Dasar Pendidikan Islam - Dasar yang menjadi pola pendidikan Islam harus merupakan sumber nilai kebenaran dan kekuatan yang sanggup menghantarkan pada kegiatan yang dicita-citakan. Nilai yang terkandung harus mencerminkan nilai yang universal yang sanggup dikonsumsikan untuk seluruh aspek kehidupan insan serta merupakan standar nilai yang sanggup mengevaluasi kegiatan selama ini berjalan. (Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, (Bandung : Trigenda Karya, 1993 ) Hal. 144)
Dasar Pendidikan Islam Tujuan Pengertian Makalah Faktor
Dasar pendidikan Islam pada garis besarnya ada dua yaitu Al-Quran dan As-Sunah yang sanggup dikembangkan dengan ijtihad.( Zakiah darajat, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta: Bumi Aksara, 1992) hal. 19)
Dr. Said Ismail beropini bahwa dasar ideal pendidikan Islam terdiri atas enam macam yaitu ;
Dasar Pendidikan Islam Tujuan Pengertian Makalah Faktor
Dasar pendidikan Islam pada garis besarnya ada dua yaitu Al-Quran dan As-Sunah yang sanggup dikembangkan dengan ijtihad.( Zakiah darajat, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta: Bumi Aksara, 1992) hal. 19)
Dr. Said Ismail beropini bahwa dasar ideal pendidikan Islam terdiri atas enam macam yaitu ;
- Al-Quran,
- Sunah Nabi,
- Kata-kata sahabat,
- Kemasyarakatan umat (sosial),
- Nilai-nilai dan adat kebiasaan masyarakat dan
- Hasil pemikiran para pemikir Islam. (Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran TentangPendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma’arif, 1995) hal.35)
Menurut Prof. Hasan Langgulung dasar operasional pendidikan terbagi menjadi enam macam :
- Dasar historis, yaitu dasar yang memberikan persiapan kepada anak didik dengan hasil-hasil pengalaman masa lalu, undang-undang dan peraturannya, batas-batas dan kekurangannya.
- Dasar sosial, yaitu dasar yang memberikan kerangka budaya pendidikannya itu bertolak dan bergerak ibarat memindah budaya, menentukan dan mengembangkannya.
- Dasar ekonomi, yaitu dasra yang memberi perspektif wacana potensi-potensi insan dan keuangan materi dan persiapan yang mengatur sumber-sumbernya dan tanggung jawabnya terhadap pembelanjaan.
- Dasar politik dan administrasi, yaitu dasar yang memberi bingkai ideologi dasar yang dipakai sebagai kawasan bertolak untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan dan rencana yang telah dibuat.
- Dasar psikologis, yaitu dasar yang memberi gosip wacana tabiat pelajar-pelajar, guru-guru cara-cara terbaik dalam praktek pencapaian dan penilaian dan pengukuran secara bimbingan.
- dasar filosofis, yaitu dasar yang memberi kemampua menentukan yang terbaik memberi arah suatu sistem, mengontrol dan memberi arah kepada semua dasar-dasar operasional lainnya.( Hasan Langgulung, Asas-Asas Pendidikan Islam, (Jakarta: PustakaAl-husna, 1988) hal. 9-12)
Dasar- dasar pendidikan di atas menjadikan pendidikan Islam tetap mengalami perkembangan ke arah yang lebih baik, dan dasar ini pula yang menjadi salah satu pola dalam penentuan tujuan pendidikan Islam.
Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan merupakan salah satu faktor yang harus selalu ada dalam setiap aktifitas pendidikan, termasuk pendidikan Islam, disamping itu tujuan juga merupakan pedoman bagi suatu kegiatan yang akan dikerjakannya. Dengan tujuan yang terang kegiatan pendidikan akan efektif dan efisien dan akan terfokus dengan apa yang kita citi-citakan. Hal di atas memperlihatkan pentingnya tujuan pendidikan Islam.
Adapun akan penulis paparkan berbagai rumusan tujuan pendidikan Islam :
Menurut DR. Moh. Fadhil Al-Jamaly tujuan pendidikan Islam ialah menenemkan kesadaran dalam diri insan terhadap dirinya sendiri selaku hamba Allah, dan kesadaran selaku anggota masyarakat yang harus mempunyai rasa tanggung jawab sosial terhadap training masyarakatnya serta menanamkan kemampuan insan untuk mengelola, memanfaatkan alam sekitar ciptaan Allah bagi kepentingan kesejahteraan insan dan kegiatan ibadahnya kepada khalik pencipta alam itu sendiri. (H.M Arifin Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1993 ) hal. 133)
M. Fadhil Al-Jamaly dalam merumuskan tujuan pendidikan Islam di atas menggambarkan bahwa pendidikan Islam berusaha menyebarkan potensi yang ada pada manusia, hal ini terlihat dengan mengajak insan mengenal dan mempelajari lingkungan baik dirinya, masyarakat maupun alam sehingga dibutuhkan kemampuan semoga sanggup mengelola dan menguasainya untuk mencapai kebahagiaan hidup dengan maksud beribadah kepada Allah SWT.
Sedangkan berdasarkan hasil rumusan konferensi dunia pertama wacana pendidikan Islam yang diadakan di Makkah tahun 1977 : “ Penididikan seharusnya mencapai pertumbuhan yang seimbang dalam kepribadian insan secara total melalui latihan semangat, intelek, rasional diri, perasaan dan kepekaan rasa tubuh. Karena itu, pendidikan seharusnya memberikan jalan bagi pertumbuhan insan dalam segala aspeknya secara spiritual, intelektual, imajinatif, fisikal, ilmiah, linguistik baik secara individual maupun secara kolektif disamping memotivasi semua aspek tersebut ke arah kebaikan dan kesempurnaan.( Ali Ashraf, Horison Baru Pendidikan Islam (Jakarta : Firdaus, 1989 ) Hal. 25)
Rumusan di atas menggambarkan bahwa tujuan pendidikan Islam berusaha menumbuhkan banyak sekali aspek yang ada pada insan dengan potensi yang dimiliki semoga mencapai pertumbuhan yang seimbang dan sempurna.
Ali Ashraf memberikan tujuan pendidikan Islam dengan terwujudnya penyerahan mutlak kepada Allah SWT pada tingkat individu, masyarakat dan kemanusiaan pada umumnya.
Sedangkan tujuan khusus pendidikan Islam berdasarkan Ali Ashraf yaitu :
- Mengembangkan wawasan spiritual yang semakin mendalam, serta menyebarkan pemahaman rasional mengenai Islam dalam konteks kehidupan modern.
- Membekali anak muda dengan banyak sekali pengetahuan dan kebajikan baik pengetahuan praktis, kekuasaan, kesejahteraan, lingkungan sosial dan pembangunan nasional.
- Mengembangkan kemampuan pada diri anak didik untuk menghargai dan membenarkan superioritas komparatif kebudayaan dan peradaban Islami di atas semua kebudayaan lain.
- Memperbaiki dorongan emosi melalui pengalaman imajinatif sehingga kemampuan kretif sanggup berkembang dan berfungsi mengetahui norma-norma Islam yang benar dan yang salah.
- Membantu anak yang sedang tumbuh dan berguru berfikir secara logis dan membimbing proses pemikiran dengan berpijak pada hipoteses dan konsep-konsep tentanag pengetahuan yang dituntut.
- Mengembangkan wawasan relational dan lingkungan sebagaimana yang dicita-citakan dalam Islam, dengan melatih kebiasaan yang baik.
- Mengembangkan, menghaluskan dan memperdalam kemampuan berkomunikasi dalam bahasa tulis dan bahasa lisan. (Ibid., hal. 130-133)
Dari tujuan yang ditawarkan Ali Ashraf di atas pendidikan Islam tidak lain bertujuan untuk menyebarkan potensi dan kemampuan yang ada dalam diri si anak didik baik spiritual, emosi, komunikasi, kecerdasan, sosial dan kepercayaan dirinya sehingga terwujud penyerahan mutlak pada Allah SWT.
Makara tujuan pendidikan dari banyak sekali rumusan di atas bahwa potensi kecerdasan merupakan kemampuan yang perlu diperhatikan disamping kemampuan yang lain. Oleh alasannya yaitu itu dibutuhkan suatu langkah dan taktik yang melibatkan banyak faktor.
Makara tujuan pendidikan dari banyak sekali rumusan di atas bahwa potensi kecerdasan merupakan kemampuan yang perlu diperhatikan disamping kemampuan yang lain. Oleh alasannya yaitu itu dibutuhkan suatu langkah dan taktik yang melibatkan banyak faktor.
Islam sebagai agama mempunyai makna yang sangat luas dan merupakan sistem illahi dalam seluruh kehidupan manusia. Islam merupakan syari’at bagi insan yang dengan bekal syari’at tersebut insan bisa memikul dan merealisasikan amanat besar itu, syari’at tersebut membutuhkan pengalaman, pengembangan dan pembinaan. Pembinaan inilah yang dimaksud dengan pendidikan Islam.
Pengertian Pendidikan Islam
Sebelum membahas pendidikan Islam terlebih dahulu penulis sedikit menguraikan apa arti pendidikan itu sendiri. Istilah pendidikan dalam konteks Islam lebih banyak dikenal dengan term At-Tarbiyah, At-Ta’lim, At-Ta’dib, dimana term tersebut mempunyai makna yang berbeda. Dari ketiga istilah tersebut telah banyak menjadikan perdebatan diantara para andal mengenai istilah mana yang paling tepat untuk menunjuk kegiatan “pendidikan”.
Dalam bukunya Abu Tauhid yang berjudul “Beberapa Aspek Pendidikan Islam” memberikan pemahaman wacana ketiga istilah di atas yaitu : kata At-Ta’lim yang lebih tepat ditujukan untuk istilah “pengajaran” yang hanya terbatas pada kegiatan memberikan atau memasukkan ilmu pengetahuan ke otak seseorang. Makara lebih sempit dari istilah “pendidikan” yang dimaksud, dengan kata lain At-Ta’lim hanya sebagai bab dari pendidikan. Dan kata At-Ta’dib lebih tepat ditujukan untuk istilah “pendidikan ahlak” semata, jadi sasarannya hanyalah pada hati dan tingkah laris (budi pekerti.) sedangkan kata At-Tarbiyah mempunyai pengertian yang lebih luas dari At-Ta’lim dan At-Ta’dib bahkan meliputi kedua istilah tersebut. (Abu Tauhid dan Mangun Budianto,beberapa Aspek Pendidikan Islam, (yogyakarta : Sekretaris Ketua Jurusan Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga, 1990) hal.8)
Untuk itu ditijau dari segi asal bahasanya, sebagaimana diutarakan Abdur Rahman An-Nahlawi, kata At-Tarbiyah mempunyai tiga asal yaitu :
Dari pengertian di atas istilah At-Tarbiyah mengandung banyak sekali kegiatan yang berupa menumbuhkan, mengembangkan, memperbaiki, mengurus, maupun mengawasi serta menjaga anak didik. Dengan banyak sekali kegiatan ini maka potensi-potensi yang ada dalam diri anak didik akan mengalami perkembangan ke arah kemajuan.
Sedangkan pengertian pendidikan secara terminologi telah banyak para pakar yang mencoba merumuskannya berdasarkan hasil ijtihad sehingga tak mengherankan kalau hingga ketika ini banyak definisi pendidikan Islam yang masing-masing mengandung persamaan dan perbedaan. Berikut ini dikemukkan tiga definisi pendidikan Islam yang telah dirumuskan oleh beberapa andal diantaranya :
Dari ketiga definisi di atas mengandung perbedaan, yaitu terletak pada penekanannya, sehingga ketiganya sanggup saling melengkapi. Dan apabila ketiga definisi itu dipadukan maka akan tersusun sebuah rumusan pendidikan Islam yang lebih tepat dan lebih lengkap. Adapun rumusan pendidikan Islam yaitu suatu perjuangan untuk menyiapkan anak atau individu dan menumbuhkannya baik dari sisi jasmani, nalar fikiran dan rohaninya dengan pertumbuhan yang terus menerus semoga ia sanggup hidup dan berpenghidupan tepat dan ia sanggup menjadi anggota masyarakat yang berkhasiat bagi dirinya dan umatnya.
Makara pendidikan Islam merupakan pengembangan potensi yang dimiliki anak sesuai dengan talenta dan minatnya, disamping itu pendidikan harus mempunyai tujuan yang terang yang hendak dicapai dan aspek pengembangan nalar pikiran sehingga potensi dasar anak dikembangkan secara leluasa, sehingga kemampuan yang dimiliki anak akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan perkembangan jasmani dan rohani sehingga menjadi insan yang berguna.
H..M Arifin beropini bahwa pendidikan Islam merupakan bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani berdasarkan aliran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh dan mengawasi berlakunya aliran semua Islam.
Pengertian di atas terang bahwa pendidikan Islam berupaya menanamkan takwa dan ahlak kepada anak didik semoga membentuk insan yang berpribadi dan berbudi pekerti luhur berdasarkan aliran Islam.
Prof. Dr. Muhammad Athiyah Al-Abrosy menyatakan bahwa prinsip umum pendidikan Islam yaitu menyebarkan berfikir bebas dan berdikari serta demokratis dengan memperhatikan kecenderungan penerima didik secara individu yang menyangkut aspek kecerdasan akal, dan talenta dengan dititik beratkan pada pengembangan ahlak. (Athiyah Al-abrasy, Dasar Pokok Pendidikan Islam, alih bahasa, Prof. H. Bustami, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970) hal. 165)
Pengertian pendidikan Islam di atas berupaya menyebarkan anak sesuai dengan nalar dan talenta dengan bimbingan dan dengan dorongan yang dititik beratkan pada pengembangan ahlak.
Sedangkan berdasarkan Muhammad Fadil Al-Jamaly pendidikan Islam yaitu upaya mengembangkan, mendorong, serta mengajak insan lebih maju berlandaskan nilai-nilia yang tinggi dan kehidupan yang mulia sehingga terbentuk pribadi yang tepat baik yang berkaitan dengan akal, perasaan maupun perbuatan.
Pengertian di atas menjelaskan bahwa pendidikan Islam berupaya menyebarkan potensi insan baik dari sisi kognitif, afektif maupun psikomotorik sebagai satu kesatuan yang utuh dengan berlandaskan nilai-nilai Islam sehingga diharapkan insan bisa menghadapi masa depan yang akan dihadapi dengan kemampuan yang telah dimiliki.
Berbagai pengertian di atas memperlihatkan beragamnya pendapat para ahli. Namun mempunyai kesamaan yang fundamental sehingga sanggup disimpulkan bahwa pendidikan Islam yaitu perjuangan sadar yang dilakukan oleh orang yang lebih remaja untuk mengarahkan, membimbing dan menyebarkan seluruh potensi anak didik semoga berkembang lebih maju demi tercapainya pribadi yang dewasa, berdikari da lebih tepat dengan berlandaskan nilai-nilai yang bersumber dari Al-Quran dan Sunah untuk mencapai kebahagiaan yang akan datang.
Pengertian Pendidikan Islam
Sebelum membahas pendidikan Islam terlebih dahulu penulis sedikit menguraikan apa arti pendidikan itu sendiri. Istilah pendidikan dalam konteks Islam lebih banyak dikenal dengan term At-Tarbiyah, At-Ta’lim, At-Ta’dib, dimana term tersebut mempunyai makna yang berbeda. Dari ketiga istilah tersebut telah banyak menjadikan perdebatan diantara para andal mengenai istilah mana yang paling tepat untuk menunjuk kegiatan “pendidikan”.
Dalam bukunya Abu Tauhid yang berjudul “Beberapa Aspek Pendidikan Islam” memberikan pemahaman wacana ketiga istilah di atas yaitu : kata At-Ta’lim yang lebih tepat ditujukan untuk istilah “pengajaran” yang hanya terbatas pada kegiatan memberikan atau memasukkan ilmu pengetahuan ke otak seseorang. Makara lebih sempit dari istilah “pendidikan” yang dimaksud, dengan kata lain At-Ta’lim hanya sebagai bab dari pendidikan. Dan kata At-Ta’dib lebih tepat ditujukan untuk istilah “pendidikan ahlak” semata, jadi sasarannya hanyalah pada hati dan tingkah laris (budi pekerti.) sedangkan kata At-Tarbiyah mempunyai pengertian yang lebih luas dari At-Ta’lim dan At-Ta’dib bahkan meliputi kedua istilah tersebut. (Abu Tauhid dan Mangun Budianto,beberapa Aspek Pendidikan Islam, (yogyakarta : Sekretaris Ketua Jurusan Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga, 1990) hal.8)
Untuk itu ditijau dari segi asal bahasanya, sebagaimana diutarakan Abdur Rahman An-Nahlawi, kata At-Tarbiyah mempunyai tiga asal yaitu :
- Kata At-Tarbiyah berasal dari kata رَبَا يَرْبُوْ Yang mempunyai arti زَادَ وَنَمَا (bertambah dan tumbuh )
- Kata At-Tarbiyah berasal dari kata رَبِيَ- يَرْبَي yang mempunyai arti تَرَعْرَعَ نَشَأَ وَ ( tumbuh dan berubah menjadi remaja )
- Kata At-Tarbiyah berasal dari kata ر ب – ير ب yang mempunyai arti اَصْلَحَهُ: وَتَوَلَّى اَمْرَهُ : وَسَاسَهُ وَقَامَ عَلَيْهِ وَرَعَاهُ ( memperbaiki, mengurusnya, memimpinnya dan mengawasi serta menjaganya.). (Ibid., Hal. 9)
Dari pengertian di atas istilah At-Tarbiyah mengandung banyak sekali kegiatan yang berupa menumbuhkan, mengembangkan, memperbaiki, mengurus, maupun mengawasi serta menjaga anak didik. Dengan banyak sekali kegiatan ini maka potensi-potensi yang ada dalam diri anak didik akan mengalami perkembangan ke arah kemajuan.
Sedangkan pengertian pendidikan secara terminologi telah banyak para pakar yang mencoba merumuskannya berdasarkan hasil ijtihad sehingga tak mengherankan kalau hingga ketika ini banyak definisi pendidikan Islam yang masing-masing mengandung persamaan dan perbedaan. Berikut ini dikemukkan tiga definisi pendidikan Islam yang telah dirumuskan oleh beberapa andal diantaranya :
- Sayid Sabiq, merumuskan bahwa pendidikan Islam ialah mempersiapkan anak baik dari segi jasmani, segi akal, dan segi rohaniyah sehingga beliau menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat baik bagi dirinya maupun bagi umatnya.
- Athiyah Al-Abrasy, menyatakan bahwa pendidikan Islam yaitu mempersiapkan individu semoga ia sanggup hidup dengan kehidupan yang sempurna.
- Anwar Jundi, menyampaikan pendidikan Islam yaitu menumbuhkan insan dengan pertumbuhan yang terus menerus semenjak ia lahir hingga ia meninggal dunia. (Ibid., hal.11-12)
Dari ketiga definisi di atas mengandung perbedaan, yaitu terletak pada penekanannya, sehingga ketiganya sanggup saling melengkapi. Dan apabila ketiga definisi itu dipadukan maka akan tersusun sebuah rumusan pendidikan Islam yang lebih tepat dan lebih lengkap. Adapun rumusan pendidikan Islam yaitu suatu perjuangan untuk menyiapkan anak atau individu dan menumbuhkannya baik dari sisi jasmani, nalar fikiran dan rohaninya dengan pertumbuhan yang terus menerus semoga ia sanggup hidup dan berpenghidupan tepat dan ia sanggup menjadi anggota masyarakat yang berkhasiat bagi dirinya dan umatnya.
Makara pendidikan Islam merupakan pengembangan potensi yang dimiliki anak sesuai dengan talenta dan minatnya, disamping itu pendidikan harus mempunyai tujuan yang terang yang hendak dicapai dan aspek pengembangan nalar pikiran sehingga potensi dasar anak dikembangkan secara leluasa, sehingga kemampuan yang dimiliki anak akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan perkembangan jasmani dan rohani sehingga menjadi insan yang berguna.
H..M Arifin beropini bahwa pendidikan Islam merupakan bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani berdasarkan aliran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh dan mengawasi berlakunya aliran semua Islam.
Pengertian di atas terang bahwa pendidikan Islam berupaya menanamkan takwa dan ahlak kepada anak didik semoga membentuk insan yang berpribadi dan berbudi pekerti luhur berdasarkan aliran Islam.
Prof. Dr. Muhammad Athiyah Al-Abrosy menyatakan bahwa prinsip umum pendidikan Islam yaitu menyebarkan berfikir bebas dan berdikari serta demokratis dengan memperhatikan kecenderungan penerima didik secara individu yang menyangkut aspek kecerdasan akal, dan talenta dengan dititik beratkan pada pengembangan ahlak. (Athiyah Al-abrasy, Dasar Pokok Pendidikan Islam, alih bahasa, Prof. H. Bustami, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970) hal. 165)
Pengertian pendidikan Islam di atas berupaya menyebarkan anak sesuai dengan nalar dan talenta dengan bimbingan dan dengan dorongan yang dititik beratkan pada pengembangan ahlak.
Sedangkan berdasarkan Muhammad Fadil Al-Jamaly pendidikan Islam yaitu upaya mengembangkan, mendorong, serta mengajak insan lebih maju berlandaskan nilai-nilia yang tinggi dan kehidupan yang mulia sehingga terbentuk pribadi yang tepat baik yang berkaitan dengan akal, perasaan maupun perbuatan.
Pengertian di atas menjelaskan bahwa pendidikan Islam berupaya menyebarkan potensi insan baik dari sisi kognitif, afektif maupun psikomotorik sebagai satu kesatuan yang utuh dengan berlandaskan nilai-nilai Islam sehingga diharapkan insan bisa menghadapi masa depan yang akan dihadapi dengan kemampuan yang telah dimiliki.
Berbagai pengertian di atas memperlihatkan beragamnya pendapat para ahli. Namun mempunyai kesamaan yang fundamental sehingga sanggup disimpulkan bahwa pendidikan Islam yaitu perjuangan sadar yang dilakukan oleh orang yang lebih remaja untuk mengarahkan, membimbing dan menyebarkan seluruh potensi anak didik semoga berkembang lebih maju demi tercapainya pribadi yang dewasa, berdikari da lebih tepat dengan berlandaskan nilai-nilai yang bersumber dari Al-Quran dan Sunah untuk mencapai kebahagiaan yang akan datang.
Faktor-faktor Pendidikan Islam
Pencapaian tujuan pendidikan Islam dibutuhkan suatu langkah dan taktik yang melibatkan banyak faktor. Dimana faktor ini merupakan suatu rangkaian yang tidak sanggup terpisahkan dalam suatu sistem pendidikan Islam. Faktor-faktor pendidikan itu berupa tujuan, pendidik, anak didik, lingkungan dan faktor alat.
Penulis beropini bahwayang termasuk faktor-faktor pendidikan Islam tidak berbeda dengan faktor secara umum, alasannya yaitu yang membedakan antara pendidikan Islam dan pendidikan secara umum hanyalah terletak pada sumber-sumber yang mendasarinya. Sebagaimana Sutari Imam Barnadib dalam bukunya “Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis” menetapkan faktor-faktor dalam lima macam, yaitu :
a. Faktor Tujuan
Tujuan merupakan target yang hendak dicapai dan sekaligus merupakan pedoman yang memberi arah bagi segala kegiatan yang dilaksanakan. Tujuan bisa menjadi motivasi yaitu pendorong dalam suatu proses yang menjadi terget tercapainya akan sesuatu.
b. Faktor Pendidik
Pendidik dalam Islam yaitu orang-orang yang bertanggungjawab terhadap perkembangan seluruh potensi afektif, kognitif, dan psikomotorik. (Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya,1992) hal. 74-75)
Pendidik yang penulis maksud sesuai dengan penegasan istilah didepan yaitu orangtua. Orang renta yaitu orang remaja pertama yang memikul tanggung jawabpendidikan, alasannya yaitu orangtualah yang mengetahui karakteristik anak semenjak usia awal.
c. Faktor Anak Didik
Anak didik ialah seorang anak yang selalu mengalami perkembangan semenjak terciptanya hingga meninggal dan mengalami perubahan-perubahan yang terjadi secara wajar.
Anak yang penulis maksud yaitu usia 6-12 tahun, pada masa ini anak sudah bersosialisasi dengan lingkungan. Pada masa ini orang renta perlu memperhatikan pendidikannya yang akan mempengaruhi di masa yang akan datang.
d. Faktor Alat
Alat pendidikan yaitu segala sesuatu yang secara pribadi membantu terlaksananya tujuan pendidikan. Alat pendidikan sanggup berujud benda konkrit dan non konkrit. Benda konkrit ibarat buku, papan tulis, dan lain-lain, sedangkan non konkrit ibarat nasehat, eksekusi dan sebagainya
e. Faktor Lingkungan
Lingkungan yaitu segala sesuatu yang ada disekitar anak didik baik berupa benda-benda, peristiwa-peristiwa yangterjadi maupun kondisi masyarakat terutama yang sanggup memberikan dampak kuat kepada anak yaitu lingkungan dimana proses pendidikan berlangsung dan lingkungan dimana belum dewasa bergaul sehari-harinya.
Beberapa andal membagi lingkungan menjadi tida bab yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Ketiga lingkungan ini merupakan satu kesatuan yang tak boleh dipisahkan, hal ini alasannya yaitu ketiganya kuat terhadap perkembangan anak didik menuju ke arah kedewasaan jasmani dan rohani.
Pengaruh lingkungan terhadap anak didik sanggup positip sanggup pula negatif. Positif apabila sanggup memberikan dorongan terhadap keberhasilan proses pendidikan, sedangkan dampak negatif apabila lingkungan menghambat keberhasilan proses keberhasilan.
Referensi ditulis ibarat footenote Dasar Pendidikan Islam Tujuan Pengertian Makalah Faktor
Pencapaian tujuan pendidikan Islam dibutuhkan suatu langkah dan taktik yang melibatkan banyak faktor. Dimana faktor ini merupakan suatu rangkaian yang tidak sanggup terpisahkan dalam suatu sistem pendidikan Islam. Faktor-faktor pendidikan itu berupa tujuan, pendidik, anak didik, lingkungan dan faktor alat.
Penulis beropini bahwayang termasuk faktor-faktor pendidikan Islam tidak berbeda dengan faktor secara umum, alasannya yaitu yang membedakan antara pendidikan Islam dan pendidikan secara umum hanyalah terletak pada sumber-sumber yang mendasarinya. Sebagaimana Sutari Imam Barnadib dalam bukunya “Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis” menetapkan faktor-faktor dalam lima macam, yaitu :
a. Faktor Tujuan
Tujuan merupakan target yang hendak dicapai dan sekaligus merupakan pedoman yang memberi arah bagi segala kegiatan yang dilaksanakan. Tujuan bisa menjadi motivasi yaitu pendorong dalam suatu proses yang menjadi terget tercapainya akan sesuatu.
b. Faktor Pendidik
Pendidik dalam Islam yaitu orang-orang yang bertanggungjawab terhadap perkembangan seluruh potensi afektif, kognitif, dan psikomotorik. (Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya,1992) hal. 74-75)
Pendidik yang penulis maksud sesuai dengan penegasan istilah didepan yaitu orangtua. Orang renta yaitu orang remaja pertama yang memikul tanggung jawabpendidikan, alasannya yaitu orangtualah yang mengetahui karakteristik anak semenjak usia awal.
c. Faktor Anak Didik
Anak didik ialah seorang anak yang selalu mengalami perkembangan semenjak terciptanya hingga meninggal dan mengalami perubahan-perubahan yang terjadi secara wajar.
Anak yang penulis maksud yaitu usia 6-12 tahun, pada masa ini anak sudah bersosialisasi dengan lingkungan. Pada masa ini orang renta perlu memperhatikan pendidikannya yang akan mempengaruhi di masa yang akan datang.
d. Faktor Alat
Alat pendidikan yaitu segala sesuatu yang secara pribadi membantu terlaksananya tujuan pendidikan. Alat pendidikan sanggup berujud benda konkrit dan non konkrit. Benda konkrit ibarat buku, papan tulis, dan lain-lain, sedangkan non konkrit ibarat nasehat, eksekusi dan sebagainya
e. Faktor Lingkungan
Lingkungan yaitu segala sesuatu yang ada disekitar anak didik baik berupa benda-benda, peristiwa-peristiwa yangterjadi maupun kondisi masyarakat terutama yang sanggup memberikan dampak kuat kepada anak yaitu lingkungan dimana proses pendidikan berlangsung dan lingkungan dimana belum dewasa bergaul sehari-harinya.
Beberapa andal membagi lingkungan menjadi tida bab yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Ketiga lingkungan ini merupakan satu kesatuan yang tak boleh dipisahkan, hal ini alasannya yaitu ketiganya kuat terhadap perkembangan anak didik menuju ke arah kedewasaan jasmani dan rohani.
Pengaruh lingkungan terhadap anak didik sanggup positip sanggup pula negatif. Positif apabila sanggup memberikan dorongan terhadap keberhasilan proses pendidikan, sedangkan dampak negatif apabila lingkungan menghambat keberhasilan proses keberhasilan.
Referensi ditulis ibarat footenote Dasar Pendidikan Islam Tujuan Pengertian Makalah Faktor
0 Response to "Dasar Pendidikan Islam Tujuan Pengertian Makalah Faktor"
Post a Comment