Pengertian Akuntansi Lingkungan Artikel Konsep Dan Akuntansi Biaya Lingkungan

Pengertian Akuntansi Lingkungan  Artikel Konsep dan Akuntansi Biaya Lingkungan - Akuntansi pada mulanya diartikan hanya sekedar sebagai mekanisme pemrosesan data keuangan. Pengertian ini sanggup ditemukan dalam Accounting Terminology Bulletin yang diterbitkan oleh AICPA (American Institute of Certified Public Accounting). Dalam Accounting Terminology Bulettin no.1 dinyatakan sebagai berikut:

Accounting is the art of recording, classifying and summarizing in a significant manner and in the term of money, transaction and event which  are and part, at least of finantial character and interpreting the result there of.
(AICPA, 1998)
 

Artikel Akuntansi Lingkungan - Dari definisi diatas sanggup ditarik kesimpulan bahwa akuntansi yaitu sebuah seni untuk merekam, mengkalsifikasikan, dan menjumlahkan nilai dari sebuah transakasi yang dilakukan oleh perusahaan sebagai bab dari pertanggungjawaban keuangan yang kemudian disajikan dalam bentuk yang sistematis.

Pada perkembangannya, akuntansi tidak hanya sebatas proses pertanggung tanggapan keuangan namun juga mulai merambah ke wikayah pertanggung tanggapan sosial lingkungan sebagai ilmu akuntansi yang relatif baru. Akuntansi lingkungan memperlihatkan biaya riil atas input dan proses bisnis serta memastikan adanya efisiensi biaya, selain itu juga sanggup dipakai untuk mengukur biaya kualitas dan jasa. Tujuan utamanya yaitu dipatuhinya perundangan perlimdungan lingkungan untuk menemukan efisiensi yang mengurangi dampak dan  biaya lingkungan. (Helvegia ,2001).

Akuntansi lingkungan ini merupakan bidang ilmu akuntansi yang berfungsi dan mengidentifikasikan, mengukur, menilai, dan melaporkan akuntansi biaya lingkungan. Menurut Mathew dan Parrerra (1996), akuntansi lingkungan ini dipakai untuk memperlihatkan citra bentuk komprehensif akuntansi yang memasukkan extrenalities kedalam rekening perusahaan menyerupai informasi tenaga kerja, produk, dan pencemaran lingkungan. Dalam hal ini, pencemaran dan limbah produksi merupakan salah satu teladan dampak negatif dari operasional perusahaan yang memerlukan sistem akuntansi lingkungan sebagai kontrol terhadap tanggung jawab perusahaan alasannya yaitu pengelolaan limbah yang dilakukan oleh perusahaan memerlukan pengidentifikasian, pengukuran, penyajian, pengungkapan, dan pelaporan biaya pengelolaan limbah dari hasil acara operasional perusahaan.

Model proses produksi yang berpotensi dalam menghasilkan limbah sanggup digambarkan sebagai berikut:

 Akuntansi pada mulanya diartikan hanya sekedar sebagai mekanisme pemrosesan data keuangan Pengertian Akuntansi Lingkungan  Artikel Konsep dan Akuntansi Biaya Lingkungan

Gambar 1. Proses produksi suatu acara operasional perjuangan di lingkungan Rumah Sakit.
(Sumber: Makalah Seminar PPLH Lingkungan UGM Yogyakarta)


Dalam denah diatas tampak bahwa proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan, mempunyai emisi yang bermacam macam sifat dan bentuknya. Emisi yang mempunyai keragaman sifat dan bentuk ini memerlukan pengelolaan yang tertentu dengan menyesuaikan kebutuhannya dalam penentuan pembiayaannya.
Metode pengalokasian biaya untuk pengelolaan lingkungan ini pada umumnya dialokasikan sebagai biaya tambahan, yaitu biaya selama satu tahun periode akuntansi untuk mengelola aneka macam kemungkinan dari dampak pencemaran lingkungan dan dampak negatif sisa oprasional perjuangan dimasukkan dalam pos biaya umum.(Kohln.2003) Secara praktis, pengalokasian tersebut tidak bermasalah pada penanggulangan dampak negatif tersebut, namun secara akuntansi pengalokasian biaya yang tidak dilakukan secara sistematis dengan metode klarifikasi alokasi biaya tersebut sanggup mengurangi akuntabilitas perusahaan yang bersangkutan. Pertanggungjawaban penggunaan biaya lingkungan yang dimasukkan dalam pos yang tidak secara detail sanggup mengungkap pengidentifikasian, pengklasifikasian, pengukuran, penilaian, dan pelaporan penggunaan biaya tersebut menjadi bias. (Hadisatmoko.2000)


Tahap Tahap Perlakuan Alokasi Biaya Lingkungan   
   
Sebelum mengalokasikan pembiayaan untuk pengelolaan dampak lingkungan menyerupai pengelolaan limbah, pencemaran lingkungan, dan efek sosial masyarakat lainnya, perusahaan perlu merencanakan tahap pencatatan pembiayaan tersebut. Tahap tahap ini dilakukan dalam rangka biar pengalokasian anggaran yang telah dipersiapkan untuk satu tahun periode akuntansi tersebut sanggup diterapkan secara sempurna dan efisien. Menurut Munn (1999) dalam bukunya yang berjudul “A System View of Accounting for Waste” mengungkapkan bahwa pencatatan pembiayaan untuk mengelola sampah-sampah yang dikeluarkan dari hasil sisa produksi suatu perjuangan dialokasikan dalam tahap tahap tertentu yang masing masing tahap memerlukan biaya yang sanggup dipertanggungjawabkan, dan tahap tahap pencatatan itu sanggup dilakukan sebelum peridoe akuntansi berjalan sesuai dengan proses produksi yang dilakukan perusahaan tersebut. (Munn,1999)
   
Richard Kingstone (2003) dalam situs informasi di Amerika Serikat menyatakan bahwa pencatatan untuk mengelola segala macam yang berkaitan dengan limbah sebuah perusahaan didahului dengan perencanaan yang akan dikelompokkan dalam pos pos tertentu sehingga sanggup diketahui kebutuhan riil setiap tahunnya. Pengelompokkan dalam tahap analisis lingkungan sebagaimana yang ditentukan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) tersebut antara lain sebagai berikut (Murni, 2001):
1.    Identifikasi
Pertama kali perusahaan hendak memilih biaya untuk pengelolaan biaya penanggulangan eksternality yang mungkin terjadi dalam acara operasional usahanya yaitu dengan mengidentifikasi dampak dampak negatif tersebut.
Sebagai teladan contohnya sebuah Rumah Sakit yang diperkirakan akan menghasilkan limbah berbahaya sehingga memerlukan penanganan khusus untuk hal tersebut mengidentifikasi limbah yang mungkin ditimbulkan antara lain: limbah padat, cair, maupun radioaktif yang berasal dari acara instalasi rumah sakit atau  acara karyawan maupun pasien (Sudigyo, 2002). Macam macam kemungkinan dampak ini diidentifikasi sesuai dengan bobot dampak negatif yang mungkin timbul. 

2.    Pengakuan
Elemen-elemen tersebut yang telah diidentifikasikan selanjutnya diakui sebagai rekening dan disebut sebagai biaya pada ketika mendapatkan manfaat dari sejumlah nilai yang telah dikeluarkan untuk pembiayaan lingkungan tersebut. Pengakuan biaya-biaya dalam rekening ini dilakukan pada ketika mendapatkan manfaat dari sejumlah nilai yang telah dikeluarkan alasannya yaitu pada ketika sebelum nilai atau jumlah itu dialokasikan tidak sanggup disebut sebagai biaya sehingga ratifikasi sebagai biaya dilakukan pada ketika sejumlah nilai dibayarkan untuk pembiayaan pengelolaan lingkungan. (PSAK,2002)

3.    Pengukuran
Perusahaan pada umumnya mengukur jumlah dan nilai atas biaya biaya yang dikeluarkan untuk pengelolaan lingkungan tersebut dalam satuan moneter yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengukuran nilai dan jumlah biaya yang akan dikeluarkan ini sanggup dilakukan dengan mengacu pada realisasi biaya yang telah dikeluarkan pada periode sebelumnya, sehingga akan diperoleh jumlah dan nilai yang sempurna sesuai kebutuhan riil setiap periode. Dalam hal ini, pengukuran yang dilakukan untuk memilih kebutuhan pengalokasian pembiayaan tersebut sesuai dengan kondisi perusahaan yang bersangkutan alasannya yaitu masing masing perusahaan mempunyai standar pengukuran jumlah dan nilai yang berbeda-beda. 

4.    Penyajian
Biaya yang timbul dalam pengelolaan lingkungan ini disajikan bersama sama dengan biaya-biaya unit lain yang sejenis dalam sub-sub biaya manajemen dan umum. Penyajian biaya lingkungan ini didalam laporan keuangan sanggup dilakukan dengan nama rekening yang berbeda-beda alasannya yaitu tidak ada ketentuan yang baku untuk nama rekening yang memuat alokasi pembiayaan lingkungan perusahaan tersebut.

5.    Pengungkapan
Pada umumnya, akuntan akan mencatat biaya biaya aksesori ini dalam akuntansi konvensional sebagai biaya overhead yang berarti belum dilakukan spesialisasi rekening untuk pos biaya lingkungan. Akuntansi lingkungan menuntut adanya alokasi pos khusus dalam pencatatan rekening pada laporan keuangan yang dibentuk oleh perusahaan- sehingga dalam pelaporan akuntansi keuangan akan muncul bahwa pertanggung tanggapan sosial yang dilakukan oleh perusahaan tidak sebatas pada retorika namun telah sesuai mudah didalam pengelolaan sisa hasil operasional perusahaan. Hal ini diungkapkan oleh Jain. R.K.(1998) dalam bukunya berjudul Environmental Impact Assesment disebutkan bahwa sistem pencatatan akuntansi yang memerlukan penanganan khusus dalam hal ini yaitu sistem akuntansi lingkungan yang memerlukan kamar tersendiri dalam neraca keseimbangan setiap tahunnya.

Biaya yang dicatat dalam jurnal penjelas sanggup diartikan bahwa biaya yang sebelumnya dicatat dalam pos pos adonan menyerupai biaya umum atau biaya overhead perlu untuk dibuatkan pos khusus yang memuat daftar alokasi biaya khusus untuk pengelolaan eksternality sebagai sisa hasil operasional usaha.(Munn,1999) Kemungkinan untuk memuat seluruh biaya yang telah dikeluarkan dalam pos khusus menjadi sebuah neraca khusus tetap ada, namun meski demikian minimal dalam sebuah laporan keuangan adanya rekening khusus yang sanggup menjelaskan alokasi biaya lingkungan tersebut menjadi satu kesatuan pos rekening laporan keuangan yang utuh dan secara rinci pengeluaran biaya tersebut semenjak awal perencanaan proses akuntansi lingkungan hingga pada ketika penyajian pemakaian biaya tersebut. (Purnomo,2000)

Peranan Akuntan dalam Masalah Lingkungan

Secara tidak langsung, akuntan dan akuntansi lingkungan sanggup berperan dalam membantu duduk kasus penanganan lingkungan. Gray (1993) mengemukakan peranan akuntan dalam membantu manajemen mengatasi duduk kasus lingkungan melalui 5 (lima) tahap, yaitu:
  1. Sistem akuntansi yang ada ketika ini sanggup dimodifikasi untuk mengidentifikasi duduk kasus lingkungan dalam hubungannya dengan duduk kasus pengeluaran menyerupai biaya kemasan, biaya hukum, biaya sanitasi, dan biaya lain lain yang berkenaan dengan efek lingkungan.
  2. Hal-hal yang negatif dari sistem akuntansi ketika ini perlu diidentifikasikan, menyerupai duduk kasus evaluasi investasi yang belum mempertimbangkan duduk kasus lingkungan.
  3. Sistem akuntansi perlu memandang jauh kedepan dan lebih peka terhadap munculnya isu isu lingkungan yang selalu berkembang.
  4. Pelaporan keuanganuntuk pihak eksternal dalam proses berubah, menyerupai contohnya berubah ukuran kerja perusahaan di masyarakat.
  5. Akuntansi yang gres dari sistem informasi memerlukan pengembangan menyerupai fatwa perihal kemungkinan adanya ”eco balance sheet”.


Model Perhitungan dan Penilaian Alokasi Biaya Lingkungan
Dalam beberapa masalah pengelolaan biaya lingkungan ini tidaklah selalu sama dalam setiap perusahaan, hal ini dikarenakan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan belum diatur secara baku mengenai bagaimana proses perlakuan biaya yang telah dikeluarkan untuk pengelolaan efek negatif dari sisa hasil operasional perusahaan.

Dalam artikel the Greening Accountiung, yang ditampilkan dalam situs gulico.com, Anne menuliskan pandangannya bahwa pengalokasian pembiayaan untuk biaya pengelolaan lingkungan dialokasikan pada awal periode akuntansi untuk dipakai selama satu perode akuntansi tersebut.  Misalnya  kalau sebuah perusahaan mempunyai emisi limbah yang memerlukan pengelolaan dan pembiayaan yang material, pada ketika dilakukan penganalisaan dan estimasi biaya maka jumlah seluruh nilai biaya yang akan dikeluarkan dalam satu tahun periode akuntansi tersebut dimasukkan dalam rekening biaya lingkungan dibayar dimuka pada biaya lingkungan .

Jurnal (1) :
1 Januari 20xx
Biaya lingkungan dibayar dimuka        XXX
    Kas                                                    XXX
        


Nilai  biaya yang dibayarkan dimuka selama satu tahun tersebut akan dikredit setiap bulan untuk pengalokasian secara kontinyu yang dipergunakan untuk pembiayaan masing unit unit rekening biaya lingkungan tersebut.(Jain.,R.K 1998) Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Whaley (2003) dalam jurnal penelitiannya bahwa nilai atau jumlah biaya yang dipersiapkan pada periode tertentu akan berkurang sesuai dengan kebutuhan kebutuhan setiap unit biaya yang memerlukannya. 

Dengan demikian, pembiayaan yang dilakukan oleh perusahaan setiap bulan untuk mengelola limbah perusahaan tersebut dengan cara mengurangi alokasi biaya yang telah dicadangkan sebelumnya melalui pembiayaan dibayar dimuka. Nilai dan jumlah biaya yang dialokasikan setiap bulan dalam satu periode yaitu sesuai dengan estimasi biaya yang sebelumnya. Sebagai contoh, dalam bulan Januari, perusahaan mengalokasikan biaya pengelolaan lingkungan untuk Instalasi Pengolahan Limbah, biaya pegawai, dan biaya penelitian. Dalam jurnal akuntansi sanggup digambarkan sebagai berikut:

Jurnal (2) :
1 Januari 20xx
Biaya IPAL                       XXX
Biaya Pegawai                 XXX
Biaya Penelitian              XXX
    Biaya lingkungan dibayar dimuka         XXX
   
Dengan jurnal diatas maka, biaya dibayar dimuka berkurang setiap bulannya sesuai dengan alokasi biaya yang telah diestimasi pada ketika awal periode.

Model sistem pembagian digambarkan sebagai berikut:

Rata-rata pengeluaran biaya lingkungan perbulan……………………….. (b1)
Jumlah bulan    …………………………………………………………...  (b2)
Biaya alokasi selama satu tahun periode …………………………………  (B)

Maka persamaan matematis sanggup digambarkan sebagai berikut:
B = b1 x b2


Helvegia,Thomas. , Socio Accounting for Environmental , First Edition. , Grammarica press. , Journey. , Nixxon Offset. ,UK. ,2001

Hadisatmoko, 1998, Bisnis dan Lingkungan, ditinjau dari sisi akuntansi, Artikel  Majalah Media Akuntansi, Edisi V, IAI, Jakarta, 1998

Munn, A System View of Accounting for Waste, First Edition, Nixxon and Schinitteiet Universiteit Press, Bonn , 1999.

Kingston, Richard, Rubbish and System Management for International Factory, www. Encharta-ixp.gov.us/newsletter/index.php on-line tanggal 2 November 2003 pukul 22.30 GMT.

Murni, Sri, Akuntansi Sosial: Suatu Tinjauan Mengenai Pengakuan, Pengukuran, dan Pelaporan Eksternalities dalam Laporan Keuangan, Jurnal Penelitian, Jurnal Akuntansi & Investasi, Jurusan Akuntansi FE UMY, Yogyakarta, 2001

Sudigyo, Tambah, Studi Kasus Pengolahan Limbah Cair di RS Kanker Dharmais Depkes RI Jakarta, (tidak dipublikasikan, kiprah matakuliah Sanitasi lingkungan FT UGM) 2002

Jain,R.K, Environmental Impact Assesment, Principle and Procedure, Scope Report,Van Nostrad Reihold Environmental. 1998

Purwono, Bambang, Proses Pemanfaatan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dalam proyek Pembangunan, Badan Pengendalian Dampak Lingkungan ,BAPEDALDA DIY, Yogyakarta, 2002

Gray, Edmund R., dan Larry, Management: The competitive Edge, New York: Maxwell Mecmillan Publishing, 1990

Whaley, S., Recording and Displaying a cost for environmental system.,Int.,. J.Multiphase.,Florida.,USA.,2003

Pengertian Akuntansi Lingkungan  Artikel Konsep dan Akuntansi Biaya Lingkungan

0 Response to "Pengertian Akuntansi Lingkungan Artikel Konsep Dan Akuntansi Biaya Lingkungan"

Post a Comment