Pengertian Merek Brand Definisi, Makalah, Fungsi, Global, Menurut Para Ahli - Suatu produk sanggup dibedakan dari produk lainnya dari segi merek (brand). Merek tersebut sanggup digunakan sebagai alat untuk membuat pandangan tertentu dari para pembeli, baik melalui periklanan maupun melalui kegiatan promosi yang lain. Peranan merek tidak hanya sekedar pembeda suatu produk, namun tidak tidak mungkin pada kondisi tertentu akan berwujud aset yang bernilai ekonomis. Menurut Kotler dan Amstrong (1999:245), merek adalah: Pengertian Merek Brand, Definisi, Makalah Fungsi, Global, Menurut Para Ahli Kotler
Brand is name, term, sign, symbol, or design, or a combination of these intended to identify the goods or services of one seller or group of seller and to differentiate them from those of competitors.
Pengertian Merek Brand Menurut Para Ahli - Menurut Keegan et. Al (1996:318), merek adalah:
Brand is a complex bundle of images and experiences in the customer’s mind that communicates a promise about the benefits of a particular product manufactured by a particular company.
Makara sanggup disimpulkan bahwa merek yakni nama, istilah, tanda, simbol atau disain dari produk atau jasa atau kombinasi keseluruhan yang dimaksud untuk mengidentifikasi barang dan jasa dari seseorang atau kelompok penjual dan untuk membedakan dari produk pesaing. Merek juga meninggalkan gambaran dan pengalaman dibenak konsumen mengenai laba dari produk yang diproduksi dari perusahaan.
Menurut Kotler (2005:82), merek merupakan akad penjual untuk secara konsisten memperlihatkan tampilan, manfaat dan jasa tertentu pada pembeli. Merek-merek terbaik memperlihatkan mutu, tetapi merek lebih dari sekedar simbol.
Sementara definisi merek yang dikemukakan oleh American Marketing Association dalam buku The Power of Brand, Freddy Rangkuti (2002:2) adalah: “nama, istilah, simbol atau rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut. Tujuan proteksi merek yakni untuk mengidentifikasi produk atau jasa yang dihasilkan sehingga berbeda dari produk atau jasa yang dihasilkan oleh pesaing.
Merek terbaik akan memperlihatkan jaminan kualitas. Namun proteksi nama atau merek pada suatu produk handaknya tidak hanya merupakan suatu simbol, alasannya merek mempunyai enam tingkat pengertian:
- Atribut Produk : Merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu, menyerupai halnya kualitas, gengsi, nilai jual kembali, desain dan lain-lain. Contohnya, Mercedes menyatakan sesuatu yang mahal, produk yang dibentuk dengan baik, terancang baik, tahan lama, bergengsi tinggi, nilai jual kembali tinggi, cepat dan lain-lain. Perusahaan sanggup memperlihatkan satu atau lebih atribut-atribut ini atau untuk mengiklankan produknya.
- Manfaat : Merek tidak hanya serangkaian atribut. Pelanggan tidak memberi atribut, tetapi mereka membeli manfaat. Atribut diberikan untuk dikembangkan menjadi manfaat fungsional atau emosional.
- Nilai : Merek juga menyatakan sesuatu perihal nilai produsen. Contohnya, Mercedes menyatakan produk yang kinerja tinggi, aman, bergengsi, dan lain-lain. Dengan demikian produsen Mercedes juga menerima nilai tinggi di mata masyarakat. Maka, produsen harus sanggup mengetahui kelompok pembeli kendaraan beroda empat yang mana mencari niai-nilai ini.
- Budaya : Merek juga mewakili budaya tertentu. Contohnya, Mercedes mencerminkan budaya Jerman yang terorganisasi, konsisten, tingkat keseriusan tinggi, efesien, dan berkualitas tinggi.
- Kepribadian : Merek juga mencerminkan kepribadian tertentu. Sering kali produk tertentu mengunakan kepribadian orang yang populer untuk mendongkrak atau menopang merek produkya.
- Pemakai : Merek memperlihatkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk tersebut. Kebayakan pemakai yakni orang-orang yang menghargai nilai budaya dan kepribadian produk tersebut. Misalnya Mercedes pada umumnya diasosikan dengan orang kaya, kalangan manajer puncak, dan sebagainya.
Apabila suatu perusahaan memperlakukan merek hanya sekedar suatu nama, maka perusahaan tersebut tidak melihat tujuan mereka sebenarnya. Dengan enam tingkat pengertian dari merek diatas, perusahaan harus menentukan tingkat mana akan ditetapkan identitas merek. Merupakan satu kesalahan untuk mempromosikan hanya atribut merek. Pertama, konsumen tidak begitu tertarik dengan atribut merek dibandingkan dengan manfaat merek. Kedua, pesaing sanggup dengan gampang menggandakan atribut tersebut. Ketiga, atribut yang kini usang kelamaan akan menurun artinya, sehingga merugikan merek yang terikat pada atribut tersebut.
Definisi Merek merupakan hal yang sangat penting, baik bagi konsumen maupun produsen. Dari sisi konsumen, merek mempermudah pembelian. Bila tidak ada merek, konsumen harus mengevaluasi semua produk yang tidak mempunyai merek setiap kali mereka akan melaksanakan pembelian. Mereka juga membantu menyakinkan konsumen bahwa mereka akan mendapatkan kualitas yang konsisten dikala mereka membeli produk tersebut. Dari sisi produsen, merek sanggup dipromosikan. Merek sanggup dengan gampang diketahui dikala diperhatikan atau ditempatkan dalam suatu display.
Selain itu, merek mempermudah mengidentifikasikan suatu produk, merek juga bisa membuat konsumen yakin akan memperoleh kualitas yang sama jikalau mereka membeli ulang. Maksudnya merek sanggup membantu konsumen semoga tidak keliru dalam menentukan produk yang diinginkan para konsumen, yakni terhadap mutu dan harga. Merek mengurangi perbedaan harga, alasannya konsumen akan gampang membandingkan harga dari suatu produk dengan merek yang berbeda dan karenanya bagi produsen sanggup menambah prestasi. Karena merek yakni salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam memandingkan produk-produk sejenis.
Kotler (2005:90) beropini bahwa merek mempunyai peranan dilihat dari sudut pandang produsen, dimana merek mempunyai peranan serta kegunaan sebagai berikut:
- Merek memudahkan penjual untuk memproses pesanan dan menelusuri bila terjadi kesalahan. Di samping itu juga lebih gampang bagi produsen untul menemukan kalau ada keluhan dari konsumen.
- Merek memperlihatkan kesempatan pada penjual untuk menarik pelanggan yang setia dan menguntungkan. Kesetiaan merek memperlihatkan proteksi terhadap produsen dari pesaing serta pengendalian yang lebih besar dalam perencanan kegiatan pemasarannya.
- Merek dan tanda dagang produsen memperlihatkan proteksi aturan atas tampilan produk yang unik, yang tanpa itu akan sanggup ditiru oleh pesaing.
- Merek membantu penjual melaksanakan segmentasi pasar.
- Merek yang baik membantu gambaran perusahaan. Dengan membawa nama perusahaan, merek membantu mengiklankan mutu dan ukuran perusahaan.
Brand Association
Menurut Darmadi, dkk (2001:4) merk association adalah:
Mencerminkan pencitraan suatu merek terhadap suatu kesan tertentu dalam kaitannya dengan kebiasaan, gaya hidup, manfaat, atribut produk, geografis, harga, pesaing, dan lain-lain.
Pengertian asosiasi merek yang dikemukakan oleh Aaker (1996:106) dalam buku The Power of Brand, Freddy Rangkuti (2002:43) yakni “segala hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai merek”. Asosiasi akan menjadi faktor yang penting, jikalau merek yang produsen miliki menyerupai dalam hal atribut dengan merek lainnya atau jikalau perusahaan merupakan hal penting untuk dilihat. Suatu merek akan lebih berpengaruh apabila dilandasi pada banyak pengalaman untuk mengkomunikasikannya. Berbagai asosiasi yang diingat konsumen sanggup dirangkai sehingga membentuk gambaran perihal merek atau merk image didalam benak konsumen. Secara sederhana, pengertian merk image yakni sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dibenak konsumen. Konsumen yang terbiasa memakai merek tertentu cenderung mempunyai konsistensi terhadap merk image atau hal ini disebut juga dengan kepribadian merek (brand personality).
Pengertian asosiasi merek yang dikemukakan oleh Aaker (1996:106) dalam buku The Power of Brand, Freddy Rangkuti (2002:43) yakni “segala hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai merek”. Asosiasi akan menjadi faktor yang penting, jikalau merek yang produsen miliki menyerupai dalam hal atribut dengan merek lainnya atau jikalau perusahaan merupakan hal penting untuk dilihat. Suatu merek akan lebih berpengaruh apabila dilandasi pada banyak pengalaman untuk mengkomunikasikannya. Berbagai asosiasi yang diingat konsumen sanggup dirangkai sehingga membentuk gambaran perihal merek atau merk image didalam benak konsumen. Secara sederhana, pengertian merk image yakni sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dibenak konsumen. Konsumen yang terbiasa memakai merek tertentu cenderung mempunyai konsistensi terhadap merk image atau hal ini disebut juga dengan kepribadian merek (brand personality).
Berikut ini yakni beberapa teladan di mana tercipta merk association :
- “Merek ini dibentuk oleh perusahaan yang saya percaya.” Sebagai gambaran, jikalau orang mendengar perihal sebuah merek, contohnya Sabun Kecantikan Lux, maka mereka akan pribadi mengasosiasikannya dengan Unilever atau dikala mereka mendengar So Klin, mereka akan ingat perihal Wings. Syarat semoga produsen sanggup diingat yakni produsen tersebut harus sering diiklankan dan harus membuat konsumen percaya akan produk yang dibuatnya.
- “Saya kagum pada Perusahaan merek X.” Di sini konsumen menyebutkan asosiasinya sebagai akhir dari kekagumannya pada merek tersebut atau kegiatan dari merek tersebut.
- “Saya akan besar hati menjalin bisnis dengan perusahan merek X,” atau Saya besar hati memakai perusahaan merek X.” Misalnya konsumen bangga, jikalau mengunakan produk Mercedes Benz atau BMW.
Citra merek merupakan persepsi pelanggan terhadap sebuah merek yang mencerminkan pada serangkaian asosiasi yang dikaitkan oleh pelanggan bersangkutan dengan nama merek tertentu dalam memorinya. Dalam artikelnya yang dipublikasikan di journal of consumer marketing yang dikemukakan oleh del Rio, Vazquez, dan Iglesias (2001) menganalisis asosiasi merek berdasarkan fungsi dan manfaat yang diasosiasikan konsumen dengan merek tertentu. Ketiga pakar pemasaran ini mengukur fungsi dan manfaat merek asosiasi (brand association) melalui enam dimensi utama dalam buku Marketing Scales, Tjiptono, dkk (2004:239-242), yaitu:
1. Jaminan
Janji yang merupakan kewajiban produsen atas produknya kepada konsumen, dimana para konsumen akan diberikan ganti rugi bila ternyata produk tidak bisa berfungsi sebagaimana yang diharapkan.
1. Jaminan
Janji yang merupakan kewajiban produsen atas produknya kepada konsumen, dimana para konsumen akan diberikan ganti rugi bila ternyata produk tidak bisa berfungsi sebagaimana yang diharapkan.
2 Identifikasi Pribadi
Merupakan semua pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen dan semua kesimpulan yang dibentuk konsumen perihal objek, atribut dan manfaat dari produk tersebut.
Merupakan semua pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen dan semua kesimpulan yang dibentuk konsumen perihal objek, atribut dan manfaat dari produk tersebut.
3. Identifikasi Sosial
Tingkah laris konsumen yang dipengaruhi alasannya faktor-faktor menyerupai keluarga, kelompok kecil, serta tugas dan status sosial konsumen.
Tingkah laris konsumen yang dipengaruhi alasannya faktor-faktor menyerupai keluarga, kelompok kecil, serta tugas dan status sosial konsumen.
4. Status
Setiap produk yang membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat, maka sering kali konsumen menentukan produk yang memperlihatkan statusnya dalam masyarakat.
Setiap produk yang membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat, maka sering kali konsumen menentukan produk yang memperlihatkan statusnya dalam masyarakat.
5. Kesediaan Menerima Perluasan Merek
Masyarakat mendapatkan produk gres yang ditawarkan oleh perusahaan dengan memakai merek usang yang terdapat pada merek induknya.
Masyarakat mendapatkan produk gres yang ditawarkan oleh perusahaan dengan memakai merek usang yang terdapat pada merek induknya.
6. Kesediaan untuk Merekomendasikan Merek
Masyarakat bersedia memperlihatkan merek produk, yang dikonsumsinya ke orang lain.
Brand association tidak relevan untuk semua merek, dan pengukuran yang tidak relevan sanggup menyebabkan interprestasi yang salah. Pengukuran merk association juga kurang peka alasannya mengubah gambaran perusahaan yakni sulit.
Masyarakat bersedia memperlihatkan merek produk, yang dikonsumsinya ke orang lain.
Brand association tidak relevan untuk semua merek, dan pengukuran yang tidak relevan sanggup menyebabkan interprestasi yang salah. Pengukuran merk association juga kurang peka alasannya mengubah gambaran perusahaan yakni sulit.
Unsur-unsur merk association adalah:
1. Orientasi pada Masyarakat/Komunitas (Society/Community Orientation)
Organisasi yang baik sanggup dibuktikan melalui banyak hal menyerupai peka terhadap lingkungan, mensposori kegiatan amal, memperlakukan pekerja/karyawan dengan layak. Brand Association sangat diharapkan dalam membuatkan asosiasi yang berorientasi pada komunitas/masyarakat, tentu saja mempertinggi loyalitas konsumen. Walaupun sangat sulit untuk menyatakan besarnya loyalitas itu. Progam peduli lingkungan yakni cara lain untuk menjadi perusahaan yang baik, menyerupai pengguna kemasan atau komposisi yang sanggup didaur ulang sehingga ramah lingkungan, kesan bahwa perusahaan peduli terhadap lingkungan akan lebih sulit untuk ditiru, hal itu lebih sanggup dilihat dan dipercaya.
Organisasi yang baik sanggup dibuktikan melalui banyak hal menyerupai peka terhadap lingkungan, mensposori kegiatan amal, memperlakukan pekerja/karyawan dengan layak. Brand Association sangat diharapkan dalam membuatkan asosiasi yang berorientasi pada komunitas/masyarakat, tentu saja mempertinggi loyalitas konsumen. Walaupun sangat sulit untuk menyatakan besarnya loyalitas itu. Progam peduli lingkungan yakni cara lain untuk menjadi perusahaan yang baik, menyerupai pengguna kemasan atau komposisi yang sanggup didaur ulang sehingga ramah lingkungan, kesan bahwa perusahaan peduli terhadap lingkungan akan lebih sulit untuk ditiru, hal itu lebih sanggup dilihat dan dipercaya.
2. Persepsi Kualitas (Perceived Quality)
Persepsi kualitas hampir selalu manjadi pertimbangan pada setiap pilihan konsumen. Kualitas sanggup dikomunikasikan secara pribadi dengan demonstrasi atau argumen bahwa sebuah atribut produk lebih unggul dibandingkan yang dimiliki pesaing. Banyak perusahaan berkomitmen pada kualitas atau ingin menjadi “yang terbaik”. Brand Association menjadi sarana yang baik umtuk mengkomunikasikan kualitas yang sanggup mengemban amanah an selanjutnya membantu membuatkan loyalitas.
Persepsi kualitas hampir selalu manjadi pertimbangan pada setiap pilihan konsumen. Kualitas sanggup dikomunikasikan secara pribadi dengan demonstrasi atau argumen bahwa sebuah atribut produk lebih unggul dibandingkan yang dimiliki pesaing. Banyak perusahaan berkomitmen pada kualitas atau ingin menjadi “yang terbaik”. Brand Association menjadi sarana yang baik umtuk mengkomunikasikan kualitas yang sanggup mengemban amanah an selanjutnya membantu membuatkan loyalitas.
3. Inovasi
Inovasi boleh jadi yakni asosiasi merek kunci bagi perusahaan Jepang. Inovasi juga merupakan hal penting bagi perusahaan barat, terutama persaingan di dalam kelas produk dimana teknologi dan penemuan menjadi penting bagi konsumen, menyerupai Oral B dikategorikan sikat gigi atau Intel dikategorikan sebagai mikroprosesor. Inovasi juga sanggup menjadi saran untuk membuat merek produk tampil lebih modern dan up to date.
Inovasi boleh jadi yakni asosiasi merek kunci bagi perusahaan Jepang. Inovasi juga merupakan hal penting bagi perusahaan barat, terutama persaingan di dalam kelas produk dimana teknologi dan penemuan menjadi penting bagi konsumen, menyerupai Oral B dikategorikan sikat gigi atau Intel dikategorikan sebagai mikroprosesor. Inovasi juga sanggup menjadi saran untuk membuat merek produk tampil lebih modern dan up to date.
4. Perhatian pada Pelanggan (Concern for customers)
Banyak perusahaan selalu menempatkan konsumen pada daerah pertama sebagai nilai inti. Beberapa merek perusahaan melihat konsep “persahabatan” sebagai elemen identitas merek perusahaan. Hal ini mengimplikasikan bahwa merek tersebut akan memperlihatkan yang diinginkan oleh konsumen, menyerupai kejujuran, perhatian, sanggup dipercaya, dan rasa hormat.
Banyak perusahaan selalu menempatkan konsumen pada daerah pertama sebagai nilai inti. Beberapa merek perusahaan melihat konsep “persahabatan” sebagai elemen identitas merek perusahaan. Hal ini mengimplikasikan bahwa merek tersebut akan memperlihatkan yang diinginkan oleh konsumen, menyerupai kejujuran, perhatian, sanggup dipercaya, dan rasa hormat.
5. Keberadaan dan Keberhasilan
Berbisnis dengan perusahaan yang mempunyai sumber daya yang mendukung produk dan sejarah panjang dalam berbisnis sanggup memperlihatkan rasa aman. Sukses, yang diindikasikan dengan penjualan dan atau pertumbuhan penjualan, juga membuat rasa percaya diri bagi konsumen yang telah menentukan merek tersebut.
Berbisnis dengan perusahaan yang mempunyai sumber daya yang mendukung produk dan sejarah panjang dalam berbisnis sanggup memperlihatkan rasa aman. Sukses, yang diindikasikan dengan penjualan dan atau pertumbuhan penjualan, juga membuat rasa percaya diri bagi konsumen yang telah menentukan merek tersebut.
6. Lokal vs Global
a. Menjadi Lokal
Satu pilihan seni administrasi diferensiasi yakni membuat satu merek dipersepsikan sebagai merek lokal dari perusahaan lokal. Menjadi lokal terutama efektif bila kegiatan pemasaran pesaing global tidak peka atau tidak sejalan (atau bahkan bertentangan) dengan selera lokal. Usaha yang serius untuk berlaku lokal juga sanggup menghasilkan pengertian yang lebih baik mengenai kebutuhan dan kebiasan lokal.
b. Menjadi global
Pilihan identitas lain yakni menjadi global. Sebuah merek global memperlihatkan sinyal umur panjang, sumber daya untuk investasi merek, dan komitmen terhadap masa depan merek. Sebuah perusahaan global akan dianggap lebih maju secara teknologi, yaitu bisa berinvestasi di R&D dan mendatangkan kemajuan di negara di mana merek berkompetisi. Sebuah merek global juga mempunyai prestise alasannya ia bisa berkompetisi secara sukses dalam pasar yang berbeda.
Pilihan identitas lain yakni menjadi global. Sebuah merek global memperlihatkan sinyal umur panjang, sumber daya untuk investasi merek, dan komitmen terhadap masa depan merek. Sebuah perusahaan global akan dianggap lebih maju secara teknologi, yaitu bisa berinvestasi di R&D dan mendatangkan kemajuan di negara di mana merek berkompetisi. Sebuah merek global juga mempunyai prestise alasannya ia bisa berkompetisi secara sukses dalam pasar yang berbeda.
Selanjutnya apabila para konsumen beranggapan bahwa merek tertentu secara fisik berbeda dari merek pesaing, gambaran merek tersebut akan menempel secara terus menerus sehingga sanggup membentuk kesetian terhadap merek tertentu, yang disebut dengan loyalitas merek (brand loyalty).
Asosiasi merek sanggup membuat suatu nilai bagi perusahaan dan pelanggan, alasannya beliau sanggup membantu proses penyusunan gosip untuk membedakan merek yang satu dari lain.
Terdapat lima laba asosiasi merek, yaitu:
Terdapat lima laba asosiasi merek, yaitu:
- Dapat membantu penyusunan informasi. Asosiasi-asosiasi yang terdapat pada suatu merek, sanggup membantu mengikhtisarkan sekumpulan fakta dan spesifikasi yang sanggup dengan gampang dikenal oleh pelanggan.
- Perbedaan merupakan suatu asosiasi sanggup memperlihatkan landasan yang sangat penting bagi perjuangan pembedaan. Asosiasi-asosiasi merek sanggup memainkan tugas yang sangat penting dalam maembedakan satu merek dari merek yang lain.
- Alasan untuk membeli, pada umumnya asosiasi merek sangat membantu para konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli produk tersebut atau tidak .
- Penciptaan perilaku atau perasaan positif, asosiasi merek sanggup merangsang perasaan positif yang pada gilirannya akan berdampak positif terhadap produk yang bersangkutan.
- Landasan untuk perluasan, asosiasi merek sanggup menghasilkan landasan bagi suatu ekspansi merek, yaitu dengan membuat rasa kesesuaian antara suatu merek dan sebuah produk baru.
Daftar Pustaka - Pengertian Merek Brand, Definisi, Makalah, Fungsi, Global, Menurut Para Ahli
Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2001. Principles of Marketing. Edisi Kesembilan. New Jersey: PT Prenhallindo
Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran. Jilid Pertama. Edisi Milenium. Alih Bahasa: Hendra Teguh, S.E., AK dan Ronny A. Rusli, S.E., AK. Jakarta: PT Prenhallindo
Tjiptono, Fandy, Yanto Chandra dan Anastasia Diana. 2004. Marketing Scale. Yogyakarta: ANDI
Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran. Jilid Pertama. Edisi Milenium. Alih Bahasa: Hendra Teguh, S.E., AK dan Ronny A. Rusli, S.E., AK. Jakarta: PT Prenhallindo
Tjiptono, Fandy, Yanto Chandra dan Anastasia Diana. 2004. Marketing Scale. Yogyakarta: ANDI
0 Response to "Pengertian Merek Merk Definisi Makalah Fungsi Global Berdasarkan Para Hebat Kotler"
Post a Comment