Ptk Penjasorkes Sd Kelas 6

PTK Penjasorkes SD Kelas 6 -ingin melihat beberapa ptk yang lainnya untuk dijadikan tumpuan silahkan di ptk bahasa indonesia sd, fiqih ma, pai smp, penjasorkes smp, serta yang lagi terkenal di baca kan orang ptk ipa sd. ptk bahasa arab mts, pai sma, ptk b. indo kelas 1, ptk bahasa jerman, matematika sd kelelas 6, ptk smk, ptk matematika sd kelas 4 dan kali ini saya posting  PTK Penjasorkes SD Kelas 6 dan gampang mudahan  bisa di jadikan tumpuan dalam menyusun ptk
Judul : PTK Penjasorkes SD Kelas 6
UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS BELAJAR LEMPAR CAKRAM DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MODIFIKASI PIRING PLASTIK
 
BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Sarana prasarana merupakan salah satu serpihan yang strategis dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan kata lain, lengkap dan tidak lengkapnya sarana prasarana pembelajaran turut menghipnotis maksimal dan tidak maksimalnya ketercapaian tujuan pembelajaran. Sarana yang lengkap bisa memudahkan guru untuk mengejar target-target tertentu yang menjadi tujuan pembelajaranya. Begitu sebaliknya, sarana yang tidak lengkap akan menyulitkan bagi guru dalam mencapai target-target tujuan pembelajaranya.

Ini pula yang terjadi pada pembelajaran Lempar Cakram di SDN Nguling III, Kondisi konkret di sekolah, media Cakram hanya tersedia 2 buah, 1 untuk putri dan 1 untuk putra. Sementara rata-rata siswa di SDN Nguling III berjumlah 30 – 35 orang, jadi komparasi antara jumlah Cakram dan jumlah siswa yaitu 1 : 17 putra/putri. Jelas dari citra tersebut bahwa proses pembelajaran Lempar Cakram menjadi tidak efektif, dan karenanya bahwa sasaran kurikulum menjadi sangat rendah.

Situasi dan kondisi ini sudah berjalan cukup usang dan sekolah hingga detik ini belum bisa memenuhi sarana Cakram tersebut hingga batas yang cukup memadai atau kondisi ideal, contohnya dengan perbandingan 1 : 2 ( 1 cakram untuk 2 orang ). Hal ini bisa dimengerti, lantaran sekolah memiliki kebutuhan yang sangat banyak dan hampir semuanya memiliki tingkat urgensitas yang tinggi untuk di penuhi oleh sekolah. Sehingga menuntut sekolah untuk menyediakan Cakram sesuai dengan kondisi ideal, merupakan suatu yang tidak realistis dan lebih jauhnya bisa mengakibatkan gejolak dan iklim yang tidak aman di sekolah.

 Oleh lantaran itu perlu sebuah pemecahan problem yang sederhana dan  bisa dilakukan oleh guru.  Melihat permasalahan di atas, maka satu pemikiran yang muncul yaitu bahwa perlu adanya sebuah media alternatif modifikatif untuk mengganti cakram yang memang cukup mahal. Media alternatif modifikatif tersebut harus bersifat bisa mewakili karakteristik cakram, murah,  banyak tersedia atau gampang di dapat.

Dari beberapa kriteria media alternatif modifikatif untuk mengganti cakram tersebut nampaknya piring plastik bisa dijadikan media alternatif modifikatif untuk mengganti cakram. Dari segi bentuk, terang ada kemiripan dengan bentuk cakram, dari segi ketersediaan dan harga, maka piring plastik sangat gampang sekali di sanggup di pasar-pasar tradisional dengan harga sangat murah.

Dari permasalahan tersebut di atas maka penulis memilih judul Penelitian Tindakan Kelas ini “Upaya Meningkatkan Efektivitas Belajar Lempar Cakram dengan Media Modifikasi Piring Plastik, Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VI SDN Nguling III ”
1.2. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

a. Rumusan Penelitian
Dari latar belakang tersebut di atas, maka Rumusan Penelitian yang diajukan yaitu : Apakah media modifikasi piring plastik bisa meningkatkan efektivitas mencar ilmu Lempar Cakram di kelas VI SDN Nguling III ?
b. Pertanyaan Penelitian
  • Sejauhmana kegiatan siswa kelas VI dalam mencar ilmu lempar cakram ?
  • Sejauhmana kegiatan guru dalam mengajar lempar cakram ?
  • Sejauhmana hasil mencar ilmu lempar cakram yang dilakukan siswa dengan media modifikasi piring plastik ?
  • Sejauhmana respon siswa terhadap pembelajaran lempar cakram dengan media modifikasi piring plastik ?



1.3. Pemecahan Masalah

Dari permasalahan tersebut di atas, gotong royong ada beberapa alternatif tindakan semoga proses pembelajaran Lempar Cakram di kelas VI bisa menjadi efektif , diantaranya :
  • Media modifikasi piring plastik
  • Dengan bentuk deretan pembelajaran yang variatif
  • Penyediaan cakram yang memadai dari sekolah

Maka dari beberapa alternatif pemecahan problem mencar ilmu lempar cakram tersebut, prioritas pemecahan problem yang diperlukan bisa mengatasi permasalahan ketidak efektifan mencar ilmu lempar cakram di kelas VI, dengan cepat dan gampang yaitu dengan memakai media modifikasi piring plastik dalam proses pembelajaran Lempar Cakram di kelas VI SDN Nguling III.

1.4. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di Kelas VI , yaitu mulai tanggal 11 s.d 29 Pebruari 2008
1.5. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus PTK Penjasorkes SD Kelas 6
a. Tujuan Umum
Tujuan umum dari Penelitian Tindakan Kelas ini yaitu untuk mengetahui sejauhmana media modifikasi piring plastik bisa meningkatkan efektivitas mencar ilmu Lempar Cakram di kelas VI SDN Nguling III.

b. Tujuan Khusus
Sementara tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
  • Untuk mengetahui sejauhmana kegiatan siswa dalam mencar ilmu Lempar Cakram
  • Untuk mengetahui sejauhmana kegiatan guru dalam mengajar Lempar Cakram
  • Untuk mengetahui sejauhmana respon siswa terhadap pembelajaran Lempar Cakram dengan media piring plastik
  • Untuk mengetahui sejauhmana hasil mencar ilmu Lempar Cakram yang dilakukan siswa dengan media modifikasi piring plastik


1.6. Manfaat
a. Bagi siswa
Siswa lebih partisipatif dalam proses pembelajaran Lempar Cakram
b. Bagi guru 
Selain menambah pengalaman dalam penggunaan media mencar ilmu yang di modifikasi juga menciptakan pengajaran Lempar Cakram menjadi lebih efektif
c. Bagi Guru Penjas Orkes
Bisa mencoba media modifikasi piring plastik dalam pembelajaran Lempar Cakram apabila Cakram tidak tersedia dalam jumlah yang memadai, dan bisa menjadi ide pengetahuan untuk menemukan media modifikasi yang lainya dalam cabang penjas lainnya.

d. Bagi sekolah
Adanya peningkatan kualitas pembelajaran dan pengajaran yang berakibat terhadap peningkatan kualitas siswa dan guru, sehingga pada akhirnya akan bisa meningkatkan kualitas sekolah secara keseluruhan.

BAB II
KAJIAN TEORI
PTK Penjasorkes SD Kelas 6

2.1. Belajar
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan kegiatan yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada proses pembelajaran. Apakah pembelajaran itu ?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya di kemukakan sebuah definisi dari pembelajaran “ Pembelajaran ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan sikap yang gres secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya “ (Surya:2004). Menurut Surya (2004) lebih lanjut bahwa ada beberapa prinsip yang menjadi landasan pengertian tersebut di atas ialah :

Pertama, pembelajaran sebagai perjuangan memperoleh perubahan perilaku. Prinsip ini mengandung makna bahwa ciri utama proses pembelajaran itu yaitu adanya perubahan sikap dalam diri individu. Artinya seseorang telah mengalami pembelajaran akan berubah perilakunya. Tetapi tidak semua perubahan sikap sebagai hasil pembelajaran. Perubahan sikap sebagai hasil pembelajaran memiliki cirri-ciri sebagai berikut : (a) perubahan yang disadari, artinya individu yang melaksanakan proses pembelajaran menyadari bahwa pengetahuan, keterampilan, dan ia lebih yakin terhadap dirinya. (b). Perubahan bersifat kontinyu (berkesinambungan) Artinya suatu perubahan yang terjadi, meyebebkan terjadinya perubahan sikap yang lain. (c). Perubahan bersifat fungsional, artinya perubahan yang telah diperoleh sebagai hasil pembelajaran menawarkan manfaat bagi individu yang bersangkutan. (d) perubahan bersifat positif, artinyaterjadi adanya pertambahan perubahan dalam diri individu (e) Perubahan yang bersifat aktif, artinya perubahan itu terjadi dengan sednirinya, akan tetapi memlalui kegiatan individu. (f). Perubahan yang bersifat permanent (menentap) , artinya perubahan yang terjadi sebagai hasil pembelajaran akan berada secara infinit dalam diri individu, setidak-tidaknya untuk masa tetentu. (g). Perubahan yang bertujuan dan terarah, artinya perubahan itu terjadi lantaran ada sesuatu yang akan yang akan dicapai.

Kedua, Hasil pembelajaran ditandai dengan perubahan sikap secara keseluruhan. Prinsip ini mengandung makna bahwa perubahan perilkau sebagai hasil pembelajaran yaitu mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

Ketiga, pembelajaran merupakan suatu proses. Prinsip ketiga ini mengandung makna bahwa pembelajaran itu merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan.

Keempat, proses pembelajaran terjadi lantaran adanya sesuatu yang mendorong dan ada sesuatu tujuan yang akandi capai. Peinsip ini mengandung makna bahwa kegiatan pembelajaran itu terjadi lantaran adanya kebutuhan yang harus dipuaskan, dan adanya tujuan yang ingin dicapai.

Kelima, pembelajaran merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman intinya yaitu kehidupan melalui situasi yang konkret dengan tujuan tertentu.

2.2. Efektivitas Belajar PTK Penjasorkes SD Kelas 6

Efektivitas merupakan aspek penting dalam aneka macam bentuk kegiatan, lantaran efektivitas merupakan cerminan dari tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasaran yang ingin dicapai. Rivai dengan mengutip Exzioni (1964) menuliskan bahwa efektivitas yaitu sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasarannya.

Efektivitas tidak hanya sanggup dilihat dari sisi produktivitas, akan tetapi sanggup pula dilihat dari sisi persepsi atau sikap orangnya. Disamping itu, efektivitas juga sanggup dilihat dari bagaimana tingkat kepuasaan yang dicapai oleh orang (Robbins, 1977 dikutip oleh Rivai). Masih dari Rivai dengan mengutip Prokovenko (1987) dan Miskel (1992) dengan demikian efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting kerena bisa menawarkan citra mengenai keberhasilan seseorang dalam mencapai sasaran atau suatu tingkatan terhadap mana tujuan-tujuan dicapai atau tingkat pencapaian tujuan.

Dan dalam kaitannya dengan efektivitas mencar ilmu Rivai ( ), menyampaikan bahwa efektivitas mencar ilmu yaitu tingkat pencapaian tujuan pelatihan. Pencapain tujuan tersebut berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta pengembangan sikap melalui proses pembelajaran.

Menurut Rivai aspek-aspek yang mencakup efektivitas mencar ilmu yaitu :
1.    Peningkatan pengetahuan
2.    Peningkatan keterampilan
3.    Perubahan sikap
4.    Prilaku
5.    Kemampuan adaptasi
6.    Peningkatan integrasi
7.    Peningkatan partisipasi
8.    Peningkatan interaksi cultural


2.3. Media Belajar

Media berasal dari bahasa Latin merupakan bentuk jamak dari medium yang secara harfiah berarti, mediator atau pengantar, yaitu mediator atau pengantar sumber pesan dengan peserta pesan. Beberapa andal yang dikutip Sudrajat menawarkan definisi perihal media pembelajaran diantaranya, schram (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran yaitu teknologi pembawa pesan yang sanggup dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

 Sementara, Briggs(1977) beropini bahwa media pembelajaran yaitu sarana fisik untuk memberikan isi/ materi pembelajaran ibarat : buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan National Education Association (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yaitu sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.

 Dari ketiga pendapat di atas sanggup disimpulkan bahwa media pembelajaran yaitu segala sesuatu yang sanggup menyalurka pesan, sanggup merangsang pikiran, perasaan, dam kemauan peserta didik sehingga sanggup mendorong terciptanya proses mencar ilmu pada diri peserta didik. Dalam kaitanya dengan efektivitas mencar ilmu Brown (1973) yang juga dikutip Sudrajat mengengkapkan bahwa media pembelajaran yang dipakai dalam kegiatan pembelajaran sanggup menghipnotis tehadap efektivitas pembelajaran.

Lebih lanjut Sudrajat (2007) menuliskan perihal beberapa fungsi media diantaranya : (1). Media pembelajaran sanggup melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang mustahil dialami secara eksklusif di dalam kelas oleh peserta didik perihal suatu objek, disebabkan : (a). objek terlalu besar; (b). objek terlalu kecil; (c). objek yang bergerak terlalu lambat; (d). objek yang bergerak terlalu cepat; (e). objek yang terlalu komplek; (f). objek yang bunyinya terlalu halus; (g). objek mangandung bajaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan nedia yang tepat, maka semua objek sanggup disajikan kepada peserta didik. (2). Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi eksklusif antara peserta didik dengan lingkungannya; (3). Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar; (4). Media menawarkan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit hingga dengan yang bastrak. PTK Penjasorkes SD Kelas 6
ingin melihat beberapa ptk yang lainnya untuk dijadikan tumpuan silahkan di     PTK Penjasorkes SD Kelas 6

0 Response to "Ptk Penjasorkes Sd Kelas 6"

Post a Comment