Dasar Dasar Pengembangan Kurikulum

Dasar Dasar Pengembangan Kurikulum  - Masih berbicara pola makalah perihal pengembangan kurikulum dan kali ini saya memposting makalah Dasar Dasar Pengembangan Kurikulum, banyak yang sudah tahu apa sih pengembangan kurikulum akan tetapi sebelumnya kita mempelajari dasar dasar dari pengembangan kurikulum, silahkan anda baca makalahnya dibawah ini gampang mudahan bermanfaat


BAB I
PENDAHULUAN
Dasar Dasar Pengembangan Kurikulum 

A.    Latar Belakang
Pengembangan kurikulum merupakan sesuatu hal yang sanggup terjadi kapan saja sesuai dengan kebutuhan. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa merupakan hal-hal yang harus segera ditanggapi dan dipertimbangkan pada pengembangn kurikulum pada setiap jenjang pendidikan. Munculnya peraturan perundang-undangan yang gres telah membawa implikasi terhadap paradigma gres dalam proses pengembangan kurikulum. Kondisi masa kini dan kecenderungan yang akan terjadi pada masa yang akan tiba memerlukan persiapan dari generasi muda dan penerima didik yang mempunyai kompetensi multidimensional. Mengacu pada hal-hal tersebut , pengembangan kurikulum harus bisa mengantisipasi segala duduk kasus yang dihadapi masa kini dan masa yang akan datang.

Unruh dan Unruh mengemukakan definisi pengembangan kurikulum yakni ; curiculum development : problems proces, dan progress is aimed at contemporary circumtances and future projections’  , sesuai dengan pengertian diatas, pengertian diatas, pengembangan kurikulum tidak  hanya merupakan banyak sekali abstraksi yang seringkali mendominasi penulisan kurikulum, akan tetapi mempersiapkan banyak sekali contoh dan alternatif untuk tindakan yang merupakan ilham dari beberapa ide dan penyesuaian – penyesuaian lain yang dianggap.

B.    RUMUSAN MASALAH
  1. Bagaimana konsep dan prinsip dasar pengembangan kurikulum ?
  2. Bagaimana cara membuatkan kurikulum ?
  3. Apa saja landasan atau asa-asas dalam pengembangan kurkulum ?
C.    TUJUAN
  1. Untuk mengetahui prinsip dasar dan konsep kurikulum
  2. Untuk mengetahui dan memahami fungsi dan cara membuatkan kurikulum
  3. Untuk mengetahui landsan atau asas dalam pengembangan kurikulum

BAB II
PEMBAHASAN
Dasar Dasar Pengembangan Kurikulum 


A.    PRINSIP DASAR PENGEMBANGAN KURIKULUM

1.    Konsep Kurikulum

a.    Pengertian
Dalam bahasa latin kurikulum berarti ”lapangan pertandingan” (race course) yaitu arena tempat penerima didik berlari untuk mencapai finish, Baru pada tahun 1955 istilah kurikulum digunakan dalam bidamg pendidkan. Bila ditelusuri ternyata kurikulum mempunyia banyak sekali macam arti, yaitu:
  • Kurikulum diartikan sebagai planning pelajaran, berdasarkan Beuchamp (1968, hlm.6)  kurikulum sebagai suatu planning pengajaran berisi tujuan yang ingin dicapai, bahkan yang aka di sajikan, kegiatan pengajaran, alat-alat pengajaran, dan jadwal waktu pengjaran. 
  • Pengalaman belajar yang diperoleh murid dari sekolah 
  • Rencana mencar ilmu murid

Menurut UU No.2 tahun 1989 kurikulum yaitu seperangkat planning dan peraturan, mengenai isi dan materi pelajaran, serta cara yang digunaknnya dalam menyelenggarakan kegiatn belajar mengajar. Bayak pendapat mengenai arti kurikulum, Namun inti kurikulum sesungguhnya ialah pengalaman mencar ilmu yang banyak kaitannya dengan melaksanakan banyak sekali kegiatan, interaksi sosial, di lingkungan sekolah, proses kolaborasi dengan kelompok, bahkan interaksi denagn lingkungan fisik menyerupai gedung sekolah dan ruang sekolah. Dengan demikian pengalaman itu bukan sekedar mempelajari mata pelajaran, tetapi yang terpenting ialah pengalaman kehidupan.

Ada tiga konsep perihal kurikulum, kurikulum sebagai substansi, sbagai system dan sebagai bidang sudi.
Konsep pertama, kurikulum sebagai suatu substansi, suatu kurikulum, dipandang orang sebagai suatu planning kegiatan belajar bagi murid-murid disekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum juga sanggup digambarkan sebagai dokumen tertulis sebagai hasil persetujuan bersama antara para penyusun kurikulum dan pemegang kebijaksanaan pendidikan dengan masyarakat.

Konsep kedua, ialah kurikulum sebagai suatu system, yaitu System kurikulum merupakan bab dari system persekolahan, system pendidikan,  bahkan system mayarakat. Suatu system kurikulum meliputi struktur personalia, dan mekanisme kerja bagaiman cara menyusun suatu kurikulum, melaksanakan dan mengevaluasi serta menyempurnakannya.

Konsep ketiga, kurikulum sebagai suatu bidang studi yaitu bidang studi kurikulum. Ini merupakan bidang kajian pra hebat kurikulum dan hebat pendidikan dan pengajaran. Tujuan rikulum sebagai bidang studi ialah membuatkan ilmu perihal kurikulum dan sitem kurikulum.  
b.    Kurikulum dan Pengajaran
Pengertian kurikulum yang sangat luas pada balasannya sanggup membingungkan para guru dalam membuatkan kurikulum sehingga akan menyulitkan dalam perencanaan pengajarannya.

Menurut Ralph.W.Tylor, ada beberapa pertanyaan yang perlu dijawab dalam proses pengembangan kurukulum dan pengajaran yaitu :
  • Tujuan apa yang hendak di capai ? 
  • Pengalaman belajar apa yang perlu di siapkan untuk mencapai tujuan ? 
  • Bagaimana pengalaman belajar itu di organisasikan secara efektif ? 
  • Bagaimana menentukan keberhasilan pencapaian tujuan ?
Jika kita mengikuti pandangan Tyler, maka pengajaran tidak terbatas hanya pada proses pengajaran terhadap satu materi tertentu saja, melainkan sanggup pula diterapkan dalam pengajaran untuk satu bidang studi / pengajaran di sekolah.
Demikian pula kurikulum sanggup dikembangkan untuk kurikulum suatu sekolah bidang studi atupun kurikulum untuk suatu materi pelajaran tertentu.
c.    Komponen-Komponen kurikulum
  1. Tujuan, Yaitu arah/sasaran yang hendak dituju oleh proses penyelenggaran pendidikan
  2. Isi Kurikulum, Yaitu pengalaman mencar ilmu yang di peroleh murid di sekolah.pengalaman-pengalaman ini di rancang dan di organisasikan sedemikian rupa sehingga apa yang diperoleh murid sesuai denagn tujuan
  3. Metode proses mencar ilmu mengajar yaitu cara muri memperolehpengalaman mencar ilmu untuk mencapai tujuan
  4. Evaluasi yaitu cara untuk mengetahui apakah sasaran yang ingin di tuju sanggup tercapai atau tidak
2.    Prinsip Pengembnagan Kurikulum
Kurkulum tingkat satuan pendidikan jenjeang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar lulusan dan standar isi serta panduan penyususnan kurikulum yang dibentuk oleh BNSP. Kurikulum dikembangkan berdasarkan perinsip-prinsip berikut :.

a)   Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan penerima didik dan lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa penerima didik mempunyai potensi sentral untuk membuatkan kompetensinya supaya menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kretif, berdikari dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan potensi penerima didik diadaptasi dengan potensi, perkembangan, kebutuhan dan tuntutan lingkungan.
b)    Beragam dan Terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhaikan keragaman karakteristik penerima didik, kondisi daerah, dan jenjeng serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender.
c)    Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa lmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, danoleh lantaran itu semangat dan isi kurikulum mendorong penerima didik untuk mengikutidan memanfaatkan secara teapt perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
d)     Releven dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stkeholdersi) untuk menjamn relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk didalamnya kemasyarakatan, dunia perjuangan dan dunia kerja. Olehkarena itu keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik , dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
e)    Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum meliputi keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajia keilmuan dan mata pelajaranyang direncanakan dan disajikan secara berkesinambugan antar semua jenjang pendidikan.
f)     Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudyaan dan pemberdayaan penerima didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
g)    Simbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan kawasan untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan naasional dan kepentingan kawasan harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan Bineka Tunggal Ika dalam rangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Lebih lanjut ada sejumlah prinsip yang digunakan dalam pengembangan kurikulum,diantaranya:
  • Prinsip relevansi, Kurikulum dan pengajaran harus disusun sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan kehidupan penerima didik
  • Prinsip efektifitas, Berkaitan dengantingkat pencapaian hasil pelaksanaan kurikulum
  • Prinsip efisiensi, Berkaitan dengan perbandingan antara tenaga, waktu, dana, dan sarana yang digunakan dengan hasil yang diperoleh
  • Prinsip kontinuinitas, Kurikulum banyak sekali tingkat kelas dan jenjang pendidikan disusun secara berkesinambungan
  • Prinsip Fleksibilitas,disamping program yang berlaku untuk semua anak terdapat pula kesempatan bagi anak mengambil program-program pilihan
  • Prinsip integritas, kurikulum hendaknya memperhatiakn kekerabatan antara banyak sekali kegiatan pendidikan dalam rangka pembentukan kepribadian yang terpadu
3.    Fungsi  dan Cara Mengembangkan Kurikulum
Fungsi kurikulum ialah sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan tugasnya. Selain itu kurikulum berfungsi sebagai:
  • Preventif  yaitu supaya guru terhindar dari melaksanakan hal-hal yang tidak sesuai dengan apa yang ditetapkan kurikulum
  • Korektif yaitu sebagai rambu-rambu yang menjadi pedoman dalam membetulkan pelaksanaan pendidikan yang menyimpang dari yang telah digariskan dalam kurikulum
  • Konstruktif yaitu menawarkan arah yang benar bagi pelaksanaan dan membuatkan pelaksanaannya asalkan arah pngembangannya mengacu pada kurikulum yang berlaku
Agar perjuangan perbaikan kurikulum dsekolah sanggup berhasil baik, hendaknya diperhatikan langkah-langkah pengembangan kurikulum berikut :
  • Adakan penilaian umum perihal sekolah, dalam hal apa sekolah itu lebih baik atau lebih rendah mutunya daripada sekolah lain, adanya diskrepansi antara keyataan dengan apa yang dibutuhkan bebagai pihak, sumber-sumber yang tersedia.
  • Selidiki banyak sekali kebutuhan, anatara lai kebutuhan siswa, kebutuhan guru, dan kebutuhan akan perubahan dan perbaikan.
  • Mengidentifikasi masalah serta merumuskannya, yang timbul berdasarkan studi perihal banyak sekali kebutuhan yang tersebut diatas kemudian menentukan salah satu yang dianggap paling mendesak.
  • Mengajukan saran perbaikan, sebaiknya Dalam bentuk tertulis, yang sanggup didiskusikan bersama, apakah sesuai dengan tuntunan kurikulum yang berlaku, menilai maknanya bagi perbaikan sekolah dan menjelaskan makna dan implikasinya.
  • Menyiapkan desai perencanaanya yang meliputi tujuan, cara mengevaluasi, menentukan materi pelajaran, metode penyampaianya, percobaan, penilaian, balikan, perbaikan, pelaksanan dan seterusnya.
  • Memeilih anggota panitaia, sedapat mungkin sesuai dengan kompetensi masing-masing.
  • Mengawasi pekerjaan panitia, biasanya oleh kepala sekolah
  • Melaksanakan hasil panitia oleh guru dalam kelas. Oleh lantaran pekerjaan ini tidak mudah, kepala sekolah hendaknya senantiasa menyatakan penghargaannya atas pekerjaan semua yang terlibat dalam perjuangan perbaikan ini.
  • Menerapkan cara-cara evaluasi, apakah yang direncanakan itu da direalisasikan. Apa yang indah diatas kertas, belum tentu sanggup diwujudkan.
  • Memantapkan perbaikan, bila ternyata perjuangan tu berhasil baik dan dijadikan pedoman selanjutnya.


B.    LANDASAN DAN TINGKATAN DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM

Dalam uraian sebelumnya sedikit tidak sudah di jelaskan pengertian perihal pengembangan kurikulum atau paling tiidak telah tersirat dalam banyak sekali konsep dan teori yang telah di sampaikan. Namun ada baiknya kita rumuskan kembali secara lebih jelas. Pengembngan kurulum (curriculum development) ialah perencanaan kesempatan-kesempatan mencar ilmu yang dimaksudkan untuk membawa siswa ke araah perubahan-perubahan yang diinginkan dan menilai hingga mana perubahan-perubahan itu telah terjadi pada diri siswa . Sedangkan yang dimaksud dengan kesempatan mencar ilmu ialah kekerabatan yang telah direncanakan dan terkontrol antra para siswa, guru materi peralatan, dan lingkungan dimana mencar ilmu yang diinginkan dibutuhkan terjadi.

Dalam pengertian diatas sesungguhnya pengembangan kurikulum ialah proses siklus, yang tidak pernah berakhir. Hal ini terbukti dengan melihat proses berikut:
  • tujuan, mempelajari dan menggambarkan semua sumber pengetahuan dan pertimbangan perihal tujuan-tujuan pengajaran, baik yang berkenaan dengan mata pelajaran maupun kurikulum secara menyeluruh. 
  • metode dan material, membuatkan dan mencoba memakai metode-metode dan material sekolah untuk mencapai tujuan-tujuan tadi yang harmonis berdasarkan pertimbangan guru
  • penilaian, menilai keberhasilan pekerjaan yang telah di kembangkan itu dalam hubungna dengan tujuan. 
  • balikan, umpan balik dari semua pengalaman yang telah diperoleh yang pada gilirannya menjadi titik tolak bagi studi selanjutnya.

Adapun dasar-dasar dalam membuatkan kurikulum  yaitu:
  • kuriulum disusun untuk mewujudkan system pendidikan nasional. 
  • kurikulum pada semua jenjang pendidikan dkembangkan dengan pendekatan kemampuan. 
  • kurikulum harus sesuai dengan cirri khas satuan pendidikan pada masing-masing jenjang pendidikan. 
  • kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan , potensi, dan minat penerima didik dan tuntutan pihak-pihak yang memerlukan dan berkepentingan. 
  • kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangkan sesuai dengan tuntutan lingkungan . 
  • kurikulum pada semua jenjag pendidikan meliputi aspek spiritual keagamaan, intelektualitas, tabiat konsep diri, keterampilan belajar, kewirausahaan, keterampilan hidup yang berharkat dan bermartabat, pola hidup sehat, estetika dan rasa kebangsaan.

1.    Landasan atau Asas dalam Pengembangan Kurikulum

 Dalam membuatkan kurikulum banyak hal yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan sebelum mengambil suatu keputusan. Apapun jenis kurikulum pasti memerlukan landasan/asas yang harus dipegamg. Asas-asas tersebut cukup kompleks dan tidak jarang mempunyai hal-hal yang bertentangan, karenanya harus memerlukan seleksi.

Falsafah yang berlainan, bersifat otoriter, demokrasi, sekuler dan religious, akan membawa warna yang berbeda yang dimiliki oelh suatu bangsa. Begitu juga kalau dilihat dari perbedaaan masyarakat, organisasi materi yang digunakan, dan pilihan psikologi mencar ilmu dalam membuatkan kurikulum. Lebih lanjut akan diuraikan empat asas/landasan pengembangan kurikulum tersebut.

a.    Asas filosofis
Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kuikulum. Ketika kita berbicara tetang kasus pendidikan maka kita sedang berhadapan dengan msalah hidup dan kehidupan manusia, sebagai mana yang dikemukakan oleh Lodge , yaitu: bahwa life is education, and cducation is life, akan berarti bahwa seluruh proses hidup dan kehidupan manisia itu ialah proses pendidikan. Bagaimanapun pengertian dari pendidikan, namun kasus pendidikan ialah merupakan kasus yang bekerjasama eksklusif dengan hidaup dan kehidupan manusia. Sama halnya menyerupai dalam Filsafat Pendidikan, kita dikenalkan pada banyak sekali aliran filsafat, menyerupai : perenialisme, essensialisme, eksistesialisme, progresivisme, dan rekonstruktivisme. Dalam pengembangan kurikulum pun senantiasa berpijak pada aliran – aliran filsafat tertentu, sehingga akan mewarnai terhadap konsep dan implementasi kurikulum yang dikembangkan.

Dengan merujuk kepada pemikiran Ella Yulaelawati , di bawah ini diuraikan perihal isi dari masing-masing aliran filsafat, kaitannya dengan pengembangan kurikulum.
  1. Perenialisme lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan keindahan dari pada warisan budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari. Pendidikan yang menganut faham ini menekankan pada kebenaran otoriter , kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat dan waktu. Aliran ini lebih berorientasi pada masa lalu.
  2. Essensialisme menekankan pentingnya pewarisan budaya dan derma pengetahuan dan keterampilan pada penerima didik supaya sanggup menjadi anggota masyarakat yang berguna. Matematika, sains dan mata pelajaran lainnya dianggap sebagai dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga untuk hidup di masyarakat. Sama halnya dengan perenialisme, essesialisme juga lebih berorientasi pada masa lalu.
  3. Eksistensialisme menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan perihal hidup dan makna. Untuk memahami kehidupan seseorang mesti memahami dirinya sendiri. Aliran ini mempertanyakan: bagaimana saya hidup di dunia ? Apa pengalaman itu ?
  4. Progresivisme menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual, berpusat pada penerima didik, variasi pengalaman mencar ilmu dan proses. Progresivisme merupakan landasan bagi pengembangan mencar ilmu penerima didik aktif.
  5. Rekonstruktivisme merupakan klarifikasi terperinci lanjut dari aliran progresivisme. Pada rekonstruktivisme, peradaban manusia masa depan sangat ditekankan. Di samping menekankan perihal perbedaan individual menyerupai pada progresivisme, rekonstruktivisme lebih jauh menekankan perihal pemecahan masalah, berfikir kritis dan sejenisnya. Aliran ini akan mempertanyakan untuk apa berfikir kritis, memecahkan masalah, dan melaksanakan sesuatu ? Penganut aliran ini menekankan pada hasil mencar ilmu dari pada proses.

Aliran Filsafat Perenialisme, Essensialisme, Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang mendasari terhadap pengembangan Model Kurikulum Subjek-Akademis. Sedangkan, filsafat progresivisme menawarkan dasar bagi pengembangan Model Kurikulum Pendidikan Pribadi. Sementara, filsafat rekonstruktivisme banyak diterapkan dalam pengembangan Model Kurikulum Interaksional.

Masing-masing aliran filsafat pasti mempunyai kelemahan dan keunggulan tersendiri. Oleh lantaran itu, dalam praktek pengembangan kurikulum, penerapan aliran filsafat cenderung dilakukan secara eklektif untuk lebih mengkompromikan dan mengakomodasikan banyak sekali kepentingan yang terkait dengan pendidikan. Meskipun demikian ketika ini, pada beberapa negara dan khususnya di Indonesia, sepertinya mulai terjadi pergeseran landasan dalam pengembangan kurikulum, yaitu dengan lebih menitikberatkan pada filsafat rekonstruktivisme. Landasan filosifis menawarkan arah pada semua keputusan dan tindakan manusia, lantaran filsafat merupakan pandangan hidup, orang, masyarakat, dan bangsa.

Akan tetapi satu hal yang perlu diperhatikan oleh pengembang kurikulum adalah, dalam membuatkan kurikulum pengembang tidak hanya menonjolkan atau mementingkan filsafat pribadinya, tetapi juga perlu mempertimbangkan falsafah yang lain, antara lain: falsafah Negara, falsafah forum pendidikan, dan stap pengajar atau pendidikan.  Hampir tidak ada pada diri seseorang yang menganut keempat aliran tersebut bersamaan berdasarkan kondisi dan situasi tempat yang berbeda. Seseorang bisa saja idealis dalam melaksanakan perintah agama, realis dalam penelitian ilmiah, pragmatis dalam menghadapi problemakemasyarakatan, dan eksistensialis dalammerealisasikan dirinya, namun mereka tidak bisa menggunakannya secara bahu-membahu untuk satu bidang.
b.    Asas psikologis
Asas filosofis dan sosiologis lebih mengarah pada tujuan tamat yang dibutuhkan bagi anak didik dalam kurikulum itu, pengetahuan psikologi sangat dibutuhkan untuk membantu para penembang kurikulum supaya lebih realistic dalam menentukan tujuan-tujuan,tetapi tidak akan menentukan tujun-tujuan apa yang seharusnya.
Nana Syaodih Sukmadinata mengemukakan bahwa minimal terdapat dua bidang psikologi yang mendasari pengembangan kurikulum yaitu
  1. psikologi perkembangan dan 
  2. psikologi mencar ilmu . 

Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari perihal sikap individu berkenaan dengan perkembangannya. Dalam psikologi perkembangan dikaji perihal hakekat perkembangan, pentahapan perkembangan, aspek-aspek perkembangan, tugas-tugas perkembangan individu, serta hal-hal lainnya yang bekerjasama perkembangan individu, yang semuanya sanggup dijadikan sebagai materi pertimbangan dan mendasari pengembangan kurikulum. Psikologi mencar ilmu merupakan ilmu yang mempelajari perihal sikap individu dalam konteks belajar. Psikologi mencar ilmu mengkaji perihal hakekat mencar ilmu dan teori-teori belajar, serta banyak sekali aspek sikap individu lainnya dalam belajar, yang semuanya sanggup dijadikan sebagai materi pertimbangan sekaligus mendasari pengembangan kurikulum. Masih berkenaan dengan landasan psikologis, Ella Yulaelawati memaparkan teori-teori psikologi yang mendasari Kurikulum Berbasis Kompetensi.

 Dengan mengutip pemikiran Spencer, Ella Yulaelawati mengemukakan pengertian kompetensi bahwa kompetensi merupakan “karakteristik fundamental dari seseorang yang merupakan kekerabatan kausal dengan rujukan kriteria yang efektif dan atau penampilan yang terbaik dalam pekerjaan pada suatu situasi“. Selanjutnya, dikemukakan pula perihal 5 tipe kompetensi, yaitu :   
  1. Motif, yaitu sesuatu yang dimiliki seseorang untuk berfikir secara konsisten atau keinginan untuk melaksanakan suatu aksi.
  2. Bawaan, yaitu karakteristik fisik yang merespons secara konsisten banyak sekali situasi atau informasi.
  3. Konsep Diri, yaitu tingkah laku, nilai atau image seseorang;
  4. Pengetahuan, yaitu informasi khusus yang dimiliki seseorang; dan
  5. Keterampilan, yaitu kemampuan melaksanakan kiprah secara fisik maupun mental.
Kelima kompetensi tersebut mempunyai implikasi mudah terhadap perencanaan sumber daya manusia atau pendidikan. Keterampilan dan pengetahuan cenderung lebih tampak pada permukaan ciri-ciri seseorang, sedangkan konsep diri, bawaan dan motif lebih tersembunyi dan lebih mendalam serta merupakan pusat kepribadian seseorang. Kompetensi permukaan (pengetahuan dan keterampilan) lebih gampang dikembangkan. Pelatihan merupakan hal sempurna untuk menjamin kemampuan ini. Sebaliknya, kompetensi bawaan dan motif jauh lebih sulit untuk dikenali dan dikembangkan.

Dalam konteks Kurikulum Berbasis Kompetensi, E. Mulyasa menyoroti perihal aspek perbedaan dan karakteristik penerima didik, Dikemukakannya, bahwa sedikitnya terdapat lima perbedaan dan karakteristik penerima didik yang perlu diperhatikan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi , yaitu :
  1. perbedaan tingkat kecerdasan; 
  2. perbedaan kreativitas; 
  3. perbedaan cacat fisik; 
  4. kebutuhan penerima didik; dan 
  5. pertumbuhan dan perkembangan kognitif. 

Asas ini berkenaan dengan sikap manusia. Landasan psikologis berkaitan dengan cara penerima didik belajar, dan faktor apa yang sanggup menghmbat kemuan belajar mereka selain itu psikologis menawarkan landasan berpikir perihal hakikat proses mencar ilmu mengajar dan tingkat-ingkat perkembangan penerima didik. Kurikulum intinya disusun supaya penerima didik sanggup tumbuh dan berkembang dengan baik ini berarti bahwa kurikulum dan pengajaran yang dilaksanakan dengan mempertimbangkan penerima didik sebagai penerima utama dalam proses belajar mengajar akan lebih meningkatkan keberhasilan kurikulum, daripada kurikulum yang mengabaikan faktor psiklogis penerima didik.
c.    Asas sosiologis
Asas ini berkenaan dengan penyampaian kebudayaan, proses sosialisasi individu dan rekontruksi masyrakat, Landasan sosial budaya ternyata bukan hanya semata-mata digunaka dalam membuatkan kurikulum pada tingkat nasional, melainkan juga bagi guru dalam training kurikulum tingakt sekolah atau bahkan tingkat pengajaran, berdasarkan Doll , sekolah mempersisapkan anak untuk kehidupan di masyarakat kini dan yang akan datang. Agar sekolah sanggup menawarkan persiapan sebaik-baiknya, maka apa ang dipersiapkan harus sesuai dengan apa yang ada atau dibutuhkan oleh masyarakat. Hal yang sulit bagi pendidikan berkenaan dengan dasar masyarakat ini ialah sifat masyarakat yang selalu berubah. Atau yang sesuai kini belum tentu tetap sesuai dengan 10 atau 20 tahun yang akan datang.
d.     Asas pengetahuan dan teknologi (Herrick),
Dasar ini berkenaan dengan materi yang akan disampaikan dalam kurikulum. Apakah pendidikan akan menawarkan pegetahuan usang atau pengetahuan gres ? kita mengetahui bahwa pekembangan sangat pesat, mampukah sekolah mengikuti perkembangan pengetahuan ini untuk disampaikan pada anak. Pengetahuan mana yang sangat uregen untuk dikuasai anak ? mengenai teknologi selain teknologi sebagai materi latih dalam penyusunan kurikulum juga teknologi berfungsi sebagai peunjang pelaksanaan pendidikan. dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat sanggup menunjang efisiensi pelaksanaan pendidikan, terutama dengan mengunakan alat-alat bantu seperti, computer, radio, televise, tape recorder, film dll.  
e.    Asas Organisatoris
Keadaaan masyarakat yang berubah-ubah dan mengalami peruubahan yang sangat pesat, tentu akan member beban gres bagi para pengembang kurikulum, yang berperan sebagai pembuat keputusan dan menentukan apa saja yang harus diajarkan kepada siapa. Dalam hal ini Nasution mennyaakan bahwa ada dua kasus pokok yang harus dipertimbangkan , yaitu:
  • pengetahuan apa yang harus diberikan kepada penerima didik dalam suatu bidang studi, 
  • bagaimana mengorganisasi materi itu supaya penerima didik sanggup mengusai dengan sebaik-baiknya.

Kalu diperhatikan secara seksama, yang paling berwenag dalam memecahkan kasus ialah para seorang hebat mengenai ilmu tersebut, dengan sayarat selalu mengikuti perkembangan ilmunya, dan tentunya harus memehami asas filosofis, sosiologis, dan psikologis dalam mengambil keputusan. Sementara itu para pengembang kurikulum mempunyai kiprah untuk membantu para seorang hebat supaya memahami spenuhnya akantugas mereka dalam menentukan pengetahuan paling berharga tersebut. Pendekatan yang paling baik kemungkinan ialah dengan membentuk tim yang diketuai hebat pengembang kurikulum yang juga mempunyai pengetahuan yang memadai mengenai bidang studi tersebut.

Kemudian masalah selanjutnya ialah mengenai organisasi materi yang tidak kalah penting untuk diperhatikan.  Nasution mengemukakan bahwa ada bermacam cara dalam mengorganisasikan materi bagi keperluan pengajaran. Salah satunya ialah denga mengorganisaskan berdasarkan: topik, tema, kronologi, konsep, isu, logika, dan proses disiplin.

Asas ini berkenaan dengan organisasi kurikulum. Dilihat dari organisasinya ada tiga tipe bentuk kurikulum:
  1. Kurikulum yang berisi sejumlah mata pelajaran yang terpisah-pisah (separated subject curriculum)
  2. Kurikulum yang berisi sejumlah mata pelajaran yang sejenis di hubung-hubungkan(Correlated curriculum)
  3. Kurikulum yang terdiri dari peleburan semua/ hampir semua mata pelajaran(integrated curriculum)
2.    Tingkatan dalam Pengembangan Kurikulum
Adapun tingkatan dalam pengembangan kurikulum antara lain :

a.    Pengembangan tingkatan institusional, yakni meliputi kegiatan pengembangan tujuan-tujuan institusional dan struktur program
b.    Pengembangan tingkatan bidang studi / mata pelajaran
Setelah bidang-bidang studi di tentukan langkah selanjutnya ialah membuatkan GBPP, dengan menempuh langkah sebagai berikut:
  1. Menetapkan tujuan-tujun kurikuler dan tujuan intruksional umum tiap bidang studi
  2. Mengidentifikasi topik-topik /pokok bahasan yang diperkirakandapat dijadikan sebagai materi untuk dipelajari oleh murid supaya mencapai tujuan yang telah dirumuskan
  3. Memilih topik-topik yang paling relevan, fungsional,efektif dan kemperhensif bagi pencapaian tujuan yang telah din identifikasikan
  4. Memetapkan metode dan sumber belajar untuk tiap kelompok pokok bahasan
c.    Pengembangan tingkat operasional / kelas
Uraian perihal pengembangan tingkat operasional ini lebih di tekankan pada perjuangan guru dalam membuatkan lebih lanjut GBPP.

BAB III
PENUTUP
Dasar Dasar Pengembangan Kurikulum 

Kesimpulan :

1.    Ada tiga konsep kurikulum yakni,
  • Kurikulum sebagai suatu substansi, yaitu  suatu kurikulum, dipandang orang sebagai suatu planning kegiatan belajar bagi murid-murid disekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai.  
  • Kurikulum sebagai suatu sistem,  yaitu  System kurikulum merupakan bab dari system persekolahan, system pendidikan,  bahkan system mayarakat. Suatu system kurikulum meliputi struktur personalia, dan mekanisme kerja bagaiman cara menyusun suatu kurikulum, melaksanakan dan mengevaluasi serta menyempurnakannya. 
  • Kurikulum sebagai suatu bidang studi, yaitu merupakan bidang kajian pra hebat kurikulum dan hebat pendidikan dan pengajaran. Tujuan rikulum sebagai bidang studi ialah membuatkan ilmu perihal kurikulum dan sitem kurikulum.

Adapun prinsip dasar dalam membuatkan kurikulum ialah sebagai berikut:
  • Prinsip relevansi, Kurikulum dan pengajaran harus disusun sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan kehidupan penerima didik. 
  • Prinsip efektifitas, Berkaitan dengantingkat pencapaian hasil pelaksanaan kurikulum
  • Prinsip efisiensi, Berkaitan dengan perbandingan antara tenaga, waktu, dana, dan sarana yang digunakan dengan hasil yang diperoleh. 
  • Prinsip kontinuinitas, Kurikulum banyak sekali tingkat kelas dan jenjangpendidikan disusun secara berkesinambungan. 
  • Prinsip Fleksibilitas,disamping kegiatan yang berlaku untuk semua anak terdapat pula kesempatan bagi anak mengambil program-program pilihan. 
  • Prinsip integritas, kurikulum hendaknya memperhatiakn kekerabatan antara banyak sekali kegiatan pendidikan dalam rangka pembentukan kepribadian yang terpadu.


2.    Ada beerapa cara atau langkah dalam mengembangkan kurikulum diantaranya, mengadakan penilaian umum perihal sekolah, menyelididki banyak sekali kebutuhan, Mengidentifikasi masalah serta merumuskannya, Mengajukan saran perbaikan, Menyiapkan desai perencanaanya yang meliputi tujuan, Memeilih anggota panitaia, sedapat mungkin sesuai dengan kompetensi masing-masing, mengawasi pekerjaan panitia, melaksanakan hasil panitia oleh guru dalam kelas, menerapkan cara-cara evaluasi, memantapkan perbaikan.
3.    Ada empat landasan atau asas dalam pengembangan kurikulum diantaranya, asas filosofis. asas psikologis, asas sosiologis dan asas organisatoris.


DAFTAR PUSTAKA
Dasar Dasar Pengembangan Kurikulum  

Hamalik, Oemar. 2008. Manajmen Pengembangan Kuriuum. Bandung: Rosdakarya.

Sukmadinata, Nana Saodih. 2002. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung:RosdaKarya.
Zuhairini, Dkk. 2008. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi aksara.   
Mulyasa, E. 2009. Implementasi KTSP. Jakarta: Bumi Aksara.
Nasution.2008.  Asas-Asas Kurikulum. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Idi, Abdullah . 2007. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Yogyakarta: Ar-Ruzz.
Dasar Dasar Pengembangan Kurikulum 

0 Response to "Dasar Dasar Pengembangan Kurikulum"

Post a Comment