Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa - Menurut Abdullah (1989), ada beberapa yang mempengaruhi minat sesorang terhadap mata pelajaran tertentu, termasuk dalam mata pelajaran IPA-biologi. Secara keseluruhan faktor tersebut digolongkan dalam dua kelompok besar, yaitu faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar diri siswa) dan faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri siswa).
Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa - Dari beberapa faktor yang sanggup mempengaruhi minat siswa dalam mata pelajaran IPA-Biologi, yang menjadi materi kajian dalam penelitian ini yaitu faktor kurikulum, faktor dari dalam diri siswa, faktor metode mengajar, faktor guru, serta sarana dan prasarana. Untuk lebih jelasnya, imbas dari masing-masing faktor tersebut minat berguru IPA-Biologi siswa sanggup diuraikan sebagai berikut :
a. Faktor Kurikulum
Arah pengembangan pengajaran mata pelajaran IPA-Biologi pada masa mendatang tidak sanggup terlepas dari tujuan dan fungsi kurikulum yang berlaku ketika ini, yaitu kurikulum 1994. Pada Kurikulum 1994 terdapat beberapa fungsi pelajaran IPA-Biologi khususnya di tingkat Sekolah Dasar, yaitu :
- Membantu siswa memahami konsep-konsep IPA-Biologi.
- Membantu membuatkan perilaku ilmiah dalam memecahkan persoalan yang dihadapi sehari-hari.
- Membantu memakai dan membuatkan keterampilan proses dalam mempelajari konsep-konsep IPA-Biologi.
- Membantu siswa dalam menerapkan konsep-konsep IPA-Biologi yang dibantu ilmu dasar lainnya dan dikembangkan dalam teknologi.
- Membantu siswa memahami keteraturan kehidupan makhluk hidup sehingga menjadikan rasa kagum dan cinta kepada Allah Yang Maha Kuasa.
- Membantu persiapan siswa untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
- Meningkatkan kesadaran siswa akan pentingnya menjaga kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup.
b. Faktor dari dalam Diri Siswa
Siswa yaitu sekelompok insan yang akan diajar, dibimbing, dan dibina menuju pencapaian tujuan berguru yang ditentukan. Siswa juga mempunyai peranan dalam proses berguru mengajar. Dalam pelaksanaan proses berguru mengajar terjadi interaksi antara guru dan siswa, dan antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya, yaitu terjadinya saling tukar info dan pengalaman mengarah kepada interaksi proses berguru mengajar yang optimal (Ali, 1993).
Siswa yaitu sekelompok insan yang akan diajar, dibimbing, dan dibina menuju pencapaian tujuan berguru yang ditentukan. Siswa juga mempunyai peranan dalam proses berguru mengajar. Dalam pelaksanaan proses berguru mengajar terjadi interaksi antara guru dan siswa, dan antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya, yaitu terjadinya saling tukar info dan pengalaman mengarah kepada interaksi proses berguru mengajar yang optimal (Ali, 1993).
Proses berguru mengajar berdasarkan konsep ini, siswa memakai seluruh kemampuan dasar yang memilikinya sebagai dasar untuk melaksanakan aneka macam aktivitas biar memperoleh prestasi berguru yang optimal. Dalam hal ini, fungsi guru dalam proses berguru mengajar menyerupai diungkapkan oleh Sardiman (1992) yaitu :
- Mencari perangsang atau motivasi biar siswa mau melaksanakan satu tujuan tertentu.
- Mengarahkan seluruh aktivitas berguru kepada suatu tujuan tertentu
- Memberi dorongan biar siswa mau melaksanakan seluruh aktivitas yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan.
c. Faktor Metode Mengajar
Mengajar atau mentransfer ilmu dari guru kepada siswa memerlukan suatu teknik atau metode tertentu. Metode tersebut dengan istilah metode mengajar. Dalam dunia pendidikan telah dikenal aneka macam metode mengajar yang sanggup dipakai .
Mengajar atau mentransfer ilmu dari guru kepada siswa memerlukan suatu teknik atau metode tertentu. Metode tersebut dengan istilah metode mengajar. Dalam dunia pendidikan telah dikenal aneka macam metode mengajar yang sanggup dipakai .
Di sekolah atau forum pendidikan tertentu terdapat banyak mata pelajaran dan tiap mata pelajaran mempunyai tujuan-tujuan tersendiri. Untuk mencari tujuan tersebut setiap guru harus menentukan metode mengajar yang manakah yang paling sempurna untuk mata pelajaran atau pokok bahasan yang akan diajarkannya. Hal tersebut disebabkan lantaran tidak semua pokok bahasan cocok untuk diterapkan satu mata pelajaran atau pokok bahasan. Oleh lantaran itu, guru yang bisa memakai aneka macam metode pengajaran dan menerapkannya dalam proses berguru mengajar akan sanggup meningkatkan motivasi dan minat berguru siswa (Roestiyah, 1993).
d. Faktor Guru
Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh seseorang tanpa mempunyai keahlian sebagai guru. Untuk menjadi seorang guru, diharapkan syarat-syarat khusus, apa lagi seorang guru yang profesional yang harus menguasai seluk beluk pendidikan dan mengajar dengan aneka macam ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu.
Guru merupakan unsur penting dalam keseluruhan sistem pendidikan. Oleh lantaran itu peranan dan kedudukan guru dalam meningkatkan mutu dan kualitas anak didik perlu diperhitungkan dengan sungguh-sungguh. Status guru bukan hanya sebatas pegawai yang hanya semata-mata melaksanakan kiprah tanpa ada rasa tanggung jawab terhadap disiplin ilmu yang diembannya. Dalam pendidikan itu, guru mempunyai tiga kiprah pokok yang sanggup dilaksanakan sebagai berikut:
- Tugas profesional
Tugas profesional ialah tugas yang berafiliasi dengan profesinya. Tugas profesional ini mencakup kiprah mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan membuatkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan membuatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan melatih berarti membuatkan keterampilan. - Tugas manusiawiTugas manusiawi yaitu kiprah sebagai manusia. Dalam hal ini baik guru mata pelajaran IPA-Biologi maupun guru mata pelajaran lainnya bertugas mewujudkan dirinya untuk merealisasikan seluruh potensi yang dimilikinya. Guru di sekolah harus sanggup menjadikan dirinya sebagai orang bau tanah kedua. Ia harus bisa menarik simpatik sehingga ia menjadi idola siswa. Di samping itu transformasi diri terhadap kenyataan di kelas atau di masyarakat perlu dibiasakan, sehingga setiap lapisan masyarakat sanggup mengerti bila menghadapi guru.
- Tugas kemasyarakatan
Tugas kemasyarakatan ialah guru sebagai anggota masyarakat dan warga negara seharusnya berfungsi sebagai pencipta masa depan dan pencetus kemampuan. Bahkan keberadaan guru merupakan faktor penentu yang mustahil sanggup digantikan oleh komponen manapun dalam kehidupan bangsa semenjak dulu terlebih-lebih pada masa kini.
Di samping ketiga kiprah pokok tersebut diatas, berdasarkan Muhtar (1992), guru juga berperan sebagai :
- a) Fasilitator perkembangan siswa
Kemampuan dan potensi yang dimiliki siswa mustahil sanggup berkembang dengan baik apabila tidak menerima rangsangan dari lingkungannya. Dalam suasana sekolah, guru diharapkan dengan siswa secara individual telah mempunyai kemampuan dan potensi itu. Dengan kata lain mempunyai peranan sebagai fasilitator dalam mengantarkan siswa ke arah hasil pendidikan yang tinggi mutunya.
- b) Agen pembaharuan
Kehidupan insan merupakan serangkaian perubahan-perubahan yang nyata. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada kurun globalisasi ini mengalami kepesatan yang melangit. Dalam hal ini, guru dituntut untuk tanggap terhadap perubahan dan dituntut untuk bertugas sebagai biro pembaharuan dan bisa menularkan kreatifitas dan kesiapan mental siswa.
- c) Pengelola aktivitas proses berguru mengajar
Guru dalam hal ini bertugas mengarahkan aktivitas berguru siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh lantaran itu dalam menyajikan materi pelajarannya. Guru berperan dan bertugas sebagai pengelola proses berguru mengajar.
- d) Pengganti orang bau tanah di sekolah
Guru dalam hal ini harus sanggup menggantikan orang bau tanah siswa apabila siswa sedang berada di sekolah. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengganti orang tua, guru-guru harus bisa menghayati kekerabatan kasih sayang seorang bapak atau seorang ibu terhadap anaknya. Oleh lantaran itu, guru bisa mengenal suasana siswa di rumah atau dalam keluarganya.
- Faktor Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana sangat menunjang keberhasilan pengajaran contohnya akomodasi gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, alat peraga dan lain-lain.
Penggunaan alat peraga dalam proses berguru mengajar mempunyai fungsi utama (Nasution, 1990), yaitu :
- Memperjelas penyajian pesan biar tidak terlalu bersifat verbalistis hanya dalam bentuk kata-kata atau verbal belaka.
- Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, daya indra menyerupai objek terlalu besar sanggup digantikan dengan gambar, film, atau model.
- Dengan memakai media pengajaran secara sempurna dan bervariasi sanggup diatasi perilaku pasif siswa, dan
- Dengan perilaku yang unik untuk tiap siswa dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum materi pelajaran yang ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan banyak mengalami kesulitan kalau harus diatasi sendiri.
Ali, M. Guru dan Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. 1993.
Sardiman, A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Cet. IV; Jakarta: Rajawali Pers. 1992.
Roestiyah. Didaktik Metodik. Jakarat: Bina Aksara. 1993.
Muhtar. Pedoman Bimbingan Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PGK & PTK Dep.Dikbud. 1992
Nasution, S. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Cet. IV; Jakarta. PT. Bina Aksara. 1988
Sardiman, A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Cet. IV; Jakarta: Rajawali Pers. 1992.
Roestiyah. Didaktik Metodik. Jakarat: Bina Aksara. 1993.
Muhtar. Pedoman Bimbingan Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PGK & PTK Dep.Dikbud. 1992
Nasution, S. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Cet. IV; Jakarta. PT. Bina Aksara. 1988
0 Response to "Faktor Yang Menghipnotis Minat Berguru Siswa"
Post a Comment