Pengertian Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar
Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan intraksi antara guru dan murid dimana akan diakhiri dengan proses penilaian hasil berguru ( dimyati dan mudjiono, 2006 : 3 ). Proses pembelajaran juga diartikan sebagai suatu proses terjadinya intraksi antara pelajar, pengajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran, yang berlangsung dalam suatu lokasi tertentu dalam jangka satuan waktu tertentu pula ( hamalik, 2006 : 162 ).
Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan intraksi antara guru dan murid dimana akan diakhiri dengan proses penilaian hasil berguru ( dimyati dan mudjiono, 2006 : 3 ). Proses pembelajaran juga diartikan sebagai suatu proses terjadinya intraksi antara pelajar, pengajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran, yang berlangsung dalam suatu lokasi tertentu dalam jangka satuan waktu tertentu pula ( hamalik, 2006 : 162 ).
Berdasarkan pendapat kedua jago tersebut di atas maka sanggup disimpulkan bahwa proses pembelajaran sebagai suatu proses intraksi antara guru dan murid dimana akan dikhiri dengan proses penilaian hasil berguru dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang berlangsung dalam suatu lokasi dan jangka waktu tertentu.
Komponen-Komponen Proses Belajar Mengajar
Menurut Adrian ( 2000 : 25 ) dalam artikelnya yang berjudul “metode mengajar berdasarkan tipologi berguru siswa”, menjelaskan kegiatan berguru mengajar melibatkan beberapa komponen yaitu guru (pendidik), peserta didik, tujuan pembelajaran, isi pembelajaran, metode mengajar, media dan penilaian pembelajaran.
1. Guru ( Pendidik )
Sebagai dijelaskan oleh H.A.R Tilaar yang dikutip oleh Suyanto ( 2001 : 31 ), memperlihatkan empat ciri utama semoga seorang guru terkelompok dalam guru yang professional, masing-masing itu adalah:
Sebagai dijelaskan oleh H.A.R Tilaar yang dikutip oleh Suyanto ( 2001 : 31 ), memperlihatkan empat ciri utama semoga seorang guru terkelompok dalam guru yang professional, masing-masing itu adalah:
- Memiliki kepribadian yang matang dan berkembang ( mature and developing personality ),
- Mempunyai keterampilan membangkitkan minat peserta didik,
- Memiliki penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berpengaruh dan
- Sikap profesionalnya berkembang secara bersinambungan.
Sedangkan berdasarkan wardiman djojonegoro yang dikutip oleh suyanto ( 2001 : 33 ).
Guru yang bermutu mempunyai paling tidak empat kreteria utama, yaitu :
Guru yang bermutu mempunyai paling tidak empat kreteria utama, yaitu :
- Kemampuan profesional, meliputi kemampuan intelegensi, perilaku dan prestasi kerja;
- Upaya profesional yaitu upaya seorang guru untuk mentranspormasikan kemampuan professional yang dimilikinya kedalam tindakan mendidik dan mengjar secara nyata,
- Waktu yang dicurahkan untuk kegiatan professional, mengambarkan intensitas waktu dari seorang guru yang dikonsentarsikan untuk tugas-tugas profesinya; dan 4) kesesuaian antara keahlian dan pekerjaan, disini gur u dituntut untuk sanggup membelajarkan siswa secara tuntas, benar dan berhasil.
Terkait dengan hal tersebut, maka fungsi dan kiprah guru dalam situasi pendidikan dan pengajaran terjalin intraksi antara dan guru. Intraksi ini sebetulnya merupakan intraksi antara dua kepribadian yaitu kepribadian guru sebagai seorang cukup umur dan sedangkan berkembang mencari bentuk kedewasaan.
Sehubungan dengan itu sukmadinata ( 2004 : 252 ) menjelaskan fungsi / kiprah seorang guru dalam proses pembelajaran sebagai berikut :
1. Guru Sebagai Pendidik Dan Pengajar
Tugas utama sebagai pendidik yaitu membantu mendewasakan anak. Dewasa secara psikologis, sosial, dan moral. Dewasa secara psikologis berarti individu telah bisa berdiri sendiri, tidak bergantung pada orang lain serta sudah bisa bertanggung jawab atas segala perbuatan dan bisa bersikap obyektif. Dewasa secara sosial berarti telah bisa menjalin hubungan sosial dan kolaborasi dengan orang cukup umur lainnya. Dewasa secara sopan santun yaitu telah mempunyai seperangkat nilai yang ia akui kebenarannya dan bisa berprilaku sesuai dengan nilai-nilai yang menjadi pegangannya.
Tugas utama sebagai pendidik yaitu membantu mendewasakan anak. Dewasa secara psikologis, sosial, dan moral. Dewasa secara psikologis berarti individu telah bisa berdiri sendiri, tidak bergantung pada orang lain serta sudah bisa bertanggung jawab atas segala perbuatan dan bisa bersikap obyektif. Dewasa secara sosial berarti telah bisa menjalin hubungan sosial dan kolaborasi dengan orang cukup umur lainnya. Dewasa secara sopan santun yaitu telah mempunyai seperangkat nilai yang ia akui kebenarannya dan bisa berprilaku sesuai dengan nilai-nilai yang menjadi pegangannya.
Tugas utama guru sebagai pengajar yaitu membantu perkembangan intelektual, afektif dan psikomotorik, melalui penyampaian pengetahuan, pemecahan masalah, latihan afektif dan keterampilan.
2. Guru Sebagai Pembimbing
Selain sebagai pendidik dan pengajar guru juga sebagai pembimbing. Perkembangan anak tidak selalu mulus dan lancar, adakalanya lambat dan mungkin juga berhenti sama sekali. Dalam kondisi dan situasi menyerupai ini mereka perlu mendapatkan santunan dan bimbingan. Sebagai upaya membantu anak mengatasi kesulitan atau kendala yang dihadapi dalam perkembangannya.
Sebagai pembimbing, guru perlu mempunyai pemahaman yang seksama wacana para siswanya, baik itu wacana segala potensi dan kelemahannya, persoalan dan kesulitan-kesulitannya. Serta segala latar belakangnya semoga tercapai kondisi menyerupai itu, guru perlu banyak mendekati siswa, membina hubungan yang lebih bersahabat dan akrap, melaksanakan pendekatan serta mengadakan dialog-dialog secara langsung.
Selain fungsi seorang guru/ pendidik dalam proses pembelajaran juga seorang guru dituntu mempunyai sifat dan perilaku yang harus dimiliki oleh seorang guru adlah sebagai berikut :
- Fleksibel, seorang guru yaitu seorang yang telah mempunyai pegangan hidup, telah punya prinsip, pendirian dan keyakinan sendiri, baik dalam nilai-nilai maupun dalam ilmu pengetahuan. Guru juga harus bisa bertindak bijaksana, terhadap orang yang sempurna dalam situasi yang tepat.
- Bersikap terbuka, seorang guru hendaknya mempunyai sifat terbuka baik untuk mendapatkan kedatangan siswa, untuk diminta bantuan, juga untuk mengoreksi diri.
- Berdiri sendiri, seorang guru adlah seorang yang telah dewasa, ia telah sangup berdiri sendiri baik secara intelektual, sosial maupun emosional. Berdiri sendiri secara intelektual, berarti ia mempunyai pengetahuan yang cukup untuk mengajar juga telah memperlihatkan pertimbangan-pertimbangan rasional dan mengambil suatu putusan atau pemecahan masalah.
- Peka, seorang guru harus peka atau sensitif terhadap penampilan para siswanya.
- Tekun, pekerjaan seorang guru membutuhkan ketekunan, baik didalam memrsiapkam, melaksankan, menilai maupun membina siswa sebagai generasi penerus bagi kehidupan yang akan datang,
- Melihat kedepan, kiprah guru yaitu membina siswa sebagai generasi penerus bagi kehidupan yang akan dating.
- Menerima diri, seorang guru selain bersikap realistis, ia juga harus bisa mendapatkan keadaan dan kondisi dirinya ( sukmandinata, 2004 : 256-258 ).
Dalam undang-undang no 20 tahun 2003 wacana sistem pendidikan nasional, seorang guru tidak hanya dituntut pengajar yang bertugas memberikan materi pelajaran tertentu, tetapi juga harus berperan sebagai pendidik. Dimyati dan mudjiono (2006 : 41 ) menyampaikan kiprah seorang guru yaitu mengajar. Dalam kegiatan mengajar ini tentu saja tidak sanggup dilakukan sembarangan, tetapi harus harus mengunakan teori-teori dan prinsip-prinsip belajar, prisnsip-prinsip berguru sebagai berikut :
- Perhatian dan motivasi, perhatian dan motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan belajar.
- Keaktifan, anak memupunyai dorongan untuk berbuat sesuatu
- Ketertiban pribadi / pengalaman, berguru haruslah dilakukan sendiri oleh siswa.
- Pengulangan, melatih daya-daya jiwa dan membentuk respon yang benar dan bentuk kebiasaan-kebiasaan
- Tantangan, dalam berguru siswa tentu mempunyai kendala yaitu mepelajari materi belajar, maka timbulah motif yang mengatasi kendala itu dengan belajar.
2. Peserta Didik
Dimyati dan Mudjiono ( 2006 : 22 ) dalam bukunya berguru dan pembelajaran, mendefenisikan peserta didik atau siswa yaitu subyek yang terlibat dalam kegiatan berguru mengajar disekolah. Sedangkan berdasarkan Aminuddin Rasyad ( 2000 :105 ), peserta didik (siswa) yaitu seseorang atau sekelompok orang yang bertindak sebagai pelaku, pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkannya untuk mencapai tujuan.
Dimyati dan Mudjiono ( 2006 : 22 ) dalam bukunya berguru dan pembelajaran, mendefenisikan peserta didik atau siswa yaitu subyek yang terlibat dalam kegiatan berguru mengajar disekolah. Sedangkan berdasarkan Aminuddin Rasyad ( 2000 :105 ), peserta didik (siswa) yaitu seseorang atau sekelompok orang yang bertindak sebagai pelaku, pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkannya untuk mencapai tujuan.
3. Tujuan Pembelajaran
Pada hakekatnya tujuan pembelajaran yaitu perubahan prilaku dan tingkah laris yang positif dari peserta didik sehabis mengikuti kegiatan berguru mengajar, menyerupai perubahan secara psikologis akan tampil dalam tingkah laris ( over behavior ) yang sanggup diamati melalui alat indra oleh orang lain baik tutur kata, motorik, dan gaya hidup.
Pada hakekatnya tujuan pembelajaran yaitu perubahan prilaku dan tingkah laris yang positif dari peserta didik sehabis mengikuti kegiatan berguru mengajar, menyerupai perubahan secara psikologis akan tampil dalam tingkah laris ( over behavior ) yang sanggup diamati melalui alat indra oleh orang lain baik tutur kata, motorik, dan gaya hidup.
4. Gaya Hidup
Untuk menjamin efektivitas pengembangan kurikulum dan jadwal pembelajaran, maka kepala sekolah beserta guru-guru lainya untuk menjabarkan isi kurikulum secara lebih rinci dan oprasional kedalam jadwal tahunan, semesteran, dan bulanan. Adapun jadwal mingguan atau jadwal satuan pelajaran wajib di kembangkan guru sebelum melaksanakan kegiatan berguru mengajar. Berikut prinsip-prinsip yang harus diperhatikan :
Untuk menjamin efektivitas pengembangan kurikulum dan jadwal pembelajaran, maka kepala sekolah beserta guru-guru lainya untuk menjabarkan isi kurikulum secara lebih rinci dan oprasional kedalam jadwal tahunan, semesteran, dan bulanan. Adapun jadwal mingguan atau jadwal satuan pelajaran wajib di kembangkan guru sebelum melaksanakan kegiatan berguru mengajar. Berikut prinsip-prinsip yang harus diperhatikan :
- Tujuan yang dikehendaki harus jelas, oprasional gampang terlihat, ketepatan program-program yang dikembangkan untuk mencapai tujuan.
- Program ini harus sederhana atau fleksibel.
- Program-program yang disusun dan dikembangkan harus sesuai dengan tujuan yang telah diterapkan
- Program yang dikembangkan harus menyeluruh dan terang pencapaiannya
- Harus ada koordinasi antara kompone pelaksana jadwal disekolah ( Mulyasa, 2006 : 41 ).
5. Metode Mengajar
Metodologi mengajar dalam dunia pendidikan perlu dimiliki oleh pendidik, alasannya keberhasilan Proses Belajar Mengajar (PBM) bergantung pada cara mengajar gurunya. Jika cara mengajar gurunya yummy berdasarkan siswa, maka siswa akan tekun, rajin, antusias mendapatkan pelajaran yang diberikan, sehingga diperlukan akan terjadi peribahan tingkah laris pada siswa baik tutur katanya, sopan santunnya, motorik dan gaya hidup.
Metodologi mengajar dalam dunia pendidikan perlu dimiliki oleh pendidik, alasannya keberhasilan Proses Belajar Mengajar (PBM) bergantung pada cara mengajar gurunya. Jika cara mengajar gurunya yummy berdasarkan siswa, maka siswa akan tekun, rajin, antusias mendapatkan pelajaran yang diberikan, sehingga diperlukan akan terjadi peribahan tingkah laris pada siswa baik tutur katanya, sopan santunnya, motorik dan gaya hidup.
6. Media
Pengajaran yang baik perlu ditunjang oleh pengunaan media pengajaran. Berkenaan dengan media pengajaran ada yang mengartikan secara sempit, terbatas pada alat bantu pengajaran atau alat peraga. Tapi ada pula yang mengartikan secara luas termasuk juga sumber-sumber berguru selain buku, jurnal, yaitu perpustakaan, laboratorium, kebun sekolah, dan sebagainya.
Pengajaran yang baik perlu ditunjang oleh pengunaan media pengajaran. Berkenaan dengan media pengajaran ada yang mengartikan secara sempit, terbatas pada alat bantu pengajaran atau alat peraga. Tapi ada pula yang mengartikan secara luas termasuk juga sumber-sumber berguru selain buku, jurnal, yaitu perpustakaan, laboratorium, kebun sekolah, dan sebagainya.
7. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional hingga bentuk akuntabilitas penyelengaraan pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan ( UU Sisdiknas 2003, pasal 57 ). Sedangkan penilaian hasil berguru peserta didik untuk membantu aktivitas, kemajuan dan perbaikan hasil berguru peserta didik secara berkesinambungan ( pasal 58 ).
Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional hingga bentuk akuntabilitas penyelengaraan pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan ( UU Sisdiknas 2003, pasal 57 ). Sedangkan penilaian hasil berguru peserta didik untuk membantu aktivitas, kemajuan dan perbaikan hasil berguru peserta didik secara berkesinambungan ( pasal 58 ).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Belajar Mengajar
Pelaksanaan proses berguru mengajar selayaknya berpegang pada apa yang tergantung dalam perencanaan pembelajaran. Selanjutnya diterbitkan oleh Depdiknas ( 2004 : 6 ) wacana factor-faktor yang mempengaruhi PBM tersebut antara lain :
- Factor guru, pada faktor ini yang perlu menerima perhatian yaitu keterampilan mengajar, metode yang sempurna dalam mengelola tahapan pembelajaran. Didalam intraksi berguru mengajar guru harus mempunyai keterampilan mengajar, mengelola tahapan pembelajaran, memanfaatkan metode, mengunakan media dan mengalokasikan waktu yang untuk mengkomunikasikan tindakan mengajarnya demi tercapainya tujuan pembelajaran di sekolah.
- Faktor siswa, siswa yaitu subyek yang berguru atau yang disebut pembelajar. Pada faktor siswa yang harus diperhatikan yaitu karakteristik umum maupun khusus, karateristik umum dari siswa yaitu usia yang dikategorikan kedalam
- Usia belum dewasa yaitu usia pra sekolah dasar ( 4- 11 tahun);
- Usia sekolah lanjutan pertama ( 12-14 tahun ) atau usia pubertas dari setiap siswa;
- Usia sekolah lanjutan atas ( 15-17 tahun ) atau usia mencari identitas diri. Adapun karakteristik siswa secara khusus sanggup dilihat sanggup dilihat dari banyak sekali sudut antara lain dari sudut lain, dari sudut gaya berguru yang meliputi berguru dengan mengunakan visual,, dengan cara mendengar (auditorial) dan dengan cara bergerak atau kinestetik ( Suprayekti, 2004 : 11 ),
- Faktor kurikulum, kurikulum merupakan pedoman bagi guru dan siswa dalam mengkoordinasikan tujuan dan isi pelajaran. Pada faktor ini yang menjadi titik perhatian yaitu bagai mana merealialisasikan komponen metode dengan evaluasi,
- Faktor lingkungan, lingkungan didalam intraksi berguru mengajar merupakan konteks terjadinya pengalaman belajar.
Hakekat Proses Belajar Mengajar
Dalam keseluruhan proses pendidikan , kegiatan berguru mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses berguru mengajar dirancang dan dijalankan secara professional.
Setiap kegiatan proses berguru mengajar selalu melibatkan dua pelaku aktif, yaitu guru dan siswa. Guru sebagai pengajar merupakan pencipta kondisi berguru siswa yang didesain secara sengaja, sistematis dan bersikenbambungan. Sedangkan anak sebagai subyek pembelajaran merupakan pihak yang menikmati kondisi berguru yang diciptakan guru. Perpaduan dari kedua unsur manusiawi ini melahirkan intraksi edukatif dengan memanfaatkan materi bimbing sebagai mediumnya. Pada kegiatan belajar, keduanya (guru-murid) saling mempengaruhi dan member masukan. Karna itulah kegiatan berguru mengajar harus merupakan acara yang hidup, sarat nilai dan senantiasa mempunyai tujuan.
Rumusan berguru mengajar tradisional selalu menempatkan anak didik sebagai obyek pembelajaran dan guru sebagai subyeknya. Rumusan menyerupai ini membawa konsekuensi terhadap kurang bermaknanya kedudukan anak dalam proses pembelajaran, sedangkan guru menjadi faktor yang lebih banyak didominasi dalam keseluruhan proses berguru mengajar. Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar
0 Response to "Pelaksanaan Proses Mencar Ilmu Mengajar, Pengertian, Komponen, Kakekat, Dan Faktor"
Post a Comment