Belajar Pada Kehidupan

Belajar Pada Kehidupan - Tiada keadaan yang kita lalui melainkan Allah lah yang menjadikannya. Tiada jalan keluar yang kita dapati melainkan Allah lah yang menjadikannya. Sebab itu kita biasakan di dalam melalui setiap keadaan mintalah tuntunan dari ALLAH.


Belajar pada kehidupan ini mencerminkan bagaimana kisah kisah faktual seputar kesabaran, keikhlasan, dan kejujuran dan begitu banyak makna  dalam kehidupan ini. Berjuta pelajaran sanggup kita petik dari kejadian yang terjadi dalam keseharian kita dan orang lain. Cerita tersebut hanyalah satu dari sekian banyak kisah faktual yang menyentuh hati dan inspiratif di dalam buku ini. Dengan membacanya , Anda akan menemukan mutiara – mutiara kehidupan yang sering kali tak kita sadari banyak teehgrcecer di sekitar kita.

  • Setelah membaca bukunya Mizania yang belajar pada kehidupan ini yang paling menyentuh hati saya yaitu yang di dalamnya di ceritakan mengenai sayalah sang fakir yang ditokohi oleh bapak arif, perilaku sikap yang dimiliki oleh pak cerdik ini sangat amatlah kita contohi di dalam mengarungi kehidupan yang hanya sementara, dan sebagai daerah persinggahan saja untuk mencari bekal dalam menempuh kehidupan yang abadi setelah kehidupan kita untuk kedua kalinya. Contoh-contoh yang diberikan oleh pak cerdik ini yaitu tidak sombong, suka membantu sesama, sederhana, kearifan,bijaksana dsb, misalkan saja pak cerdik ini tinggal digubuk yang jalan menuju rumahnya saja melalui sebuah gang yang tidak sanggup dilalui oleh kendaraan beroda empat bahkan sepeda motor saja bila melewatinya mesinnya harus dimatikan, dalam rumahnya tidak ada pembantu bila kita bertamu ke rumahnya saja yang melayani kita dia sendiri yang buatin minuman, tidak ada sofa  mewah, bahkan alat-alat elektronik tidak ada palagi hiasan-hiasan dinding yang ada hanya jam dinding berwarna putih polos.

Timbul pertanyaan dari saya ko’ ada yaaaa zaman kini orang kayak pak arif  ? padahal dia seorang dosen disebuah akademi tinggi yang sangat bergengsi di Jawa Timur, dia juga mempunyai yayasan sosial bahkan juga pak cerdik ini seorang pengusaha yang total penghasilannya ratusan juta perbulannya, dan yang paling mengagumkan lagi dari kekayaan kekayaan yang dimilikinya pak arif  hanya mengambil dua setengah persen saja sisanya di infakkan ke jalan Allah, mengapa pak cerdik hanya mengambil dua setengah persen sedangkan sisanya diinfakkan ke jalan Allah ? karna menganggap bahwa harta itu hanyalah titipan dari Allah dan bila dibandingkan kekayaan yang di milikinya dgn kekayaan yang dimiliki Allah tidak ada artinya sama sekali. Andaikan saja semua orang kaya dan semua dosen bersikap menyerupai pak cerdik mungkin anda tahu jawabannya bangsa kita tidak akan menyerupai ini , tidak krisis moral, tidak ada korupsi dan bahkan sudah tidak ada lagi yang miskin.

Sekarang jangan kita berbicara mengenai akademi bergengsi di jawa, pengusaha sukses di jawa kita lihat di sekeliling kita saja apakah ada pengusaha kaya kayak pak cerdik di lombok misalkan jarang kan , bahkan tidak ada,  misalkan lagi apakah ada dosen kayak pak cerdik ini saya rasa juga jarang,  contohnya saja di IAIN daerah klita kulyah ini yang singkatannya Institut Agama Islam Negeri Mataram apakah ada dosen yang kayak pak cerdik ini ? jawabannya maseh tetep             jarang bahkan tidak ada, contophnya tidak pernah saya temukan dosen kita walaupun rumahnya tidak terlalu jauh dari kampus misalkan rumahnya di pejeruuk tidak pernah jalan kaki ke kampus, jangankan jalan kaki dari rumahnya parkir kendaraan beroda empat saja yang sudah di sediakan di luar masih banyak yang parkir mobilnya di depan kelas itu mencontohkan kemalasan berjalan kaki untuk hingga kelas , apa perlu kita contohi menyerupai itu ? jadi jangan salahkan pepatah yang menyampaikan bila guru kencingnya bangun maka muridnya akan kencinng berlari jadi bila dosen kita parkirnya di depan kelas jangan salahkan bila besok kita sukses dan menjadi dosen parkirnya di depan teras kelas bahkan juga di dalam kelas.
Sekarang kiprah kita jangan cuman mengagumi dari teladan pak cerdik ini tapi mari kita semua praktekkan dalam kehidupan kita walaupun kita tidak di contohkan oleh dosen-dosen kita menyerupai yang di contohkan sama pak arif, dan contoh-contoh tersebut juga di peragakan juga oleh nabi besar kita nabi junjungan alam kita yakni nabi Muhammad saw berarti sunah untuk kita kerjakan bila kita mau sapaat dia di hari kela’’ semoga itu amiiiiiiiiiiin.

  • Yang kedua bagi-bagi rezeki,  lagi- lagi dicontohkan seorang pedang yang sukses tapi masih memikirkan sekelilingnya walaupun sekelilingnya yaitu saingannya sendiri,  di sini dicerikan seorang penjual bakmi pangsit ayam namanya Mas Min yang sangat laris, yang menarik dari penjual bakmi pangsit ayam ini yaitu didalam dia melayani pelanggan- pelanggannya mas Min ini sangat ramah dan bila sudah bekerja dia sangat khusuk sekali dan dikerjakan dengan tulus hati meskipun kadang- kadang ada pelanggan yang minta segala macam hal kepadanya dalam batas yang tidak wajar. Misalkan, minta saus atau sambal banyak dan sebagainya, boleh dibilang dia benar-benar ingin pelanggannya puas terlayani.

Yang menarik dari mas min ini adalah, dia buka dagangannya hanya dari pukul 06:00 hingga pukul 00:09 atau 10:00 pagi karna biasanya dikala itu stok mienya  memang sudah habis, bergotong-royong mas Min ini ini sanggup saja menambah jumlah mie yang dijualnya misalkan dari 100 porsi menjadi 200 porsi misalnya,  lagi pula tidak ada yang akan melarang dia berjualan hingga siang, sore, bahkan hingga malam hari pun karna dia termasuk pedagang bakmi ayam pertama di jalan itu,ssebelum ada penjual bakmi ayam yang lain. Boleh dibilang, Mas min ini pedagang senior disana, yang niscaya mendapat keistimewaan secara alamiah.

Suatu ktika salah satu pelanggannya bertanya pada mas min ini “ kenapa mas Min tidak jualan saja hingga sore atau malam kan pelanggan-pelanggan mas min banyak yang minta ? Mas Min dengan ketulusan hati menjawab bagi-bagi rezki buat yang lain pak , , saya sih , enggak mau rakus nyari rezeki katanya menambahkan , , maksudnya mas min ini artinya dia tidak mau mencari rezki habis-habisan tanpa kenal waktu  dan tidak mengenal lingkungan, alasannya yaitu bila itu yang di lakukan akhirnya akan berdampak kepada orang lain, contohnya penghasilan pedagang bakmi ayam di sekitarnya jadi berkurang, sanggup begitu karna bakmi ayam mas min ini dikenal murah meriah, yummy dan porsinya sangat banyak.

Walaupun banyak yang menyarankan biar dia memperpanjang jam dagangnya, setidaknya hingga jam makan siang, mas min tetap menolak, dia tidak mau kehadirannya menjadi bahaya bagi pedagang lain, jadi disini bertolak banget dari teori-teori yang di cetuskan para pakar ekonomi bahkan yang kita sedang pelajari sekarag misalkan analisis SWOT yang bagai mana memanfaatkan bahaya menjadi peluang apalagi peluang menjadi keuntungan, nah jadi bila pemikirannya atau teori kayak gini niscaya tentangan tidak di hiraukan sikat saja bila sudah begini rasa sosial kita berkurang dan secara utumatis sistem kapitalisme di terapkan kalaulah keadaan menyerupai ini , , Lupakan kapitalisme karna mungkin sistem ekonomi yang di anut oleh negara kita boleh di bilang campuran.

Kembali ke Mas Min kini dia lagi sakit terkena stroke makanya sudah tidak sanggup berjualan lagi, semua pelanggannya rindu pada mas min ini, jangankan pelanggannya penjual-penjual bakmi ayam di samping-sampingnya boleh di bilang saingannya pun mendo’ankan mas min ini supaya sanggup berjualan kembali, itu salah satu pesan yang tersirat yang di peroleh oleh mas min ini dengan keariban dalam berjual serta tidak rakus dan masih memikirkan keadaan sekelilingnya . . kalaulah kita dalam berjual tidak bersikap menyerupai mas min misal dalam kita berjual tidak memikirkan keadaan lingkungan, terus dalam mencari laba segala hal dipraktekkan walaupun tidak dibolehkan dan tidak mau tau dengan tentangan kita, misalkan kita sikat saja selama itu tentangan , trus misalkan kita sakit akankah kita di do’akan menyerupai yang di lakukan oleh pesaing-pesaing mas min tadi ? anda niscaya tau jawabannya . . . .
  • Yang selanjutnya yaitu nikmatnya menjadi talang air . .
Disini di ceritakan lagi-lagi seorang yang sudah sukses dan kaya tapi masih mau menyebarkan sesamanya , , seorang dokter Tino namanya, dokter ini lulusan luar negeri dan mempunyai banyak buku yang di cetuskan olek seorang dokter Tino ini, suatu ketika dikala dokter tino meluncurkan bukunya di Gelora Bung Karno pembawa acaranya menangis . . kenapa ? pada dikala itu sebelum program peluncuran buku di mulai ada seseorang yang menghampiri saya namanya pak DEDI, dia bilang mas saya dari Trenggalek, Jawa Timur, saya ketua yayapendidikan yatim piatu Al-Mukhlis, bila di izinkan saya akan memperlihatkan kenang-kenangan kepada dokter Tino, saya bertanya bapak jauh jauh dari trenggalek tiba kesini, dari mana bapak tahu ? ya pak sengaja dateng kesini dari trenggalek mau bertemu dengan dokter Tino dan mengucapkan terima kasih secara lagsung kepada dia dan saya tahu dari koran pak . .

Akhirnya saya setujui kenginginan pak Dedi tapi setelah program selesai, pak dedi kelihatan sangat senang, dan saya mengira apa yang di berikan pak dedi pada dokter tino nanti hanya sebuah plakat atau piagam, sesuai program peluncuran, dokter ini memperlihatkan semacam tanda ucapan terima kasih berupa bingkisan kepada beberapa orang yang ikut andil membantu terbitnya bukunya beliau. Slah seorang yang mendapat bingkisan itu yaitu saya, tapi sebelum acaranya ditutup saya menyambar microphone, saya memberi tahu penguncung dan para tamu yang hadir  bahwa ada seorang bapak dari trenggalek, jawa timur yang jauh- jauh tiba ke jakarta hanya untuk menghadiri program peluncuran buku Dokter Tino dan memperlihatkan kenang-kenangan dan cederamata. Tentu saja Dokter Tino terkejut, dia tidak menyangka akan didatangi tamu istimewa dari jauh karna memang saya tidak memberi tahu dia sebelumnya. Saya panggil pak dedi naik ke panggung, muncullah pria renta berbaju batik dengan bingkisan dikedua tangannya, sebelum pak dedi menyerahkan kenangan-kenangan tersebut, dia memberi sambutan “ kenalkan pak dokter, saya dedi, ketua yayasan pendidikan yatim piatu Al-Mukhlish, Trenggalek Jawa Timur, dulu pak dokter Tino memperlihatkan sebuah laptop dan 30 unit komputer untuk sekolah kami, padahal pak dokter tidak kenal kami dan dan dengan pemberian bapak alhamdulillah sangat membantu kami dan belum dewasa asuhan kamipun sanggup mengenal dan mengoprasikan komputer gara-gara bapak, dikala itu kami hanya masukkan proposal, mohon bantuan, dan alhamdulilah bapak memberikan.

Makara saya tiba kesini ingin memperlihatkan kenang-kenangan untuk Pak Dokter Tino, sekaligus mengucapkan terima kasih secara langsung, Ini karya belum dewasa yatim piatu asuhan kami, yang mungkin gak ada harganya.

Acara penyerahan kenang-kenangan itu berjalan cukup mengharukan, bagai mana dua orang yang tidak saling kenal terlihat bigitu mesra diikat oleh ikatan cinta yang tulus karna ALLAH dan kemanusiaan. Dokter Tino sendiri tidak berkata apa-apa, kecuali mengucapkan terima kasih jauh sebelum kejadian dipanggung itu, saya mencoba bertanya kepada Dokter Tino soal yayasan pendidikan yatim piatu yang dia sumbang laptop sama komputer itu. Beliau menjawab “saya hidup hanya ingin menyerupai talang air “ maksudnya yaitu “” Talang air kan, enggak pernah menahan air laenuma-lama, air lewat begitu saja, tapi talangnya kan selalu basah…..coba bila kita menjadi ember, sekedar menampung saja, enggak ngasi apa-apa, kecuali sudah penuh, gres meluap kemana-mana, jadi kesannya terpaksa ngasi.

Makara maksudnya seseorang yang mendapat kesenangan dan kenikmatan hidup justru dengan cara memberi dan menyebarkan kepada sesama , dia menjadi akses rezeki bagi orang banyak, dan dengan begitu hidupnya akan sangat berarti, tidak menyerupai bejana bila belum penuh, dia belum memberi orang lain, kalaupun dia memberi itu karna terpaksa karna tidak sanggup lagi menampung.dan sosok seorang pak Dedi juga patutlah kita contohi karna mencontohkan kita bagaimana sanggup menghargai pemberian orang lain mesti tidak dikenal awalnya….

Terkait dengan jurusan kita kalaulah kita besok menjadi seorang Distributor , maka jadilah agen yang baik yang sesuai dengan aturan, jadilah penyalur ekonomi yang baik menyerupai apa yang telah kita di ajarkan, jangan menimbun sesuatu karna selain merugikan orang lain bahkan orang banyak , penimbunan juga sangat dihentikan baik dalam pemerintah maupun dalam pedoman islam.

  • Yang selanjutnya yaitu Demi Anak.
Disini diceritakan bagaimana seorang bapak mati-matian mencari napkah demi mencukupi napkah keluarganya dan sanggup menciptakan anak-anaknya sanggup bersekolah jadi sanggup kita ambil kesimpulan bagai mana susahnya seorang kepala rumah tangga untuk sanggup mencukupi keluarganya, tapi dibalik semua itu dengan kita sanggup menapkahkan keluarga kita secara tidak eksklusif selain kewajiban kita untuk menapkahi mereka ternyata itu juga sebagai sedekah yang paling baik di sisi ALLAH. Nabi pun bersabda yang artinya ‘’sedekah yang paling baik yaitu sedekah yang dimulai dari oprang yang wajib di sedekahi. mulai darimanakah yang harus kita sedekahi ? yaitu dimulai dari orang2 terdekat menyerupai keluarga tentunya anak2 dan istri kita. Misalkan saja mau saja kita beramal kepada orang lain sementara yang kita mau sedekahi itu masih sangat dibutuhkam oleh keluarga kita maka wajib terlebih dahulu kita berikan kepada keluarga kita, sekian

Dan masih banyak contoh-contoh yang harus dicontohi bila kita membahas problem belajar dari kehidupan ini untuk itu marilah kita membenah diri untuk hidup lebih baik dari sekarang, bila bukan kini kapan lagi, karna menunda sesuatu itu tidak baik . dan satu pesan saya “” Don’t think to be the best, but to do the best”” jangan berpikir untuk menjadi yang terbaik, tapi lakukanlah yang terbaik..

Tulisan diambil dari sebuah buku Belajar Pada Kehidupan karya DWI BAGUS MB , bukunya sangat anggun untuk dibaca silahkan beli ditoko buku terdekat

0 Response to "Belajar Pada Kehidupan"

Post a Comment