Pembelajaran Metode Inquiry, Pengertian, Makalah, Langkah, Berdasarkan Para Ahli

Pembelajaran Metode Inquiry, Pengertian Makalah, Langkah Menurut Para Ahli - Metode Inquiry ialah cara penyampaian materi pengajaran dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk berguru membuatkan potensi intelektualnya dalam jalinan acara yang disusunnya sendiri untuk menemukan sesuatu sebagai tanggapan yang meyakinkan terhadap permasalahan yang dihadapkan kepadanya melalui proses pelacakan data dan informasi serta pemikiran yang logis, kritis dan sistematis. (Slamento. Proses Belajar Mengajar Dalam Proses Kridit Semester. Jakarta : Bumi Aksara. 1993. Hlm 116)

Metode Inquiry istilah dalam bahasa inggris, ini merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar di depan kelas. Adapun pelaksanaannya sebagai berikut: guru membagi kiprah meneliti suatu kasus ke kelas. Siswa di bagi menjadi kelompok, dan masing-masing kelompok mendapat kiprah tertentu yang harus dikerjakan. (Roestiyah. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. 1991. Hlm 75)

Metode ini berasal dari John Dewey, maksud utama metode ini ialah memperlihatkan latihan kepada murid dalam berfikir. Metode ini sanggup menghindarkan untuk membuat kesimpulan tergesa-gesa, menimbang-nimbang kemungkinan pemecahan, dan menangguhkan pengambilan keputusan hingga terdapat bukti-bukti yang cukup. (Muhaimin. Strategi Belajar Mengajar. Surabaya : CV. Citra Media. 1996. Hlm 88)

Metode inquiry ini merupakan suatu metode yang merangsang murid untuk berfikir, menganalisa suatu duduk kasus sehingga menemukan pemecahannya. Dalam bahasa inggrisnya disebut problem solving method. Metode ini membina kecakapan untuk melihat alasan-alasan yang sempurna dari suatu persoalan, sehingga pada kesudahannya sanggup ditemukan bagaimana cara penyelesaiannya. Metode inipun ialah metode yang membina murid untuk sanggup berfikir ilmiah, yaitu cara berfikir yang mengikuti jenjang-jenjang tertentu di alam penyelesaiannya. Kemampuan untuk memperoleh tilikan sanggup dilatih dan dikembangkan dengan metode mengajar semacam ini. (Djajadisastra. Metode-Metode Mengajar. Bandung : Angkasa.. 1981. Hlm 19)

Metode inquiry juga dikembangkan oleh Suchman untuk mengajar siswa memahami proses penelitian. (Joyce and Weil. Models of Teaching Prentice: Prentice/Hall International. 1986. Hlm 56).  Suchman tertarik untuk membantu siswa melaksanakan penelitian secara sanggup bangkit diatas kaki sendiri dan disiplin. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa bawah umur selalu mempunyai rasa ingin tau. Suchman menginginkan siswa mempertanyakan mengapa suatu insiden terjadi dan menelitinya dengan cara mengumpulkan dan mengolah data secara logis. Dengan demikian maka metode inquiry akan memperkuat dorongan alami untuk melaksanakan eksplorasi dengan semangat besar dan dengan penuh kesungguhan.

Metode ini menuntut kemampuan untuk sanggup melihat lantaran akhir atau relasi-relasi diantara aneka macam data, sehingga pada kesudahannya sanggup menemukan kunci pembuka masalahnya. Kegiatan semacam ini merupakan ciri yang khas dari pada suatu acara inteligensi. Metode ini membuatkan kemampuan berfikir yang dipupuk dengan adanya kesempatan untuk mengobservasi problema, mengumpulkan data, menganalisa data, menyusun suatu hipotesa, mencari korelasi (data) yang hilang dari data yang telah terkumpul untuk kemudian menarik kesimpulan yang merupakan hasil pemecahan kasus tersebut. Cara berfikir semacam itu lazim disebut cara berfikir ilmiah. Cara berfikir yang menghasilkan suatu kesimpulan atau keputusan yang diyakini kebenarannya lantaran seluruh proses pemecahan kasus itu telah di ikuti dan dikontrol dari data yang pertama yang berhasil dikumpulkan dan di analisa hingga kepada kesimpulan yang ditarik atau ditetapkan. Cara berfikir semacam itu benar-benar sanggup dikembangkan dengan memakai metode pemecahan masalah. (Djajadiasatra. Metode-Metode Mengajar. Bandung : Angkasa.. 1981. Hlm 19-20)

Dari uraian tersebut di atas sanggup disimpulkan bahwa metode inquiry ialah metode mengajar yang memperlihatkan kesempatan pada siswa untuk menemukan sendiri pengetahuan yang sebelumnya belum mereka ketahui. Sedangkan tujuan dari metode inquiry ini ialah untuk membantu siswa dalam membuatkan intelektual dan ketrampilannya yang timbul dari pertanyaan-pertanyaan dan menyelidikinya untuk mendapat tanggapan sesuai dengan keingintahuan mereka. (Joyce And Weil. Models of  Teaching. Prentice/Hall International e. 1986. Hlm 57)

Meski awalnya metode inquiry dikembangkan untuk ilmu alam, namun mekanisme inquiry bisa diterapkan pada semua topik yang sanggup diformulasikan menjadi situasi yang penuh dengan pertanyaan. Dari situasi yang penuh dengan pertanyaan akan menjadikan konfrontasi intelektual yang pada kesudahannya mendorong terciptanya inquiry. Dengan metode inquiry siswa dikondisikan untuk berpikir secara kritis dan kreatif serta untuk mendorong kesimpulanya sendiri yang didasarkan atas observasi yang mereka lakukan.

Dalam penelitian ini model inquiry yang digunakan ialah model inquiry yang dikembangkan oleh Suchman. Model inquiry ini dimulai dengan menyajikan situasi yang penuh dengan pertanyaan. Setelah situasi tersebut disajikan pada siswa, kemudian para siswa diberitahu bahwa mereka perlu mengupas beberapa aspek dari situasi itu, contohnya mengenai sifat dan definisi. Pada ketika menyerupai ini siswa diperbolehkan untuk bertanya itu dijawab oleh guru hanya dengan kata “ya” atau “tidak”. Langkah terakhir siswa diharapkan sanggup menyimpulkan sendiri tanggapan kasus yang diajukan.

Langkah-Langkah Metode Inquiry.
Langkah-langkah selengkapnya model inquiry ialah sebagai berikut : (Ibid. Hlm 63)
  • Langkah pertama :   
    • Menyajikan masalah
    • Menjelaskan mekanisme penelitian
    • Menyajikan situasi yang bertentangan atau berbeda
  • Langkah kedua    :   
    • Mengumpulkan dan mengkaji data
    • Memeriksa hakikat obyek dan kondisi yang dihadapi                                
    •  Memeriksa hal-hal yang terjadi pada masalah
  • Langkah ketiga    :   
    • Mengkaji data dan eksperimentasi
    • Mengisolasi variabel yang sesuai
    • Merumuskan hipotesis dan mengujinya
  • Langkah keempat:   
    • Mengorganisasikan, merumuskan kesimpulan
    • Menarik kesimpulan
  • Langkah kelima  :    
    • Menganalisis proses inquiry
    • Menganalisis mekanisme inquiry dan membuatkan mekanisme yang lebih efektif
   
Prinsip dan norma yang dikandung dalam metode inquiry ialah kerja sama, kebebasan intelektual, dan kesamaan derajat Selanjutnya menyatakan bahwa selama proses inquiry siswa saling berinteraksi dengan siswa lain dan juga dengan gurunya. (Ibid. Hlm 63)

Di sisi lain ketepatan berguru dalam metode inquiry berkenaan dengan efektivitas dan efisiensi.efektivitas berkenaan dengan tujuan yang hendak dicapai, sedang efisiensi berkenaan dengan ketepatan waktu dan kemudahan dalam pelaksanaan.

Dari uraian diatas maka untuk melihat efektivitas metode inquiry dilakukan penilaian menurut aktifitas siswa selama melaksanakan proses inquiry. Aktifitas siswa ini mencakup ketertarikan, kesungguhan, antusiasme, berani mengemukakan pendapat baik pada guru ataupun siswa, menghargai pendapat siswa lain serta keceriaan. Aktifitas ini diamati pada setiap langkah dari model inquiry.

Metode pemecahan kasus juga sanggup dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
  • Pengenalan kesulitan (Masalah)
  • Pendefinisian masalah
  • Saran-saran mengenai aneka macam kemungkinan pemecahan 
  • Pengujian hipotesis 
  • Memverifikasi kesimpulan. (Muhaimin. Strategi Belajar Mengajar. Surabaya : CV. Citra Media. 1996. Hlm 88)


Agar pembelajaran dengan metode inquiry sanggup berjalan lancar, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 

a.     Interaksi guru dengan siswa
Guru mengontrol interaksi dalam kelas serta mengarahkan mekanisme inquiry. Dalam proses ini dibutuhkan kolaborasi antara guru dengan siswa, dan antara siswa dengan siswa. Siswa diberikan kebebasan dalam mengemukakan pendapat atau dalam mengajukan pertanyaan.

b.    Peran guru
Dalam metode inquiry guru berperan sebagai fasilitator, motivator, dan informan. Sebagai fasilitator, guru menyediakan kemudahan yang dibutuhkan oleh siswa dan membuat kondisi yang kondusif. Sebagai motivator, guru berperan mendorong siswa semoga senantiasa ulet dalam melaksanakan acara dengan memperlihatkan pertanyaan atau tanggapan yang bersifat memacu dan mengarahkan siswa. Sedangkan sebagai informan, guru berperan sebagai sumber informasi bagi siswa akan tetapi dalam hal ini guru tidak memperlihatkan informasi langsung.

Tujuan  Metode Inquiry
Tujuan utama dari pada penggunaan metode inquiry (pemecahan masalah) ialah membuatkan kemampuan berfikir, terutama di dalam mencari lantaran akhir dan tujuan suatu masalah. Metode ini melatih murid-murid dalam cara-cara mendekati dan cara-cara mengambil langkah-langkah bila akan memecahkan suatu kasus yaitu dengan memperlihatkan kepada murid pengetahuan kecakapan mudah yang bernilai/bermanfaat bagi keperluan hidup sehari-hari. Metode ini memperlihatkan dasar-dasar pengalaman yang mudah mengenai bagaimana cara-cara memecahkan suatu kasus dan kecakapan ini sanggup diterapkan bagi keperluan menghadapi masalah-masalah lainnya di dalam masyarakat.

Mengingat tujuan tersebut di atas, maka pemecahan suatu kasus jangan di ajarkan sebagai pengetahuan saja, melainkan harus menjadi alat bagi murid untuk selanjutnya sanggup memecahkan sendiri segala macam kasus yang mungkin akan dijumpainya, kini maupun kelak, disekolah, dirumah maupun di masyarakat.

Tujuan-tujuan lainya selain dari tujuan utama yang telah disebutkan di atas yaitu : 
  1. Belajar bagaimana bertindak di dalam suatu situasi baru.
  2. Belajar bagaimana caranya keluar dari situasi yang sulit.
  3. Belajar bagaimana cara mempertimbangkan suatu keputusan.
  4. Belajar bagaimana caranya membatasi suatau persoalan.
  5. Belajar bagaimana caranya menemukan pemecahan-pemecahan.
  6. Belajar menyadari bahwa setiap kasus niscaya ada cara tertentu untuk memecahkannya.
  7. Belajar meneliti suatu kasus dari semua sudut pemecahan.
  8. Belajar bekerja secara sistematis diwaktu memecahkan suatu masalah.
  9. Belajar menguji kebenaran suatu keputusan yang telah ditetapkan. (Djajadisastra. Metode-Metode Mengajar. Bandung : Angkasa. 1981. Hlm 24-25)

Artikel ini saya posting disertakan dengan footnote untuk dijadikan rujukan dalam menyusun skripsi maupun makalah Pembelajaran Pengertian Metode Inquiry. Semoga bermanfaat

0 Response to "Pembelajaran Metode Inquiry, Pengertian, Makalah, Langkah, Berdasarkan Para Ahli"

Post a Comment