A. Pengertian Pengelolaan Administrasi Kepegawaian
Kata manajemen berasal dari kata Ad, yang bearti ke atau kepada dan ministrare yang berarti melayani, membantu atau mengarahkan. Sedangkan kata pegawai berasal dari kata personil atau personal yang berarti pegawai. Kaprikornus administrsi kepegawaian tidak lain ialah adiministrasi dalam bidang administrasi kepegawaian yaitu manajemen atau managemen yang menangani duduk kasus kepegawaian yang menangani masalah-masalah kepegawaian dalam satu tubuh usaha, forum atau sekolah, manajemen itu sendiri ialah perjuangan pencapaian suatu tujuan melalui orang lain dengan memanpaatkan sumber daya yang ada secara maksimal (Mulyasa, 2004, 17).
Administrasi kepegawaian intinya ialah proses yang paling dasar dalam pengumpulan gosip yang berafiliasi dengan sistem kepegawain dimana hal ini dilakukan dengan pengumpulan gosip yang berafiliasi dengan kelengkapan atau perlengkapan dari manajemen umum yang berafiliasi dengan seorang personal (Depdikbut, 1994 : 41) .
Semua tenaga atau unsur insan untuk memegang peranan penting dalam kelancaran berlangsungnya kegiatan kelancaran pelaksanaan acara sekolah (Burhanudin, 1998 : 65). Unsur-unsur yang dimaksud disini ialah kepala sekolah, wakasek, maupun staf manajemen yang ada di sekolah tersebut, sedangkan pendapat lain menyampaikan bahwa manajemen personalia / kepegawaian sekolah ialah semua tenaga yang yang ada disekolah yang sanggup meliputi tenaga edukatif, dan tenaga administratif yang terdiri dari pegawai tetap, pegawai diperkerjakan atau pegawai honorer (Sukirman, 1982 : 2 ).
Dari pendapat diatas sanggup disimpulkan bahwa yang dimaksudkan dengan manajemen kepegawaian sekolah ialah semua kegiatan yang dilakukan oleh personil anggota sekolah pegawai tetap, pegawai yang diperkerjakan atau pegawai honorer dalam lingkup administratif. Disamping itu juga manajemen kepegawaian dikatakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang yang memiliki wewenang dalam manajemen kepegawaian yang didalamnya terdapat kegiatan pencatatan beberapa jumlah pegawai (Guru dan Staf ), pembinaan, pengangkatan, dukungan hak dan kewajiban guru hingga dengan dukungan hak kerja.
Segenap proses penetapan pegawai meliputi proses atau cara memperoleh pegawai, penempatan, penugasan, pemiliharaan, evaluasi, dan pemutusan relasi kerja.
Adapun proses yang termasuk didalamnya ialah proses perekaman data umum kepegawaian :
1. Biodata Pegawai
Biodata pegawai berisikan data-data pegawai yang dalamnya berisi nama, alamat, tanggal lahir, agama, kewarganegaraan hingga pendidikan terakhir.
1. Biodata Pegawai
Biodata pegawai berisikan data-data pegawai yang dalamnya berisi nama, alamat, tanggal lahir, agama, kewarganegaraan hingga pendidikan terakhir.
2. Sejarah Kepangkatan Atau Jabatan
Sejarah kepangkatan atau jabatan berisikan data perihal guru atau pegawai dan apakah seorang guru tersebut pernah mendapat kenaikan pangkat atau jabatan seandainya ada jabatan apakah itu.
Sejarah kepangkatan atau jabatan berisikan data perihal guru atau pegawai dan apakah seorang guru tersebut pernah mendapat kenaikan pangkat atau jabatan seandainya ada jabatan apakah itu.
3. Sejarah Pendidikan Formal
Data guru perihal pendidikan terakhir yang pernah dilakukan atau diikuti.
Data guru perihal pendidikan terakhir yang pernah dilakukan atau diikuti.
4. Sejarah Kepangkatan penjenjangan
Data yang mengenai apakah guru tersebut pernah mendapat refrensi untuk melanjutkan pendidikan penjenjangan dari sekolah, pemerintah provensi, atau kabupaten dan gelar apa yang ingin diraih oleh guru tersebut.
Data yang mengenai apakah guru tersebut pernah mendapat refrensi untuk melanjutkan pendidikan penjenjangan dari sekolah, pemerintah provensi, atau kabupaten dan gelar apa yang ingin diraih oleh guru tersebut.
5. Pengunaan pasilitas
6. Daftar keluarga
7. Sejarah eksekusi dan penghargaan yang diperoleh.
6. Daftar keluarga
7. Sejarah eksekusi dan penghargaan yang diperoleh.
B. Aspek-Aspek Pengelolaan Administrasi Kepegawaian
Menurut Drs. Piet A. Sahertian ( 1985 ; 27 ) aspek-aspek pengelolaan manajemen kepegawaian ialah sebagai berikut : kegiatan pencatatan, pendaftaran, penentuan akal dan prencanaan kepegawaian, pengembangan kepegawain, pemeliharaan kepegawaian, penilaian kepegawaian, pemutusan relasi kerja, dan pengendalian pegawai.
C. Fungsi Administrasi Kepegawaian
Fungsi manajemen di bagi menjadi 2 (dua) meliputi:
1. Fungsi Teknis Administrasi Kepegawaian
Administrasi kepegawaian pada hakikatnya melaksanakan dua fungsi yaitu fungsi manajerial, dan fungsi operatif (teknis). Fungsi manajerial berkaitan dengan pekerjaan pikiran atau memakai pikiran (mental) meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian pegawai. Sedangkan fungsi operatif (teknis), berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan fisik, meliputi pengadaan, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan, dan pemensiunan pegawai.
Administrasi kepegawaian pada hakikatnya melaksanakan dua fungsi yaitu fungsi manajerial, dan fungsi operatif (teknis). Fungsi manajerial berkaitan dengan pekerjaan pikiran atau memakai pikiran (mental) meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian pegawai. Sedangkan fungsi operatif (teknis), berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan fisik, meliputi pengadaan, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan, dan pemensiunan pegawai.
2. Fungsi Umum Administrasi Kepegawaian
a. Perencanaan Pegawai
Perencanaan pegawai sanggup didefinisikan sebagai proses penentuan kebutuhan pegawai pada masa yang akan tiba menurut perubahan-perubahan yang terjadi dan persediaan tenaga kerja yang ada. Perencanaan pegawai merupakan bab penting dari dan sebagai kontributor pada proses perencanaan strategis alasannya ialah membantu organisasi dalam memilih sumber-sumber yang diharapkan dan membantu memilih apa yang benar-benar sanggup dicapai dengan sumber-sumber yang tersedia.
Perencanaan pegawai sanggup didefinisikan sebagai proses penentuan kebutuhan pegawai pada masa yang akan tiba menurut perubahan-perubahan yang terjadi dan persediaan tenaga kerja yang ada. Perencanaan pegawai merupakan bab penting dari dan sebagai kontributor pada proses perencanaan strategis alasannya ialah membantu organisasi dalam memilih sumber-sumber yang diharapkan dan membantu memilih apa yang benar-benar sanggup dicapai dengan sumber-sumber yang tersedia.
Perencanaan pegawai yang baik akan memperbaiki pemanfaatan pegawai, menyesuaikan acara pegawai dan kebutuhan di masa depan secara efisien, meningkatkan efisiensi dalam merekrut pegawai gres serta melengkapi gosip perihal kepegawaian yang sanggup membantu kegiatan kepegawaian dan unit organisasi lainnya. Melalui perencanaan sanggup diketahui kekurangan dibanding kebutuhan sehingga sanggup dilakukan perekrutan pegawai baru, promosi, dan transfer secara proaktif sehingga tidak mengganggu kegiatan organisasi.
Dalam menciptakan perencanaan pegawai perlu diperhatikan faktor internal dan eksternal organisasi. Di samping itu, perlu pula diperhatikan langkah-langkah yang harus ditempuh sebagaimana dikemukakan Miller Burack dan Maryann.
b. Pengorganisasian Kepegawaian
Pengorganisasian ialah suatu langkah untuk menetapkan, menggolong-golongkan dan mengatur banyak sekali macam kegiatan yang dipandang perlu, penetapan kiprah dan wewenang seseorang, pendelegasian wewenang dalam rangka untuk mencapai tujuan. Pengorganisasian mengantarkan semua sumber dasar (manusia dan nonmanusia) ke dalam suatu rujukan tertentu sedemikian rupa sehingga orang-orang yang bekerja di dalamnya sanggup bekerja sama secara berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu akhir dari pengorganisasian ialah terbentuknya struktur organisasi dan dalam struktur organisasi akan nampak bagaimana relasi antara satu unit dengan unit lain. Dengan kata lain, struktur organisasi akan menghipnotis ajaran kerja, delegasi wewenang dan tanggung jawab, sistem kontrol dan pengendalian, serta arus perintah dan pertanggungjawaban. Oleh alasannya ialah itu, dalam mendesain struktur organisasi bab kepegawaian perlu dipertimbangkan banyak sekali faktor sebagaimana telah diuraikan dalam kegiatan berguru ini.
Pengorganisasian ialah suatu langkah untuk menetapkan, menggolong-golongkan dan mengatur banyak sekali macam kegiatan yang dipandang perlu, penetapan kiprah dan wewenang seseorang, pendelegasian wewenang dalam rangka untuk mencapai tujuan. Pengorganisasian mengantarkan semua sumber dasar (manusia dan nonmanusia) ke dalam suatu rujukan tertentu sedemikian rupa sehingga orang-orang yang bekerja di dalamnya sanggup bekerja sama secara berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu akhir dari pengorganisasian ialah terbentuknya struktur organisasi dan dalam struktur organisasi akan nampak bagaimana relasi antara satu unit dengan unit lain. Dengan kata lain, struktur organisasi akan menghipnotis ajaran kerja, delegasi wewenang dan tanggung jawab, sistem kontrol dan pengendalian, serta arus perintah dan pertanggungjawaban. Oleh alasannya ialah itu, dalam mendesain struktur organisasi bab kepegawaian perlu dipertimbangkan banyak sekali faktor sebagaimana telah diuraikan dalam kegiatan berguru ini.
c. Pengarahan Pegawai
Ada banyak teori dan keyakinan perihal apa yang memotivasi pegawai. Secara keseluruhan tidak ada janji perihal motivasi. Oleh alasannya ialah itu, sangat sulit bagi organisasi untuk hingga pada kebijakan dan pendekatan yang akan memuaskan semua pegawai. Selain itu, bagi organisasi dengan skala apa pun, menciptakan analisis mendalam perihal apa yang memotivasi setiap pegawai ialah tidak praktis. Namun, ada aturan-aturan mudah yang sanggup diikuti setidak-tidaknya untuk membantu memotivasi pegawai dan meningkatkan kepuasan kerja, yaitu sebagai berikut.
Ada banyak teori dan keyakinan perihal apa yang memotivasi pegawai. Secara keseluruhan tidak ada janji perihal motivasi. Oleh alasannya ialah itu, sangat sulit bagi organisasi untuk hingga pada kebijakan dan pendekatan yang akan memuaskan semua pegawai. Selain itu, bagi organisasi dengan skala apa pun, menciptakan analisis mendalam perihal apa yang memotivasi setiap pegawai ialah tidak praktis. Namun, ada aturan-aturan mudah yang sanggup diikuti setidak-tidaknya untuk membantu memotivasi pegawai dan meningkatkan kepuasan kerja, yaitu sebagai berikut.
- Jelaskan kepada para pegawai apa yang dimaksud dengan kinerja efektif dan pastikan bahwa mereka mengetahui apa yang diharapkan dari mereka;
- Pastikan bahwa ada relasi terang antara kinerja dan penghargaan (imbalan) dan bahwa setiap relasi semacam itu dikomunikasikan kepada para pegawai;
- Pastikan bahwa semua pegawai diperlakukan secara adil dan penilaian perihal kinerja ialah objektif;
- Bilamana mungkin, kembangkan jenis-jenis penghargaan yang berbeda, tidak semua orang sanggup dinaikkan pangkatnya (dipromosikan) atau perlu dinaikkan pangkatnya;
- Doronglah semangat seluwes mungkin di dalam lingkungan kerja dan kembangkan gaya manajemen yang gampang diserap dan bisa diubah-ubah untuk menyesuaikan orang dan lingkungan
- Kembangkan sebuah sistem manajemen kinerja atau setidaknya memutuskan target yang sanggup dicapai tetapi sanggup terus berkembang;
- Perhitungkan semua faktor lingkungan dan sosial, menyerupai kenyamanan dan sarana lingkungan kerja, interaksi sosial diantara pegawai, pokoknya semua faktor yang sanggup menjadi sumber ketidakpuasan.
d. Pengendalian Pegawai
Pengawasan sebagai bab dari pengendalian merupakan proses pengukuran dan penilaian tingkat efektivitas kerja pegawai dan tingkat efisiensi penggunaan sarana kerja dalam menawarkan bantuan pada pencapaian tujuan organisasi. Setiap kegiatan pengawasan memerlukan tolok ukur atau kriteria untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam bekerja, yang dalam penilaian kinerja disebut standar pekerjaan.
Pengawasan sebagai bab dari pengendalian merupakan proses pengukuran dan penilaian tingkat efektivitas kerja pegawai dan tingkat efisiensi penggunaan sarana kerja dalam menawarkan bantuan pada pencapaian tujuan organisasi. Setiap kegiatan pengawasan memerlukan tolok ukur atau kriteria untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam bekerja, yang dalam penilaian kinerja disebut standar pekerjaan.
Standar ialah suatu kriteria atau model baku yang akan diperbandingkan dengan hasil nyata. Banyak jenis standar yang sanggup dipergunakan dalam pengendalian kegiatan-kegiatan kepegawaian. Dalam mengendalikan unit/bagian kepegawaian, pimpinan harus bisa menemukan butir-butir pengendalian strategis yang sanggup dipantau menurut penyimpangan. Pengertian Pengelolaan Administrasi Kepegawaian Serta Aspek dan Tujuannya
0 Response to "Pengertian Pengelolaan Manajemen Kepegawaian Serta Aspek Dan Tujuannya"
Post a Comment