Pengertian Bisnis Properti Tujuan Investasi Dan Strategi

Pengertian Bisnis Properti Tujuan Investasi dan Strategi - Menurut Skinner (1992) dalam Pengantar Bisnis, Anoraga (2005), bahwa bisnis yakni pertukaran barang, jasa, atau uang yang saling menguntungkan atau memperlihatkan manfaat. Sedangkan perusahaan bisnis adalah suatu organisasi yang terlibat dalam pertukaran barang, jasa atau uang untuk menghasilkan keuntungan.

Properti adalah berkaitan dengan lahan (tanah), hunian, jenis bangunan perkantoran dan jenis bangunan untuk perdagangan (komersial). Makara bisnis properti sanggup diartikan sebagai kegiatan pertukaran barang, jasa atau uang yang berkaitan dengan lahan, hunian, bangunan perkantoran dan bangunan komersial.

Memulai perjuangan bisnis properti dikarenakan adanya peluang pada bidang perjuangan tersebut dan ketertarikan pada keuntungan  yang diharapkan dari perjuangan ini. Sebelum melangkah menjalankan bisnis properti diharapkan untuk menjajaki layak tidaknya perjuangan tersebut dijalankan. Hal-hal yang perlu ditinjau untuk menilai kelayakan perjuangan tersebut antara lain  peninjauan terhadap aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek organisasi dan manajemen, serta aspek ekonomi dan keuangan. Selanjutnya sesudah sanggup dinilai bahwa bisnis properti ini layak untuk dijalankan maka sanggup diputuskan untuk menjalankan perjuangan tersebut melalui suatu kebijakan.

Ibrahim, dalam bukunya Studi Kelayakan Bisnis (2003), menyatakan bahwa faktor-faktor yang perlu diuraikan dalam aspek teknis dan teknologi yakni yang menyangkut lokasi/proyek yang direncanakan, sumber materi baku, jenis teknologi yang digunakan, kapasitas produksi, jenis dan jumlah investasi yang diharapkan disamping membuat planning produksi selama umur hemat proyek. Sedangkan aspek organisasi dan manajemen, yang perlu diuraikan yakni bentuk kegiatan dan cara pengelolaan dari gagasan usaha/proyek yang direncanakan secara efisien. Apabila bentuk dan cara pengelolaan telah ditentukan, selanjutnya  disusun bentuk organisasi yang cocok dan sesuai untuk menjalankan kegiatan tersebut. Adapun aspek ekonomi dan keuangan yang perlu dibahas antara lain menyangkut asumsi biaya investasi, asumsi biaya operasi dan pemeliharaan, kebutuhan modal kerja, sumber pembiayaan, asumsi pendapatan dan perhitungan kriteria investasi. Selain dari pada itu  perlu ditampilkan perhitungan   12break even point beserta  pay back period, proyeksi laba/rugi, proyeksi fatwa kas dan dampak proyek terhadap perekonomian masyarakat secara keseluruhan.

Tujuan Bisnis Properti
Secara umum ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam bisnis ibarat pendapat dari Skinner (1992) dalam Pengantar Bisnis, Anoraga (2005), yang menyatakan bahwa tujuan bisnis yakni : 
  1. mencari keuntungan/profit.
  2. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan 
  3. pertumbuhan perusahaan dan 
  4. tanggung jawab sosial.

Bisnis properti yakni salah satu bab dari kegiatan bisnis, sehingga disini sanggup dikatakan bahwa tujuan bisnis tersebut diatas juga merupakan tujuan dalam bidang bisnis properti. Disamping itu di bidang perumahan dan permukiman ada yang dilaksanakan dimana lebih menitik beratkan pada mengemban misi sosial, ibarat yang dilaksanakan oleh pemerintah untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah dengan penerapan subsidinya atau pembangunan perumahan  dan permukiman yang dilaksanakan oleh forum sosial masyarakat (misalnya forum keagamaan atau forum sosial non profit) untuk menanggulangi persoalan perumahan dan permukiman jawaban adanya musibah ibarat tsunami, gempa bumi, banjir dan sebagainya. Sehingga dengan demikian misi sosial juga merupakan salah satu tujuan didalam bisnis properti,  jadi sanggup dikatakan bahwa tujuan bisnis properti yakni mencari keuntungan/profit, mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, pertumbuhan perusahaan, tanggung jawab sosial terhadap produk yang dihasilkan dan mengemban misi sosial. Sehubungan penelitian ini menitik beratkan peninjauan terhadap faktor bisnis, maka pembahasan yang dilakukan didalamnya tidak membahas persoalan faktor sosial.
Jenis Investasi Dalam Bisnis Properti
Secara umum jenis investasi dibidang  properti sanggup dikategorikan dalam beberapa jenis, antara lain yakni lahan  (tanah), hunian (residensial), jenis bangunan perkantoran, serta jenis bangunan untuk perdagangan (komersial). (Marlina dan Sastra M., dan 2005).

Jenis investasi lahan (tanah) terkait dengan jual beli lahan  (tanah) kosong yang diperjualbelikan atau lahan kosong beserta bangunan diatasnya atau berupa tanah kavling yang sudah matang siap bangkit yang berada pada suatu lingkungan yang sudah dilengkapi dengan prasarana dan sarana ibarat jaringan jalan, drainase, listrik, air higienis dan telephon dimana sesudah bangunan didirikan jaringan tersebut siap untuk dilakukan penyambungan ke rumah tersebut. Sedangkan jenis investasi hunian (residensial) yakni terkait dengan jual beli hunian/rumah  yang sudah terbangun, dimana kondisi dari lingkungan yang disediakan lebih lengkap prasarana dan sarananya termasuk adanya kemudahan umum dan kemudahan sosial yang telah ditetapkan dalam site plannya. Investasi dibidang properti remaja ini mengalami perkembangan yang cukup pesat terkait dengan tingginya kebutuhan akan hunian. Kebutuhan akan perumahan tidak hanya dikembangkan dalam tipe sederhana saja tetapi lebih dikembangkan pada tipe menengah dan mewah. Hal ini memperlihatkan bahwa pengusaha besar dibidang properti mempunyai pandangan terhadap kondisi perekonomian secara umum dalam kondisi semakin membaik, sehingga besarnya investasi dibidang ini mempunyai efek yang besar pula untuk mendorong bergairahnya  pengembangan bisnis properti dimasa mendatang.

Strategi Bisnis Properti
Strategi bisnis properti merupakan suatu cara bagaimana untuk mencapai tujuan bisnis properti yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan harus mempunyai kompetensi kinerja yang baik  dalam pengelolaan perusahaan dan dalam melaksanakan pembangunan proyek-proyeknya sehingga sanggup ditangani dengan efisien, yang selanjutnya perusahaan bisa menerapkan taktik harga yang sesuai (reasonable). Keberhasilan dalam mengelola bisnis dan diperhitungkan eksistensinya diantara para pesaing dalam bisnis serta sanggup menang dalam persaingan, diharapkan suatu keunggulan administrasi secara menyeluruh baik di bidang sistem pengelolaan investasi, sistem pelaksanaan pembangunan,  sistem pengendalian biaya, sistem kolaborasi dan sistem pemasaran yang diterapkan. Sebagai contoh, pada bisnis perumahan dan permukiman salah satu taktik yang diterapkan yakni menyediakan perumahan beserta kelengkapan sarana dan prasarana fisik penunjang operasional yang lainnya, contohnya adanya club house, open space, jogging track, tennis court, golf area dan sebagainya, dengan adanya kemudahan tersebut tentunya akan lebih mempermudah dalam penjualan/pemasarannya, serta sanggup dinilai pantas memasang harga yang mahal oleh sasaran konsumen.

Dalam mengelola investasi diharapkan kejelasan perihal asumsi investasi yaitu jumlah dan jenis investasi apa saja yang diharapkan untuk merencanakan kegiatan usaha/proyek yang akan dikerjakan, yang selanjutnya diadakan perhitungan untuk menilai layak atau tidaknya usaha/proyek yang dikembangkan.  Adapun untuk menilai layak atau tidaknya usaha/proyek yang dikembangkan perlu memperhatikan asumsi investasi, modal kerja, biaya operasi dan pemeliharaan, serta asumsi pendapatan yang akan diperoleh dalam investasi tersebut.

Pemasaran yakni salah satu aspek yang sangat memilih keberhasilan dari suatu bisnis, sebuah gagasan perjuangan yang  direncanakan meskipun telah layak (feasible) secara aspek teknis, manajemen, keuangan dan lingkungan untuk dilaksanakan, akan menjadi sia-sia apabila tidak bisa memasarkan atau menjual produk yang dihasilkan. Maka dari itu aspek pemasaran harus benar-benar  bisa menjelaskan secara baik dan realistis perihal kondisi masa kemudian maupun prospeknya di masa yang akan datang, serta sanggup melihat banyak sekali peluang dan hambatan yang mungkin akan dihadapi.

American Marketing Association (AMA), dalam Pengantar Bisnis, Anoraga, (2005), mendefinisikan pemasaran sebagai  proses perencanaan dan pelaksanaan penetapan harga, promosi, dan distribusi dari ide-ide, barang-barang, dan jasa-jasa untuk membuat pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individual dan organisasional.

Dilihat dari definisis tersebut, maka studi kelayakan pasar merupakan factor yang sangat penting untuk dilakukan sebelum memulai sebuah usaha/proyek. Studi kelayakan pasar bertujuan untuk mempelajari, meneliti dan menilai perihal seruan pasar, selera konsumen, tingkah laris konsumen, kemampuan konsumen, siapa sasaran konsumen, berapa besar peluang pasar  yang ada serta berapa besar bab pasar yang sanggup dimanfaatkan atas produk yang akan dihasilkan/dijual.
Pengertian Bisnis Properti Tujuan Investasi dan Strategi  Pengertian Bisnis Properti Tujuan Investasi dan Strategi


Lingkup pemasaran sekurang-kurangnya harus melingkupi banyak sekali hal yaitu: peluang pasar, perkembangan pasar, penetapan pangsa pasar, langkah-langkah yang perlu dilakukan dan kebijakan yang dibutuhkan untuk menjalankan pemasaran. Penentuan peluang pasar merupakan penentuan pangsa pasar yang didasarkan atas proyeksi seruan dan penawaran. Kebijakan pemasaran terkait dengan penentuan harga pokok dari produk yang dihitung menurut harga pokok produksi dan biaya overhead, selanjutnya ditentukan harga jual produk dengan memutuskan persentase keuntungan yang didasarkan pada banyak sekali pertimbangan yang diperlukan. Disamping itu aspek pemasaran harus sanggup pula menguraikan perihal kendala-kendala yang dihadapi dalam pemasaran ibarat kekuatan dan kelemahan dalam pemasaran, kondisi pesaing, serta keunggulan dari perjuangan yang dijalankan.

Dalam melaksanakan pemasaran perumahan dan permukiman perlu memperhatikan kondisi pasar antara lain yakni : (Marlina dan Sastra M., 2005). 
  1. Keinginan yang spesifik dari konsumen yang ditarget
  2. Kemampuan ekonomi sasaran pemasaran (kondisi keuangan) 
  3. Aksesbilitas (pencapaian lokasi) 
  4. Perilaku konsumsivitas dari sasaran pemasaran (konsumen) 
  5. Tingkat kemampuan daya beli konsumen.

Untuk melaksanakan analisis terhadap pesaing maka perlu dilakukan penelitian pada segmen tertentu yang sudah dilayani oleh perusahaan pesaing sehingga sanggup diketahui peluang yang masih tersisa. Dengan demikian perusahaan sanggup memahami para pesaingnya dan sanggup mengukur kekuatan dan kelemahannya sehingga diharapkan sanggup unggul dalam persaingan pemasarannya.

Ibrahim, dalam bukunya yang berjudul Studi Kelayakan Bisnis (2003), menyatakan bahwa kegiatan pemasaran merupakan kesimpulan simpulan yang harus disusun secara terang dan terperinci baik mengenai  planning penjualan, tingkat harga, kebijakan pengadaan materi baku, kebijakan penyaluran, sistem pembayaran, promosi dan lain sebagainya.

Daftar Pustaka - Pengertian Bisnis Properti Tujuan Investasi dan Strategi

Anoraga, Pandji (2005),  Pengantar Bisnis Pengelolaan  Bisnis dalam Era Globalisasi, Rineka Cipta, Jakarta.

Ibrahim, Yacob (2003), Studi Kelayakan Bisnis, Rineka Cipta, Jakarta.

Marlina, Endy dan Sastra M., Suparno (2005),  Perencanaan dan Pengembangan Perumahan, CV Andi Offset, Yogyakarta.

0 Response to "Pengertian Bisnis Properti Tujuan Investasi Dan Strategi"

Post a Comment