Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum secara umum bersifat menyeleruh(komperhensif), yakni mencangkup suatu perencanaan, penerapan dan hasil tamat atau evaluasi. Perencanaan kurikulum ini yakni langkah awal sebagai pondasi dari subyek atau pelaku kurikulum yang telah diputuskan dan di tindak lanjuti dengan suatu agresi untuk mencapai perencanaan yang akan diterapkan oleh guru dan akseptor didik. Perencanaan kurikulum atau nama trensnya implementasi kurikulum mencoba untuk mengirim perencanaan tersebut dengan suatu bentuk action operasional. Evaluasi kurikulum yakni hasil tamat dari suatu perencanaan kurikulum untuk melihat sejauh mana perencanaan yang telah diterapkan dengan prioritas guru sebagai pengajar dan akseptor didik yang mempunyai tujuan untuk kedepannya lebih cerah dengan peringkati-peringkat jadwal yang telah direncankan. Pengembangan kurikulum

Dalam pengembangan kurikulum, kaitannya dengan orang-orang yang terlibat didalamnya tidak hanya mereka yang terkait pribadi dengan pendidikan, tetepi dari orang-orang dluar pendidkan dan juga unsur masyarakat yang peduli dengan pendidikan.

Keragaman sosial, aspirasi politik, keadaaan ekonomi, semua ini ada pada realita masyarakat bangsa indonesia. Dengan adanya realita ini bergotong-royong faktor yang terpenting dalam pengembangan kurikulum. Sayangnya dengan adanya realita keragaman di negara kita ini dalam implentasi kurikulum tidak tetap dipakai sebagai landasan untuk guru didalam mengambangkan kurikulum. Padahal keragaman ini besar lengan berkuasa kepada guru dalam kurikulum, forum pendidikan untuk melayani pengalaman pengajara, dan kemampuan peseta didik dalam proses belajar untuk sanggup mengolah informasi sebagai hasil belajar.



B.    Rumusan Masalah.

1. Apa pengertian dari kurikulum itu sendiri ?
2. Bagaimana pengembangan kurikulum tersebut?
3. faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengembangan kurikulum?
4. Apa saja kendala yang mempengaruhi pengembangan kurikulum?

C.    Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari  kurikulum.
2. Untuk mengetahui pengertian pengembangan kurikulum dan pegangannya.
3. Untuk mengetahui factor-faktor apa saja yang mempengarhui pengembangan kurilkullum.
4. Untuk mengetahui kendala yang mempengaruhi pengembangan kurikulum.

 

 

BAB II
PEMBAHASAN

Pengembangan Kurikulum

A.    Pengertian Kurikulum

Cukup banyak bergotong-royong pengertian kurikulum berdasrakan para ahli. Lazimnya kurikulum dipandang sebagai suatu planning yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar dibawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau forum pendidikan akseptor staf pengajarnya.  Dari para orientalis dan para mahir lokal yang mempunyai sudut pandang yang berbeda tetapi mempunyai tujuan yang sama yakni untuk mencapai tujuan bersama.Kurikulum yakni segala acara dan pengalaman belajar yang direncana dan diorganisir untuk dilakukan dan dialami oleh anak didik biar sanggup mencapai tujuan pendidikan yang telah di tetapkan.Kurikulum juga sanggup di artikan perangkat mata pelajaran yang diberikan oleh suatu forum penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada akseptor pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini diadaptasi dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut.

Kurikulum memuat isi dan materi pelajaran. Kurikulum ialah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. Mata pelajaran (subjek materi) dipandang sebagai pengalaman orang renta atau orang-orang pintar masa lampau, yang disusun secara sistematis dan logis.  dan kurikulum juga merupakan jadwal pendidikan yang disediakan oleh forum pendidikan (sekolah) bagi siswa. Berdasarkan jadwal tersebut siswa melaksanakan banyak sekali acara belajar, sehingga mendorong perkembangan dan pertumbuhannya sesuai dengnan tujuan pendidikan yanng telah ditetapkan.

Dalam PP No. 19 tahun 2005 wacana Standar Nasional Pendidikan dijelaskan bahwa kurikulum yakni seperangkat planning dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan materi pelajaran serta cara yang dipakai sebagai pedoman penyelenggaraan acara pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum merupakan komponen yang sangat penting dalam pendidikan. Tanpa adanya suaatu kurikulum proses pendidikan tidak berjalan dengan lancar. Dengan adanya kurikulum tersebut sebagai komponen di tuntut untuk memenuhui ketercapaian tujuan pendidikan. Di dalam kurikulum trangkum banyak sekali acara dan contoh dalam pengajaran, dimana guru sebagai salah satu unsur yang secara pribadi bekerjasama dengan pedidikan harus mengetahui hal-hal yang ada pada kurikulum dengan cara mempelajarinya terlebih dahulu.
Ada sejumlah mahir teori kurikulum yang beropini bahwa kurikulum bukan hanya mencakup semua acara yang direncanakan melainkan juga peristiwa-peristiwa yang terjadi dibawah pengawasan sekolah, jadi selain acara kurikuler yang formal juga acara yang tak formal.

 

B.    Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum adalah perjuangan yang di lakukan dalam rangka menemukan kurikulum yang sesuai dengan tantangan zaman pada ketika itu yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar yang semakin mengalami kemajuan.   

Salah satu pegangan dalam pegembangan kurikulum ialah prinsip-prinsip yang di kemukakan oleh Raiph Tyler (1949).Ia mengemukakan kurikulum di tentukan oleh empat faktor atau asas utama,yaitu:

• Falsafah bangsa,masyarakat, sekolah dan guru-guru (aspek filosofis)
• Harapan dan kebutuhan masyarakat (Orang tua, kebudayaan, masyarakat, pemerinta, pemerintah, agama, ekonomi,dan sebagainya) (aspek sosiologis)
• Hakikat anak antara lain taraf pengembangan  fisik,mental,psikologis,emosional, sosial, serta cara ana belajar(Aspek psikologis)
• Hakikat pengetahuan atau disiplin ilmu(Bahan pelajaran)

Dari ke empat faktor atau asas utama telah merupakan pegangan umum dalam pengembangan kurikulum, namun masih perlu lagi pegangan yang lebih rinci, yakni 

1. Memilih pendekatan kurikulum yang harmonis untuk mendesain kurikulum dengan mempertimbangkan keempat asas utama itu.
2. Berdasarkan pendekatan yang dipilih, menentukan mata pelajaran/mata kuliah yang akan disajikan, beserta scope dan sequencenya yang dianggap sanggup mencapai tujuan forum pendidikan itu.

Beberapa pendekatan-pendekatan pengembangan kurikulum, di antaranya :
 

a.    Pendekatan Bidang Studi
Pada pendekatan ini memakai bidang studi atau mata pelajaran sebagai dasar organisasi kurikulum, misalnya: matematika, sain, sejarah, geografi, atu IPA, IPS, dan sebagainya ibarat lazim yang kita dapati dalam system pendidikan kita kini di semua sekolah dan universitas.
Yang di utamakan dalam pendekatan ini yakni penguasaan materi dan proses dalam disiplin ilmu tertentu. Tipe organisasi ini sesuai denngan falsafah realisme.
 

b.    Pendekatan Interdisiplioner
Beberapa pendekatan interdisipliner dalam pengembangan kurikulum, yaitu
 

1)    Pendekatan “Broad – Field”
Pendekatan ini berusaha mengintegrasikan beberapa disiplin atau mata pelajaran yang saling berkaitan biar siswa memahami ilmu pengetahuan tidak berada dalam vakum atau kehampaan akan tetapi merupakan potongan integrnal dari kehidupan manusia.

Pendekatan broad – field ini juga sanggup dipakai biar siswa memahami kekerabatan yang kompleks antara kejadian-kejadian didunia, contohnya antara perang Vietnam dan Korea dengan kebangkitan ekonomi Jepang, antara perang irak – iran dengan harga minyak bumi di Indonesia, dan lain-lain.
Pendekatan broad field cenderung menganut idealism, akan tetapi banyak mengandung unsur-unsur relisme.
 

2)    Pendekatan kurikulum inti (Core Curriculum)
Kurikulum ini banyak persamaannya denngan kurikulum broad – field, lantaran juga menggabungkan banyak sekali disiplin ilmu. Kurikulum diberikan berdasarkan suatu duduk kasus social atau personal. Untuk memecahkan duduk kasus itu dipakai materi dari banyak sekali disiplin ilmu yang berkaitan dengan duduk kasus itu.

Kurikulum ini berusaha menghilangkantembok pemisah yang tak masuk akal antara banyak sekali disiplin ilmu biar siswa sanggup menerapkan secara fungsional pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya dari banyak sekali disiplin ilmu guna memecahkan duduk kasus social personal masa kini.
 

3)    Pendekatan kurikulum inti di perguruan tinggi tinggi
Istilah inti (core) juga dipakai dalam kurikulum perguruan tinggi tinggi. Dengan “core” dimaksud pengetahuan inti yang pokok yang diambil dari semua disiplin ilmu pengetahuan yang dianggap layak dimiliki oleh tiap orang terdidik dan terpelajar dan juga pengetahuan umum ini layak dimiliki tiap mahasiswa lepas dari jurusan yang dipilihnya.
 

4)    Pendekatan kurikulum Fusi
Kurikulum ini menfusikan atau menyatuka dua (atau lebih) disiplin tradisional menjadi bidang studi baru, misalnya: georafi + geologi + botani + arkiologi menjadi earth sciences.
Semua pendekatan interdisipliner ini mempunyai tujuan yang sama, yakni mengajar berguru lebih relevan dan bermakna serta lebih gampang dipahami dalam konteks kehidupan kita.
 

c.    Pendekatan Rekonstruksionisme
Pendekatan ini juga disebut Rekonstruksi Sosial lantaran memfokuskan kurikulum pada masalah-masalah penting yang dihadapi dalam masyarakat, ibarat polisi, ledakan penduduk, rasialisme, interdependensi global, kemiskinan, malapetaka akhir kemajuan teknologi, perang dan damai, keadilan social, hak asasi manusia, dan lain-lain.
Dalam gerakan Rekonstruksionisme ini terdapat dua kelompok utama yang sangat berbeda pandangnannya wacana kurikulum, yakni

• Rekonstruksionisme konservatif

Aliran ini menginginkan biar pendidikan di tujukan kepada peningkatan mutu kehidupan induvidu maupun masyarakat dengan mencari penyelesaian masalah-masalah yang paling mendesak yang dihadapi masyarakat.
 

• Rekonstruksionalisme radikal

Pendekatan ini beropini bahwa banyak Negara mengadakan pembangunan merugikan rakyat kecil yang merupakan dominan masyarakat.
 

• Pendekatan Humanistik

Kurikulum ini berpusat pada siswa, jadi “student centered”, dan mengutamakan perkembangan afektif siswa sebagai prasyarat dan sebagai potongan integral dari proses belajar. Para pendidik humanistic yakin, bahwa kesejahteraan mental dan emonsional siswa harus dipandang sentral dalam kurikulum, biar berguru itu memperlihatkan hasil maksimal.

Pendekatan humanistic dalam kurikulum didasarkan atas asumsi-asumsi sebagai berikut :

1. Siswa akan lebih ulet berguru dan bekerja bila harga dirinya dikembangkan sepenuhnya.
2. Siswa yang diturut sertakan dalam perencanaan dan pelaksanaan pelajaran akan merasa beertanggung jawab atas keberhasilannya.
3. Hasil berguru akan semakin meningkat dalam suasana berguru yang melliputi rasa saling mempercayai, saling membantu, saling memperdulikan dan bebas dari ketegangan yang berlebihan.
4. Guru berperan sebagai fasilitator berguru memberii tanggung jawab kepada siswa atas kegiatannya berguru dan memupuk perilaku nyata terhadap “apa sebab” dan “bagaimana” mereka belajar.
5. Kepedulian siswa akan pelajaran memegang peranan penting dalam penguasaan materi pelajaran itu.
6. Evaluasi diri potongan penting dalam proses belajar yang memupuk rasa harga diri.

Kurikulum humanistic didasarkan atas apa yang adakala disebut “psikologi humanistic” yang erat hubungannya dengan spikologi lapangan (field psychology) dan teori kepribadian (khususnya maslow). Seorang humanis sanggup mennganut salah satu dari keempat falsafah pendidikan utama. Pendekatan humanistic tampak terutama dalam proses interaksi dalam kelas, dalam suasana belajar, dalam cara menyajikan pelajaran, jadi bukan dalam orientasi falsafahnya.

 

e.    Pendekatan “Accountability”
Accountability atau pertanggung tanggapan forum pendidikan pelaksanaan tugasnya kepada masyarakat, akhir-akhir ini tampil sebagai efek yang penting dalam dunia pendidikan. Namun, berdasarkan banyak penngamat pendidikan accountability telah mendesak pendidikan dalam arti bergotong-royong dalam latihan belaka. Accountability yang sistematik pertama kalinya diperkenalkan olek Frederick Tailor dalam bidang industry pada permulaan periode ini. Pendekatannya, yang kelak dikenal sebagai “scientific management” atau manajemen ilmiah, memutuskan tugas-tugas spesifik yang harus diselesaikan oleh pekerja dalam waktu tertentu. Tiap pekerja bertanggung jawab atas penyelesaian kiprah itu.

 

f.    Pendekatan pembangunan nasional
Pada peendekatan ini mengandung tiga unsur, yakni 

• Pendidikan kewarganegaraan

Berorientasi pada system politik yanng menentukan peranan, hak, dan kewajiban tiap warganegaraan. Peranan pendidikan yakni mempersiapkan siswa biar mempunyai pengetahuan, keterampilan dan perilaku untuk disumbangkan kepada kesejahteraan umum sebagai warganegaraan aktif.
 

• Pendidikan sebagai alat pembangunan

Tujuan pendidikan ini ialah mempersiapkan tenaga kerja yang diharapkan memenuhi kebutuhan pembangunan. Untuk itu harus diadakan proyeksi kebutuhan Negara kerja yang cermat. Para pengembang kurikulum bertugas mendesain jadwal yang sesuai denngan analisis jabatan yang akan diduduki. Suatu system testing kopeherensi harus disusun untuk menjaring mereka yang memperlihatkan talenta yang sesuai dengan jadwal tertentu.


 

• Pendidikan keterampilan simpel bagi kehidupan sehari-hari

Keterampilan yang diharapkan bagi kehidupan sehari-hari sanggup dibagi dalam beberapa katagori yang tidak hanya bercorak keterampilan akan tetapi juga mengandung aspek penngetahuan dan sikap, yakni

• Keterampilan untuk mencari nafkah dalam ranngka system ekonomi suatu Negara
• Keterampilan untuk membuatkan masyarakat 
• Keterampilan untuk menyumbang kepada kesejahteraan umum
• Keterampilan sebagai warga Negara yang baik.

Pendekatan ini menggabungkan humanism denngan pendidikan kewargganegaraan dan pendidikan pembangunan nasional .

 

C.    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Kurikulum

Dalam pengembanga kurikulum terdapat dua proses utama yakni pengembangan pedoman kurikulum dan pengembangan pedoman nstruksional.
 

1.    Pedoman kurikulum meliputi:

• Latar belakang yang berisi rumusan falsafah dan tujuan forum pendidikan,populasi yang menjadi sasaran,raional idang studi atau mata kulyah,struktur organisasi materi belajar.
• Silabus yang berisi mata pelajaran secara lebih terperinci yag di berikan yakni scope (ruang lingkup) dan urutan penyajiannya.
• Desain penilaian termasuk taktik revisi atau perbaikan kurikulum mengenai: materi pelajaran dan organisasi materi dan taktik instruksionalya.

2.    Pedoman instuksional untuktiap mata pelajaran yang di kembangkan berdasarkan silabus.
Kaitannya dengan kurikulum ada tiga faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum, yaitu :

• Perguruan Tinggi;
• Masyarakat;
• Sistem nilai.

1.    Pergururan Tinggi

Dari faktor perguruan tinggi tinggi ini memperlihatkan dua pengarauh pada kurikulum sekolah:

• Diamati dari segi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diterapkan di perguruan tinggi tinggi umum. Pengetahunan dan teknologi banyak memperlihatkan sumbangsih pada isi kurikulum serta proses pembelajaran. Jenis dari pengetahuan akan mempengaruhi pada isi pelajaran yang akan dikembangakan pada kurikulum. Sedangakan isi dari kurikulum yang berperan sebagai alat bantu dan media yakni perkembangan teknollogi.

• Dari segi pengembangan ilmu terutama untuk forum yang menyediakan jurusan keguruan sperti IKIP, FKIP, dan STKIP. Degan tesedianya fakultas tersebut sudah merupakan salah satu bentuk mempengaruhi pengembangan kurikulum. Terutama pada penguasaan ilmu dan potensi keguruan dari otput-output perguruan tinggi tinggi.

Pengusaan keilmuan, baik ilmu pendidikan maupun ilmu bidang studi serta kemampuan mengajar dari guru-guru akan sangat mempengaruhi pengembangan dan implementasi kurikulum di sekolah. Guru-guru yang mengajar pada banyak sekali jenjang dan jenis sekolah yang ada terpelajar balig cukup akal ni, umumnya disiapkan oleh LPTK melalui banyak sekali program, yaitu jadwal diploma dan sarjana. Pada Sekolah Dasar masih banyak guru berlatar belakang pendidikan SPG , tetapi secara berangsur-angsur mereka mengikuti peningkatan kompetensi dan kualifikasi pendidikan guru melalui jadwal diploma dan sarjana.
 

2.    Masyarakat

Sekolah disini yakni potongan dari masyarakat, yakni akseptor didik yang telah belajar brtahun-tahun ujung-ujungnya meraka semua akan mengabdi pada masyarakat tentunya dengan harkat martabat yang sesuasi dengan watak bermasayarkat. . Sebagai potongan dan biro masyarakat, sekolah sangat dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat di kawasan sekolah tersebut berada. Isi kurikulum hendaknya mencerminkan kondisi masyarakat penggunanya serta upaya memenuhi kebutuhan dan tuntutan mereka.

Masyarakat yang ada di sekitar sekolah mungkin merupakan masyarakat yang homogen atau heterogen. Sekolah berkewajiban menyerap dan melayani aspirasi-aspirasi yang ada di masyarakat. Salah satu kekuatan yang ada dalam masyarakat yakni dunia usaha. Perkembangan dunia perjuangan yang ada di masyarkat akan mempengaruhi pengembangan kurikulum. Hal ini lantaran sekolah tidak hanya sekedar mempersiapkan anak untuk selesai sekolah, tetapi juga untuk sanggup hidup, bekerja, dan berusaha. Jenis pekerjaan yang ada di masyarakat berimplikasi pada kurikulum yang dikembangkan dan dipakai sekolah.


3.    Sistem Nilai

Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat sistem nilai, baik nilai moral, keagamaan, sosial, budaya maupun nilai politis. Sekolah sebagai forum masyarakat juga bertangung jawab dalam pemeliharaan dan pewarisan nilai-nilai nyata yang tumbuh di masyarakat

Sistem nilai yang akan dipelihara dan diteruskan tersebut harus terintegrasikan dalam kurikulum. Persoalannya bagi pengembang kurikulum ialah nilai yang ada di masyarakat itu tidak hanya satu. Masyarakat umumnya heterogen, terdiri dari banyak sekali kelompok etnis, kelompok vokasional, kelompok intelek, kelompok sosial, dan kelompok spritual keagamaan, yang masing-masing kelompok itu mempunyai nilai khas dan tidak sama. Dalam masyarakat juga terdapat aspek-aspek sosial, ekonomi, politk, fisik, estetika, etika, religius, dan sebagainya. Aspek-aspek tersebut sering juga mengandung nilai-nilai yang berbeda.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengakomodasi pebagai nilai yang tumbuh di masyarakat dalam kurikulum sekolah, diantaranya :

• Mengetahui dan memperhatikan semua nilai yang ada dalam masyarakat
• Berpegang pada prinsip demokratis, etis, dan moral
• Berusaha mengakibatkan dirinya sebagai teladan yang patut ditiru
• Menghargai nlai-nilai kelompok lain
• Memahami dan mendapatkan keragaman budaya yang ada

4.    Hambatan-hambatan yang Mempengaruhi Pengembangan Kurikulum
 

Dalam pengembangan kurikulum terdapat beberapa hambatan-hambatan antara lain:

• Kurangnya partisipasi guru.
• Datang dari masyarakat.
• Kurang waktu.
• Kekurang sesuaian pendapat (baik antara sesama guru dengan kepala sekolah dan administrator).
• Karena kemampuan dan pengetahuan guru sendiri.

Dalam pengembangan suatu kurikulum banyak pihak yang turut serta dalam partisipasi, yaitu manajemen pendidikan , mahir pendidikan, mahir kurikulum, mahir bidang ilmu pengetahuan, guru-guru, dan orang renta murid. Serta tokoh  masyarakat. 
 

a.    Peran para manajemen pendidikan
Peranan para direktur ditingkat  pusat dalam pengembangan kurikulum yakni menyusun dasar-dasar hokum, menyusun kerangka dasar serta jadwal intinkuriulum. Administrator tingkat pusat bekerja sama dengan para mahir pendidikan dan mahir bidang studi di pergruan tinggi serta meminta persetujuannya terutama dalam penyusunan kurikulum.
 

b.    Peran para ahli
Pengembangan kurikulum bukan hanya sekedar menentukan dan menyusun materi pelajaran dan metode mengajar, tetapi menyangkut dengan penentuan arah dan orientasi pendidikan, pemilihan system dan modeli kurikulum, baik model konsep, model dasain, dll.

Partisipasi para ahlli pendidikan dan mahir kurukulum terutama sangat dibutuhkan dalam pengembangan kurikulum pada tingkat pusat.
 

c.    Peranan guru
Guru memegang sangat penting di dalam perencananaan maupun pelaksanaan kurikulum, lantaran tanpa kiprah guru kurikulum tidak ada bedanya dengan perencanaan yang hanya berbentuk tulisan. Peran guru bukan hanya memperlihatkan nilai prestasi pada murid, tetapi guru juga memperlihatkan implimentasi kurikulum dalam lingkup yang luas. Guru juga berperan sebagai pengajar di masyarakat, alasannya yakni ia harus belajar struktur social masyarakat, nilai-nilai utama dalam masyrakat.
 

d.    Peranan orang renta murid
Orang renta murid juga mempunyai peranan dalalm pengembanan kurikulum. Ada dua hal berkenaan degan meraka;Dalam ha penyusunpa irang renta kurikullum dan pelaksanaan kurikulum. Dalam penyususnan kurikulum tidak semua orang renta ikut serta hanya terbatas beberapa orang renta murid.

BAB III
PENUTUP

Pengembangan Kurikulum

Simpulan

Kurikulum sangat luas cakupannya tapi masih terikat terhadap pendidikan atau sanggup di katakan sebagaiseperangkat planning dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan materi pelajaran serta cara yang dipakai sebagai pedoman penyelenggaraan acara pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Prorses perkembangan kurikulum sebagai sifatnya yang sentiasa berubah turut dipengaruhi oleh faktor-faktor persekitaran yang merangsang reaksi insan yang terlibat dalam kepentingannya. Hasrat terhadap perubahan kurikulum itu menggambarkan keperluan pendidikan yang menjadi wadah penerus kemajuan bangsa dan negara itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan dan perkembangan kurikulum yakni elemen yang saling berkait antara satu sama lain. Dapat dikatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kurikulum itu sendiri mencerminkan idealisme dan perubahan keperluan masyarakat dan negara, melalui institusi persekolahan yang akan meneruskan kebudayaan.Kurikulum bersifat dinamis artinya selalu beradaptasi dengan kemajuan zaman sehingga selalu mengalami perkembangan. Pengembangan Kurikulum

Tweet