Metode Pengumpulan Data Teknik Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif

Metode Pengumpulan Data  - Metode Observasi “Metode observasi merupakan metode pengumpul data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki” (Supardi, 2006 : 88). Observasi dilakukan berdasarkan mekanisme dan hukum tertentu sehingga sanggup diulangi kembali oleh peneliti dan hasil observasi menawarkan kemungkinan untuk ditafsirkan secara ilmiah.


Secara umum observasi sanggup dilakukan dengan cara yaitu: Metode Pengumpulan Data

1.    Observasi Partisipan
“Observasi partisipan ialah apabila observasi (orang yang melaksanakan observasi) turut ambil bab atau berada dalam keadaan obyek yang diobservas” (Supardi, 2006 : 91).

2.    Observasi Non Partisipan

Merupakan suatu “proses pengamatan observer tanpa ikut dalam kehidupan orang yang diobservasi dan secara terpisah berkedudukan sebagai pengamat” (Margono, 2005 : 161-162).

Bungin (2007: 115-117) mengemukakan beberapa bentuk observasi, yaitu: 1). Observasi partisipasi, 2). observasi tidak terstruktur, dan 3). observasi kelompok. Berikut penjelasannya:
  • Observasi partisipasi ialah (participant observation) ialah metode pengumpulan data yang dipakai untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan di mana peneliti terlibat dalam keseharian informan.
  • Observasi tidak terstruktur ialah pengamatan yang dilakukan tanpa memakai aliran observasi, sehingga peneliti membuatkan pengamatannya berdasarkan perkembangan yang terjadi di lapangan.
  • Observasi kelompok ialah pengamatan yang dilakukan oleh sekelompok tim peneliti terhadap sebuah gosip yang diangkat menjadi objek penelitian.
3.  Focus Group Discussion

Focus Group Discussion (FGD) ialah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema berdasarkan pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini dipakai untuk mengungkap permaknaan dari suatu kelompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu. FGD juga dimaksudkan untuk menghindari permaknaan yang salah dari seorang peneliti terhadap focus kasus yang sedang diteliti (Sutopo, 2006: 73).

FGD ialah kelompok diskusi bukan wawancara atau obrolan. Ciri khas metode FGD yang tidak dimiliki oleh metode riset kualitatif lainnya (wawancara mendalam  atau observasi) ialah interaksi. Tanpa sebuah FGD berubah wujud menjadi kelompok wawancara terfokus (FGI-Focus Group Interview). Hal ini terjadi apabila moderator cenderung selalu menkonfirmasi setiap topik satu per satu kepada seluruh penerima FGD. Semua penerima FGD secara bergilir diminta responnya untuk setiap topik, sehingga tidak terjadi dinamika kelompok.  Komunikasi hanya berlangsung antara moderator dengan informan A, informan A ke moderator, kemudian moderator ke informan B, informan B ke moderator, dst. Kondisi idealnya, informan A merespon topik yang dilemparkan moderator, disambar oleh informan B, disanggah oleh informan C, diklarifikasi oleh informan A, didukung oleh informan D, disanggah oleh informan E, dan jadinya ditengahi oleh moderator kembali. Diskusi menyerupai itu sangat interaktif, hidup, dinamis.

Metode Pengumpulan Data  - Teknik Kuesioner
Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak pribadi (peneliti tidak pribadi bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden (Sutopo, 2006: 82). Responden memiliki kebebasan untuk menawarkan balasan atau respon sesuai dengan persepsinya.

Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menawarkan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya, dimana peneliti tidak pribadi bertanya jawab dengan responden (Sutopo, 2006: 87). Karena angket dijawab atau diisi oleh responden dan peneliti tidak selalu bertemu pribadi dengan responden, maka dalam menyusun angket perlu diperhatikan beberapa hal. Pertama, sebelum butir-butir pertanyaan atau peryataan ada pengantar atau petunjuk pengisian. Kedua, butir-butir pertanyaan dirumuskan secara terperinci memakai kata-kata yang lazim dipakai (popular), kalimat tidak terlalu panjang. Dan ketiga, untuk setiap pertanyaan atau pernyataan terbuka dan berstruktur diadaptasi kolom untuk menuliskan balasan atau respon dari responden secukupnya.


Metode Pengumpulan Data  - Teknik Dokumen
Kata dokumen berasal dari bahasa latin yaitu docere, yang berati mengajar. Pengertian dari kata dokumen berdasarkan Louis Gottschalk (1986: 38) seringkali dipakai para hebat dalam dua pengertian, yaitu pertama, berarti sumber tertulis  bagi informasi sejarah sebagai kebalikan daripada kesaksian lisan, artefak, peninggalan-peninggalan terlukis, dan petilasan-petilasan arkeologis. Pengertian kedua, diperuntukan bagi surat-surat resmi dan surat-surat negara menyerupai surat perjanjian, undang-undang, hibah, konsesi, dan lainnya. Lebih lanjut, Gottschalk menyatakan bahwa dokumen (dokumentasi) dalam pengertianya yang lebih luas berupa setiap proses pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber apapun, baik itu yang berupa tulisan, lisan, gambaran, atau arkeologis.

G.J. Renier, sejarawan terkemuka dari University college Lodon, (1997; 104 ) menjelaskan istilah dokumen dalam tiga pengertian, pertama  dalam arti luas, yaitu yang mencakup semua sumber, baik sumber tertulis maupun lisan;  kedua dalam arti sempit, yaitu yang mencakup semua sumber tertulis saja; ketiga dalam arti spesifik, yaitu hanya yang mencakup surat-surat resmi dan surat-surat Negara, menyerupai surat perjanjian, undang-undang konsesi, hibah dan sebagainya.

Dari banyak sekali pengertian diatas, maka sanggup ditarik benang merahnya bahwa dokumen merupakan sumber data yang dipakai untuk melengkapi penelitian, baik berupa sumber tertulis, film,  gambar (foto), dan karya-karya monumental, yang semua itu menberikan informasi bagi proses penelitian.

Data dalam penelitian kualitatif kebanyakan diperoleh dari sumber insan atau human resources, melalui observasi dan  wawancara. Akan tetapi ada pula sumber bukan manusia, non human resources, diantaranya dokumen, foto dan materi statistik. Studi dokumen yang dilakukan oleh para peneliti kualitatif, posisinya sanggup dipandang sebagai “nara sumber” yang sanggup menjawab pertanyaan; “Apa tujuan dokumen itu ditulis?; Apa latar belakangnya?; Apa yang sanggup dikatakan dokumen itu kepada peneliti?; Dalam keadaan apa dokumen itu ditulis?; Untuk siapa?; dan sebagainya.(Nasution, 2003; 86).

Menurut Sugiyono (2008; 83) studi dokumen merupakan aksesori dari penggunaan metode obsevasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Bahkan dapat dipercaya hasil penelitian kualitatif ini akan semakin tinggi kalau melibatkan / memakai studi dokumen ini dalam metode penelitian kualitatifnya hal senada diungkapkan Bogdan (seperti dikutip Sugiyono) “ in most tradition of qualitative research, the phrase personal document is used broadly lo refer to any first person narrative produce by an individual which describes his or her own actions, experience, and beliefs”.

Ada beberapa laba dari penggunaan studi dokumen dalam penelitian kualitatif, menyerupai yang dikemukakan Nasution (2003; 85); a) Bahan dokumenter itu telah ada, telah tersedia, dan siap pakai; b) penggunaan materi ini tidak meminta biaya, hanya memerlukan waktu untuk mempelajarinya; c) banyak yang sanggup ditimba pengetahuan dari materi itu bila dianalisis dengan cermat, yang berkhasiat bagi penelitian yang dijalankan; d) sanggup menawarkan latar belakang yang lebih luas mengenai pokok penelitian; e) sanggup dijadikan materi triangulasi untuk mengecek kesesuaian data; dan f) merupakan materi utama dalam penelitian historis.

Metode Pengumpulan Data - Teknik Triangulasi
Triangulasi merupakan cara investigasi keabsahan data yang paling umum digunakan. Cara ini dilakukan dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam kaitan ini Patton (dalam Sutopo, 2006: 92) menjelaskan teknik triangulasi yang sanggup digunakan. Teknik triangulasi yang sanggup dipakai berdasarkan Patton meliputi: a) triangulasi data; b) triangulasi peneliti; c) triangulasi metodologis; d) triangulasi teoretis. Pada dasarnya triangulasi merupakan teknik yang didasari teladan pikir fenomenologi yang bersifat multi perspektif. Artinya, guna menarik suatu kesimpulan yang mantap diharapkan banyak sekali sudut pandang berbeda.

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari banyak sekali teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melaksanakan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebetulnya peneliti mengumpulkan data sekaligus menguji dapat dipercaya data, yaitu mengecek dapat dipercaya data dengan banyak sekali teknik pengumpulan data dan banyak sekali sumber data.


Metode Pengumpulan Data  - Metode Wawancara

Metode wawancara ialah “proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara verbal dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara pribadi informasi-informasi atau keterangan-keterangan” (Supardi, 2006 : 99). Sedangkan pendapat lain menyampaikan bahwa “wawancara ialah percakapan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yaitu wawancara yang akan mengajukan pertanyaan dan orang yang akan diwawancarai yang akan menawarkan balasan atas pertanyaan yang akan diajukan” (Moleong, 2005 : 186)

Wawancara harus diperoleh dalam waktu yang sangat singkat serta bahasa yang dipakai harus terperinci dan teratur. Dilihat dari mekanisme wawancara, metode wawancara sanggup dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1.    Wawancara bebas
Wawancara bebas ialah “proses wawancara dimana interviewer tidak secara sengaja mengarahkan tanya jawab pada pokok-pokok problem dari fokus penelitian dan interviewer orang yang diwawancari” (Supardi, 2006 : 100).

2.    Wawancara terpimpin
Wawancara ini juga disebut dengan interview guide. Ciri pokok wawancara terpimpin ialah bahwa “pewawancara terikat oleh suatu fungsi, bukan saja sebagai pengumpul data tetapi relevan dengan maksud penelitian yang telah dipersiapkan, serta data aliran yang memimpin jalannya tanya jawab” (Supardi, 2006 : 100)

3.    Wawancara bebas terpimpin
Wawancara bebas terpimpin ialah “kombinasi antara wawancara bebas dengan terpimpin” (Supardi, 2006 :100). Makara pewawancara hanya menciptakan pokok-pokok kasus yang akan diteliti, selanjutnya dalam proses wawancara berlangsung mengikuti situasi pewawancara harus pintar mengarahkan yang diwawancarai apabila ternyata ia menyimpang.
Metode observasi merupakan metode pengumpul data yang dilakukan dengan cara mengamati dan  Metode Pengumpulan Data Teknik Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif

Pada penelitian ini akan dipakai teknik wawancara yang memakai petunjuk umum wawancara, dimana sebelum bertemu dengan informan, peneliti akan mempersiapkan banyak sekali hal yang akan ditanyakan sehingga banyak sekali hal yang ingin diketahui sanggup lebih terfokus

Adapun data-data yang dikumpulkan dengan memakai wawancara tersebut di atas ialah menyerupai : pelaksanaan proses berguru mengajar dalam rangka meningkatkan nilai UAN.


Daftar Pustaka Metode Pengumpulan Data

Supardi, M.d, 2006. Metodologi Penelitian, Mataram : Yayasan Cerdas Press

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian kuantitatife, Kualitatife, dan R & D. Bandung: ALFABETA.



Sutopo, HB. 2006, Metode Penelitian Kualitatif, Surakarta: UNS Press.
Margono, 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Bungin, M. Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Metode Pengumpulan Data Teknik Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif

0 Response to "Metode Pengumpulan Data Teknik Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif"

Post a Comment