Metode Pemecahan Persoalan Berdasarkan Para Ahli

Metode Pemecahan Masalah - Metode mengajar yakni teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan materi pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik secara individu maupun kelompok, biar pelajaran sanggup diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik (Ahmadi, 1997:52).

Menurut Hamalik (1999:151) metode pemecahan kasus adalah suatu metode mengajar dengan cara siswa dihadapkan pada suatu kasus yang harus dipecahkannya menurut data atau informasi yang akurat sehingga mendapat suatu kesimpulan. Sedangkan pemecahan kasus yakni suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan suatu kasus dan memecahkannya menurut data dan informasi yang akurat sehingga sanggup diambil kesimpulan yang sempurna dan cermat.

Metode pemecahan masalah memperlihatkan kesempatan penerima didik berperan aktif dalam mempelajari, mencari dan menemukan sendiri informasi atau data untuk diolah menjadi konsep, prinsip, teori atau kesimpulan. Kemampuan memecahkan kasus harus ditunjang oleh kemampuan penalaran, yakni kemampuan melihat hubungan lantaran akhir (Hamalik,1999:152 ).

Metode pemecahan masalah banyak dipakai guru bersama dengan penggunaan metode lain. Belajar memecahkan kasus yakni suatu aktivitas dimana siswa hendaknya terbiasa mengerjakan soal-soal yang tidak hanya memerlukan ingatan yang baik saja. Karena disamping memperlihatkan masalah-masalah yang menantang selama di kelas, seorang guru matematika sanggup saja memulai proses pembelajarannya dengan mengajukan kasus yang cukup menantang dan menarik bagi siswa. Siswa dan guru kemudian gotong royong memecahkan masalahnya tadi sambil membahas teori-teori, definisi-definisi maupun rumus-rumus matematika. Makara dengan memakai metode ini guru tidak memperlihatkan informasi dulu, tetapi informasi diperoleh siswa sesudah memecahkan masalah.

Menurut Polya dalam Karso (1994:60) kasus dalam matematika bagi siswa yakni duduk kasus atau soal matematika, suatu duduk kasus atau soal matematika akan menjadi kasus bagi siswa jikalau :
  • Mempunyai kemampuan untuk menuntaskan ditinjau dari segi kematangan mental dan ilmunya.
  • Belum memiliki algoritma atau mekanisme untuk menyelesaikannya  dan
  • Berkeinginan untuk menyelesaikannya.

Menurut Polya ada 4 langkah pemecahan masalah, yaitu :

1.    Memahami masalah
Pada langkah ini Polya memperlihatkan bimbingan kepada siswa bagaimana biar siswa tersebut sanggup menentukan datanya atau apa yang diketahui dalam soal tersebut dan menentukan apa yang ditanyakan. Namun jikalau siswa mengalami kegagalan, maka guru sanggup memperlihatkan bimbingan dengan cara disuruh mengubah soal tersebut dengan kalimat sendiri. Selanjutnya siswa disuruh menulis apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan.

2.    Menyusun planning pemecahan
Kegiatan yang perlu dilaksanakan pada langkah ini antara lain, mencari hubungan antara data yang diketahui dengan ata yang belum diketahui, hal ini sanggup dilakukan jikalau siswa mengerjakan langkah pertama benar. Hubungan yang diperoleh sesuai dengan planning penelitian ini yakni satu atau dua cara yang perlu disederhanakan.

3.    Melaksanakan planning pemecahan
Melaksanakan planning pemecahan kasus ibarat yang telah dilaksanakan pada langkah kedua. Periksa setiap langkah dan harus dilihat dengan terang bahwa langkah tersebut benar.

4.    Memeriksa kembali
Kegiatan yang dilakukan pada langkah terakhir yakni mengusut kembali hasil yang telah diperoleh dengan soal aslinya.

Secara umum langkah-langkah proses pembelajaran yaitu :
1.    Tahap pendahuluan
  • Guru memperlihatkan informasi kepada siswa tentang  materi yang akan dipelajari, tujuan pembelajaran dan sumbangan motivasi biar siswa tertarik pada materi
  • Guru membentuk siswa ke dalam kelompok yang sudah direncanakan
  • Mensosialisasikan kepada siswa wacana model pembelajaran yang dipakai dengan tujuan biar siswa sanggup mengenal dan memahaminya
  • Guru memperlihatkan apersepsi yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari

2.    Tahap pengembangan
  • Mengembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok
  • Siswa diberikan kesempatan untuk menuntaskan soal bersama kelompoknya
  • Guru memantau kerja dari tiap-tiap kelompok dan membantu menentukan soal-soal yang cocok dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan
3.    Tahap penerapan
  • Setelah siswa selesai mengerjakan soal dan yakin dengan balasan yang diperoleh, lembar balasan dikumpulkan untuk dinilai
  • Memanggil nomor siswa secara acak untuk menjawab atau menuntaskan soal, supaya siswa selalu mempersipkan diri sebaik-baiknya
  • Guru dan siswa menjawab soal secara bersama-sama
4.    Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan memperlihatkan tes prestasi berupa tiga soal yang harus dikerjakan siswa secara individu tanpa saling membantu.

Menurut Gagne tahapan berguru yang lebih tinggi yakni berguru pemecahan masalah. Dalam tipe berguru ini siswa dihadapkan kepada masalah-masalah yang harus dipecahkannya. Pemecahan kasus sanggup dilakukan secara individu atau kelompok. Kegiatan berguru pemecahan kasus biasanya mencakup lima langkah, yaitu:

1.    Mengidentifikasi masalah
Identifikasi kasus yakni suatu tahap permulaan dari penguasaan kasus dimana suatu objek tertentu dalam situasi tertentu sanggup kita kenali sebagai suatu masalah. Identifikasi kasus bertujuan biar kita mendapat sejumlah kasus yang nantinya akan diselesaikan atau dicari cara penyelesaiannya. 

2.     Merumuskan dan membatasi masalah
 Pembatasan kasus ialah perjuangan untuk menetapkan batasan-batasan dari kasus yang akan dipecahkan. Batasan kasus ini berkhasiat untuk mengidentifikasi faktor mana saja yang termasuk dalam ruang lingkup kasus dan yang tidak termasuk dalam ruang lingkup kasus .

3.     Menyusun pertanyaan-pertanyaan
Pada tahap ini yang dilakukan yakni menciptakan pertanyaan-pertanyaan yang nantinya  akan dijawab atau dicarikan jalan pemecahannya. Pertanyaan yang akan dibentuk didasarkan atas identifikasi dan pembatasan masalah.

4.     Mengumpulkan data
Pada tahap ini yang dilakukan yakni mengumpulkan data-data atau informasi yang akurat yang berafiliasi dengan kasus yang akan diselesaikan. 

5.    Merumuskan balasan atas pertanyaan-pertanyaan serta kesimpulan.
Dari pertanyaan-pertanyaan yang dibentuk sebelumnya kita merumuskan jawaban  menurut data dan informasi yang ada, sehingga sanggup diambil suatu kesimpulan.

Dalam proses pembelajaran, disamping perlunya budi sehat yang baik juga diharapkan menguasai langkah-langkah memecahkan kasus secara tepat. Menurut John Deway (Dalam Ahmadi, 1997 :123), langkah-langkah yang harus dicapai dalam memecahkan kasus yakni sebagai berikut :
  • Menyadari dan merumuskan masalah
  • Merumuskan hipotesis
  • Mengumpulkan dan mengolah data
  • Menguji hipotesis dangan data
  • Menarik kesimpulan

Adapun beberapa kelebihan metode pemecahan masalah :
  • Mendidik siswa berpikir secara sistematis
  • Mampu mencari aneka macam jalan keluar dari suatu kesulitan yang dihadapi
  • Menganalisis suatu kasus dari beberapa aspek
  • Mendidik siswa biar tidak gampang frustasi dalam menghadapi kesulitan
  • Mendidik siswa percaya pada diri sendiri

Adapun beberapa kelemahan metode pemecahan masalah :
  • Tidak semua siswa sanggup menentukan masalah.
  • Memerlukan waktu yang banyak untuk menemukan suatu masalah.


DAFTAR  PUSTAKA

Ahmadi, A. dan J.T. Prasetya. 1997. Strategi Belajar Mengajar (SBM). Bandung: Pustaka Setia.

Hamalik, O. 1999. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Gagne. R. M. 1988. Prinsip-Prinsip Belajar Untuk Pengajaran. Surabaya: Usaha Nasional..

Buku paket, yaitu Nuniek Avianti Agus. 2008. gampang berguru matematika 2 Untuk Kelas VIII Sekolah Menenga /Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Pusat Perbukuan
       Departemen Pendidikan  Nasional,

Metode Pemecah Masalah Menurut Para Ahli

0 Response to "Metode Pemecahan Persoalan Berdasarkan Para Ahli"

Post a Comment