Pengertian Partus Prematur - Partus atau persalinan ialah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri), yang sanggup hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir (Rustam, 1998 : 91).
2.1.1 Menurut Cara Persalinan
2.1.1 Menurut Cara Persalinan
- Partus Biasa (normal) disebut juga partus spontan, ialah proses lahirnya bayi pada Letak Belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa derma alat- alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.
- Partus Luar Biasa (abnormal) ialah persalinan pervaginam dengan derma alat-alat atau melalui dinding perut dengan operasi caesarea. (Makalah Partus Prematur)
2.1.2 Menurut Tua (umur) kehamilan
- Abortus (keguguran) ialah terhentinya kehamilan sanggup hidup (viable), berat janin dibawah 1000 gram dan usia kehamilan dibawah 28 minggu.
- Partus Prematurus ialah persalinan dari hasil konsepsi pada kehamilan 28- 36 minggu, janin sanggup hidup tetapi premature, berat janin antara 1000- 2500 gram.
- Partus Maturus atau aterm (cukup bulan) ialah partus pada kehamilan 37- 40 minggu, janin matur, berat tubuh di atas 2500 gram.
- Partus Postmaturus (serotinus) ialah persalinan yang terjadi 2 ahad atau lebih dari waktu partus yang ditaksir, janin disebut postmatur.
- Partus Presipitatus adalah partus yang berlangsung cepat, mungkin di kamar mandi, di atas becak dan sebagainya.
- Partus percobaan ialah suatu evaluasi kemajuan persalinan untuk memperoleh bukti wacana ada atau tidaknya disproporsi sefalopelvik (Rustam, 1998 : 91).
Pengertian Partus Prematur
Partus prematur adalah partus yang terjadi di anak-anak kehamilan 37 ahad dengan asumsi berat janin kurang dari 2500 gram (Manuaba, 1998 : 221).
Partus prematur didefinisikan sebagai partus yang terjadi antara usia kehamilan 20-37 ahad dihitung dari hari pertama haid terakhir (Nur, 2008).
Partus prematur didefinisikan sebagai munculnya acara uterus regular yang menghasilkan pendataran maupun dilatasi sebelum kehamilan 37 ahad selesai (Chapman, Vicky, 2006 : 184).
Faktor Predisposisi Partus Prematur
Faktor predisposisi dari partus prematur meliputi dua faktor, yaitu :
a. Faktor Kehamilan
Faktor predisposisi dari partus prematur meliputi dua faktor, yaitu :
a. Faktor Kehamilan
- Kehamilan hidramnion
- Ketuban pecah dini
- Gemelli
- Pre eklampsia-eklampsia
- Perdarahan ante partum
b. Faktor Individu
1. Keadaan sosial ekonomi rendah
- Kurang gizi
- Anemia
- Paritas
- Usia ibu terlalu muda (kurang dari 20 tahun) atau terlalu bau tanah (diatas 35 tahun)
Pasien dengan paritas lebih dari tiga ada kecenderungan memiliki risiko empat kali lebih besar dibandingkan dengan pasien yang paritasnya kurang dari tiga.
2. Penyakit yang menyertai kehamilan
- Tekanan darah tinggi
- Penyakit kencing manis
- Penyakit jantung atau paru
- Penyakit endokrin
- Terdapat faktor rhesus (Manuaba, 1998 : 222).
Kelahiran prematur disebabkan lantaran beberapa hal yang sanggup menimbulkan kontraksi impulsif dimana kemungkinan telah terjadi produksi prostaglandin. Secara anatomis kutub bawah persambungan selaput janin dengan desidua yang menutupi koralis servikalis tersambung dengan vagina. Meskipun demikian susunan anatomis ini menyediakan kanal bagi penyebaran mikroorganisme ke dalam jaringan intrauteri dan kemudian menginvasi kantomh amnion. Mikroorganisme ini menginduksi pembentukan sitokinin yang memicu produksi prostaglandin dan mendorong terminasi kehamilan lebih dini (Cunningham, 2006 : 307).
Beberapa kepustakaan menyebutkan partus prematur lebih sering terjadi pada perempuan multipara, lantaran adanya jaringan parut uterus jawaban kehamilan dan persalinan sebelumnya (berulang). Jaringan parut ini mengakibatkan tidak adekuatnya persediaan darah ke plasenta sehingga plasenta menjadi lebih tipis dan meliputi uterus lebih luas. Plasenta yang menempel tidak adekuat ini menjadikan isoferitin yang merupakan protein hasil produki sel limfosils T untuk menghambat reaktivitas uterus dan melindungi buah kehamilan diproduksi sediki. Sehingga dengan keadaan demikian risiko untuk mengalami persalinan prematur menjadi lebih besar (Raymond, 2006 : 301)
Di samping itu paritas tinggi dianggap lebih berisiko untuk melahirkan secara prematur lantaran imbas penambahan usia ibu. Dengan meningkatnya usia akan terjadi perubahan-perubahan pada pembuluh darah dan menurunnya fungsi hormon pengatur siklus reproduksi (endometrium). Di samping itu dengan meningkatnya usia akan meningkatkan pula risiko hipertensi baik esensial maupun hipertensi dalam kehamilan yang merupakan faktor predisposisi terjadi partus prematur (Raymond, 2006 : 301).
Wanita yang pernah melahirkan lebih dari 1 kali atau yang termasuk paritas tinggi memiliki risiko lebih tinggi mengalami partus prematur lantaran menurunnya fungsi alat reproduksi dan meningkatkan pula risiko terjadinya perdarahan antepartum yang sanggup mengakibatkan terminasi kehamilan lebih awal (Saifudin, 2008).
Beberapa kepustakaan menyebutkan partus prematur lebih sering terjadi pada perempuan multipara, lantaran adanya jaringan parut uterus jawaban kehamilan dan persalinan sebelumnya (berulang). Jaringan parut ini mengakibatkan tidak adekuatnya persediaan darah ke plasenta sehingga plasenta menjadi lebih tipis dan meliputi uterus lebih luas. Plasenta yang menempel tidak adekuat ini menjadikan isoferitin yang merupakan protein hasil produki sel limfosils T untuk menghambat reaktivitas uterus dan melindungi buah kehamilan diproduksi sediki. Sehingga dengan keadaan demikian risiko untuk mengalami persalinan prematur menjadi lebih besar (Raymond, 2006 : 301)
Di samping itu paritas tinggi dianggap lebih berisiko untuk melahirkan secara prematur lantaran imbas penambahan usia ibu. Dengan meningkatnya usia akan terjadi perubahan-perubahan pada pembuluh darah dan menurunnya fungsi hormon pengatur siklus reproduksi (endometrium). Di samping itu dengan meningkatnya usia akan meningkatkan pula risiko hipertensi baik esensial maupun hipertensi dalam kehamilan yang merupakan faktor predisposisi terjadi partus prematur (Raymond, 2006 : 301).
Wanita yang pernah melahirkan lebih dari 1 kali atau yang termasuk paritas tinggi memiliki risiko lebih tinggi mengalami partus prematur lantaran menurunnya fungsi alat reproduksi dan meningkatkan pula risiko terjadinya perdarahan antepartum yang sanggup mengakibatkan terminasi kehamilan lebih awal (Saifudin, 2008).
Diagnosis Partus Prematurus
Diagnosis pada partus prematur didasarkan pada ada tidaknya kontraksi rahim yang teratur pada kehamilan kurang bulan yang beraitan dengan perubahan serviks jawaban dilatasi atau pembukaan (Hacker, Neville. F, 2001: 298).
Kriteria persalinan prematur antara lain kontraksi yang teratur jarak 7-8 menit atau kurang dan adanya pengeluaran lendir kemerahan atau cairan pervaginam dan diikuti salah satu dari berikut:
Diagnosis pada partus prematur didasarkan pada ada tidaknya kontraksi rahim yang teratur pada kehamilan kurang bulan yang beraitan dengan perubahan serviks jawaban dilatasi atau pembukaan (Hacker, Neville. F, 2001: 298).
Kriteria persalinan prematur antara lain kontraksi yang teratur jarak 7-8 menit atau kurang dan adanya pengeluaran lendir kemerahan atau cairan pervaginam dan diikuti salah satu dari berikut:
- Pada investigasi dalam terdapat pendataran 50-80% atau pembukaan 2 cm atau lebih.
- Hasil pengukuran dengan USG dimana panjang servik kurang dari 2 cm.
Faktor Risiko Partus Prematur
- Kematian janin
- Perdarahan intraventrikuler
- Sindrom gawat pernafasan
- Infeksi
- Hipoglikemia
- Hipotermia
- Retinopati prematuritas (Chapman, Vicky, 2006 : 185).
Komplikasi Partus Prematur
Komplikasi partus prematur yaitu terjadinya perdarahan plasenta dengan pembentukan prostaglandin dan mungkin induksi stress, janin mati, dan kelainan congenital (Saifudin, 2002 : 300) sedangkan berdasarkan Nur Cahyo (2008) komplikasi partus prematur yaitu:
Komplikasi partus prematur yaitu terjadinya perdarahan plasenta dengan pembentukan prostaglandin dan mungkin induksi stress, janin mati, dan kelainan congenital (Saifudin, 2002 : 300) sedangkan berdasarkan Nur Cahyo (2008) komplikasi partus prematur yaitu:
- Sindroma gawat janin
- Ketidakmatangan pada system saraf
- Rentang terjadinya perdarahan otak atau serangan apneu
- Intoleransi pemberian makanan
- Retinopati dan gangguan penglihatan atau kebutaan (fibroplasia retrolental)
- Displasia bronkopulmoner
- Penyakit jantung
- Jaundice
- Infeksi atau septicemia
- Anemia
- Hipoglikemia/ Hiperglikemia
- Perkembangan dan partumbuhan yang terhambat
- Keterbelakangan mental dan motorik
Tanda dan Gejala Bayi Prematur
- Umur kehamilan sama dengan atau < 37 minngu
- Berat tubuh sama dengan atau < 2500 gram
- Panjang tubuh sama dengan atau < 46 cm
- Kuku panjangnya belum melewati ujung jari
- Batas dahi dan rambut kepala belum jelas
- Lingkar kepala sama dengan atau < 33 cm
- Lingkar dada sama dengan atau < 30 cm
- Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang
- Rambut lanugo masih banyak
- Tulang rawan daun indera pendengaran belum tepat pertumbuhannya
- Tumit mengkilap, telapak kaki halus
- Testis belum turun ke dalam skrotum (bayi laki-laki), klitoris menonjol dan labia mayora belum tertutup labia minora (bayi perempuan)
- Tonus otot lemah
- Fungsi saraf belum atau kurang matang
- Vernik kaseosa tidak ada atau sedikit (Asrining, 2003 : 32).
Champan, Vicky. (2003). The Midwife’s Labor and Birth Handbook. H. Y. Kuncara (2006) (Alih Bahasa), Jakarta : EGC
Nursalam. (2003). Konsep Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan . Jakarta : EGC
Nur, C. (2008). Prematuritas. http://www.indonesiaindonesia.com.2008. accessed on Saturday April 26, 2008, 09.00 am.
Cunningham. (2006). Obstetri William. Jakarta : EGC.
Raymond. (2006). Obstetric and Ginecology. Jakarta: Hipocrates
Saifudin. (2002). Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP
Hacker, Neville. F. (1995). Obstetri dan Ginekologi Esensial. Edi Nugroho (2001) (Alih Bahasa). Jakarta: Hipokrates
Asrining, S. (2003). Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta : EGC
Pengertian Partus Prematurus, Artikel, Makalah, Penyebab Partus Prematurus
0 Response to "Pengertian Partus Prematurus, Artikel, Makalah, Penyebab Partus Prematurus"
Post a Comment