Pembelajaran Pendidikan Islam - Pada pembelajaran pendidikan agama Islam perlu membentuk adanya aktivitas yang menunjang pengembangan kurikulum yakni yang bersifat ekstrakurikuler dalam aneka macam hal untuk menambah dan mengaplikasi tahapan proses Pendidikan Agama Islam.
Pembelajaran Pendidikan Islam Metode Strategi Teori
Kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan Dr. Sudirjo“Kegiatan diluar jam biasa yang bertujuan biar siswa lebih menghayati apa yang dipelajari dalam kegiatan intrakurikuler “. (Sudirjo, Penelitian Kurikulum, (Yogyakarta : Fak. Ilmu Pendidikan, IKIP Yogyakarta, 1987), hlm. 82)
Oleh lantaran itu penyelenggaraan aktivitas yang ada harus sesuai dengan tujuan pendidikan. Hal ini dipertegas oleh pernyataan Dr. Suharsimi Arikunto bahwa antara kegiatan mencar ilmu - mengajar dengan tujuan pendidikan terdapat relasi erat yakni: (Dr. Suharsimi Arikunto,Dasar-dasar EvaluasiPendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 1997), hlm. 111-113)
- terikat dengan tujuan kurikulum dengan materi pelajaran
- bahan pelajaran dengan alat-alat evaluasi
- tujuan kurikulum dengan alat-alat evaluasi
Tujuan pendidikan juga mempunyai tiga tingkatan :
- tujuan umum pendidikan
- tujuan didasarkan atas tingkah laris (taksonomi)
- tujuan yang dirumuskan secara operasional
Dalam hal ini penulis menyoroti wacana tujuan didasarkan pada tingkah laris lantaran dari point inilah sanggup diteliti secara pribadi berhasil atau tidaknya pendidikan. Menurut Bloom (1956), Krathwohl (1970) dan Simpson (1964), tujuan didasarkan tingkah laris (taksonomi) mencakup tiga aspek tersebut yaitu : (Bambang Sugeng, Ph.D,InstructionalTechnology(Planning Procedure For Language Education), (Yogyakarta : Fak. Bahasa dan Seni, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 1997), hlm. 50-53)
- The cognitive domain
- The affective domain
- The psychomotoric domain
- The cognitive domain has something to do with cognition, thinking, the work of the brain.
- The affective domain has something to do with the affection, feeling, the work of the heart.
- The psychomotoric domain has something to do with the movements of the members of the body, skills, the work of the limbs and body
Sesuai dengan pengertian tersebut di atas maka aktivitas kegiatan keagamaan bertujuan antara lain :
- Meningkatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa.
- Mengembangkan talenta serta minat dalam upaya pelatihan pribadi siswa menuju insan seutuhnya.
Sehingga sanggup disimpulkan bahwa kegiatan-kegiatan yang sanggup meningkatkan ketiga aspek tersebutlah yang harus terus dikembangkan. Dalam aspek kognitif contohnya kegiatan yang bersifat proteksi materi Pendidikan Agama Islam ibarat pengajian rutin, kajian keputrian hari jum’at siang serta ceramah-ceramah pada ketika peringatan hari besar Islam (PHBI). Sedangkan dalam aspek afektif yaitu kegiatan yang bersifat pembagian zakat, pembagian binatang qurban maupun hal-hal yang tercakup dalam aktivitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang sanggup menumbuhkan perilaku untuk sanggup saling menghormati, menghargai maupun mewujudkan rasa solidaritas terhadap sesama. Kemudian dalam pengembangan aspek psikomotorik yaitu bimbingan ibadah simpel ibarat sholat Dhuha, Jum’at, sholat berjama’ah, dan peribadatan lainnya.
Pendidikan Agama Islam
Di dalam GBPP PAI di sekolah umum, dijelaskan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah perjuangan secara sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam bimbingan kerukunan antar umat beragama di masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.
Dari pengertian wacana Pendidikan Agama Islam dalam GBPP tersebut diatas sanggup ditarik beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu sebagai berikut :
Di dalam GBPP PAI di sekolah umum, dijelaskan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah perjuangan secara sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam bimbingan kerukunan antar umat beragama di masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.
Dari pengertian wacana Pendidikan Agama Islam dalam GBPP tersebut diatas sanggup ditarik beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu sebagai berikut :
- Pendidikan agama Islam sebagai perjuangan sadar, yakni suatu kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan yang dilakukan secara berencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai.
- Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan ; dalam arti bimbingan, diajari dan atau dilatih peningkatan keyakinan, pemahaman terhadap fatwa agama Islam.
- Pendidik lebih spesifik guru PAI yang melaksanakan kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan secara sadar terhadap penerima didiknya untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam.
- Pembelajaran PAI diarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan fatwa agama Islam dari penerima didik, yang disamping untuk membentuk kesalehan atau kualitas pribadi dan kesalehan sosial, sehingga sanggup terwujud persatuan dan kesatuan nasional. (Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam (Upaya Mengefektifkan PAI di Sekolah), (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2002), hlm. 76)
Dalam proses pembelajaran agama Islam terdapat tiga tahapan yaitu :
- Tahap kognisi yaitu adanya pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap fatwa dari nilai-nilai yang terkandung dalam fatwa agama Islam
- Tahap afeksi yakni terjadi proses internalisasi fatwa dan nilai agama kedalam diri siswa sehingga tumbuh motivasi dalam diri siswa dan bergerak untuk mengamalkan dalam perilaku sehari-hari dalam kehidupannya.
- Tahap psikomotorik yaitu pengamalan siswa terhadap segala fatwa Islam yang berupa praktik, contohnya praktik ibadah.
Menurut Drs. Hasan Basri dalam bukunya wacana “Remaja Berkualitas“ (Drs. Hasan Basri, Remaja Berkualitas (Problematika pandai balig cukup akal dan Solusinya0, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1995), hlm. 105) dengan pengembangan aspek tersebut maka pandai balig cukup akal sanggup menuju peningkatan kualitas dan mencegah terjadinya kenakalan remaja. Sehingga pengembangan aneka macam aspek-aspek tersebut tidak hanyalah berkisar duduk kasus pelajaran dari kurikulum yang telah ada, namun lebih mengarah proses sosial yang ada dalam kehidupan dunia maupun akhirat.
Oleh lantaran itu perlu upaya pengembangan pendidikan agama Islam yang ada di sekolah yakni dengan adanya integrasi dan sinkronisasi antara pendidikan agama dengan realitas yang menjadi tuntutan siswa ketika ini, serta sebagai perjuangan pengembangan kurikulum dengan memakai pengalaman mencar ilmu yang bervariasi.
Ragam Metode Pembelajaran Pendidikan Islam
Dalam pelaksanaan aktivitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam diperlukan beberapa metode sebagai penunjang kegiatan tersebut. Menurut Muhibbin Syah, terdapat empat macam metode mengajar yang dipandang representative dan secara umum dikuasai dalam arti dipakai secaraluas semenjak dahulu sampai kini pada setiap jenjang pendidikan.
- Metode ceramah
- Metode diskusi
- Metode Dokumentasi
- Metode ceramah plus (Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 1995), hlm. 201-280)
Sedangkan berdasarkan Oemar Muhammad al-Toumy al-Syaibany, terdapat beberapa macam metode yang pernah dipakai dalam kalangan Islam dan juga bukti dari ayat al-Qur’an dan Hadits, sebagai berikut :
- Metode pengambilan kesimpulan atau induktif
- Metode Qiyasiyah atau perbandingan
- Metode kuliah
- Metode obrolan dan perbincangan
- Metode bulat (halaqah)
- Metode mendengar
- Metode riwayat
- Metode membaca
- Metode Imla’ (dictation)
- Metode hafalan
- Metode pemahaman
- Metode lawatan untuk menuntut ilmu (Oemar Muhammad al-Toumy al-Syaibany, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1979), hlm. 560-572)
Menurut JJ Hasibuan terdapat enam metode dalam proses mencar ilmu mengajar, yaitu :
- Metode ceramah
- Metode Tanya jawab
- Metode diskusi
- Metode kerja kelompok
- Simulasi
- Metode demonstrasi
Demikian metote-metode yang telah dipaparkan tokoh-tokoh pendidikan yang sangat bervariatif dan mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dari semua metode di atas sanggup diambil beberapa yang sesuai dengan materi dan yang diperlukan oleh guru guna menunjang program pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Referensinya ditulis ibarat footnote pribadi disamping artikel Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Metode Strategi Teori
0 Response to "Pembelajaran Pendidikan Islam Metode Taktik Teori"
Post a Comment