Pengertian Karakteristik Penerima Asuh Perkembangan Aspek Kognitif

Karakteristik Peserta Didik - Peserta didik yakni insan dengan segala fitrahnya. Mereka mempunyai perasaan dan pikiran serta keinginan atau aspirasi. Mereka mempunyai kebutuhan dasar yang perlu dipenuhi (pangan, sandang, papan), kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan untuk mendapat pengakuan, dan kebutuhan untuk mengaktualisasi dirinya (menjadi dirinya sendiri sesuai dengan potensinya).



Dalam tahap perkembangannya, penerima didik Sekolah Menengah Pertama berada pada tahap periode perkembangan yang sangat pesat, dari segala aspek. Berikut ini disajikan perkembangan yang sangat bersahabat kaitannya dengan pembelajaran, yaitu perkembangan aspek kognitif, psikomotor, dan afektif


1. Perkembangan Aspek Kognitif

Menurut Piaget, periode yang dimulai pada usia 12 tahun, yaitu yang lebih kurang sama dengan usia penerima didik SMP, merupakan ‘period of formal operation’. Pada usia ini, yang berkembang pada penerima didik yakni kemampuan berfikir secara simbolis dan bisa memahami sesuatu secara bermakna (meaningfully) tanpa memerlukan objek yang konkrit atau bahkan objek yang visual. 

Peserta didik telah memahami hal-hal yang bersifat imajinatif. Implikasinya dalam pembelajaran IPA bahwa berguru akan bermakna kalau input (materi pelajaran) sesuai dengan minat dan talenta penerima didik . Pembelajaran IPA akan berhasil kalau penyusun silabus dan guru bisa menyesuaikan tingkat kesulitan dan variasi input dengan keinginan serta karakteristik penerima didik sehingga motivasi berguru mereka berada pada tingkat maksimal. Pada tahap perkembangan ini juga berkembang ketujuh kecerdasan dalam Multiple Intelligences yang dikemukakan oleh Gardner (1993), yaitu: 

  • Kecerdasan linguistik (kemampuan berbahasa yang fungsional),
  • Kecerdasan logis-matematis (kemampuan berfikir runtut), 
  • kecerdasan musikal (kemampuan menangkap dan membuat contoh nada dan irama),
  • Kecerdasan spasial (kemampuan membentuk imaji mental ihwal realitas), 
  • Kecerdasan kinestetik-ragawi (kemampuan menghasilkan gerakan motorik yang halus),   Kecerdasan intra-pribadi (kemampuan untuk mengenal diri sendiri dan menyebarkan rasa jati diri), 
  • Kecerdasan antarpribadi (kemampuan memahami orang lain).

Di antara ketujuh macam kecerdasan ini sesuai dengan karakteristik keilmuan IPA akan sanggup berkembang pesat dan bila sanggup dimanfaatkan oleh guru IPA untuk berlatih mengeksplorasi tanda-tanda alam, baik tanda-tanda kebendaan maupun tanda-tanda kejadian/peristiwa guna membangun konsep IPA.

2. Perkembangan Aspek Psikomotor

Aspek psikomotor merupakan salah satu aspek yang penting untuk diketahui oleh guru. Perkembangan aspek psikomotor juga melalui beberapa tahap. Tahap-tahap tersebut antara lain


a.    Tahap Kognitif

Tahap ini ditandai dengan adanya gerakan-gerakan yang kaku dan lambat. Ini terjadi alasannya penerima didik masih dalam taraf berguru untuk mengendalikan gerakan-gerakannya. Dia harus berpikir sebelum melaksanakan suatu gerakan. Pada tahap ini penerima didik sering membuat kesalahan dan adakala terjadi tingkat putus asa yang tinggi.


b.    Tahap Asosiatif

Pada tahap ini, seorang penerima didik membutuhkan waktu yang lebih pendek untuk memikirkan ihwal gerakan-gerakannya. Dia mulai sanggup mengasosiasikan gerakan yang sedang dipelajarinya dengan gerakan yang sudah dikenal. Tahap ini masih dalam tahap pertengahan dalam perkembangan psikomotor. Oleh alasannya itu, gerakan-gerakan pada tahap ini belum merupakan gerakan-gerakan yang sifatnya otomatis. 

Pada tahap ini, seorang penerima didik masih memakai pikirannya untuk melaksanakan suatu gerakan tetapi waktu yang diharapkan untuk berpikir lebih sedikit dibanding pada waktu beliau berada pada tahap kognitif. Dan alasannya waktu yang diharapkan untuk berpikir lebih pendek, gerakan-gerakannya sudah mulai tidak kaku.


c.    Tahap Otonomi

Pada tahap ini, seorang penerima didik telah mencapai tingkat autonomi yang tinggi. Proses belajarnya sudah hampir lengkap meskipun beliau tetap sanggup memperbaiki gerakan-gerakan yang dipelajarinya. Tahap ini disebut tahap autonomi alasannya penerima didik sudah tidak memerlukan kehadiran pelatih untuk melaksanakan gerakan-gerakan. Pada tahap ini, gerakan-gerakan telah dilakukan secara impulsif dan oleh kesannya gerakan-gerakan yang dilakukan juga tidak mengharuskan pembelajar untuk memikirkan



3. Perkembangan Aspek Afektif

Keberhasilan proses pembelajaran IPA juga ditentukan oleh pemahaman ihwal perkembangan aspek afektif penerima didik . Ranah afektif tersebut meliputi emosi atau perasaan yang dimiliki oleh setiap penerima didik. Bloom menawarkan definisi ihwal ranah afektif yang terbagi atas lima tataran afektif yang implikasinya dalam penerima didik Sekolah Menengah Pertama lebih kurang sebagai berikut: 

  • Sadar akan situasi, fenomena, masyarakat, dan objek di sekitar
  • Responsif terhadap stimulus-stimulus yang ada di lingkungan mereka
  • Bisa menilai
  • Sudah mulai bisa mengorganisir nilai-nilai dalam suatu sistem, dan memilih kekerabatan di antara nilai-nilai yang ada
  • Sudah mulai mempunyai karakteristik dan mengetahui karakteristik tersebut dalam bentuk sistem nilai.


Pemahaman terhadap apa yang dirasakan dan direspon, dan apa yang diyakini dan diapresiasi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam teori pemerolehan bahasa kedua atau bahasa asing. Faktor langsung yang lebih spesifik dalam tingkah laris penerima didik yang sangat penting dalam penguasaan banyak sekali bahan pembelajaran, yang meliputi:
 Peserta didik yakni insan dengan segala fitrahnya Pengertian  Karakteristik Peserta Didik Perkembangan Aspek Kognitif

  • Self-esteem, yaitu penghargaan yang diberikan seseorang kepada dirinya sendiri.
  • Inhibition, yaitu perilaku mempertahankan diri atau melindungi ego.
  • Anxiety (kecemasan), yang meliputi rasa frustrasi, khawatir, tegang, dan sebagainya.
  •   Motivasi, yaitu dorongan untuk melaksanakan suatu kegiatan.
  • Risk-taking, yaitu keberanian mengambil risiko.
  • Empati, yaitu sifat yang berkaitan dengan pelibatan diri individu pada perasaan orang lain.


Dengan demikian, selain harus mempertimbangkan miskonsepsi yang dimiliki oleh setiap siswa sebelum mendapat pembelajaran, guru juga harus mempertimbangkan daypikir formal yamg berbeda-beda yang dimilki oleh siswa. Hal ini sanggup dilaksanakan dengan baik bila informasi ihwal daypikir formal siswa sudah dimiliki oleh guru. Piaget menyatakan bahwa bawah umur dianggap siap mengmbangkan konsep khusus jikalau memperoleh skemata yang diperlukan. Karakteristik Peserta Didik

0 Response to "Pengertian Karakteristik Penerima Asuh Perkembangan Aspek Kognitif"

Post a Comment