Pengertian Minat Belajar - Minat ialah kecenderungan jiwa yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan atau kegiatan (Slameto, 1995). Seseorang yang berminat terhadap suatu kegiatan dan memperhatikan itu secara konsisten dengan rasa senang. Pengertian Minat Belajar Siswa Menurut Para Ahli
Definisi Minat Belajar Siswa Menurut Para Ahli -Menurut Kartono (1995), minat merupakan moment-moment dari kecenderungan jiwa yang terarah secara intensif kepada suatu obyek yang dianggap paling efektif (perasaan, emosional) yang didalamnya terdapat elemen-elemen efektif (emosi) yang kuat. Minat juga berkaitan dengan kepribadian. Makara pada minat terdapat unsur-unsur pengenalan (kognitif), emosi (afektif), dan kemampuan (konatif) untuk mencapai suatu objek, seseorang suatu soal atau suatu situasi yang bersangkutan dengan diri langsung (Buchori, 1985)
Biologi merupakan ilmu yang mempelajari perihal kehidupan. Semua benda yang hidup menjadi obyek dari biologi. Oleh lantaran itu biologi berobyekkan benda-benda yang hidup. Maka cukup banyak ilmu-ilmu yang tergabung di dalamnya. Biologi sebagai salah satu bidang ilmu pengetahuan juga merupakan objek pada aspek minat. Dengan demikian, bidangbiologi sanggup melahirkan reaksi perasaan senag, gembira, dan semangat belajar, begitu pula sebaliknya, tergantung dari kepribadian siswa sendiri apakah menaruh minat yang tinggi terhadap bidang biologi atau tidak (Ahmadi, 1998).
Pengertian Minat Belajar Siswa Menurut Para Ahli - Menurut Hardjana (1994), minat merupakan kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu yang timbul lantaran kebutuhan, yang dirasa atau tidak dirasakan atau keinginan hal tertentu. Minat sanggup diartikan kecenderungan untuk sanggup tertarik atau terdorong untuk memperhatikan seseorang sesuatu barang atau kegiatan dalam bidang-bidang tertentu (Lockmono, 1994).
Minat sanggup menjadi alasannya ialah sesuatu kegiatan dan sebagai hasil dari keikutsertaan dalam suatu kegiatan. Karena itu minat berguru ialah kecenderungan hati untuk berguru untuk mendapatkan informasi, pengetahuan, kecakapan melalui usaha, pengajaran atau pengalaman (Hardjana, 1994).
Menurut Gie (1998), minat berarti sibuk, tertarik, atau terlihat sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan lantaran menyadari pentingnya kegiatan itu. Dengan demikian, minat berguru ialah keterlibatan sepenuhnya seorang siswa dengan segenap kegiatan pikiran secara penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan dan mencapai pemahaman perihal pengetahuan ilmiah yang dituntutnya di sekolah.
Minat besar pengaruhnya terhadap kegiatan belajar. Siswa yang berminat terhadap biologi akan mempelajari biologi dengan sungguh-sungguh seperti rajin belajar, merasa bahagia mengikuti penyajian pelajaran biologi, dan bahkan sanggup menemukan kesulitan–kesulitan dalam berguru menuntaskan soal-soal latihan dan praktikum lantaran adanya daya tarik yang diperoleh dengan mempelajari biologi. Siswa akan gampang menghafal pelajaran yang menarik minatnya. Minat bekerjasama akrab dengan motivasi. Motivasi muncul lantaran adanya kebutuhan, begitu juga minat, sehingga tepatlah bila minat merupakan alat motivasi. Proses berguru akan berjalan lancar bila disertai minat. Oleh lantaran itu, guru perlu membangkitkan minat siswa supaya pelajaran yang diberikan gampang siswa mengerti (Hasnawiyah, 1994).
Kondisi kejiwaan sangat dibutuhkan dalam proses berguru mengajar. Itu berarti bahwa minat sebagai suatu aspek kejiwaan melahirkan daya tarik tersendiri untuk memperhatikan suatu obyek tertentu.
Berdasarkan hasil penelitian psikologi memperlihatkan bahwa kurangnya minat berguru sanggup menyebabkan kurangnya rasa ketertarikan pada suatu bidang tertentu, bahkan sanggup melahirkan perilaku penolakan kepada guru (Slameto, 1995).
Minat merupakan salah satu faktor pokok untuk meraih sukses dalam studi. Penelitian-penelitian di Amerika Serikat mengenai salah satu alasannya ialah utama dari kegagalan studi para pelajar memperlihatkan bahwa penyebabnya ialah kekurangan minat (Gie, 1998).
Menurut Gie (1998), arti penting minat dalam kaitannya dengan pelaksanaan studi adalah
- Minat melahirkan perhatian yang serta merta.
- Minat memudahnya terciptanya konsentrasi.
- Minat mencegah gangguan dari luar
- Minat memperkuat melekatnya materi pelajaran dalam ingatan.
- Minat memperkecil kebosanan berguru belajar dalam diri sendiri.
Minat melahirkan perhatian impulsif yang memungkinkan terciptanya konsentrasi untuk waktu yang usang dengan demikian, minat merupakan landasan bagi konsentrasi. Minat bersifat sangat pribadi, orang lain tidak bisa menumbuhkannya dalam diri siswa, tidak sanggup memelihara dan menyebarkan minat itu, serta mustahil berminat terhadap sesuatu hal sebagai wakil dari masing-masing siswa (Gie, 1995).
Minat dan perhatian dalam berguru mempunyai hubungan yang akrab sekali. Seseorang yang menaruh minat pada mata pelajaran tertentu, biasanya cenderung untuk memperhatikan mata pelajaran tersebut. Sebaliknya, bila seseorang menaruh perhatian secara kontinyu baik secara sadar maupun tidak pada objek tertentu, biasanya sanggup membangkitkan minat pada objek tersebut.
Kalau seorang siswa mempunyai minat pada pelajaran tertentu beliau akan memperhatikannya. Namun sebaliknya kalau siswa tidak berminat, maka perhatian pada mata pelajaran yang sedang diajarkan biasanya beliau malas untuk mengerjakannya. Demikian juga dengan siswa yang tidak menaruh perhatian yang pada mata pelajaran yang diajarkan, maka sukarlah diperlukan siswa tersebut sanggup berguru dengan baik. Hal ini tentu mempengaruhi hasil belajarnya (Kartono, 1995).
Suatu minat sanggup diekspresikan melalui suatu pernyataan yang memperlihatkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, sanggup pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang mempunyai minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memperlihatkan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.
Minat tidak dibawa semenjak lahir melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari semenjak lahir melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi berguru selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat baru. Makara minat terhadap sesuatu merupakan hasil berguru dan menyokong berguru selanjutnya walaupun minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan hal yang hakiki untuk sanggup mempelajari hal tersebut.
Mengembangkan minat terhadap sesuatu intinya ialah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diperlukan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini berarti memperlihatkan pada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa berguru merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting dan bila siswa melihat bahwa dari hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar siswa akan berminat dan bermotivasi untuk mempelajarinya.
Dengan demikian perlu adanya usaha-usaha atau pemikiran yang sanggup memperlihatkan solusi terhadap peningkatan minat berguru siswa, utamanya dengan yang berkaitan dengan bidang studi biologi. Minat sebagai aspek kewajiban bukan aspek bawaan, melainkan kondisi yang terbentuk sesudah dipengaruhi oleh lingkungan. Karena itu minat sifatnya berubah-ubah dan sangat tergantung pada individunya.
Minat belajar sanggup diingatkan melalui latihan konsentrasi. Konsentrasi merupakan kegiatan jiwa untuk memperhatikan suatu objek secara mendalam. Dapat dikatakan bahwa konsentrasi itu muncul kalau seseorang menaruh minat pada suatu objek, demikian pula sebaliknya merupakan kondisi psikologis yang sangat dibutuhkan dalam proses berguru mengajar di sekolah. Kondisi tersebut amat penting sehingga konsentrasi yang baik akan melahirkan perilaku pemusatan perhatian yang tinggi terhadap objek yang sedang dipelajari.
Minat sebagai salah satu aspek psikologis dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang sifatnya dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal). Dilihat dari dalam diri siswa, minat dipengaruhi oleh cita-cita, kepuasan, kebutuhan, talenta dan kebiasaan. Sedangkan bila dilihat dari faktor luarnya minat sifatnya tidak menetap melainkan sanggup berubah sesuai dengan kondisi lingkungan. Faktor luar tersebut sanggup berupa kelengkapan sarana dan prasarana, pergaulan dengan orang bau tanah dan persepsi masyarakat terhadap suatu objek serta latar belakang sosial budaya (Slameto, 1995).
Menurut Slameto (1995), faktor-faktor yang besar lengan berkuasa di atas sanggup diatasi oleh guru di sekolah dengan cara:
- Penyajian materi yang dirancang secara sistematis, lebih mudah dan penyajiannya lebih berserni.
- Memberikan rangsangan kepada siswa supaya menaruh perhatian yang tinggi terhadap bidang studi yang sedang diajarkan.
- Mengembangkan kebiasaan yang teratur
- Meningkatkan kondisi fisik siswa.
- Memepertahankan harapan dan aspirasi siswa.
- Menyediakan sarana oenunjang yang memadai.
Minat belajar membentuk perilaku akademik tertentu yang bersifat sangat langsung pada setiap siswa. Oleh lantaran itu, minat berguru harus ditumbuhkan sendiri oleh masing-masing siswa. Pihak lainnya hanya memperkuat dan menumbuhkan minat atau untuk memelihara minat yang telah dimiliki seseorang (Loekmono, 1994).
Minat berkaitan dengan nilai-nilai tertentu. Oleh lantaran itu, merenungkan nilai-nilai dalam kegiatan berguru sangat mempunyai kegunaan untuk membangkitkan minat. Misalnya berguru supaya lulus ujian, menjadi juara, andal dalam salah satu ilmu, memenuhi rasa ingin tahu mendapatkan gelar atau memperoleh pekerjaan. Dengan demikian minat berguru tidak perlu berangkat dari nilai atau motivasi yang muluk-muluk. Bila minat berguru didapatkan pada gilirannya akan menumbuhkan konsentrasi atau kesungguhan dalam berguru (Sudarmono, 1994)
Loekmono (1994), mengemukakan 5 butir motif yang penting yang sanggup dijadikan alasan untuk mendorong tumbuhnya minat berguru dalam diri seorang siswa yiatu :
- Suatu hasrat untuk memperoleh nilai-nilai yang lebih baik dalam semua mata pelajaran.
- Suatu dorongan batin untuk memuaskan rasa ingin tahu dalam satu atau lain bidang studi.
- Hasrat siswa untuk meningkatkan siswa dalam meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi.
- Hasrat siswa untuk mendapatkan kebanggaan dari orang tua, guru atau teman-teman.
- Gambaran diri dimasa mendatang untuk meraih sukses dalam suatu bidang khusus tertentu.
- Mengarahkan perhatian pada tujuan yang hendak dicapai.
- Mengenai unsur-unsur permainan dalam kegiatan belajar.
- Merencanakan kegiatan berguru dan mengikuti planning itu.
- Pastikan tujuan berguru dikala itu misalnya; menuntaskan PR atau laporan.
- Dapatkan kepuasan sesudah menuntaskan jadwal belajar.
- Bersikaplah positif di dalam menghadapi kegiatan belajar.
- Melatih kebebasan emosi selama belajar.
Daftar Pustaka - Pengertian Minat Belajar Siswa Menurut Para Ahli, Definisi, Artikel
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Cet. II; Jakarta: Rineka Cipta. 1995.
Kartono, K. Bimbingan Belajar di SMU dan Perguruan Tinggi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 1995.
Buchari. Psikologi Pendidikan. Jakarta. Aksara Baru. 1985.
Ahmadi, Abu. Didaktik Metodik. Cet.II; Semarang: CV. Toha Putra. 1998
Hardjana. Kiat Sukses di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Kanisius. 1994.
Loekmono. Belajar Bagaimana Belajar. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1994.
Gie. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Liberti. 1995.
Hasnawiyah. Minat dan Motivasi Siswa terhadap Jurusan Biologi pada Sekolah Menengan Atas di Ujungpandang. Skripsi FPMIPA IKIP Ujungpandang.
Sudarmono. Tuntunan Metodologi Belajar. Jakarta: Grasindo. 1994.
Kartono, K. Bimbingan Belajar di SMU dan Perguruan Tinggi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 1995.
Buchari. Psikologi Pendidikan. Jakarta. Aksara Baru. 1985.
Ahmadi, Abu. Didaktik Metodik. Cet.II; Semarang: CV. Toha Putra. 1998
Hardjana. Kiat Sukses di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Kanisius. 1994.
Loekmono. Belajar Bagaimana Belajar. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1994.
Gie. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Liberti. 1995.
Hasnawiyah. Minat dan Motivasi Siswa terhadap Jurusan Biologi pada Sekolah Menengan Atas di Ujungpandang. Skripsi FPMIPA IKIP Ujungpandang.
Sudarmono. Tuntunan Metodologi Belajar. Jakarta: Grasindo. 1994.
Pengertian Minat Belajar Siswa Menurut Para Ahli, Definisi, Artikel
0 Response to "Pengertian Minat Berguru Siswa Berdasarkan Para Ahli, Definisi, Artikel"
Post a Comment