sampai Tahun 1968 (Masa Kemerdekaan dan Pemerintahan OrdeLama)   .

1.     Kurikulum 1947, Rentjana Pelajaran 1947
Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan menggunakan istilah dalam bahasaBelanda leer plan artinya rencana pelajaran, istilah ini lebih popular disbanding  istilah curriculum (bahasa Inggris). Perubahan arah pendidikan lebih bersifat politis, dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional. Sedangkan asas pendidikanditetapkan Pancasila. Kurikulum yang berjalan dikala itu dikenal dengan sebutanRentjana Pelajaran 1947, yang gres dilaksanakan pada tahun 1950.  Sejumlah kalangan menyebut sejarah perkembangan kurikulum diawali dari Kurikulum 1950.Bentuknya memuat dua hal pokok:
  • Daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya,
  • Garis-garis besar pengajaran.

Pada dikala itu, kurikulum pendidikan di Indonesia masih dipengaruhi sistem pendidikankolonial Belanda dan Jepang, sehingga hanya meneruskan yang pernah digunakansebelumnya. Rentjana Pelajaran 1947 boleh dikatakan sebagai pengganti sistem pendidikan kolonial Belanda. Karena suasana kehidupan berbangsa dikala itu masih dalam semangat juang merebut kemerdekaan maka pendidikan sebagai development conformism lebih menekankan pada pembentukan karakter insan Indonesia yang merdeka dan berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain di muka bumi ini. Orientasi Rencana Pelajaran 1947 tidak menekankan pada pendidikan pikiran. Yang diutamakanadalah : pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat. Materi pelajarandihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.
2.    Kurikulum 1952, Rentjana Pelajaran Terurai 1952
Setelah Rentjana Pelajaran 1947, pada tahun 1952 kurikulum di Indonesia mengalami penyempurnaan. Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yangkemudian diberi nama Rentjana Pelajaran Terurai 1952. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional. Yang paling menonjol dan sekaligusciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Silabus mata pelajarannyamenunjukkan secara terang bahwa seorang guru mengajar satu mata pelajaran, (Djauzak Ahmad, Dirpendas periode1991-1995).
3.    Kurikulum 1964, Rentjana Pendidikan 1964
Usai tahun 1952, menjelang tahun 1964, pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum di Indonesia. Kali ini diberi nama Rentjana Pendidikan 1964. Pokok-pokok  pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini ialah bahwa pemerintah mempunyai keinginan semoga rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada acara Pancawardhana(Hamalik, 2004), yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan,dan jasmani. Ada yang menyebut Panca wardhana berfokus pada pengembangan dayacipta, rasa, karsa, karya, dan moral. Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok  bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah. Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatanfungsional praktis.
C.    Periode Tahun 1968 Sampai Tahun 1999 (Masa Pemerintahan Orde Baru) Perkembangan Kurikulum
1.    Kurikulum 1968

Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis, mengganti Rencana Pendidikan 1964 yangdicitrakan sebagai produk Orde Lama. Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk insan Pancasilasejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani,moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Dalam kurikulum ini tampak dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi training jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dankonsekuen. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran:kelompok training Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Mata pelajaran dikelompokkan menjadi 9 pokok. Djauzak menyebut Kurikulum 1968 sebagaikurikulum bulat. "Hanya memuat mata pelajaran pokok saja," . Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tidak mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan. Titik  beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan danketerampilan, serta menyebarkan fisik yang sehat dan kuat.2. Kurikulum 1975Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, semoga pendidikan lebih efektif dan efisien. Menurut Drs Mudjito; Ak; Msi (Direktur Pemb. TK dan SD Depdiknas). yang melatar  belakangi lahirnya kurikulum ini ialah dampak konsep di bidang manejemen, yaituMBO (management by objective) yang populer dikala itu," Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI), yangdikenal dengan istilah "satuan pelajaran", yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan.Setiap satuan pelajaran dirinci menjadi : tujuan instruksional umum (TIU), tujuaninstruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar,dan evaluasi. Kurikulum 1975 banyak dikritik. Guru dibentuk sibuk menulis rincian apayang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran

2.    Kurikulum 1984 

Kurikulum 1975 yang Disempurnakan Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut "Kurikulum1975 yang disempurnakan". Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Learning (SAL).

CBSA merupakan suatu upaya dalam pembaharuan pendidikan dan pembelajaran pada dikala itu. Pendekatannya menitikberatkan pada keaktifan siswa yang merupakan inti dari kegiatan belajar. 

Dalam CBSA kegiatan belajarnya diwujudkan dalam aneka macam bentuk kegiatan menyerupai mendengarkan, berdiskusi, menciptakan sesuatu, menulis laporan, memecahkan masalah, membentuk gagasan, menyusun rencana dan sebagainya. Adapun kegiatan yang dilakukan guru ialah sebagai berikut:
  1. Menyiapkan lembar Kerja
  2. Menyususn kiprah bersama siswa
  3. Memberikan informasi ihwal kegiatan yang akan di susun.
  4. Memberikan proteksi dan pelayanan apabila siswa mendapat kesulitan
  5. Menyampaikan pertanyaan yang bersifat asuhan
  6. Membantu mengarahkan rumusan kesimpulan umum.
  7. Memberikan proteksi dan pelayanan khusus kepada siswa yang lamban
  8. Menyalurkan talenta dan minat siswa
  9. Mengamati setiap acara siswa.
Tokoh penting dibalik lahirnya Kurikulum 1984 ialah Profesor Dr. Conny R. Semiawan,Kepala Pusat Kurikulum Depdiknas periode 1980-1986.Konsep CBSA yang elok secara teoritis dan manis hasilnya di sekolah-sekolah yangdiujicobakan, mengalami banyak deviasi dan reduksi dikala diterapkan secara nasional.Sayangnya, banyak sekolah kurang bisa menafsirkan CBSA. Yang terlihat adalahsuasana gaduh di ruang kelas karena siswa berdiskusi, di sana-sini ada tempelangambar, dan yang menyolok guru tak lagi mengajar model berceramah. Akhirnya penolakan CBSA bermunculan.
3.    Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999 Perkembangan Kurikulum

Kurikulum 1994 merupakan hasil upaya untuk memadukan kurikulum-kurikulumsebelumnya, terutama kurikulum 1975 dan 1984. Sayang, perpaduan antara tujuan dan proses belum berhasil. Sehingga banyak kritik berdatangan, disebabkan oleh beban berguru siswa dinilai terlalu berat, dari muatan nasional hingga muatan lokal. Materimuatan lokal diadaptasi dengan kebutuhan kawasan masing-masing, contohnya bahasadaerah kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain. Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga mendesak semoga isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum.  Akhirnya, Kurikulum 1994 berubah menjadi menjadi kurikulum super padat. Kejatuhan rezimSoeharto pada 1998, diikuti kehadiran Suplemen Kurikulum 1999. Tapi perubahannyalebih pada menambal sejumlah materi.

BAB III
PENUTUP
Perkembangan Kurikulum di Indonesia 

Kesimpulan:
  1. Perkembangan Kurikulum di Indonesia sanggup dibedakan menjadi kurikulum sebelum tahun 1945 dan sesudah tahun 1945.
  2. Kurikulum sebelum tahun 1945 mencakup Kurikulum pada masa VOC, Kurikulum Sebelum 1892 (Sebelum Reorganisasi). Kurikulum Setelah 1892 ( Setelah Reorganisasi), Kurikulum Sekolah Kelas Dua, Kurikulum VolkSchool, Kurikulum ELS (Europese Lagere School,), Kurikulum HCS (Holland Chinese School), Kurikulum HIS (Holland Inlandse School), Kurikulum MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs), dan Kurikulum HBS (Hogere Burger School)
  3. Kurikulum sesudah tahun 1945 mencakup : Kurikulum 1947, Kurikulum 1952, Rentjana Pelajaran Terurai 1952, Kurikulum 1964, Rentjana Pendidikan 1964, Kurikulum 1984, Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999, Kurikulum 2004, KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi), Kurikulum 2006, KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).

Untuk mendapat makalah Perkembangan Kurikulum di Indonesia ini secara utuh harap mendownloadnya. Mungkin ada yang bertanya nih, Oh ya kenapa ya harus di download ? saya jawab gini. dalam makalah itu tidak hanya uraian saja yang tersedia ada beberapa banyak bullet n numbering, diagram, tabel dan lain lain yang akan memungkinkan habisnya waktu yang terbuang untuk di tampilkan di blog ini karena proses pengeditan, So nanti gak ada waktu buat posting makalah yang lain, harap di mengerti ya, demi kelancaran dan semangat saya dalam memposting makalah, termasuk Perkembangan Kurikulum di Indonesia Thanks.

0 Response to "Perkembangan Kurikulum Di Indonesia"

Post a Comment