Pengertian Gizi Jelek Faktor Penyebab Duduk Kasus Artikel

Pengertian gizi buruk - Gizi jelek yakni bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi menahun. Gizi buruk merupakan kondisi kurang gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein (KEP) dalam kuliner sehari hari (Admin, 2008)


Klasifikasi gizi - Pengertian Gizi Buruk Faktor Penyebab, Masalah, Artikel
Dalam memilih pembagian terstruktur mengenai status gizi harus ada ukuran baku yang sering disebut  reference.    Buku antopometri yang kini dipakai di Indonesia yakni WHO-NCHS dengan indeks berat berdasarkan umur, indeks tinggi tubuh berdasarkan umur, berat tubuh dibanding tinggi tubuh (Supariasa, 2002).

Faktor penyebab problem gizi
UNICEF (1988) telah berbagi kerangka konsep makro sebagai salah satu taktik untuk menanggulangi problem kurang gizi. Dalam kerangka tersebut ditunjukkan bahwa problem gizi jelek sanggup disebabkan oleh : 
  • Penyebab Langsung
    Makanan dan penyakit sanggup secara pribadi menjadikan gizi buruk. Timbulnya gizi jelek tidak hanya  dikarenakan asupan makanan  yang kurang, tetapi juga penyakit. Anak yang menerima cukup banyak kuliner tetapi sering menderita sakit, pada kesannya sanggup menderita gizi buruk. Demikian pula dengan anak yang tidak memperoleh cukup makanan, maka daya tahan tubuhnya akan melemah dan akan gampang terjangkit penyakit.
  • Penyebab tidak langsung
    Ada tiga penyebab tidak pribadi yang menjadikan problem gizi yaitu : 
    1. Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai.
      Setiap keluarga diperlukan bisa untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah maupun mutu gizinya. 
    2. Pola pengasuhan anak kurang memadai. Setiap keluarga dan masyarakat diperlukan sanggup menyediakan waktu, perhatian dan derma terhadap anak supaya sanggup tumbuh dan berkembang dengan baik, baik fisik, mental dan sosial. 
    3. Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Sistem pelayanan kesehatan yang ada diperlukan sanggup menjamin penyediaan  air higienis dan sarana kesehatan dasar (Posyandu) yang terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan. (Supariasa, 2002)


Tanda-tanda gizi  buruk   

Pengukuran antropometri, apabila berat tubuh berdasarkan umur (BB/U) dibandingkan dengan tabel Z-score, apabila berada kurang dari - 3 SD positif gizi jelek lalu dicocokkan dengan  z-score (TB/PB terhadap BB) apabila juga positif gizi jelek berarti termasuk gizi jelek kronis apabila dengan TB/BB tidak positif maka termasuk gizi jelek akut, apabila tidak ada alat ukur TB dan PB bisa juga  dilanjutkan dengan pengukuran LILA penggalan kiri balita, apabila LILAnya kurang dari 11,5 cm maka balita tersebut gizi jelek akut.


Tanda klinis dibedakan menjadi 3 yaitu :
a.  Marasmus dengan gejala : 
  • Anak sangat kurus
  • Wajah menyerupai orang tua. 
  • Perut cekung 
  • Kulit keriput, jaringan lemak sangat sedikit

b.  Kwashiorkor
Edema diseluruh tubuh, terutama pada wajah membulat dan sembab, rambut kusam, gampang dicabut.
c.  Gabungan marasmus dan kwashiorkor disebut marasmic kwashiorkor pada KMS ada juga istilah BGM yakni keadaan dimana letak berat tubuh balita berada  dibawah  garis merah bada KMS Balita BGM belum tentu gizi jelek tetapi jika status gizi jelek balita niscaya BGM.  (Abdur, 2008)


Penatalaksanaan Gizi Buruk
1.  Rumah Tangga 
  • Ibu membawa anak untuk ditimbang di posyandu secara teratur setiap bulan untuk mengetahui pertumbuhan berat badannya.
  • Ibu menunjukkan hanya ASI kepada bayi usia 0-4 bulan 
  • Ibu tetap menunjukkan ASI kepada anak hingga usia 2 tahun. 
  • Ibu menunjukkan MP-ASI sesuai usia dan kondisi kesehatan anak sesuai anjuran pemberian makanan.  
  • Ibu segera memberitahukan pada petugas kesehatan/kader bila  balita mengalami sakit atau 

2. Posyandu
  • Kader melaksanakan penimbangan balita setiap bulan di posyandu serta mencatat hasil penimbangan pada KMS.
  • Bagi balita dengan berat tubuh tidak naik (“T”) diberikan penyuluhan gizi seimbang dan PMT Penyuluhan. 
  • Kader menunjukkan PMT-Pemulihan bagi balita dengan berat tubuh tidak naik 3 kali (“3T”) dan berat tubuh di bawah garis merah (BGM). 
  • Kader merujuk balita ke puskesmas bila ditemukan gizi buruk dan penyakit penyerta lain.

3. Pusat Pemulihan Gizi (PPG)
PPG merupakan suatu kawasan pelayanan gizi kepada masyarakat yang ada di desa dan sanggup dikembangkan dari posyandu. Pelayanan gizi di PPG difokuskan pada pemberian kuliner komplemen pemulihan bagi balita KEP. Penanganan PPG dilakukan oleh kelompok orang renta balita (5-9 balita) yang dibantu oleh kader untuk menyelenggarakan PMT Pemulihan anak balita.  Layanan yang sanggup diberikan adalah:
  • Balita KEP berat/gizi jelek yang tidak menderita penyakit penyerta lain sanggup dilayani di PPG. 
  • Kader menunjukkan penyuluhan gizi/kesehatan serta melaksanakan demonstrasi cara menyiapkan kuliner untuk anak KEP berat/gizi buruk.  
  • Kader menimbang berat tubuh anak setiap 2 ahad sekali untuk memantau perubahan berat tubuh dan mencatat keadaan kesehatannya. 
  • Apabila berat tubuh anak berada di pita warna kuning atau di bawah garis merah (BGM) pada KMS, kader  menunjukkan PMT Pemulihan.  
  • Makanan komplemen diberikan dalam bentuk kuliner jadi dan diberikan setiap hari. 
  • Apabila berat tubuh anak berada di pita warna kuning pada KMS teruskan pemberian PMT pemulihan hingga 90 hari. 
  • Apabila sehabis 90 hari, berat tubuh anak belum berada di pita warna hijau pada KMS kader merujuk anak ke puskesmas untuk mencari kemungkinan penyebab lain.  
  • Apabila berat tubuh anak berada di pita warna hijau pada KMS, kader menganjurkan pada ibu untuk mengikuti pelayanan di posyandu setiap bulan dan tetap melaksanakan anjuran gizi dan kesehatan yang telah diberikan.
 Gizi jelek yakni bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi menahun Pengertian Gizi Buruk Faktor Penyebab Masalah Artikel

4. Puskesmas 
  • Puskesmas mendapatkan tumpuan KEP Berat/gizi jelek dari posyandu dalam wilayah kerjanya serta pasien pulang dari rawat inap di rumah sakit.
  • Menyeleksi masalah dengan cara menimbang ulang dan dicek dengan Tabel BB/U Baku Median WHO-NCHS.  
  • Apabila ternyata berat tubuh anak berada di bawah garis merah (BGM) dianjurkan kembali ke PPG/posyandu untuk mendapatkan PMT pemulihan. 
  • Apabila anak dengan KEP berat/gizi jelek (BB < 60% Tabel BB/U Baku Median WHO-NCHS) tanpa disertai komplikasi, anak sanggup dirawat jalan di puskesmas hingga berat tubuh nya mulai naik 0,5 Kg selama 2 ahad dan menerima PMT-P dari PPG. 
  • Apabila sehabis 2 ahad berat badannya tidak naik, lakukan investigasi untuk penilaian mengenai asupan kuliner dan kemungkinan penyakit penyerta, rujuk ke rumah sakit untuk mencari penyebab lain. 
  • Anak KEP berat/gizi jelek dengan komplikasi serta ada gejala kegawatdaruratan segera dirujuk ke rumah sakit umum 
  • Tindakan yang sanggup dilakukan di puskesmas pada anak KEP berat/gizi jelek tanpa komplikasi   
  • Memberikan penyuluhan gizi dan konseling diet KEP berat/ gizi jelek (dilakukan di pojok gizi buruk). 
  • Melakukan investigasi fisik dan pengobatan minimal 1 kali per minggu. 
  • Melakukan penilaian pertumbuhan berat tubuh balita gizi jelek setiap dua ahad sekali. 
  • Melakukan peragaan cara menyiapkan kuliner untuk KEP berat/ gizi buruk. 
  • Melakukan pencatatan dan pelaporan wacana perkembangan berat tubuh dan kemajuan asupan kuliner (www.gizi.net).

Daftar Pustaka Pengertian Gizi Buruk Faktor Penyebab, Masalah, Artikel

Admin, 2008. Marasmus.http//www.library.usu.co.id

Abdur. 2008. Gizi Buruk.http://www.pamekasan on the web.co.id

Supariasa, I.D.N. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.

0 Response to "Pengertian Gizi Jelek Faktor Penyebab Duduk Kasus Artikel"

Post a Comment