Tujuan Pendidikan Islam Pengertian Makalah Fungsi Berdasarkan Para Hebat Al Gazali

Tujuan Pendidikan Islam - Di kalangan para jago masih terdapat perbedaaan pendapat mengenai pemakaian istilah tujuan. Hasan Langgulung, contohnya menyampaikan bahwa istilah tujuan sendiri banyak dicampurbaurkan penggunaaannya dengan istilah maksud. Kadang-kadang tampak berbeda, dan kadang kala tampak serupa. Namun demikian, pada alhasil ia menganggap bahwa kedua istilah itu mempunyai arti yang sama.(Abuddin Nata :2005:99)

Pengertian Tujuan pendidikan Islam atau tujuan-tujuan pendidikan lainnya, mengandung di dalamnya suatu nilai-nilai tertentu sesuai pandangan dasar masing-masing yang harus direalisasikan melaui proses yang terarah dan konsisten dengan memakai banyak sekali sarana fisik dan non fisik yang sama sebangun dengan nilai-nilainya.Ahmad Tafsir, contohnya mencoba menjelaskan tujuan pendidikan Islam dengan merujuk banyak sekali pendapat para pakar-pakar pendidikan Islam.

Dilihat dari Ilmu Pendidikan Teoritis, tujuan pendidikan ditempuh secara bertingkat, contohnya tujuan intermediair (sementara atau antara), yang dijadikan batas target kemampuan yang harus dicapai dalam proses pendidikan pada tingkat tertentu, untuk mencapai tujuan akhir.(Arifin : 1989:38)

Tujuan incidental merupakan kejadian tertentu yang tidak direncanakan, akan tetapi sanggup dijadikan target dari proses pendidikan pada tingkat tertentu. Misalnya, kejadian meletusnya gunung berapi, sanggup dijadikan target pendidikan yang mengandung tujuan tertentu, yaitu anak didik timbul kemampuannya untuk memahami arti kekuasaan Tuhan yang harus diyakini kebenarannya. Tahap kemampuan ini menjadi potongan dari tujuan antara untuk mencapai tujuan simpulan pendidikan.

Berbagai tingkat tujuan pendidikan yang dirumuskan secara teoritis itu bertujuan untuk memudahkan proses pendidikan melalui tahapan yang makin meningkat (progresif) keaarah tujuan umum atau tujuan akhir.(Arifin :1989:39)

Dalam sistem operasionalisasi kelembagaan pendidikan, banyak sekali tujuan tersebut ditetapkan secara berjenjang dalam struktur agenda instruksional, sehingga tergambarlah pembagian terstruktur mengenai gradual yang semakin meningkat, bila dilihat dari pendekatan sistem Instruksional tertentu sebagai berikut:(Arifin :1989:39)
  1. Tujuan Intruksional Khusus, diarahkan pada setiap bidang studi yang harus dikuasai dan diamalkan oleh anak didik.
  2. Tujuan Intruksional Umum, diarahkan pada penguasaan atau pengamalan suatu bidang secara umum atau garis beasrnya sebagai suatu kebulatan.
  3. Tujuan Kurikuler, yang diteatapkan untuk dicapai melalui garis-garis besar agenda pengajaran di tiap institusi (lembaga) pendidikan.
  4. Tujuan Institusional, ialah tujuan yang harus dicapai berdasarkan agenda pendidikan di tiap sekolah atau forum pendidikan tertentu secara lingkaran atau terminal ibarat tujuan institusional SMTP/SMTA atau STM/SPG (tujuan terminal).
  5. Tujuan Umum, Tujuan Nasional, ialah impian hidup yang ditetapkan untuk dicapai melalui proses kependidikan denagan banyak sekali cara atau sistem, baik sistem formal (sekolah), sistem non formal (non klasikal dan non kurikuler), maupun sistem informal (yang tidak terikat oleh formalitas program, waktu, ruang dan materi).

Tujuan Pendidikan Agama di lembaga-lembaga penddidikan formal diIndonesia ini sanggup dibagi menjadi dua macam, yakni: (Zuhairini, Abdul Ghofir, Slamet As. Yusuf, 1978 : 45)
1.    Tujuan Umum
2.    Tujuan Khusus


1.    Tujuan Umum Pendidikan Agama

Tujuan Umum Pendidikan Agama ialah membimbing anak biar mereka menjadi orang Muslim sejati, beriman teguh, berzakat sholeh dan berakhlak mulia serta mempunyai kegunaan bagi masyarakat, Agama dan Negara.

Tujuan Pendidikan Agama tersebut ialah merupkan tujuan yang hendak dicapai oleh setiap orang yang melakukan pendidikan Agama. Karena dalam mendidik Agama yang perlu ditanamkan terlebih dahulu ialah keimanan yang teguh, lantaran denagan adanya keimanan yang teguh itu maka akan menghasilkan ketaaatan menjalankan kewajiban Agama.


2.    Tujuan Khusus Pendidikan Agama

Tujuan khusus pendidikan Agama pada setiap tahap atau tingkat yang dilalui, ibarat contohnya tujuan pendidikan Agama untuk SD berbeda dengan tujuan pendidikan Agama untuk Sekolah Menengah, dan berada pula untuk Peguruan Tinggi.

Adapun tujuan pendidikan Agama Islam untuk masing-masing tingkat sekolah tersebut ialah sebagai berikut :

a.    Untuk Tingkat Sekolah Dasar

  • Penanaman rasa agama kepada murid
  • Menanamkan perasaan cinta kepada Allah dan rasul-Nya.
  • Memperkenalkan anutan islam yang bersifat global, ibarat rukun Iman, rukun Islam dan lain-lain
  • Membiasakan belum dewasa berakhlaq mulia, dan melatih belum dewasa untuk mempraktekkan ibadah yang bersifat praktis-praktis, ibarat shalat, puasa dan lain-lain.
  • Membiasakan teladan tauladan yang baik.

b.    Untuk Tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)
  • Memberikan ilmu pengetahuan agama islam
  • Memberikan pengertian wacana agama islam yang sesuai dengan tingkat kecerdasannya.
  • Memupuk jiwa agama
  • Membimbing anak biar mereka berzakat shaleh dan berakhlaq mulia

c.    Untuk Tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)
  • Menyempurnakan pendidikan agama yang sudah diberikan di tingkat SLTP
  • Memberikan pendidikan dan pengetahuan agama islam serta berusaha biar mereka mengamalkan anutan islam yang telah diterimanya.

d.    Untuk Tingkat Universitas
  • Terbentuknya Sarjana Muslim yang taqwa kepada allah
  • Tertanamnya aqidah Islmiyah pada setaip mahasiswa
  • Terwujudnya mahasiswa yang taat beribadah dan berakhlaq mulia.


Adapun tujuan simpulan pendidikan Islam hakikatnya ialah realisasi dari impian anutan Islam itu sendiri, yang membawa misi bagi kesejahteraan umat insan sebagai hamba Allah lahir dan batin, di dunia dan akhirat.

Rumusan-rumusan tujuan simpulan pendidikan Islam telah disusun oleh para ulama dan jago pendidikan Islam dari semua golongan dan madzhab dalam Islam, contohnya sebagai berikut:(Arifin:1989:40)

1)    Rumusan yang ditetapkan dalam kongres sedunia wacana pendidikan Islam sebagai berikut: “Education should aim at the balanced growt of total personality of man through the pembinaan of mans spirit, intellect the racional self, feeling and bodily sense. Education should there fore cater for the growth af man in all its aspects, spiritual, intellectual, imaginative, physical, scientific, linguistic, both individually and collectively, and motivate all these aspects toward goodness and attainment of perfection. The ulmate aim of education lies in the realization of complete submission to Allah on the level of individual, the community and humanity at large”.

Rumusan tersebut memperlihatkan bahwa pendidikan Islam mempunyai tujuan yang luas dan dalam, seluas dan sedalam kebutuhan hidup insan sebagai mkhluk individual dan seabagi makhluk sosial yang menghamba kepada Khaliknya yang dijiwai oleh nilai-nilai anutan agamanya. (Arifin:1989:40)

Oleh lantaran itu pendidikan Islam bertujuan untuk menumbuhkan pola kepribadian insan yang lingkaran melaui latihan kejiwaan, kecerdasan otak, penalaran, perasaan dan indera. Pendidikan ini harus melayani pertumbuhan insan dalam semua aspeknya, baik aspek spiritual, intelektual, imjinasi, jasmaniah, ilmiah, maupun bahsanaya (secara perorangan maupun kelompok). Dan pendidikan ini mendorong semua aspek tersebut kea arah keutamaan serta pencapaian kesempurnaan hidup.(Arifin:1989:41)

2)    Rumusan yang lain ialah hasil keputusan seminar pendidikan   Islam se Indoneisa tanggal 7 s.d 11 Mei 1960 , di cipayung, Bogor.(Arifin:1989:41)

Pada ketika itu berkumpullah para ulama jago pendidikan Islam dari semua lapisan masyarakat Islam, berdiskusi dengan para jago pendidikan umum, dan telah berhasil merumuskan tujuan pendidikan Islam sebagai berkut:

“Tujuan pendidikan Islam ialah menanamkan taqwa dan sopan santun serta menegakkan kebenaran dalam rangka membentuk insan yang berpribadi dan berbudi luhur berdasarkan anutan Islam”.

Tujuan tersebut ditetapkan berdasarkan atas pengertian bahwa:

“Pendidikan Islam ialah bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani berdasarkan anutan Islam denagan hikmah menagarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh dan mengawasi berlakunya semua anutan Islam”.

Makara jelaslah, membicarakan problem tujuan pendidikan, khususnya Islam, tidak terlepas dari problem nilai-nilai anutan Islam itu sendiri, oleh lantaran realisasi nilai-nilai itulah yang pada hakikatnya menjadi dasar dan tujuan pendidikan Islam.(Arifin:1989:41:42)

3)    Ada rumusan lain wacana pendidikan Islam oleh Prof. Dr. Omar Muhammad Al Toumy Al Syaebani sebagai berikut: (Arifin:1989:42)

Tujuan pendidikan ialah perubahan yang diingini yang diusahakan dalam proses pendidikan atau perjuangan pendidikan untuk mencapainya, baik pada tingkah laris individu dari kehidupan pribadinya atau kehidupan masyarakat serta pada alam sekitar di mana individu itu hidup atau pada proses pendidikan itu sendiri dan proses pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai proporsi di antara profesi asasi dalam masyarakat”.

Mengingat tujuan pendidikan yang begitu luas, tujuan tersebut dibedakan dalam beberapa bidang berdasarkan kiprah dan fungsi insan secara filosofis sebagai berikut:(Arifin:1989:42)
  1. Tujuan Individual yang menyangkut individu, melalui proses berguru dalam rangka mempersiapkan dirinya dalam kehidupan dunia dan akhirat.
  2. Tujuan sosial yang berafiliasi dengan kehidupan bermasyarakat sebagai keseluruhan, dan dengan tingkah laris masyarakat umumnya serta dengan perubahan-perubahan yang diinginkan pada pertumbuhan pribadi, pengalaman dan kemajuan hidupnya.
  3. Tujuan professional yang menyangkut pengajaran sebagai ilmu, seni dan profesi serta sebagai suatu aktivitas dalam masyarakat.

Dalam proses kependidikan, ketiga tujuan di atas dicapai secara integral, tidak tepisah dari satu sama lain, sehingga sanggup mewujudkan tipe insan paripurna ibarat dikehendaki oleh anutan agama Islam.(Arifin:1989:42)

Oleh lantaran itu tujuan pendidikan pada hakikatnya merupakan impian mewujudkan nilai-nilai, maka filsafat kependidikanlah yang memberi dasar dan corak serta arah tujuan kependidikan itu sendiri. (Arifin:1989:42)

Tujuan pendidikan Islam dengan demikian merupakan penggambaran nilai-nilai Islami yang hendak diwujudkan dlam langsung manusia-didik pada simpulan dari proses tersebut. Dengan istilah lain tujuan pendidikan Islam ialah perwujudan nilai-nilai Islami dlam langsung manusia-didik yang diiktiarkan oleh pendidik muslim melalui proses yang terminal pada hasil (produk) yang berkepribadian Islam yang beriman, bertakwa dan berilmu pengetahuan yang sanggup mengembangkan dirinya menjadi hamba Allah yang taat.(Arifin:1989:224)

Hasil rumusan wacana Tujuan Pendidikan Islam berdasarkan kongres Pendidikan Islam se Dunia di Islamad tahun 1980, memperlihatkan bahwa pendidikan harus merealisasikan impian (idealitas) Islami yang meliputi pengembangan kepribadian muslim bersifat menyeluruh secara serasi berdasarkan potensi psikologis dan fisiologis (jasmaniah) insan mengacu kepada keimanan dan sekaligus berilmu pengetahuan secara berkesinambungan sehingga terbentuklah insan muslim yang pari purna  yang berjiwa tawakal (menyerahkan diri) secara total kepada Allah SWT. (Arifin:1989:224) sebagaimana firman Allah yang menyatakan:

Artinya : “ Katakanlah sesungguhnya shalatku, ibadahku dan hidup dan matiku hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam.(Depag RI.Al Qur’an dan Terjemahan:1990:216:  6:162)

Rumusan di atas sesuai dengan firman Allah:

Artinya : ”Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat, dan Allah Maha Mengetahui, apa yang kau kerjakan. (Depag RI. Al Qur’an Terjemahan:1990:910: 58 :11)

Dengan demikian tujuan pendidikan Islam berjangkauan sama luasnya dengan kebutuhan hidup insan modern masa sekarang dan masa yang akan datang, dimana insan tidak hanya memerlukan iman atau agama melainkan juga ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai alat untuk mmemperoleh kesejahteraan hidup di dunia sebagai sarana untuk mencapai kehidupan spiritual yang senang di darul abadi terhindar dari siksaan neraka.(Arifin: 1989:225)

Sejalan dengan tujuan pendidikan yang bersifat paripurna itu, Prof. Dr. Mohd Fadhil Al-Djamali, beropini bahwa target pendidikan Islam sesuai dengan anutan Al Alquran ialah membina kesadaran atas diri insan sendiri dan atas system sosial yang Islami, perilaku dan rasa tanggung jawab sosialnya, juga terhadap alam sekitar ciptaan Allah serta kesadarannya untuk mengembangkan dan mengelola ciptaannya bagi kepentingan kesejahteraan umum insan yang paling utama dari semuanya itu ialah membina makrifat kepada Allah Pencipta alam dan beribadah kepada-Nya dengan cara mentaati perintah-perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya.(Arifin :1989:226)

 Di kalangan para jago masih terdapat perbedaaan pendapat mengenai pemakaian istilah tujua Tujuan Pendidikan Islam Pengertian Makalah Fungsi Menurut Para Ahli Al Gazali


Rumusan tujuan pendidikan Islam sanggup juga tidak seragam ruang lingkupnya, bergantung pada mazhab atau aliran paham yang dijadikan orientasi perilaku dan pandangan dalam pengamalan agama. Berikut keaneka ragaman rumusan tujuan pendidikan Islam menampakkan imbas mazhab atau aliran paham para pemikir atau ulama Islam dalam problem pendidikan:(Arifin :1989:226)

  1. Ichwanus sofa, lantaran cenderung berorientasi kepada mazhab filsafat dan kepada keyakinan politisnya merumuskan tujuan pendidikan untukmenumbuh-kembangkan kepribadian muslim yang bisa mengamalkan cita-citanya.
  2. Abul Hasan Al-Qabisi yang menganut paham jago sunnah wal jama’ah merumuskan tujuan pendidikan untuk mencapai makrifat dalam agama baik ilmiah maupun amaliah.
  3. Ibnu Maskawaih spesialis fiqh dan hadist menitik beratkan rumusannya pada perjuangan mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas baik, benar dan indah (atau merealisasikan kewbaikan, kebenaran dan keindahan).
  4. Al-Gazaly, merumuskan tujuan pendidikan dengan menitik beratkan pada melatih anak biar sanggup mencapai makrifat kepada Allah melalui jalan tasawwuf yaitu dengan mujahadah (membiasakan) dan melatih nafsu-nafsu.

Kalau diterjemahkan ke dalam bahasa pendidikan mutakhir, maka tujuan di atas di sebut tujuan simpulan atau al-ahdaf al-Ulya yang sanggup dijabarkan kepada tujuan-tujuan kecil, yakni tujuan umum dan tujuan khusus. Dengan kata lain lagi, untuk memebentuk insan kamil ada pra-syarat-pra-syarat yang harus dipenuhi, diantaranya mempelajari banyak sekali ilmu juga dengan pra-syarat-pra-syarat yang terkandung dalam mempelajarai ilmu-ilmu itu ibarat mempelajari bahasa , syari’ah dan lain-lain. Makara tidaklah insan kamil itu tercipta dalam sekejap mata, ia mengalami proses yang panjang: mempelajari ilmu, beramal, dengan berbgai cobaan yang bisa terjadi di dalam proses itu,. Hanya orang yang lulus dari cobaan-cobaan itulah yang sanggup hingga ketahap kesempurnaan (kamal).(Fathiyah Hasan Sulaiman, 1986:9)

Perlu juga difahami bahwa pendidikan di sini dimaksudkan dalam pengertiannya yang sangat luas, yaitu yang formal, non formal, dan informal. Tidak heran kalau al-Ghazali selalu berbicara dengan ungkapan yang umum, yang masuh perlu dijabarkan secara detil untuk sanggup dilaksanakan didalam kelas. Dan perlu juga ditegaskan bahwa tujuan pendidikan berdasarkan al-Ghazali di sini memang harus menempati suatu kawasan khusus dalam bidang filsafat , yaitu filsafat insan yang memang sangat jarang dikupas dalam dunia kependidikan pandai balig cukup akal ini.

Mempelajari karya-karya al-ghazali mengenai pendidikan dan pengajaran, akan ditemukan dua tujuan pendidikan yang hendak dicapai. Pertama, Kesempurnaan manusia, yang puncaknya ialah akrab kepada Allah. Kedua, Kesempatan manusia, yang puncaknya ialah kebahagiaan dunia dan akhirat. Karena itu, ia berusaha mengajar insan biar bisa mencapai tujuan-tujuan yang dirumuskan tadi. (Fathiyah Hasan Sulaiman:1986:19)

Sistem pendidikan Islam secara umum mempunyai ciri khas , yakni warna religius dan kerangka etik yang nampak terang dalam tujuan dan sasarannya, tanpa mengesampikan masalah-masalah duniawi. Pemikiran al-Ghazali wacana pendidikan secara umum sesuai dengan orientasi religius-etis. Dengan tidak melupakan urusan dunia, al-Ghazali mempersiapkan segala perangkat yang diharapkan dalam pendidikan. Namun ia menganggap pelayanan urusan dunia dan kebahagiaannya hanya faktor suplementer untuk  mencapai kebahagiaan darul abadi yang lebih utama dan abadi. Dunia ialah ladang menuju akhirat. Ia merupakan sarana menuju kepada Allah bagi yang menjadikannya sebagai sarana dan kawasan pengembaraan, bukan kawasan menetap dan bertempat tinggal.(Fathiyah Hasan Sulaiman, 1986: 20)

Pikiran-pikiran al-Ghazali di samping dibuat oleh warna religius sebagai cirri khas pendidikan Islam ia lebih banyak cenderung pada bidang ruhani. Kecenderungan ini memang sesuai dengan filsafat sufistiknya. Tujuan pendidikan berdasarkan al-Ghazali ialah kesempurnaan insan di dunia dan darul abadi yang bisa dicapai melalui upaya mencari keutamaan dengan ilmu pengetahuan. Makara keutamaan bisa membahagiakan di dunia di samping membuat juga akrab kepada Allah, suatu kebhagiaan di akhirat.

Namun, meski ia sangat religius dan sufi, yang mempengaruhi pandangan dan nilai-nilai lainnya, serta mengakibatkan tujuannya untuk mendekatkan diri kepada Allah dan untuk kebahagiaan akhirat, al-Ghazali tidak lupa, bahwa menuntut ilmu demi ilmu itu sendiri adlah perlu. Karena intinya ilmu pengetahuan mempunyai keistimewaan dan kebaikan. Dikatakan, bahwa ilmu pengetahuan merupakan keutamaan dalam dirinya sendiri juga keutamaan secara mutlak.(Fathiyah Hasan Sulaiman, 1986:21)

Karena itu ia menganggap mencari ilmu sebagai tujuan pendidikan. Sebab ilmu mempunyai nilai tinggi dan orang akan menemukan kelezatan dan kenikmatan. Karena itu, ilmu perlu dituntut demi ilmu itu sendiri. Disamping itu, engkau menemukan ilu sebagai jalan menuju darul abadi dan kebahagiaan disana. Ilmu juga merupakan sarana satu-satunya untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dalam hal manusia, tingkatan yang paling utama ialah kebahagiaan kekal dan sesuatu yang paling mulia ialah sarana untuk mencapainya, dan kebahagiaan kekal tidak bisa dicapai kecuali dengan ilmu dan amal. Orang tak bisa berzakat dengan baik tanpa mengetahui tata caranya. Maka pangkal kebahagiaan dunia dan darul abadi ialah ilmu. Dengan demikian, ilmu merupkan amal perbuatan yang paling mulia.(Fathiyah Hasan Sulaiman, 1986 : 21).

 Abd. Rahman Nahlawy dalam bukunya: “Dasar-dasar Pendidikan Islam dan metode-metode Pengajarannya” penulis mengumpulkan empat tujuan atau maksud am yang asasi bagi pendidikan Islam, yaitu: (Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibani :1979:418)
  • Pendidikan kebijaksanaan dan persiapan fikiran: “Pendidikan Islam memandang dengan penuh pemikiran, renungan dan meditasi. Allah menyuruh kita untuk memikirkan kejadian langit dan bumi dan biar supaya kita bergantung pada kebijaksanaan kita untuk hingga kepada keimanan kepada Allah.
  • Menumbuhkan kekuatan-kekuatan dan kesediaan-kesediaan (bakat-bakat) semula jadi pada kanak-kanak. Islam ialah agama fitrah. Sebab ajarannya tidak absurd dari watak semula jadi manusia, bahkan ia ialah “fithrah yang dijadikan insan atasnya,”tidak ada kerumitan dan masalah luar biasa. Segala sesuatu bersifat logis dan sesuai dengan kebutuhan insan dan memenuhi maslahat mereka.
  • Menaruh perhatian pada kekuatan generasi muda dan mendidik mereka sebaik-baiknya, baik pria maupun perempuan.
  • Berusaha untuk meyeimbangkan segala kekuatan-kekuatan dan kesediaan-kesediaan manusia. Dan tujuan atau prinsip penting yang menjadi dasar pendidikan Islam ini “memberikan kepada kita hasil yang penting, yaitu tidak membatasi kerja pendidik itu pada pendidikan fikiran saja, keharusan memberi perhatian pada segala aspek psikologis kanak-kanak dan kesediaan-kesediannya sewaktu timbulnya.”


Menurut pandangan Prof. Mohd. Said Ramadhan El Bouthy, Pendidikan Islam itu mempunyai tujuh tujuan atau maksud dasar, yaitu: (Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibani :1979:420)
  • Mencapai keridhaan Allah, menjauhi marah dan sisksaan-Nya dan melakukan perhambaan yang tulus kepada-Nya. Tujuan ini dianggap induk segala hasil pendidikan Islam dan terbesar.
  • Mengangkat tahap sopan santun dalam masyarakat berdasarkan pada agama yang diturunkan, untuk membimbing masyarakat pada rancangan sopan santun yang telah dibuat oleh Allah baginya.
  • Memungkinkan timbulnya jiwa kebangsaan pada diri insan berdasar pada agama dan ajaran-ajaran yang dibawanya begitu juga mengajak insan kepada nilai-nilai dan akhlak.
  • Mewujudkan ketentraman didalam jiwa dan doktrin yang dalam, perhambaan yang semata-mata, dan kepatuhan yang tulus kepada Allah SWT.
  • Memelihara bahasa dan kesusasteraan Arab sebagai bahasa al-Quran, dan sebagai wadah kebudayaan dan unsur-unsur kebudayaan Islam yang paling menonjol, dan sebagai jalan bagi orang yang ingin memahami Al-Quran dan mempelajari syari’ah dan hukum-hukumnya.
  • Menghapuskan khurafat-khurafat yang bercampur baur dengan hakikat agama, mengembangkan kesadaran Islam yang bergotong-royong dan memperlihatkan hakikat agama atas kebersihan dan kecemerlangan.
  • Meneguhkan perpaduan tanah air dan menyatukan barisan melalui perjuangan menghilangkan perselisihan, bergabung dan kerjasama dalam rangka prinsip-prinsip dan kepercayaan-kepercayaan Islam yang dipersetujui yang terkandung dalam Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya, menanamkan roh toleransi terhadap penganut agama-agama Allah, menanamkan kepercayaan agama yang betul, lantaran “perpaduan tanah air tidak akan kukuh tanpa kepercayaan agama yang betul.

Ahmad D. Marimba, contohnya meyebutkan tiga fungsi tujuan pendidikan. Pertama, tujuan berfungsi mengakhiri usaha. Sesuatu perjuangan yang tidak mempunyai tujuan tidaklah mempunyai arti apa-apa. Selain itu, perjuangan mengalami permulaan dan mengalamai pula akhirnya. Ada perjuangan yang terhenti lantaran sesuatu kegagalan sebelum mencapai tujuan, tetapi perjuangan tersebut belum disebut berakhir. Pada umumnya, suatu perjuangan berakhir kalau tujuan simpulan telah dicapai. Kedua, tujuan berfungsi mengarahkan usaha, tanapa ada antisipasi (pandangan ke depan) kepada tujuan, penyelewengan akan banyak terjadi dan aktivitas yang dilakukan tidak akan berjalan secara efisien. Ketiga, tujuan sanggup berfungsi sebagai titik untuk mencapai tujuan-tujuan lain, yaitu tujuan-tujuan gres maupun tujuan lanjutan dari tujuan pertama.(Abuddin Nata:2005:97)

Meskipun berbeda-beda dalam rumusan dari beberapa pemikir/ulama Islam tersebut di atas, namun satu aspek principal yang sama ialah mereka semuanya menghendaki terwujudnya nilai-nilai Islami dalam langsung anak-didik, yaitu keislaman, keimanan, dan ketakwaannya.(Arifin:1989:226)


Setengah ulama ada yang merumuskan tujuan pendidikan Islam yang didasarkan atas impian hidup umat Islam yang menginginkan kehidupan duniawi yang senang secara harmonis, maka tujuan penidikan Islam secara teoritis dibedakan menjadi 2 jenis tujuan:(Arifin:1989:227)

1.    Tujuan Keagamaan (Al-Ghardhud Dieny)

Setiap orang Islam pada hakikatnya ialah insan agama   yang bercita-cita, berzakat untuk hidup akhiratnya, berdasarkan atas petunjuk dari wahyu Allah melalui Rasulullah. Kecenderungan hidup keagamaan ini merupakan ruhnya agama yang benar yang perkembangannya dipimpin oleh anutan Islam yang murni, bersumber pada kitab suci yang menjelaskan serta mengambarkan wacana masalah benar (haq), wacana kiprah kewajiban insan untuk mengikuti yang benar itu, menjauhi yang batil dan sesat atau mungkar, yang kesemuanya telah diwujudkan dalam syari’at agama yang berdasrkan nilai-nilai mutlak dan norma-normanya telah ditetapkan oleh Allah yang tak berubah-ubah berdasarkan selera  nafsu manusia. Oleh lantaran itu tujuan pendidikan Islam penuh dengan nilai-nilai rohaniah Islami dan berorientasikan kepada kebahagiaan hidup diakhirat. Tujuan ini difokuskan pada pembentukan langsung muslim yang sanggup melakukan syariat Islami melalui proses pendidikan spiritual menuju makrifat  kepada Allah.(Arifin: 1989: 227)

Ayat-ayat Al Alquran ibarat tersebut berikut ini dijadikan referensi impian hidupnya.

Artinya :  Sesungguhnya beruntunglah orang yang memebersihkan dirinya (dengan beriman), dan beliau ingat nama Tuhannya kemudian beliau bersembahyang, tetapi kau (orang-orang kafir) menentukan kehidupan duniawi, sedang kehidupan darul abadi ialah lebih baik dan lebih kekal.(Depag RI.Al Qur’an dan Terjemhannya:1990: 1052:14-17)


2.    Tujuan Keduniaan (Al-Ghardud Dunyawi)

Tujuan ini lebih mengutamakan pada upaya uuntuk mewujudkan kehidupan sejahtera di dunia dan kemanfaatannya. Tujuan Pendidikan jenis ini sanggup dibedakan menjadi majemuk tujuan, misalnya: Tujuan pendidikan berdasarkan paham pragmatisme, hanya menitik beratkan pada suatu kemanfaatan hidup insan di dunia dimana ukuran-ukurannya sangat relatf, bergantung kepada kebudayaan atau peradaban manusia; Nilai-nilai kehidupan didasarkan atas kecenderungan-kecenderungan hidup sosial budaya yang berbeda-beda berdasarkan paham pragmatisme ini selalu berubah-ubah berdasarkan tuntunan waktu dan kawasan di mana insan berpacu mencapai kepuasan hidupnya. (Arifin: 1989:228)

Tujuan pendidikan berdasarkan tuntunan hidup ilmu dan teknologi modern ibarat masa sekarang dan yang akan datang, meletakkan nilai-nilainya pada kemapuan membuat kemajuan hidup insan berdarkan ilmu dan teknologi, tanpa memperhatikan nilai-nilai rohaniah dan keagamaan yang berada dibalik kemajuan ilmu dan teknologi. Tujuan pendidikan semacam ini ialah gersang dari nilai-nilai kemanusiaan dan agama, ssehingga terjadilah suatu bentuk kemajuan hidup insan yang lebih mementingkan hidup materialistis dan atheistis, lantaran faktor nilai iman dan ketakwaan kepada Tuhan tidak mendapat kawasan dalam langsung manusia, hasil proses pendidikan ini.

Tujuan pendidikan Islam bila diarahkan kepada upaya memajukan insan dengan ilmu dan teknologi modern, tidaklah sama denan tujuan-tujuan pendidikan kaum pragmatis dan teknologis di atas, melainkan lebih mengutamakan pada upaya meningkatkan iman dan takwa kepada Allah sebagai pengendalinya.

Untuk merumuskan tujuan umum atau tujuan simpulan pendidikan Islam itu kita perlu mengintegrasikan nilai-nilai yang terkandung dalam firman-firman Allah dan sabda-sabda Nabi SAW yang menjadi idealitas anutan Islam yang diwujudkan sebagi pola kepribadian muslim yang hakiki sesuai tuntunan cita Islami tersebut.(Arifin:1989:235)

Firman-firman Allah berikut ini merupakan idealitas asasi yang hendak direalisasikan melalui proses kependidikan Islam. (Arifin:1989:235)

Artinya : Dan Aku tidak membuat jin dan insan kecuali untuk  beribadah kepada-Ku.(Depag RI.Al Qur’an dan       Terjemahan:1990 :862:51:56)

Artinya : Niscaya Allah akan meninggikan oarang-oarang yang beriman di antara kau dan orang-oarang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kau kerjakan..(Depag RI.Al Qur’an dan Terjemahan:1990:910:58:11)

Artinya :   Dan carilah pada apa yang telah dianugerahakan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akherat, dan janganlah kau melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuatlah kebaikan (kepada oarang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kau berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.(Depag RI. Al Qur’an dan Terjemahan: 1990:623:28:77)

Dan ayat-ayat lain yang berkaitan dengan upaya pembentukan kepribadian muslim yang senatiasa cenderung kepada mengharapkan keridhoan Allah dalam hidupnya.

Atas dasar ayat tersebut di atas sanggup dirumuskan tujuan pendidikan Islam yang ideal dan operasional dengan ruang lingkup yang menawarkan nilai kehidupan insan paripurna duniawiah dan ukhrawiah, yang melakukan kiprah hidup individual dan sosial berdasarkan perintah Allah, Maha Penciptanya.

Rumusan Tujuan Akhir Pendidikan Islam ialah merealisasikan insan muslim yang beriman dan bertaqwa serta berilmu pengetahuan yang bisa mengabdikan dirinya kepada Khalik-nya dengan perilaku dan kepribadian lingkaran yang menunjuk kepada penyerahan diri kepada-Nya dalam segala aspek hidupnya, duniawiah dan ukhrawiah.(Arifin:1989:236:237)

Namun demikian rumusan di atas masih sanggup diringkas lagi menjadi: mewujudkan insan yang berkepribadian muslim yang lingkaran lahiriah dan batiniah yang bisa mengabdikan segala amal perbuatannya untuk mencari keridhoan Allah SWT. (Arifin: 1989:237)

Daftar Pustaka Tujuan Pendidikan Islam Pengertian Makalah Fungsi Menurut Para Ahli Al Gazali

Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, Raja Grafindo Persadsa, Jakarta, 2005.

Depag RI, Al-Qur’an Dan Terjemahan, Jakarta, 1995.

Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany, Falsafat Pendidikan Islam, Bulan Bintang, 1979.

Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Garya Media Pratama, Jakarta, 2005.

0 Response to "Tujuan Pendidikan Islam Pengertian Makalah Fungsi Berdasarkan Para Hebat Al Gazali"

Post a Comment