PTK Penjasorkes Sekolah Menengah Pertama MTS Kelas VIII - masih berlanjut lagi posting ihwal ptk, ibarat yang saya katakan di facebook blog aadesanjaya.blogspot.com bahwa saya ingin mengumpulkan PTK untuk membantu anda semua sebagai acuan dalam penyusunan ptk anda nant.
Sebelumnya saya sudah memposting ptk bahasa indonesia sd dan kali ini saya posting PTK Penjasorkes SMP MTS Kelas VIII, tanpa berbicara panjang lebar slakan anda baca PTKnya di bawah ini
JUDUL :
UPAYA MENINGKATAN KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS VIII D Sekolah Menengah Pertama NEGERI 3 KISARAN TAHUN PELAJARAN 2007/2008 MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani intinya merupakan cuilan integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh lantaran itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya menyebarkan ranah jasmani, tetapi juga menyebarkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, daypikir dan tindakan adab melalui kegiatan kegiatan jasmani dan olah raga.
Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-spritual-dan sosial), serta pembiasan contoh hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.
Pendidikan jasmani mempunyai tugas yang sangat penting dalam mengintensifkan penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses training insan yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani menawarkan kesempatan pada siswa untuk terlibat eksklusif dalam aneka pengalaman berguru melalui kegiatan jasmani, bermain, dan berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana. Pembekalan pengalaman berguru itu diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat.
Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru harus sanggup mengajarkan banyak sekali keterampilan gerak dasar, teknik dan taktik permainan / olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur kerjasama, dan lain-lain) dari adaptasi contoh hidup sehat. Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur fisik mental, intelektual, emosional dan sosial. Aktivitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapat sentuhan dikdakdik-metodik, sehingga kegiatan yang dilakukan sanggup mencapai tujuan pengajaran. Melalui pendidikan jasmani diperlukan siswa sanggup memperoleh banyak sekali pengalaman untuk mengungkapkan kesan pribadi yang menyenangkan, kreatif, inovatif, terampil, meningkatkan dan memeliharan kesejukan jasmani serta pemahaman terhadap gerak manusia.
Namun kenyataan di lapangan dalam masa transisi perubahan kurikulum dari kurikulum 1994 menjadi kurikulum 2004 yang semula pendidikan jasmani dan kesehatan dengan alokasi waktu 2 jam per ahad @ 40 menit, kini Pendidikan Jasmani dengan alokasi waktu 3 jam per ahad @ 40 menit, masih banyak hambatan dalam menerapkan kurikulum tersebut. Hal ini disebabkan lantaran belum adanya sosialisasi secara menyeluruh di jajaran pendidikan sehingga masih banyak perbedaan penafsiran ihwal pendidikan jasmani utamanya dalam pembagian waktu jam pelajaran.
Adanya ruang lingkup mata pelajaran pendidikan jasmani dalam kurikulum 2004 untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, dan Sekolah Menengan Atas MA sebetulnya sangat membantu pengajar pendidikan jasmani dalam mempersiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan siswa. Adapun ruang lingkup pendidikan jasmani mencakup aspek permainan dan olahraga, kegiatan pengembangan, uji diri / senam, kegiatan ritmik, kegiatan ritmik, akuatik (aktivitas air) dan pendidikan luar kelas.
Sesuai dengan karakteristik siswa SMP, usia 12 – 16 tahun kebanyakan dari mereka cenderung masih suka bermain. Untuk itu guru harus bisa menyebarkan pembelajaran yang efektif, disamping harus memahami dan memperhatikan karakteristik dan kebutuhan siswa. Pada masa usia tersebut seluruh aspek perkembangan insan baik itu kognitif, psikomotorik dan afektif mengalami perubahan. Perubahan yang paling mencolok yakni pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikologis.
Agar standar kompetensi pembelajaran pendidikan jasmani sanggup terealisasi sesuai dengan pedoman, maksud dan juga tujuan sebagaimana yang ada dalam kurikulum, maka guru pendidikan jasmani harus bisa menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Untuk itu perlu adanya pendekatan, variasi maupun modifikasi dalam pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, penulis melaksanakan penelitian dengan judul Upaya Meningkatkan Kesegaran Jasmani melalui Pendekatan Bermain dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Siswa Kelas VIII D Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Kisaran Tahun Pelajaran 2007/2008.
B. Identifikasi Masalah
Dengan adanya kurikulum berbasis kompetensi yang merupakan pedoman bagi guru dan merupakan materi kegiatan dalam pembelajaran, maka siswa perlu mempelajari dan melaksanakan untuk mencapai kompetensi yang sudah dirumuskan. Untuk mencapai standar kompetensi tersebut bukanlah yang mudah. Adapun permasalahan-permasalahan yang muncul dilapangan yakni sebagai berikut:
- Banyak dikalangan pendidikan yang belum memahami ihwal perbedaan Pendidikan Jasmani dan Olah Raga.
- Kurangnya pemahaman dari siswa ihwal maksud dan tujuan pendidikan jasmani sehingga pada proses pembelajaran belum semua antusias untuk beraktivitas jasmani.
- Kurangnya pemahaman ihwal arti pentingnya badan bugar dan sehat, sehingga mereka mengikuti pendidikan jasmani hanya sekedar ikut dan memperoleh nilai.
C. Batasan Masalah : PTK Penjasorkes Sekolah Menengah Pertama MTS Kelas VIII
Penelitian ini mempunyai beberapa batasan yang perlu dikembangkan semoga substansi penelitian ini tidak melebar dan semoga sanggup kesepahaman penafsiran ihwal substansi yang ada dalam penelitian ini. Batasan-batasan problem tersebut yakni sebagaimana berikut ini:
- Penelitian ini hanya menitikberatkan pada model pembelajaran dengan pendekatan bermain untuk meningkatkan kesejukan jasmani siswa.
- Penelitian ini menerapkan model pembelajaran dengan pendekatan bermain pada pendidikan jasmani dalam upaya meningkatkan tingkat kesejukan jasmani siswa.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti sanggup merumuskan problem sebagai berikut:
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti sanggup merumuskan problem sebagai berikut:
- Apakah pembelajaran pendidikan jasmani dengan model pembelajaran dengan pendekatan bermain tingkat kesejukan jasmani siswa sanggup meningkat?
- Seberapa besar peningkatan tingkat kesejukan jasmani siswa sehabis mengikuti model pembelajaran dengan pendekatan bermain dalam pendidikan jasmani.
E. Tujuan Pendidikan
Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini yakni :
- Mengetahui perbedaan tingkat kesejukan jasmani siswa yang diajar dengan model pembelajaran dengan pendekatan bermain dalam pendidikan jasmani.
- Untuk mengetahui seberapa besar perbedaan tingkat kesejukan jasmani siswa yang diajar dengan model pembelajaran dengan pendekatan bermain dalam pendidikan jasmani.
F. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diperlukan sanggup bermanfaat bagi banyak sekali pihak yaitu :
Hasil penelitian ini diperlukan sanggup bermanfaat bagi banyak sekali pihak yaitu :
1. Guru
Untuk meningkatkan kualitas mengajar dan mencoba menerapkan model pembelajaran sebagai penemuan gres dalam proses pembelajaran
2. Siswa
Dengan banyaknya model pembelajaran mereka mendapat banyak variasi dalam pembelajaran. Selain itu siswa sanggup berguru sambil bermain
3. Sekolah
Hasil penelitian ini sanggup dijadikan pertimbangan sekolah untuk menyebarkan model pembelajaran.
Praktis mudahan dengan adanya PTK Penjasorkes Sekolah Menengah Pertama MTS Kelas VIII ini anda sanggup menyusun ptk dengan baik dan benar. salam sukses selalu buat anda semua yang sudah berkunjung ke blog saya ini.
0 Response to "Ptk Penjasorkes Smp Mts Kelas Viii"
Post a Comment