Guru Dan Pengembangan Kurikulum

Guru Dan Pengembangan Kurikulum - Guru dan kurikulum tak akan pernah lepas dalam dunia pendidikan khususnya pada lingkup sekolah dan lebih khususnya lagi pada proses belajar mengajar, Makalah Guru Dan Pengembangan Kurikulum ini tampaknya makalah ke-4 yang saya posting di blog ini pada mata kuliah Pengembangan kurikulum di kampus.  


Makalah Guru Dan Pengembangan Kurikulum merupakan makalah kelompok yang di presentasikan di depan kelas, biasanya kami mengumpulkan makalah sobat sahabat untuk materi semester, dan kali ini saya mempostingnya untuk dibagikan kepada sahabat sahabat semua,

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Kurikulum memegang kedudukan kunci dalam pendidikan, alasannya yakni berkaitan dengan arah, isi dan proses pendidikan yang pada akibatnya menentukan macam dan kualifikasi lulusan suatu forum pendidikan. Dalam suatu forum pendidikan, salah satu tokoh yang mempunyai peranan yang begitu penting dalam pengembangan kurikulum yakni guru. Guru merupakan ujung tombak keberhasilan pendidikan yang terlibat pribadi dalam mengembangkan, memantau, dan melaksanakan kurikulum sehingga pembelajaran sanggup berjalan lancar dan sanggup mencapai tujuan yang diharapkan.

Meskipun ilmu pengetahuan mengalami perkembangan yang cukup pesat, tidak berarti menyurutkan peranan guru. Bahkan, hasil – hasil teknologi tersebut akan menambah beban kiprah dan tanggung jawab guru. Oleh karenanya, guru sebagai pelaku utama pendidikan diwajibkan memenuhi kewajibannya sebagai pendidik professional, dan – tentu saja – sebagai pengembang kurikulum.

B.    Rumusan Masalah

Beberapa problem yang akan dijawab dalam makalah ini yakni sebagai berikut.
1.    Bagaimanakah makna guru?
2.    Bagaimanakah peranan guru dalam pengembangan kurikulum?
3.    Bagaimanakah Upaya training kurikulum bagi guru?

C.    Tujuan

Tujuan yang hendak diperoleh dari makalah ini adalah,
1.    Menjelaskan makna guru dalam beberapa perspektif.
2.    Menjelaskan peranan guru dalam pengembangan kurikulum
3.    Menjelaskan guru dan upaya training kurikulum.


BAB II
PEMBAHASAN
Guru Dan Pengembangan Kurikulum

 
A.    MAKNA GURU 

Dalam pengertian yang sederhana, guru yakni orang yang menunjukkan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat yakni orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di forum pendidikan formal, tetapi bisa juga di mesjid, di surau/musalla, di rumah dan sebagainya. Guru menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat lantaran kewibawaannya sehingga masyarakat tidak mencurigai figur seorang guru. Masyarakat yakin bahwa gurulah yang sanggup mendidik anak meraka biar menjadi orang yang berkepribadian mulia. Karen akepercayaan yang diberikan masyarakat, maka guru diberikan kiprah dan tanggung jawab yang berat sebaba tanggung jawab guru tidak hanya sebatas di sekolah, tapi juga di luar sekolah yaitu membina yang diberikan tidak hanya berkelompok tetapi juga secara individual menyerupai memperhatikan sikap, tingkah laku, dan perbuatan anak didiknya di sekolah dan di luar sekolah. Menurut amatembun dalam saipul bahri (1997:32) bahwa guru yakni semua orang yang beyrwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid baik secara individual maupun klasikal di sekolah maupun di luar sekolah.  Guru Dan Pengembangan Kurikulum

B.    PERANAN GURU DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM

Dari segi pengelolaannya, pengembangan kurikulum sanggup di bedakan antara sifat yang bersifat sentralisasi, desentralisasi dan sentraldesentral.  Pembagian kategori ini – tentu saja- akan menunjukkan efek signifikan terhadap pengembangan kurikulum.

Tujuan utama pengembangan kurikulum yakni untuk membuat persatuan dan kesatuan bangsa serta menunjukkan standar penguasaan yang sama bagi seluruh wilayah.

Latar belakang pengembangan kurikulum berdasarkan Dr. Nana Saodih yaitu pertama, lantaran wilayah Indonesia yang sangat luas yang terbentuk atas pulau-pulau yang letaknya berjauhan. Kedua, kondisi dan karakteristik tiap kawasan berbeda-beda yaitu ada yang wilayahnya sangat maju sekali  dan ada yang sangat kolot sekali,ada kawasan yang tertutup dan ada kawasan yang terbuka, dan ada yang kaya dan miskin. Ketiga, perkembangan dan kemampuan sekolah juga berbeda-beda yaitu ada sekolah yang sudah mapan bisa berdiiri sendiri dan melaksanakan pengembangan sendiri lantaran memiiki personalia, kemudahan yang memadai, dan manajemen yang mapan, dan sekolah yang lain kondisinya sangat memprihatinkan lantaran segalanya masih berada pada tingkat darurat. Keempat, adanya golongan atau kelompok tertentu dalam masyarakat  yang ingin lebih mengutamakan kelompoknya dan memakai sekolah untuk mencapai tujuan tersebut. 

1.    Peranan guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat sentralisasi
Dalam kurikulum yang bersifat sentralisasi  kiprah guru yakni menyusun dan merumuskan tujuan yang tepat, menentukan dan menyusun materi pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan ,minat dan tahap perkembangan anak, mempunyai metode dan media mengajar yang bervariasi serta menyusun jadwal dan alat penilaian yang memudahkan guru dalam implementasinya. Walaupun kurikulum  sudah tersusun dengan berstruktur tetapi guru masih mempunyai kiprah untuk mengaddakan penyempurnaan dan penyesuaian-penyesuaian.  Guru Dan Pengembangan Kurikulum

Implementasi kurikulum hampir seluruhnya bergantung pada kreativitas, kecakapan, kesungguhan, dan ketekunan guru. Guru hendaknya bisa menentukan dan membuat situasi-situasi belajar yang menggairahkan siswa, bisa menentukan dan melaksanakan metode mengajar yang sesuai dengan kemampuan siswa, materi pelajaran dan banyak mengaktifkan siswa, guru hendaknya bisa memilih, menyusun dan melaksanakan penilaian baik untuk mengevaluasi perkembangan atau hasil mencar ilmu siswa untuk menilai efisiensi pelaksanaannya itu sendiri.
2.     Peranan guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat desentralisasi
Kurikulum desentralisasi di susun oleh sekolah ataupun kelompok sekolah tertentu dalam suatu wilayah atau daerah. Kuriklum ini dipeeruntukkan bagi    suatu sekolah atau lingkungan wilayah tertentu. Pengembangan kurikulum semacam ini di dasarkan pada karakteristik, kebutuhan, perkembangan kawasan serta kemampuan sekolah tersebut. Bentuk kurikulum menyerupai ini mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan – kelebihannya adalah.
  • Kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat setempat.
  • Kurikulum sesuai dengan tingkat dan kemampuan sekolah, baik kemampuan profesioanal, finansial maupun manajerial.
  • Disusun oleh guru-guru sendiri dengan demikian sangat memudahkan dalam pelaksanaannya.
  • Ada motivasi kepada kepada sekolah untuk membuatkan diri, mencari dan membuat kurikulum yang sebaik-baikny, dengan demikian akan terjadi semacam kompetisi dalam pengembangan kurikulum.

Adapun beberapa kelemahannya adalah.  Guru Dan Pengembangan Kurikulum
  • Tidak adanya keseragaman, untuk situasi yang membutuhkan  kesesragaman demi  persatuan dan kesatuan nasional
  • Tidak adanya standar penilaian yang sama sehingga sukarn untuk diperbandingkan keadaan dan kemajuan suatu sekolah/wilayah dengan sekolah/wilayah lainnya
  • Adanya kesulitan bila terjadi perpindahan siswa ke sekolah / wilayah lain
  • Sukar untuk mengadakan pengeloaan dan penilaian secara nasional.
  • Belum semua sekolah atau kawasan mempunyai kesiapan untuk menyusun dan membuatkan kurikulum sendiri.

C.    GURU DAN UPAYA PEMBINAAN KURIKULUM

Upaya training kurikulum yang dilakukan guru bertujuan meningkatkaan kualitas proses pengajaran dan hasil belajar yang dicapai siswa. Oleh alasannya yakni itu aspek training meliputi proses mencar ilmu mengajar termasuk penilaian hasil belajar, bimbingan dan penyuluhan, administrasi guru, dan training kompetensi professional guru itu sendiri. Proses mencar ilmu mengajar yakni operasionalisasi dari kurikulum, khususnya garis-garis besar jadwal pengajaran (GBPP) bidang studi tertentu. Upaya yang bisa dilakukan biar pelaksanaan proses mencar ilmu mengajar sesuai dengan rambu-rambu yang ada dalam GBPP yakni sbb :
1.    Menelaah GBPP

Dalam GBPP dikemukakan tujuan kurikuler, tujuan instruksional, pokok bahasan/sub pokok bahasan, materi pengajaran dan penyebaran pokok bahasan berdasarkan kelas/caturwulan/semester.
Telaah guru terhadap GBPP terutama untuk tetapkan :
  • Berapa banyak pokok bahasan dalam satu caturwulan/semester sesuai dengan tujuan instruksionalnya. Hal ini penting untuk  membaginya ke dalam jumlah pertemuan mengajar tatap muka, sehingga memudahkan dalam menyusun satuan pelajaran.
  • Materi apa yang harus dikuasai dan disiapkan guru, sesuai dengan materi isi materi atau/pokok bahasanyang ada dalam GBPP, melalui telaahan ini guru sanggup mencari dan menentukan buku sumbar yang paling sesuai dengan isi npokok bahasan.
  • Jenis alat peraga dan sarana mencar ilmu yang di perlukan guna mengajarkan pokok bahasan tersebut.
  • Pertanyaan-pertanyaan sebagai alat penilaian materi/bahan pengajaran berdasarkan pokok bahasan tertentu. Guru sanggup mengumpulkan atau menyusun pertanyaan, dari banyak sekali sumber yang ada.

2.    Menyusun satuan pelajaran | Guru Dan Pengembangan Kurikulum
Berdasarkan telaahan GBPP setiap guru sebaiknya menyusun satu – satuan pelajaran untuk satu caturwulan/ semester. Penyusunan satuan pelajaran secara menyeluruh untuk satu caturwulan/semester akan sanggup menjamin kesinambungan tujuan, materi acara belajar, dan  penilaiaan. Manfaat lain, guru tidak direpotkan membuat satuan pelajaran setiap kali akan mengajar.

Satuan pelajaran yang di susun untuk satu semester bisa diperbaiki dan disempurnakan pada tahun berikutnya, berdasarkan pengalaman mengajar yang di tempuh guru dengan memakai satuan pelajaran yang telah disusun tersebut.

3.    Penyediaan sumber (alat) kemudahan belajar
Menyediakan sumber (alat) kemudahan mencar ilmu untuk siswa, menyerupai alat peraga, buku sumber, alat praktikum, materi diskusi (topik-topik diskusi), keperluan permanen, alat untuk kunjungan ke luar kelas, dan lain-lain.Upaya pengelolaan sumber mencar ilmu dilakukan dan direncanakan sedini mungkin, sehingga pada waktu pelaksanaannya sanggup berjalan lancar, sumber mencar ilmu dapat  di usahakan melaui berbagai  cara contohnya membuat sendiri, menugaskan siswa, membeli, atau bekerja sama dengan orang lain/ pihak lain(meminjam, dll).

4.    Penilaian hasil belajar
Hasil mencar ilmu yang dicapai oleh para siswa sanggup dijadikan salah satu ukuran dari keberhasilan proses mencar ilmu mengajar. Hasil tersebut nampak dalam hal perubahan intelektual terutama mengenai pemahaman konsep, prinsip, hukum, teori yang ada dalam bidang studi yang dipelajarinya, kemampuan memecahkan problem berdasarkan prinsip-prinsip pengetahuan ilmiah, kemampuan menganalisis dan menginterpretasi permasalahan yang dihadapinya dan kemampuan menunjukkan pertimbangan terhadap sesuatu gejala, masalah, objek, dan lain-lain atas dasar kaidah-kaidah dan nilai-nilai tertentu.

D.    AKTIVITAS GURU DALAM MERENCANAKAN KURIKULUM
Pada dasarnya acara merencanakan sanggup meliputi menentukan tujuan pengajaran, penentuan materi pelajaran, alat dan metode pengajaran, serta perencanaan penilaian pembelajaran. Dengan demikian acara merencanakan merupakan upaya sistematis dalam mencapai suatu tujuan selain itu untuk mempermudah proses mencar ilmu mengajar yang kondusif. Sebagai contoh, keberhasilan dalam implementasi kurikulum sanggup dipengaruhi oleh perencanaan pembelajaran pembelajaran yang disusun guru. Oleh alasannya yakni itu, kepiawaian guru dalam menyusun planning pembelajaran (Instruction Design) sanggup menentukan keberhasilan pencapaian kompetensi.  Guru Dan Pengembangan Kurikulum

Dalam acara perencanaan hal pertama yang  harus dilakukan yakni menentukan tujuan yang hendak di capai. Berangkat dari tujuan yang kongkrit inilah, hal ini akan menjadi patokan dalam  melaksanakan dan melaksanakan langkah yang harus ditempuh termasuk cara bagaimana melaksanakannya. Tujuan yang dimaksud yakni tujuan pokok bahasan yang lebih spesifik yang merupakan hasil proses mencar ilmu mengajar. Tujuan pengajaran ini mengandung muatan yang menjadi materi pelajaran. Tujuan-tujuan tang telah ditentukan tersebut kemudian di bagi menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif,  dan psikomotorik.
Adapun beberapa petunjuk untuk melaksanakan atau menentukan tujuan pembelajaran.
  1. Tujuan hendaknya mengandung unsur proses dan produk.
  2. Tujuan bersifat spesifik dan dinyatakan dalam bentuk sikap nyata.
  3. Mengandung pengalaman belajar yang diharapkan untuk mencapai tujuan yang dimaksud.
  4. Pencapaian tujuan kadang waktu membutuhkan waktu yang relatif lama.
  5. Harus komprehensif, yang artinya meliputi segala tujuan yang ingin di tempuh oleh suatu sekolah tertentu.

Selanjutnya yakni tetapkan materi asuh atau materi pelajaran. Bahan pelajaran meliputi tiga komponen antara lain ilmu pengetahuan, proses, dan nilai-nilai. Dalam hal ini ketiga komponen tersebut sanggup dirincikan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah tertentu. Menentukan metode pengajaran merupakan langkah ketiga dalam peranan guru sebagai pengembang kurikulum. Penentuan metode bersahabat kaitannya dengan pemilihan taktik pembelajaran yang paling efektif  dan efesien dalam melaksanakan proses belajar mengajar guna mencapai tujuan pembelajaran. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan metode mengajar yaitu:
  1. Tujuan pengajaran yang ingin dicapai.
  2. Bahan asuh yang akan diajarkan.
  3. Jenis acara belajar anak didik yang diinginkan. 
Selanjutnya langkah keempat yakni merencanakan penilaian hasil belajar. Penilaian intinya penilaian yakni suatu proses penentuan nilai dari suatu objek atau kejadian dalam konteks situasi tertentu. Sedangkan pendapat lain menjelaskan bahwa penilaian berbeda dengan  tes dan pengukuran. Tes  merupakan penggalan integral dari pengukuran, sedangkan pengukuran pengukuran merupakan penggalan yang mungkin dilakukan dalam suatu penelitian.

BAB III
PENUTUP
Guru Dan Pengembangan Kurikulum

A.    Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, maka ada beberapa hal yag sanggup disimpulkan.
  1. Guru yakni sosok yang melaksanakan pendidikan dalam tempat – tempat (lembaga pendidikan) tertentu sebagai pengajar yang mendidik penerima didik. Guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam proses pengembangan masyarakat.
  2. Dalam perjuangan pengembangan kurikulum, sanggup dikategorikan menjadi dua, yaitu pengembangangan kurikulum yang bersifat desentralisasi, dan pengembangan kurikulum yang bersifat sentralisasi.
  3. Upaya training kurikulum yang dilakukan guru bertujuan meningkatkaan kualitas proses pengajaran dan hasil belajar yang dicapai siswa.
DAFTAR PUSTAKA |  Guru Dan Pengembangan Kurikulum

Bahri Djamarah, syaiful. 2000.Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers.
Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana
Saodih Sukmadinata, Nana. 2002. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik. Bandung: Rosdakarya.
Sudjana, Nana. 2002. Pengembangan Dan Pengembangan Kurikulum Di Sekolah. Bandung: Algesindo.


Praktis mudahan dengan adanya makalah  Guru Dan Pengembangan Kurikulum ini sahabat sahabat semua sanggup terbantu dan sanggup menuntaskan kiprah kampus semuanya, kalau ada yang kurang dengan makalah ini silahkan sahabt semua komentari dibawah ini.

0 Response to "Guru Dan Pengembangan Kurikulum"

Post a Comment