Sejarah Gsm (Global System For Mobile) Dan Arsitektur Jaringan

Sejarah GSM - Di Indonesia, liberalisasi bisnis seluler dimulai semenjak tahun 1995, ketika pemerintah mulai membuka kesempatan kepada swasta untuk berbisnis telepon seluler dengan cara kompetisi penuh. Bisa diperhatikan, bagaimana ketika teknologi GSM (Global System for Mobile) tiba dan menggantikan teknologi seluler generasi pertama yang sudah masuk sebelumnya ke Indonesia ibarat NMT (Nordic Mobile Telephone) dan AMPS (Advance Mobile Phone System).


Sekarang, dalam kurun waktu lebih dari satu dekade, teknologi GSM telah menguasai pasar dengan jumlah pelanggan lebih dari jumlah pelanggan telepon tetap. Di Indonesia, liberalisasi bisnis seluler dimulai semenjak tahun 1995, ketika pemerintah mulai membuka kesempatan kepada swasta untuk berbisnis telepon seluler dengan cara kompetisi penuh. Bisa diperhatikan, bagaimana ketika teknologi GSM (Global System for Mobile) tiba dan menggantikan teknologi seluler generasi pertama yang sudah masuk sebelumnya ke Indonesia ibarat NMT (Nordic Mobile Telephone) dan AMPS (Advance Mobile Phone System).

Di tahun 1980-an, teknologi Global System for Mobile Communication (GSM) tiba ke Indonesia, maka para operator pemakai teknologi AMPS (Advanced Mobile Phone System) menghilang. Lalu, muncul Satelindo sebagai pemenang, yang kemudian disusul oleh Telkomsel.

Dan pada hasilnya teknologi GSM lebih unggul dan berkembang dengan pesat, ini dikarenakan kapasitas jaringan lebih tinggi, sebab efisiensi di spektrum frekuensi dari pada teknologi NMT dan AMPS.

Arsitektur Jaringan GSM
Unsur-unsur yang utama pada arsitektur GSM [3GPP-23.002] ditunjukkan pada  Gambar 2.4, Jaringan GSM terdiri atas tiga subsistem: Base Station Subsystem (BSS), Network Subsystem (NSS) dan Operation Subsystem (OSS). OSS tidak dijelaskan lebih lanjut, unsur-unsur BSS dan NSS akan diuraikan lebih lanjut.
 liberalisasi bisnis seluler dimulai semenjak tahun  Sejarah GSM (Global System for Mobile) dan Arsitektur Jaringan


a.    Mobile Station (MS)
Mobile Station (MS) yaitu perangkat yang mengirim dan mendapatkan signal radio. MS sanggup berupa mobile handset atau Personal Digital Assistant (PDA). MS terdiri dari Mobile Equipment (ME) dan Subscriber Identity Module (SIM). ME berisi transceiver radio, display dan Digital Signal Processor. SIM dipakai supaya network sanggup mengenali user.
b.    Base Transceiver Station (BTS)
Base transceiver Station (BTS) berfungsi sebagai interface komunikasi semua MS yang aktif dan berada dalam coverage area BTS tersebut. Di dalamnya termasuk modulasi signal, demodulasi, equalize signal dan error coding. Beberapa BTS terhubung pada satu Base Station Controller (BSC). Satu BTS biasanya bisa menghandle 20-40 komunikasi serentak.
c.    Base Station Controller (BSC)
BSC berfungsi mengatur konkesi BTS-BTS yang berada dalam kendalinya. Fungsi tersebut memungkinkan operasi ibarat handover, cell site configuration, management of radio resources dan menyetel power level dari frekuensi radio BTS. Pada jaringan GSM BSC mengatur lebih dari 70 BTS.
d.    Mobile Switching Centre (MSC) dan Visitor Location Register (VLR)
Mobile Switching Centre (MSC) melaksanakan fungsi registrasi, authentikasi, update lokasi user, billing service dan sebagai interface dengan jaringan lain. Selain itu MSC juga bertanggung jawab untuk call set-up, release dan routing.

Visitor Location Register (VLR) berisi informasi dinamis wacana user yang terkoneksi dengan mobile network termasuk lokasi user tersebut. VLR biasanya terintegrasi dengan MSC.

Melalui MSC, mobile network terhubung dengan jaringan lain ibarat PSTN (Public Switched Telephone Network), ISDN (Integrated Service Digital Network), CSPDN (Circuit Switched Public Data Network) dan PSPDN (Packet Switched Public Data Network).
e.    Home Location Register (HLR)
Home Location Register (HLR) yaitu elemen jaringan yang berisi detil dari setiap subscriber. Sebuah HLR biasanya bisa mengatur ratusan bahkan ribuan subscriber. Pada jaringan GSM, signaling berbasis pada protokol Signaling System Number 7 (SS7). Penggunaan SS7 dilengkapi dengan penggunaan protokol Mobile Application Part (MAP). MAP dipakai untuk pertukaran informasi lokasi dan subscriber antara HLR dan elemen jaringan lainnya seerti MSC.

Untuk setiap subscriber, HLR mengatur pemetaan antara International Mobile Subscriber Identity (IMSI) dan Mobile Station ISDN Number (MSISDN). Untuk alasan keamanan, IMSI jarang ditaransmisikan melalui mediator radio dan hanya dikenali pada jaringan GSM yang ditentukan. IMSI memakai format [ITU-E.212]. Tidak ibarat IMSI, MSISDN mengidentifikasi subscriber di luar jaringan GSM, MSISDN memakai format [ITU-E.164].

Sejarah GSM Global System for Mobile dan Arsitektur Jaringan

0 Response to "Sejarah Gsm (Global System For Mobile) Dan Arsitektur Jaringan"

Post a Comment