Makalah Kenakalan Remaja Siswa - Pengertian, Macam Macam dan Cara Mengatasinya
1. Remaja - Siswa dan Masalahnya
Sebagian orang beropini bahwa masa muda sebagian ketika yang paling indah dan nikmat. Penuh kegembiraan. Memang tidaklah salah, tetapi dikatakan benar seluruhnya yakni tidak mungkin, masalahnya tergantung dari segi memandangnya. Jika dilihat dari kemauannya yang tanpa dikaitkan dengan masa depan, ia bebas berhura-hura, bermewah-mewah tanpa harus memeras kringat bagaimana mencari rupiah demi rupiah guna memenuhi kebutuhan sehari-harinya ia sambil merayu dan dibubuhi alasan, jikalau tidak ditiruti beliau akan pergi dari rumah (minggat).
Makalah Kenakalan Remaja - Tetapi jikalau memandang dari sudut yang berkaitan dengan masa depan remaja itu sendiri sarat tanggung jwab yang akan dipikul. Maka masa remaja lebih sanggup disebut masa yang paling berat, penuh tantangan, ia harus bekerja lebih berat, memanfaatkan setiap waktu yang dimuliki, ia harus memperhatikan mental rohaniah aqliyah, fisik jasmaniah untuk memproses regenerasi yang niscaya menghampirinya. Fisik tubuh, masakan bergizi, intelektual menghayati ilmu pengetahuan dan mental santapan rohani yang berisi norma tata nilai yang kekal dan luhur, fisik dilatih dengan penghayatan dan pengalaman religi sampai latihan terakhir ini bisa mengilhami seluruh perilaku dan tingkah lakunya.
Kita mengetahui bahwa anak lahir dalam keadaan fitroh dengan potensi yang yang berwujud kemungkinan-kemungkinan ia pandai, baik budinya, teguh mentalitasnya dan sebaliknya banyak dipengaruhi lingkungan nya dimana beliau hidup. Tri Pusat Pendidikan yaitu sekolah, keluarga dan masyrakat, masing-masing mempunyi peranan dalam membentuk karakter. Sekolah dengan segala fasilitasnya beserta kondisi yang ada tidak kecil pengaruhnya. Masyarakat dengan budayanya serta dengan iklim yang ada dan juga dimana anak hidup dan diasuh secara terus menerus sehingga sulit menentukan mana yang paling mayoritas dalam menghipnotis prilaku anak.
Latar belakang Kenakalan Remaja oleh rangkaian faktor yang saling mengikat. Lingkungan keluarga, keharmonisan orang bau tanah serta suri tauladan sangat menentukan, namun dalam rangkaian menanggulangi kenakalan remaja menuntut Tri Pusat Pendidikan secara menyeluruh lantaran kesadaran Tri Pusat Pendidikan dalam proses pendewasaan anak yakni kunci utama dalam membentuk pribadi anak.
Pengertian remaja disebut juga "pubertas" yang nama berasal dari bahasa latin yang berarti "usia menjadi orang" suatu periode dimana anak dipersiapkan untuk menjadi individu yang sanggup melaksanakan kiprah biologis berupa melanjutkan keturunannya atau berkembang biak (Mappiare, 1982:27).
Menurut Gunarso dalam bukunya Mappiare yang berjudul "Psikologi Remaja" menyampaikan bahwa masa remaja yakni masa antara 12-22 tahun sebagai masa remaja 1. dan masa ini yakni erat bersangkutan eksklusif dengan pertumbuhan dan perkembangan biologis dan psikologis. Dalam masa peralihan ini timbul aneka macam kesulitan dalam diri si anak baik secara jasmani maupun rohaninya. Pergaulan akan demikian halnya anak akan mencicipi adanya kekakuan pada dirinya sendiri, masa ini desebut juga sebagai perasaan yang sangat peka; remaja mengalami angin ribut dan topan dalam kehidupan dan perasaan serta emosinya.
2. Faktor-Faktor Penyebab Kenakalan Remaja - Siswa
Adapun sebab-sebab kenakalan remaja sanggup dibedakan atas dua alasannya yakni yaitu alasannya yakni intern dan alasannya yakni ekstern. Sebab-sebab berupa cacat keturunan. Pembawaan negatif yang sukar dikendalikan, pemenuhan, kebutuhan pokok yang tidak seimbang, lamanya pengawasan diri, kurangnya pembiasaan diri terhadap lingkungan yang baik tidak mempunyai kegemaran-kegemaran yang sehat.
Sebagai langkah pertama yang digali dan dicari latar belakang kenakalan siswa yang berpangkal pada siswa sendiri, faktor-faktor yang mendorong siswa, secara beruntun sesuai dengan urgensinya, berdasarkan pandangan bersama sejumlah tokoh pendidikan pada dasrnya bersumber pada :
a) Lingkunga rumah tangga,
b) Teman buruk,
c) Kondisi ekonomi,
d) Problem waktu luang,
e) Faktor-faktor eksternal lain,
f) Lemahnya kepribadian lain,
g) Faktor-faktor kesehatan,
h) Nyanyian dan dongeng cabul,
i) Sempitnya ruangan kelas,
j) Kurang tertarik pada salah satu mata pelajaran,
k) Kurangnya saran-saran pemeliharaan individual sekolah,
l) Tidak efektifnya metode yang diterapkan,
m) Tidak terpenuhi praktek-prratek kondisi sosial,
n) Kurangnya iklim-iklim aman bagi kecenderungan siswa.
Adapun sebab-sebab kenakalan remaja sanggup dibedakan atas dua alasannya yakni yaitu alasannya yakni intern dan alasannya yakni ekstern. Sebab-sebab berupa cacat keturunan. Pembawaan negatif yang sukar dikendalikan, pemenuhan, kebutuhan pokok yang tidak seimbang, lamanya pengawasan diri, kurangnya pembiasaan diri terhadap lingkungan yang baik tidak mempunyai kegemaran-kegemaran yang sehat.
Sebagai langkah pertama yang digali dan dicari latar belakang kenakalan siswa yang berpangkal pada siswa sendiri, faktor-faktor yang mendorong siswa, secara beruntun sesuai dengan urgensinya, berdasarkan pandangan bersama sejumlah tokoh pendidikan pada dasrnya bersumber pada :
a) Lingkunga rumah tangga,
b) Teman buruk,
c) Kondisi ekonomi,
d) Problem waktu luang,
e) Faktor-faktor eksternal lain,
f) Lemahnya kepribadian lain,
g) Faktor-faktor kesehatan,
h) Nyanyian dan dongeng cabul,
i) Sempitnya ruangan kelas,
j) Kurang tertarik pada salah satu mata pelajaran,
k) Kurangnya saran-saran pemeliharaan individual sekolah,
l) Tidak efektifnya metode yang diterapkan,
m) Tidak terpenuhi praktek-prratek kondisi sosial,
n) Kurangnya iklim-iklim aman bagi kecenderungan siswa.
3. Bentuk-Bentuk Kenakalan Remaja - Siswa
Dalam penelitian ini digunakan istilah "kenakalan remaja" yang mana istilah remaja memperlihatkan usia perkembangan anak pria atau wanita di atas kategori anak dan di bawah berakal balig cukup akal sebagaimana definisi diatas.
Kendatipun masa remaja itu tidak ada batas umur yang tegas, yang ditunjukkan akan tetapi penulis menentukan dalam batas usia kejahatan, minum-minuman keras, merokok di daerah umum sebelum batas umur yang pantas, dan sebagainya.
Dalam penelitian ini digunakan istilah "kenakalan remaja" yang mana istilah remaja memperlihatkan usia perkembangan anak pria atau wanita di atas kategori anak dan di bawah berakal balig cukup akal sebagaimana definisi diatas.
Kendatipun masa remaja itu tidak ada batas umur yang tegas, yang ditunjukkan akan tetapi penulis menentukan dalam batas usia kejahatan, minum-minuman keras, merokok di daerah umum sebelum batas umur yang pantas, dan sebagainya.
4. Upaya Pendidikan Agama dalam Menanggulangi Kenakalan Siswa - Remaja
Setelah membahas masalah remaja dan kasus faktor penyebab serta bentuk-bentuk kenakalan remaja, maka jelaslah bahwa bentuk apapun mempunyai akhir yang negatif bagi masyarakt, keluarga maupun bagi dirinya sendiri. Jika dibiarkan begitu saja akan mengakibatkan masa depan generasi muda akan menjadi suram. Oleh lantaran itu, perlu sekali adanya penanggulangan kenakalan remaja.
Setelah membahas masalah remaja dan kasus faktor penyebab serta bentuk-bentuk kenakalan remaja, maka jelaslah bahwa bentuk apapun mempunyai akhir yang negatif bagi masyarakt, keluarga maupun bagi dirinya sendiri. Jika dibiarkan begitu saja akan mengakibatkan masa depan generasi muda akan menjadi suram. Oleh lantaran itu, perlu sekali adanya penanggulangan kenakalan remaja.
Adapun upaya tersebut sebagai berikut :
Atas dasar pengertian tindakan preventif tersebut maka ruang lingkup kegiatannya ada 2 yaitu :
a. Daya upaya bersifat umum yang terdiri :
1) Usaha mengenal atau mengetahui ciri-ciri umum dan ciri-ciri khusus remaja.
2) Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara umum yang dialami oleh remaja.
3) Usaha-usaha training remaja, dengan cara
- Tindakan previntif yaitu segala tindakan yang bertujuan mencegah timbulnya kenakalan remaja.
- Tindakan represif yaitu tindakan untuk menindas dan menahan kenakalan remaja yang lebih akurat.
- Tindakan kuratif dan rehabilitasi yakni memperbaiki akhir perbuatan pembangkang terutama individu yang melaksanakan perbuatan tersebut (Singgih : 161).
Atas dasar pengertian tindakan preventif tersebut maka ruang lingkup kegiatannya ada 2 yaitu :
a. Daya upaya bersifat umum yang terdiri :
1) Usaha mengenal atau mengetahui ciri-ciri umum dan ciri-ciri khusus remaja.
2) Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara umum yang dialami oleh remaja.
3) Usaha-usaha training remaja, dengan cara
- Menguatkan perilaku mental remaja supaya bisa menuntaskan kasus yang dihadapi
- Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan pengetahuan dan ketrampilan, melainkan pendidikan mental pribadi melalui pengajaran agama
- Menyediakan sarana-sarana dan membuat suasana yang optimal demi perkembangan pribadi yang wajar
- Usaha memperbaiki keadaan lingkungan sekitar keadaan, lingkungan sosial keluarga maupun masyarakat dimana terjadi banyak kenakalan remaja (Singih, 1983 : 162).
b. Daya upaya yang bersifat khusus
Usaha-usaha pencegahan kenakalan remaja secara khusus dilakukan oleh para pendidik terhadap kelainan tingkah laris para remaja. Pendidikan mental di rumah tentunya merupakan tanggung jawab orang tuandan anggota keluarga lainnya. Juga sarana pendidikan lainnya yang mengambil peranan penting dalam pembentukan pribadi yang masuk akal dengan mental yang sehat dan berpengaruh contohnya oleh OSIS.
Usaha-usaha pendidikan agama sanggup dibagi menjadi :
a. Pendidikan Pranatal
Yaitu pendidikan yang dilakukan pada ketika anak masih dalam kandungan ibunya, dimana ketika ibu mengandung harus mendapatkan bimbingan kearah kesempurnaan tata kehidupan yang sehat dan berdasarkan agamanya. Pendidikan pranatal sanggup dibagi 2 macam yaitu :
1) Scara ilmiah :
- Cara hidup ibu hamil harus teratur
- Ibu harus makan masakan yang sehat dan bergizi
- Ibu harus menjaga kesehatan badannya, pakaian, daerah tinggalnya/kebersihan lingkungan.
2) Secara Agama :
- Dengan banyaknya beribadah kepada Allah dan banyak membaca al-Qur'an
- Selalu berakhlak baik dan terpuji dan selalu melaksanakan perbuatan baik.
b. Pendidikan Postnatal
Yaitu pendidikan yang dilakukan sehabis anak itu lahir, dalam hal ini yang memegang peranan penting yakni keuarga, lantaran keluarga merupakan unit terkecil yang memperlihatkan pondasi primer bagi perkembangan anak sedangkan metode yang digunakan untuk pendidikan agama dalam keluarga antara lain:
- Membiasakan anak hidup dalam suasana keagamaan
- Memberikan teladan dalam perbuatan yang kongkrit
- Selalu memperlihatkan pimpinan dan bimbingan pada anak
- Membina hubungan dekat dengan anak
- Menanamkan perilaku disiplin
- Memanfaatkan waktu luang dengan baik
Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat terbentuk berdasarkan cinta kasih antara dua subyek yaitu suami isteri, berdasarkan asas ini lahirlah anak sebagai penerus perjuangan. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh tim dosen FKIP IKIP Malang (1980:14) dalam bukunya "Pengantar Dasar-dasar Kependidikan" yaitu : "Motivasi pengabdiaon orang bau tanah (keluarga) ini semata-mata demi cinta kasih yang kodrati. Di dalam suasana cinta dan kemesraan inilah proses pendidikan berlangsung seumur hidup anak dalam tanggung jawab keluarga".
c. Pendidikan di sekolah
Sekolah merupakan training yang telah diletakkan dengan dasar-dasar dalam lingkungan keluarga sekolah mendapatkan tanggung jawa pendidikan berdasarkan kepercayaan keluarga
Di sekolah di bawah asuha guru-guru pendidik, anak memperoleh pendidikan dan pengajaran. Anak berguru aneka macam ilmu pengtahuan dan ketrampilan yang dijadikan sebagai bekal untuk kehidupannya kelak di masyarakat.
Sekolah merupakan training yang telah diletakkan dengan dasar-dasar dalam lingkungan keluarga sekolah mendapatkan tanggung jawa pendidikan berdasarkan kepercayaan keluarga
Di sekolah di bawah asuha guru-guru pendidik, anak memperoleh pendidikan dan pengajaran. Anak berguru aneka macam ilmu pengtahuan dan ketrampilan yang dijadikan sebagai bekal untuk kehidupannya kelak di masyarakat.
Pada masing-masing tingkat kelembagaan sekolah tentu ada seorang pimpinan sekolah, dimana pimpinan sekolah dala prrogram bimbingan terdapat beberapa tanggung jawab, contohnya menganai cara memahami tingkah laris siswa, pimpinan sekolah mengorgannisi dewan bimbingan pelaksanaan jadwal bimbingan di sekolah akan baik sekali karenanya dengan membentuk dewan bimbinmgan yang dibawah pengawasan kepala sekolah.
Adapun dewan bimbingan yang dipilih dengan syarat-syarat tertentu yakni sebagai berikut:
- Ia harus mengetahui/mempunyai pengetahuan dan pengertian psikologi perkembangan, mental hygiene, tes dan pengukuran
- Ia harus mempunyai rasa hormat, simpati dan pengertian terhadap anak sebagai individu
- Ia harus mempunyai kepribadian yang seimbang dan hendaknya seorang yang dihormatri oleh teman-teman gurunya
- Ia harus mempunyai pandangan yang tajam dalam mencatat kebutuhan-kebutuhan murid dan masalah-masalah murid
- Ia harus seseorang yang bangga dan semnagat (Jumhur dan Surya 1975:124).
d. Lingkungan Masyarakat
Masyarakat turt serta meikul tanggung jawab pendidikan. Secara sederhana masyarakat sanggup diartikan sebagai kumpulan individu dan kelompok yang diikat oleh kesatuan negara, kebuadayaan dan agama. Setiap masyarakat mempunyai impian peraturan-peraturan dan system kekuasaan tertentu.
Masyarakat turt serta meikul tanggung jawab pendidikan. Secara sederhana masyarakat sanggup diartikan sebagai kumpulan individu dan kelompok yang diikat oleh kesatuan negara, kebuadayaan dan agama. Setiap masyarakat mempunyai impian peraturan-peraturan dan system kekuasaan tertentu.
Masyarakat besar pengaruhnya dalam memberi arah terhadap pendidikan anak, terutama para pemimpin masyarakat atau penguasa yang ada didalamnya. Pemimpin masyarakat muslim tentu saja menghendaki supaya setiap anak didik menjadi anggota yang taat dan patuh menjalankan agamanya, baik dalam lingkungan keluarganya, anggota sepermainannya, kelompok kelas dan sekolahnya. Bila anak telah besar dibutuhkan menjadi anggota yang baik pula sebagai warga desa, warga kota dan warga negara.
Dengan demikian, di bahu mereka terpikul keikutsertaan membimbing pertumbuhan dan perkembangan anak. Ini berarti bahwa pemimpin dan penguasa dari masyarakat ikut bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pendidikan. Sebab tanggung jawab pendidikan pada hakikatnya merupakan tanggung jawab moral bagi setiap orang berakal balig cukup akal baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok sosial. Tanggung jawab ini ditinjau dari segi aliran Islam, secara implisit mengandung pula tanggung jawab pendidikan (Zakiah dkk, 2000:44).
Adapun tindakan represif yakni merupakan tindakan secara aturan yang bersifat pendidikan yang meniolong remaja, tindakan diambil apabila terbukti jikalau remaja benar-benar melaksanakan pelanggaran aturan orang yang secara eksklusif membantunya.
Adapun menindak pelanggaran, aturan norma-norma sosial dan moral sanggup dilakukan dengan mengadakan eksekusi terhadap setiap pelanggaran. Di rumah remaja harus mentaati peraturan dan tata cara yang berlaku. Di samping itu harus ada tata eksekusi yang dibentuk oleh orang bau tanah terhadap pelanggaran tata tertib keluarga, begitu pula di sekolah, maka kepala sekolah yang berwenang dalam melaksanakan eksekusi terhadap tata tertib di sekolah.
Daftar Pustaka - Kenakalan Remaja Siswa - Makalah, Pengertian, Macam Macam dan Cara Mengatasinya
Mappiare, Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.
Jumhur & Moh Surya. Bimbingan dan Penyuluhan. Bandung: PT. C.V. Ilmu.
Gunarso, Singgih D. 1983. Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Gunung Mulia, Kwitang.
Tim Dosen FKIP-IKIP Malang. 1980. Pengantar Dasar-Dasar Pendidikan. Surabaya: PT. Usaha Nasional.
0 Response to "Makalah Kenakalan Dewasa Pengertian Siswa Macam Dan Cara Mengatasi"
Post a Comment