Administrasi Pendidikan Dalam Profesi Keguruan

Administrasi Pendidikan Dalam Profesi Keguruan merupakan aktivitas pendidikan untuk membuatkan kemampuan dalam bidang administrasi. Ilmu pengetahuan, teori belajar dan ketrampilan yang dilaksanakan bertujuan jangka panjang yaitu biar tenaga administrasi, manajemen maupun membuatkan ilmu yang telah dipelajari dan dipraktekkan di sekolah.


A. Latar Belakang

Pengembangan diri merupakan aktivitas pendidikan untuk membuatkan kemampuan dalam bidang administrasi. Ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang dilaksanakan bertujuan jangka panjang yaitu biar tenaga manajemen maupun membuatkan ilmu yang telah dipelajari dan dipraktekkan di sekolah.  

Administrasi sangat dibutuhkan bagi kelangsungan proses berguru mengajar dalam dunia pendidikan. Semua itu tidak lepas dari keaktifan orang-orang yang menguasai manajemen dalam sekolah. Orang sering menganggap enteng manajemen tersebut, padahal jika manajemen dipegang sama orang-orang yang kurang terampil maka manajemen tersebut akan berantakan. Orang yang memegang administraasi yakni orang yang sudah terlatih dalam bidangnya (orang yang sudah mendapat ilmu/ pelatihan). Administrasi tidak hanya dalam hal keuangan saja tetapi juga dalam kerapian/ keteraturan kita dalam pembukuan. Administrasi tidak hanya dilakukan dalam waktu tertentu saja tetapi setiap hari secara kontinyu. Administrasi yakni upaya menimbulkan aktivitas kolaborasi antara guru dan karyawan biar proses berguru mengajar lebih efektif.

Terbatasnya pengetahuan dari personal tata perjuangan sekolah akan administrasi sarana dan prasarana pendidikan, serta kurangnya minat dari mereka untuk mengetahui dan memahaminya dengan sungguh sungguh, maka dari itu kami menyusun makalah ini.

BAB II
PEMBAHASAN



ADMINISTRASI PENDIDIKAN DALAM PROFESI KEGURUAN


A. Pengertian manajemen pendidikan

Pengertian manajemen pendidikan akan diterangkan meninjaunya dari banyak sekali aspeknya. Marilah kita lihat manajemen pendidikan dari banyak sekali aspeknya itu, biar kita sanggup memahaminya dengan lebih baik.

Pertama, manajemen pendidikan memiliki pengertian kolaborasi untuk mencapai tujuan pendidikan. Seperti kita ketahui, tujuan pendidkan itu merentang dari tujuan yang sederhana hingga dengan tujuan yang kompleks, tergantung lingkup dan tingkat pengertian pendidikan yang dimaksud. Tujuan pendidikan dalam satu jam pelajaran di kelas satu sekolah menengah pertama, misalnya, lebih gampang dirumuskan dan dicapai dibandingkan dengan tujuan pendidikan luar sekolah untuk orang dewasa, atau tujuan pendidikan nasional. Jika tujuan itu kompleks, maka cara mencapai tujuan itu juga kompleks, dan seringkali tujuan yang demikian itu tidak sanggup dicapai oleh satu orang saja, tetapi harus melalui kolaborasi dengan orang lain, dengan segala aspek kerumitannya.

Kedua, administrasi pendidikan mengandung pengertian proses untuk mencpai tujuan pendidikan. Proses itu dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemanduan, dan penilaian. Perencanaan meliputi aktivitas memutuskan apa yang ingin dicapai, bagaimana mencapainya, berapa lama, berapa orang yang dibutuhkan dan berapa banyak biaya. Perencanaan ini dibentuk sebelum suatu tindakan dilaksanakan.

Ketiga, administrasi pendidikan dapat dilihat dengan kerangka berpikir sistem. Sistem yakni keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian dan bagian-bagian itu berinteraksi dalam sautu proses untuk mengubah masukan menjadi keluaran.

Keempat, administrasi pendidikan juga sanggup dilihat dari segi manajemen. Jika manajemen dilihat dari sudut ini, perhatian tertuju kepada perjuangan untuk melihat apakah pemanfaatan sumber-sumber yang ada dalam mencapai tujuan pendidikan sudah mencapai sasaran yang ditetapkan dan apakah dalam pencapain tujuan itu tidak terjadi pemborosan. Sumber yang dimaksud sanggup berupa sumber manusia, uang, sarana, dan prasarana maupun waktu.

Kelima, administrasi pendidikan juga sanggup dilihat dari segi kepemimpinan. Administrasi pendidikan dilihat dari kepemimpinan merupakan perjuangan untuk menajwab pertanyaan bagaimana kemampuan direktur penddikan itu, apakah ia sanggup melaksanakan tut wuri handayani, ing madyo mangun karso, dan ing ngarso sungtulodo dalam mencapai tujuan pendidikan.

Keenam, administrasi pendidikan juga sanggup dilihat dari proses pengambilan keputusan. Kita tahu bahwa melaksanakan kolaborasi dan memimpin aktivitas sekelompok orang bukanlah pekerjaan yang mudah. Setiap kali, direktur dihadapkan kepada majemuk masalah, dan ia harus memecahkan kasus itu.

Ketujuh, manajemen pendidikan juga sanggup dilihat dari segi komunikasi. Komunikasi sanggup diartikan secara sederhana sebagai perjuangan untuk menciptakan orang lain mengerti apa yang kita maksudkan dan kita juga mengerti apa yang dimaksudkan orang lain itu.

Kedelapan, manajemen seringkali diartikan dalam pengertian yang sempit yaitu kegaitan ketatausahaan yang pada dasarnya dalah aktivitas rutin catat-mencatat, mendokumentasikan kegiatan, menyelenggarakan surat-menyurat dengan segala aspeknya, serta mempersiapkan laporan.



B. Fungsi Administrasi Pendidikan

Paparan ihwal fungsi manajemen pendidikan terutama dalam konteks sekolah perlu dimulai dari tinjauan ihwal tujuan pendidikan. Hal ini disebabkan oleh adanya prinsip bahwa pada dasarnya aktivitas amdinistrasi pendidikan dimaksudkan untuk pencapaian tujuan pendidikan itu. Tujuan itu dicapai dengan melalui serangkaian usaha, mulai dari perencanaan hingga melaksanakan penilaian terhadap perjuangan tersebut. Pada dasarnya fungsi manajemen merupakan proses pencapaian tujuan melalui serangkaian perjuangan itu (Longenecker, 1964). Oleh lantaran itu, fungsi manajemen pendidikan dibicarakan sebagai serangkaian proses kolaborasi untuk mencapai tujuan pendidikan itu.

1. Tujuan pendidikan

Tujuan pendidikan perlu dibicarakan di sini lantaran alasan sebagai berikut: a). tujuan pendidikan merupakan jabaran dari tujuan pendidikan nasional. Oleh lantaran itu, pemahaman ihwal korelasi keduanya perlu dilakukan. b), tujuan pendidikan merupakan titik berangkat administrasi pendidikan pada jenjang sekolah, dan c), tujuan pendidikan itu juga merupakan tolak ukur keberhasilan aktivitas manajemen pendidikan di jenjang pendidikan itu.

2. Proses sebagai fungsi manajemen pendidikan

Agar aktivitas dalam komponen manajemen pendidikan sanggup berjalan dengan baik dan mencapai tujuan, aktivitas tersebut harus dikelola melalui sesuatu tahapan proses yang merupakan daur (siklus), mulai dari perencanaan, pengorganisassi, pengarahan, pengkoordinasian, pembiayaan, pemantauan, dan penilaian ibarat telah disinggung secara garis besar pada serpihan terdahulu. Di bawah ini akan diuraikan proses tersebut lebih rinci.

a. Perencanaan

Perencanaan yakni pemilihan dari sejumlah alternatif ihwal penetapan mekanisme pencapaian, serta asumsi sumber yang sanggup disediakan untuk mencapai tujuan tersebut. Yang dimaksud dengan sumber meliputi sumber manusia, material, uang, dan waktu. Dalam perencanaan, kita mengenal beberapa tahap, yaitu tahap, a). identifikasi masalah, b) perumusan masalah, c). penetapan tujuan, d). identifikasi alternatif, e). pemilihan alternatif, dan f). klarifikasi terperinci alternatif.

b. Pengorganisasian

Pengorganisasian di sekolah sanggup didefinisikan sebagai keseluruhan proses untuk menentukan dan memilah orang-orang (guru dan personal sekolah lainya) serta mengalokasikan prasarana dan saran untuk menunjang kiprah orang-orang itu dalam rangka mencapai tujuan sekolah. Termasuk di dalam aktivitas pengorganisasian yakni penetapan tugas, tanggung jawab, dan wewenang orang-orang tersebut serta mekanisme kerjanya sehingga sanggup menjadi tercapainya tujuan sekolah itu.

c. Pengarahan

Pengarahan diartikan sebagai suatu perjuangan untuk menjaga biar apa yang telah direncanakan sanggup berjalan ibarat yang dikehendaki. Suharsimi Arikunto (1988) menawarkan definisi pengarahan sebagai penjelasan, petunjuk, serta pertimbangan dan bimbingan terhadap pra petugas yang terlibat, baik secara struktural maupun fungsional biar pelaksanaan kiprah sanggup berjalan dengan lancar.

d. Pengkoordinasian

Pengkoordinasian di sekolah diartikan sebagai perjuangan untuk menyatupadukan aktivitas dari banyak sekali individu atau unit di sekolah biar aktivitas mereka berjalan selaras dengan anggota atau unit lainnya dalam perjuangan mencapai tujuan sekolah.

e. Pembiayaan

Pembiayaan sekolah yakni aktivitas mendapat biaya serta mengelola anggaran pendapatan dan belanja pendidikan menengah. Kegiatan ini dimulai dari perencanaan biaya, perjuangan untuk mendapat dana yang mendukung planning itu, penggunaan, serta pengawasan penggunaan anggaran tersebut.

f. Penilaian

Dalam waktu-waktu tertentu, sekolah, pada umumnya atau anggota organisasi ibarat guru, kepala sekolah, dan murid pada khususnya harus melaksanakan penilaian ihwal seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan tercapai, serta mengetahui kekuatan dan kelemahan jadwal yang dilaksanakan. Secara lebih rinci maksud penilaian yakni untuk: a) memperoleh dasar bagi pertimbangan apakah pada simpulan suatu periode kerja pekerjaan tersebut berhasil, b). menjamin cara bekerja yang efektif dan efisien, c). memperoleh fakta-fakta ihwal kesurakan-kesukaran dan untuk menghidarkan situasi yang sanggup merusak, serta d). memajukan kesanggupan para guru dan orang renta murid dalam membuatkan organisasi sekolah.

C. Lingkup Bidang Garapan Administrasi Pendidikan

Dari uraian di atas, tampak bahwa manajemen pendidikan pada pokoknya yakni semua bentuk perjuangan bersama untuk mencapai tujuan pendidikan dengan merancang, mengadakan, dan memanfaatkan sumber-sumber (manusia, uang, peralatan, dan waktu). Tujuan pendidikan menawarkan arah kegaitan serta kriteria keberhasilan aktivitas itu.

  • Bidang manajemen material: kegiatan manajemen yang menyangkut bidang-bidang materi. Seperti: ketatausahaan sekolah, manajemen keuangan, alat-alat perlengkapan.
  • Bidang administrasi personal, yang meliputi di dalamnya problem guru dan pegawai sekolah dan sebagainya.
  • Bidang manajemen kurikulum, yang meliputi didalamnya pelaksanaan kurikulum, pembinaan kurikulum, penyusunan silabus, perisapan harian, dan sebagainya.
Administrasi Pendidikan Dalam Profesi Keguruan Administrasi Pendidikan Dalam Profesi Keguruan


D. Peranan Guru dalam Administrasi Pendidikan

Tugas utama guru yaitu mengelola proses belajar-mengajar dalam suatu lingkungan tertentu, yaitu sekolah. Sekolah merupakan subsistem pendidikan nasional dan di samping sekolah, sistem pendidikan nasional itu juga memiliki komponen-komponen lainnya. Guru harus memahami apa yang terjadi dilingkungan kerjanya.

Di sekolah guru berada dalam aktivitas manajemen sekolah, sekolah melaksanakan kegiatannya untuk menghasilkan lulusan yang jumlah serta mutunya telah ditetapkan. Dalam lingkup manajemen sekolah itu peranan guru amat penting. Dalam memutuskan kebijaksanaan dan melaksanakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pembiayaan dan penilaian aktivitas kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana, personalia sekolah, keuangan dan korelasi sekolah-masyarakat, guru harus aktif menawarkan sumbangan, baik pikiran maupun tenaganya. Administrasi sekolah yakni pekerjaan yang sifatnya kolaboratif, artinya pekerjaan yang didasarkan atas kerja sama, dan bukan bersifat individual. Oleh lantaran itu, semua personel sekolah termasuk guru harus terlibat.




BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Admnistrasi pendidikan bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan, pengertian administrasi pendidikan sanggup dirumuskan dari banyak sekali sudut pandang kerja sama, proses kolaborasi itu, sistem dan mekanismenya, manajemen, kepemimpinan, proses pengambilan keputusan, komunikasi dan ketatausahaan.

Guru sangat berperan dalam administrasi pendidikan, kiprah utama guru yang sebagai pengelola dalam proses berguru mengajar di lingkungan tertentu, yaitu sekolah

Untuk lebih lengkap makalahnya silakan klik di bawah ini!!!

0 Response to "Administrasi Pendidikan Dalam Profesi Keguruan"

Post a Comment