Pengertian Penyesuaian Diri - Sebelum penulis memaparkan perihal penyesuaian sosial, terlebih dahulu akan disajikan pengertian mengenai penyesuaian diri, sebagai landasan dalam membahas penyesuaian sosial. Dalam istilah psikologi, penyesuaian disebut dengan istilah adjusment. Adjustment merupakan suatu korelasi yang serasi dengan lingkungan fisik dan sosial (Chaplin, 2000: 11). Manusia dituntut untuk beradaptasi dengan lingkungan sosial, kejiwaan dan lingkungan alam sekitarnya.
Lebih terperinci Schneiders (1964: 51) mendefinisikan penyesuaian diri sebagai berikut:
“A process, involving both mental and behavioral responses, by which an individual strives to cope successfully with inner, needs, tensions, frustration, and conflicts, and to effect a degree of harmony between these inner demands and those imposed on him by objective world in which the lives”.
Penyesuaian diri merupakan proses yang mencakup respon mental dan sikap yang merupakan perjuangan individu untuk mengatasi dan menguasai kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, frustasi, dan konflik-konflik biar terdapat keselarasan antara tuntutan dari dalam dirinya dengan tuntutan atau keinginan dari lingkungan di kawasan ia tinggal.
Berdasarkan beberapa definisi yang telah dipaparkan, sanggup disimpulkan bahwa penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah sikap individu biar terjadi korelasi yang lebih sesuai antara diri individu dengan lingkungannya.
Scheneiders (1964: 51) mengemukakan beberapa kriteria penyesuaian yang tergolong baik (well adjusment) ditandai dengan:
- pengetahuan dan tilikan terhadap diri sendiri,
- obyektivitas diri dan penerimaan diri,
- pengendalian diri dan perkembangan diri,
- keutuhan pribadi,
- tujuan dan arah yang jelas,
- perspektif, skala nilai dan filsafat hidup memadai,
- rasa humor,
- rasa tanggung jawab,
- kematangan respon,
- perkembangan kebiasaan yang baik,
- adaptabilitas,
- bebas dari respon-respon yang simptomatis (gejala gangguan mental),
- kecakapan bekerja sama dan menaruh minat kepada orang lain,
- memiliki minat yang besar dalam bekerja dan bermain,
- kepuasan dalam bekerja dan bermain, dan
- orientasi yang menandai terhadap realitas.
Schneiders (1964: 51) mengungkapkan bahwa individu yang mempunyai penyesuaian diri yang baik (well adjustment person) yakni mereka dengan segala keterbatasannya, kemampuannya serta kepribadiannya telah berguru untuk bereaksi terhadap diri sendiri dan lingkungannya dengan cara efisien, matang, bermanfaat, dan memuaskan. Efisien artinya bahwa apa yang dilakukan individu tersebut sanggup memperlihatkan hasil yang sesuai dengan yang diinginkan tanpa banyak mengeluarkan energi, tidak membuang waktu banyak, dan sedikit melaksanakan kesalahan. Matang artinya bahwa individu tersebut sanggup memulai dengan melihat dan menilai situasi dengan kritis sebelum bereaksi. Bermanfaat artinya bahwa apa yang dilakukan individu tersebut bertujuan untuk kemanusiaan, berkhasiat dalam lingkungan sosial, dan yang berafiliasi dengan Tuhan. Selanjutnya, memuaskan artinya bahwa apa yang dilakukan individu tersebut sanggup menjadikan perasaan puas pada dirinya dan membawa imbas yang baik pada dirinya dalam bereaksi selanjutnya. Mereka juga sanggup menuntaskan konflik-konflik mental, putus asa dan kesulitan-kesulitan dalam diri maupun kesulitan yang berafiliasi dengan lingkungan sosialnya serta tidak memperlihatkan sikap yang memperlihatkan tanda-tanda menyimpang.
Selain itu, Schneiders (1964: 52) mengemukakan penyesuaian diri bersifat relatif, hal tersebut dikarenakan beberapa hal berikut:
- Penyesuaian diri merupakan kemampuan individu untuk mengubah atau memenuhi banyaknya tuntutan yang ada pada dirinya. Kemampuan ini sanggup berbeda-beda pada masing-masing individu sesuai dengan kepribadian dan tahap perkembangannya.
- Kualitas penyesuaian diri yang sanggup berubah-ubah sesuai dengan situasi masyarakat dan kebudayaan kawasan penyesuaian diri dilakukan.
- Adanya perbedaan dari masing-masing individu alasannya yakni intinya setiap individu mempunyai saat-saat yang baik dan jelek dalam melaksanakan penyesuaian diri, tidak terkecuali bagi individu yang mempunyai penyesuaian diri yang baik (well adjustment) alasannya yakni terkadang ia pun sanggup mengalami situasi yang tidak sanggup dihadapi atau diselesaikannya.
2. Variasi Penyesuaian Diri
Schneiders (1964: 429) mengungkapkan setiap individu mempunyai referensi penyesuaian yang khas terhadap setiap situasi dan kondisi serta lingkungan yang dihadapinya. Bagaimana individu beradaptasi di lingkungan rumah dan keluarganya, di sekolahnya, bagaimana individu sanggup beradaptasi dengan dirinya sendiri, serta cara beradaptasi dengan lingkungan sosial memilih adanya variasi penyesuaian diri (Varietas of Adjustment), artinya adanya pembagian terstruktur mengenai penyesuaian diri yang menurut pada problem dan situasi yang dihadapi dan berkaitan dengan tuntutan lingkungan. Empat variasi penyesuaian diri yang lebih penting dan krusial dalam kehidupan seorang insan yaitu:
- Penyesuaian dengan dirinya sendiri (Personal Adjustment)
- Penyesuaian sosial (Social Adjustment)
- Penyesuaian diri dengan pernikahan (Marital Adjustment)
- Penyesuaian diri dengan pekerjaan (Vocational Adjustment).
Daftar Pustaka
Chaplin,J.P. (a.b. Kartini Kartono). (2001). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Pers.
Schneiders, A. (1964). Personal Adjustment and Mental Health. New York: Rinehart & Winston.
Pengertian Penyesuaian Diri Definisi Teori dan Karakteristiknya
0 Response to "Pengertian Pembiasaan Diri Definisi Teori Dan Karakteristiknya"
Post a Comment