PTK Bahasa Indonesia SMA Kelas XI - beberapa ahad yang lalau saya sering memposting beberapa perihal ptk menyerupai ptk bahasa indonesia sd, fiqih ma, pai smp, penjasorkes smp, serta yang lagi terkenal di baca kan orang ptk ipa sd. ptk bahasa arab mts, pai sma, ptk b. indo kelas 1, ptk bahasa jerman, matematika sd kelelas 6, ptk smk, ptk matematika sd kelas 4, ptk penjasorkes sd, penjasorkes smp
Hari ini say mulai kebali memposting perihal PTK Bahasa Indonesia Sekolah Menengan Atas yang beberapa hari sempat berhenti posting lantaran kesibukan, so silahkan anda liha pola PTK dibawah ini
Judul:
MENINGKATKAN KECEPATAN EFEKTIF MEMBACA (KEM) DENGAN MENGGUNAKAN METODE KLOS SISWA KELAS XI IPA 2 Sekolah Menengan Atas NEGERI
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
PTK Bahasa Indonesia SMA
1.1 Latar Belakang Masalah
Berdasarkan pengalaman peneliti pembelajaran membaca baik yang dialami sendiri maupun yang diketahui selama ini, model pembelajarannya selalu mengacu pada apa yang ada pada buku paket. Teknik pengajaran membaca yang ada umumnya membaca pemahaman. Banyak teknik pengajaran yang selama ini tidak dipergunakan untuk melatih keterampilan membaca. Teknik-teknik itu antara lain teknik uji rumpang. Kenyataan yang terjadi di samping kemampuan dan keterampilan yang kurang pada siswa, pengajaran membaca selalu mengacu pada teknik yang ada pada buku tersebut. Dengan demikian para siswa beranggapan pengajaran membaca tujuannya semata-mata menjawab pertanyaan, mencari kata istilah yang sulit dan lain-lain. Hal ini dihadapi para siswa dengan proses yang amat lain. PTK Bahasa Indonesia SMA
Perihal lain yang selalu muncul pada pembelajaran membaca yaitu guru Bahasa Indonesia pada umumnya hanya mengutamakan penyelesaian sasaran materi dalam kurikulum yang orientasinya mengacu pada perjuangan meningkatkan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal-soal, walaupun hal ini tidak selalu benar lantaran soal-soal sering kurang mengacu pada keterampilan berbahasa baik keterampilan menyimak, berbicara,membaca, maupun menulis.
Faktor lain yang tidak kalah pentingnya ialah kurangnya guru Bahasa Indonesia memahami dan menguasai teknik pengajaran membaca. Belum lagi menentukan materi bacaan yang seharusnya dalam pengajaran membaca guru dituntut bisa menentukan materi bacaan yang sesuai dengan tujuan dan tingkat perkembangan siswa, kompetensi siswa, minat dan tingkat kecakapan baca.
Peneliti berusaha mengungkap kecepatan efektif membaca ( KEM ) siswa, lantaran penulis sangat prihatin dengan KEM siswa di negara kita. Kalau di negara-negara maju menyerupai Amerika, seorang setara Sekolah Menengan Atas di negara kita (Senior High School) dalam keadaan normal sudah mempunyai kecepatan membaca minimal kurang lebih 250 kata permenit, dengan pemahaman isi bacaan minimal 70 %. Jika dihitung kecepatan efektif membacanya (KEM) = 250 kpm x 70 % = 175 kpm. (Harjasujana,200:88). Kalau di Amerika siswa setingkat Sekolah Menengan Atas mempunyai KEM terendah ± 175 kpm, maka di Indonesia masih tidak sedikit siswa Sekolah Menengan Atas KEM tertinggi ± 175 kpm. Dari pengalaman peneliti membelajarkan siswa kelas XI IPA 2 Sekolah Menengan Atas Negeri 3 Sidoarjo, ternyata hal tersebut di atas juga terjadi. Dengan KEM ± 175 kpm, kemudian bagaimana bisa menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang diharapkan melalui banyak sekali media cetak dalam waktu yang relatif singkat.
Berdasarkan uraian singkat di atas, peneliti mengambil tindakan, yaitu “Meningkatkan Kecepatan Efektif Membaca Dengan Menggunakan Metode Klos Siswa Kelas XI IPA 2 Sekolah Menengan Atas Negeri 3 Sidoarjo”.
Peneliti menentukan metode klos untuk meningkatkan Kecepatan Efektif Membaca (KEM) lantaran metode klos sanggup digunakan untuk mengukur tingkat keterbacaan sebuah wacana dan untuk melatih keterampilan dan kemampuan membaca
1.2 Perumusan dan Pemecahan Masalah
Peneliti menentukan metode klos untuk meningkatkan Kecepatan Efektif Membaca (KEM) lantaran metode klos sanggup digunakan untuk mengukur tingkat keterbacaan sebuah wacana dan untuk melatih keterampilan dan kemampuan membaca
1.2 Perumusan dan Pemecahan Masalah
1.2.1 Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini diajukan rumusan dilema yaitu bagaimana penggunaan metode Klos bisa meningkatkan Kecepatan Efektif Membaca (KEM) siswa kelas XI IPA 2 SMAN 3 Sidoarjo
1.2.2 Pemecahan Masalah
Dengan rendahnya Kecepatan Efektif Membaca Siswa Kelas XI IPA 2 Sekolah Menengan Atas Negeri 3 Sidoarjo Tahun Pelajaran 2006/2007 penulis mengambil tindakan yaitu meningkatkan Kecepatan Efektif Membaca dengan memakai Metode Klos yang langkah-langkahnya sebagai berikut : Tahap awal merupakan pra tindakan yaitu identifikasi metode klos dan Kecepatan Efektif Membaca (KEM), langkah kedua pelaksanaan tindakan yang terdiri dari tiga siklus. Siklus I penerapan metode klos, siklus II sebagai implementasi pelaksanaan metode klos, dan siklus III sebagai pemantapan.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitan tindakan kelas ini ialah :
Untuk meningkatkan kecepatan efektif membaca (KEM) siswa kelas XI IPA 2 SMAN 3 Sidoarjo dengan memakai metode klos .
1.4 Lingkup Penelitian
Untuk meningkatkan kecepatan efektif membaca (KEM) siswa kelas XI IPA 2 SMAN 3 Sidoarjo dengan memakai metode klos .
1.4 Lingkup Penelitian
Lingkup yang menjadi batasan materi dalam penelitian ini ialah Kecepatan Efektif Membaca (KEM) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan kompetensi dasar membaca cepat. Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas XI IPA 2, Sekolah Menengan Atas Negeri 3 Sidoarjo Tahun Pelajaran 2006/2007.
1.5 Definisi Operasional
1.5 Definisi Operasional
Kesamaan arti sangat diharapkan dalam penelitian. Sejalan dengan itu diharapkan pendefinisian istilah sebagai berikut :
1.5.1 Kecepatan Efektif Membaca (KEM) PTK Bahasa Indonesia SMA
Kecepatan Efektif Membaca (KEM) ialah sebuah istilah untuk mencerminkan kemampuan membaca yang bersama-sama yang dicapai oleh pembaca, lantaran KEM merupakan perpaduan antara kecepatan membaca dan kemampuan memahami bacaan. KEM sanggup ditentukan dengan jalan memperkalikan kecepatan membaca dengan prosentase pemahaman isi bacaan (Harjasujana,2000:109).
1.5.2 Metode Klos
Metode Klos berasal dari kata ”Clozure” yaitu suatu istilah dari ilmu jiwa Gestalt, yang mempunyai pengertian bahwa intinya orang melihat bagian-bagian itu sebagai suatu keseluruhan. Dalam teknik klos, pembaca diminta untuk memahami wacana yang tidak lengkap, lantaran bab tertentu telah dihilangkan, akan tetapi pemahaman pembaca tetap tepat (Kamidjan,1996:66)
1.6 Manfaat Hasil Penelitian
1.6 Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian ini diharapkan sanggup bermanfaat :
- Bagi siswa : hasil penelitian ini diharapkan sanggup meningkatkan keterampilan berbahasa dan terjadi kemajuan berguru pada mata pelajaran lain
- Bagi peneliti (guru) : sanggup meningkatkan profesionalisme dan bisa digunakan untuk pengembangan profesi dalam perolehan angka kredit untuk naik ke golongan IV b
- Bagi guru lain : menawarkan motivasi dan tumpuan model-model pembelajaran yang inovatif.
- Bagi sekolah : dengan adanya guru-guru (para peneliti) melaksanakan penelitian tindakan kelas berarti proses pembelajaran di kelas sangat berkualitas sehingga terjadi perubahan positif mengarah pada sekolah unggul.
BAB II
LANDASAN TEORI
LANDASAN TEORI
PTK Bahasa Indonesia SMA
Keterampilan membaca sebagai salah satu aspek dari empat aspek keterampilan berbahasa biasanya tanggung jawabnya diserahkan pada guru bahasa Indonesia. Hal itu perlu diluruskan jikalau ada anggapan demikian. Setiap guru dalam mata pelajaran apa pun harus turut bertanggung jawab atas kemampuan para siswanya, lantaran faktor sangat dominan untuk menentukan keberhasilan berguru belajar siswa ialah kemauan dan kemampuan membaca yang dimiliki oleh siswa itu sendiri.
Setiap keterampilan yang dimiliki oleh siswa itu erat sekali hubungannya dengan keterampilan lainnya dengan beraneka ragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya melalui suatu kekerabatan urutan yang teratur, mulai lingkungan keluarga sebelum masuk sekolah anak berguru menyimak dan berbicara, sesudah sekolah gres berguru membaca dan menulis.
Dari jaman ke jaman model membaca selalu dipengaruhi perkembangan peradaban insan dan ilmu pengetahuan. Pada antara tahun 1950 an dan tahun 1960 an model membaca dipengaruhi definisi dan klarifikasi membaca, pada tahun 1970 an timbul model-model dan teori membaca yang bertitik tolak dari pandangan jago psikologi perkembangan, psikologi kognitif, proses informasi psikolinguistik, sedangan tahun 1980 an proses membaca dipengaruhi psikologi eksperimental.
Membaca merupakan suatu keterampilan yang pemilikan keterampilannya memerlukan suatu latihan yang intensif, dan berkesinambungan (Akhmad Slamet Harjasujana,1997:103). Aktivitas dan kiprah membaca merupakan hal yang sangat penting dalam dunia pendidikan lantaran acara ini akan menentukan kualitas dan keberhasilan seorang siswa sebagai akseptor didik dalam studinya. Seorang guru di sekolah hendaknya sanggup memberi motivasi siswa dalam dua segi, yakni kemampuan membaca. Hal ini seorang guru bahasa Indonesia perlu menentukan suatu metode yang tepat untuk mencapai tujuan seperti yang tercantum dalam kurikulum SMA.
Agar sanggup tercapai tujuan pembelajaran tersebut guru harus dapat menentukan metode yang dianggap lebih gampang pelaksanaannya dari metode atau alat lain contohnya dengan memakai metode klos.
Menurut Subyakto (1988:148), Membaca dengan cepat cenderung berpikir bahwa hanya seorang pembaca cepatlah seorang pembaca yang efektif dan efisien. Dengan demikian seorang pelajar yang membaca dengan lambat tidak sanggup menuntaskan tugasnya pada waktu yang ditentukan
2.1 Kecepatan Efektif Membaca (KEM)
Kecepatan Efektif Membaca (KEM) sebuah istilah untuk mencerminkan kemampuan membaca yang bersama-sama yang dicapai oleh pembaca. Dua unsur penyokong kegiatan/proses membaca, yakni unsur visual (kemampuan gerak motoris mata dalam melihat dan mengidentifikasi lambang-lambang grafis) dan unsur kognisi (kemampuan otak dalam mencerna dan memahami lambang-lambang grafis) sudah terliput dalam rumus KEM. Oleh lantaran itu KEM sanggup ditentukan dengan jalan memperkalikan kecepatan rata-rata baca dengan prosentase pemahaman isi bacaan (Harjasujana, 2000:109).
Untuk mencapai KEM yang tinggi diharapkan pembinaan dan pembiasaan. KEM seseorang sanggup dibina dan ditingkatkan melalui proses berlatih. Ada dua faktor utama yang diduga sebagai faktor yang mempengaruhi KEM, yakni faktor dalam (internal) dengan faktor luar (eksternal). Yang dimaksud dengan faktor dalam ialah faktor yang berada di dalam diri pembaca itu sendiri, yaitu : intelegensi, minat, dan motivasi, perilaku baca, kompetensi kebahasaan, tujuan baca, dll. Yang dimaksud faktor luar ialah faktor-faktor yang berada di luar pembaca. Faktor ini sanggup dibedakan ke dalam dua hal, yakni faktor-faktor yang berkenaan dengan bacaan (keterbacaan dan organisasi bacaan) dan sifat-sifat lingkungan baca (guru, fasilitas, model pembelajaran, metode membaca, dll) (Harjasujana, 2000:110).
Berdasarkan hasil studi para jago di Amerika, kecepatan yang memadai untuk siswa tingkat selesai SD kurang lebih 200 kpm, siswa tingkat Lanjutan Pertama antara 200-250 kpm, siswa tingkat Sekolah Lanjutan Atas antara 250-325 kpm, dan tingkat mahasiswa antara 325-400 kpm. Dengan pemahaman isi bacaan minimal 70%. Dengan uraian tersebut sanggup dikelompokkan Kecepatan Efektif Membaca (KEM) masing-masing jenjang yaitu tingkat SD = 200x 70% = 140 kpm, tingkat SMTP/SMP = 200 x 70% hingga dengan 250 x 70% = 140-175 kpm, tingkat SMTA/SMA = 250 x 70% hingga dengan 350 x 70% = 175-245 kpm, dan tingkat Perguruan Tinggi 350 x 70% hingga dengan 400 x 70% = 245-280 kpm. (Harjasujana,200:108-109).
BAB III
METODE PENELITIAN
METODE PENELITIAN
PTK Bahasa Indonesia SMA
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan kualitatif, lantaran penelitian ini dilaksanakan berangkat dari permasalahan pembelajaran di kelas, kemudian ditindak lanjuti dengan penerapan suatu tindakan pembelajaran kemudian direfleksi, dianalisis dan dilakukan penerapan kembali pada siklus-siklus berikutnya, sesudah dilaksanakan revisi menurut temuan ketika refleksi.
Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian tindakan, yaitu peneliti berusaha untuk menerapkan suatu tindakan sebagai upaya perbaikan untuk mengatasi dilema yang ditemukan. Karena penelitian dilaksanakan dengan setting kelas, maka disebut penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research)
3.2 Model Penelitian
Penelitian ini ialah penelitian tindakan kelas, model Stephen Kemmis dan Mc Taggart (dalam Suranto,200:49), model ini memakai sistem spiral refleksi diri yang dimulai dari rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, dan perencanaan kembali yang merupakan dasar untuk suatu rancangan pemecahan masalah.
Untuk lebih lengkap PTK Bahasa Indonesia Sekolah Menengan Atas silahkan anda download dibawah ini, gampang mudahan dengan adanya PTK bahasa indonesia ini anda sanggup terbantu dalam memnyusun PTK.
0 Response to "Ptk Bahasa Indonesia Sma Kelas Xi"
Post a Comment