Manajemen Sekolah Dalam Administrasi Inklusif

Manajemen Sekolah Dalam Manajemen Inklusif
Latar Belakang

Upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah perlu didukung kemampuan manajerial Kepala Sekolah. Kepala Sekolah hendaknya berupaya untuk mendayagunakan sumber-sumber, baik personal maupun material, secara efektif dan efisien guna menunjang tercapainya tujuan pendidikan di sekolah secara optimal.

Manajemen sekolah akan efektif dan efisien apabila didukung oleh sumber daya insan yang professional untuk mengoperasikan sekolah, kurikulum yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan karakteristik siswa, kemampuan dan commitment (tanggung jawab terhadap tugas) tenaga kependidikan yang handal, sarana-prasarana yang memadai untuk mendukung acara belajar-mengajar, dana yang cukup untuk menggaji staf sesuai dengan fungsinya, serta partisipasi masyarakat yang tinggi. Bila salah satu hal di atas tidak sesuai dengan yang diperlukan dan/atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka efektivitas dan efisiensi pengelolaan sekolah kurang optimal.

Manajemen (berbasis) sekolah, memperlihatkan kewenangan penuh kepada Kepala Sekolah untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengawasi, dan mengevaluasi komponen-komponen pendidikan suatu sekolah, yang mencakup input siswa, kurikulum, tenaga kependidikan, sarana-prasarana, dana, manajemen, lingkungan, dan acara belajar-mengajar.

Berkenaan dengan hal tersebut, perlu disusun Buku Manajemen Sekolah, yang menguraikan ihwal banyak sekali hal yang perlu dilakukan oleh Kepala Sekolah dan Tenaga Kependidikan lainnya dalam rangka menyelenggarakan pendidikan inklusi secara efektif dan efisien.


Tujuan Penulisan Buku

Setelah membaca Buku Manajemen Sekolah, pembaca (terutama para Pembina dan Pelaksana Pendidikan di lapangan) diperlukan bisa melakukan manajemen sekolah inklusi secara efektif dan efisien.

KONSEPSI MANAJEMEN SEKOLAH
A. Pengertian

Istilah manajemen sekolah acapkali disandingkan dengan istilah manajemen sekolah. Berkaitan dengan itu, terdapat tiga pandangan berbeda; pertama, mengartikan manajemen lebih luas dari pada manajemen (manajemen merupakan inti dari administrasi); kedua, melihat manajemen lebih luas dari pada manajemen ( manajemen merupakan inti dari manajemen); dan ketiga yang menganggap bahwa manajemen identik dengan administrasi.

Dalam buku ini, istilah manajemen diartikan sama dengan istilah manajemen atau pengelolaan, ialah segala perjuangan bersama untuk mendayagunakan sumber-sumber, baik personal maupun material, secara efektif dan efisien guna menunjang tercapainya tujuan pendidikan di sekolah secara optimal.

Berdasarkan fungsi pokoknya, istilah manajemen dan manajemen memiliki fungsi yang sama, yaitu:
  1. Merencanakan (planning),
  2. Mengorganisasikan (organizing), 
  3. Mengarahkan (directing), 
  4. Mengkoordinasikan (coordinating),  
  5. Mengawasi (controlling), dan 
  6. Mengevaluasi (evaluation).


B. Ruang Lingkup

Manajemen (berbasis) sekolah, memperlihatkan kewenangan penuh kepada pihak sekolah untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengawasi, dan mengevaluasi komponen-komponen pendidikan sekolah yang bersangkutan.

Komponen-komponen tersebut meliputi:

  1. Input siswa (kesiswaan),
  2. Kurikulum, 
  3. Tenaga kependidikan, 
  4. Sarana-prasarana, 
  5. Dana, 
  6. Lingkungan (hubungan sekolah dengan masyarakat), dan.
  7. Kegiatan belajar-mengajar, yang secara diagramatis ibarat di bawah ini.


Gambar 1
Berbagai Komponen Pendidikan Yang Perlu Dikelola
Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Inklusi


Komponen-komponen tersebut merupakan sub-sistem dalam sistem pendidikan (sistem pembelajaran). Bila terdapat perubahan pada salah satu sub-sistem (komponen), maka menuntut perubahan/ pembiasaan komponen lainnya.

Dalam hal ini, kalau dalam suatu kelas terdapat perubahan pada input siswa, yakni tidak hanya menampung anak normal tetapi juga anak luar biasa, maka menuntut pembiasaan (modifikasi) pengelolaan kesiswaan, kurikulum (program pengajaran), tenaga kependidikan, sarana-prasarana, dana, lingkungan, serta acara belajar-mengajar.

C. Prinsip Umum

  1. Manajemen Sekolah bersifat simpel dan fleksibel, sanggup dilaksanakan sesuai dengan kondisi dan situasi konkret di sekolah.
  2. Manajemen Sekolah berfungsi sebagai sumber informasi bagi peningkatan pengelolaan pendidikan dan acara belajar-mengajar.
  3. Manajemen Sekolah dilaksanakan dengan suatu system prosedur kerja yang menunjang realisasi pelaksanaan kurikulum.

D. Kriteria Manager Pendidikan

Dalam pelaksanaan manajemen, termasuk manajemen pendidikan/ sekolah, perlu seorang manajer/pemimpin/administrator yang berpandangan luas dan berkemampuan, baik dari segi pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.

Seorang manajer/pemimpin/administrator pendidikan/sekolah diharapkan:

  1. Memiliki pengetahuan ihwal manajemen pendidikan/sekolah yang mencakup acara mengatur: (a) kesiswaan, (b) kurikulum, (c) ketenagaan, (d) sarana-prasarana, (e) keuangan, (f) kekerabatan dengan masyarakat, (h) acara belajar-mengajar.
  2. Memiliki keterampilan dalam bidang: (a) perencanaan, (b) pengorganisasian, (c) pengarahan, (d) pengkoordinasian, (e) pengawasan, dan (f) penilaian pelaksanaan acara yang ada di bawah tanggungjawabnya.
  3. Memiliki sikap:
  • Memahami dan melakukan kebijakan yang telah digariskan oleh pimpinan;
  • Menghargai peraturan-peraturan serta melaksanakannya;
  • Menghargai cara berpikir yang rasional, demokratis, dinamis, kreatif, dan terbuka terhadap pembaharuan pendidikan serta bersedia mendapatkan kritik yang membangun; dan
  • Saling mempercayai sebagai dasar dalam pembagian tugas.

Untuk lebih lengkap makalahnya silakan klik di bawah in!!!

0 Response to "Manajemen Sekolah Dalam Administrasi Inklusif"

Post a Comment