Pengertian Kepemimpinan - Kepemimpinan memegang peranan yang sangat penting dalam perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Untuk memperoleh pengertian yang lebih terang mengenai kepemimpinan maka penulis akan mengemukakan pendapat dari para ahli, antara lain:
Pengertian Kepemimpinan Secara Umum Menurut Para Ahli
a. Pendapat dari T Hani Handoko: (T.Hani Handoko, Manajemen, BPFE Yogyakarta, 1986, hal 294)
Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk memepengaruhi orang-orang lain biar bekerja mencapai tujuan dan sasaran.
b. Pendapat dari Soewarno Handoyo Ningrat : (Soewarno Handoyo Ningrat, Pengantar Ilmu Studi Administrasi dan Manajemen, CV. Haji Masagung Jakarta, 1980, hal. 64)
Kepemimpinan itu merupakan suatu proses dimana pimpinan digambarkan akan memberi perintah atau pengarahan, bimbingan atau mempengaruhi pekerjaan orang lain dalam menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dari pendapat-pendapat diatas sanggup ditarik kesimpulan bahwa kepemimpinan ialah proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan seseorang atau kelompok dalam usahanya mencapai tujuan didalam situasi tertentu.
Teori Teori Kepemimpinan
Dengan mempelajari ilmu perihal kepemimpinan maka lahir teori-teori perihal kepemimpinan yaitu:
Dengan mempelajari ilmu perihal kepemimpinan maka lahir teori-teori perihal kepemimpinan yaitu:
a. Teori Sifat
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki oleh pemimpin itu. Sifat-sifat itu berupa sifat fisik dan psikoplagis. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi pemimpin yang berhasil ialah ditentukan oleh kemampuan pribadi, yang dimaksudkan ialah kualitas seseorang dengan banyak sekali sifat perangai atau ciri-ciri didalamnya. Oleh alasannya itu para hebat berusaha untuk merinci lebih jauh kualitas seorang pemimpin yang berhasil dalam melakukan tugas-tugas kepemimpinan kemudian hasil-hasil tersebut dirumuskan kedalam sifat- sifat umum seorang pemimpin. Usaha tersebut kesannya melahirkan dan menjelma teori kepemimpinan atau traits theory of leadership (Miftah Thoha, Perilaku Organisasi, PT Raja Grafindo Persada, 1983, hal 278)
Dalam perkembangan teori ini ada empat sifat umum yang mempengaruhi terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi :
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki oleh pemimpin itu. Sifat-sifat itu berupa sifat fisik dan psikoplagis. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi pemimpin yang berhasil ialah ditentukan oleh kemampuan pribadi, yang dimaksudkan ialah kualitas seseorang dengan banyak sekali sifat perangai atau ciri-ciri didalamnya. Oleh alasannya itu para hebat berusaha untuk merinci lebih jauh kualitas seorang pemimpin yang berhasil dalam melakukan tugas-tugas kepemimpinan kemudian hasil-hasil tersebut dirumuskan kedalam sifat- sifat umum seorang pemimpin. Usaha tersebut kesannya melahirkan dan menjelma teori kepemimpinan atau traits theory of leadership (Miftah Thoha, Perilaku Organisasi, PT Raja Grafindo Persada, 1983, hal 278)
Dalam perkembangan teori ini ada empat sifat umum yang mempengaruhi terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi :
- Kecerdasan
Kepemimpin memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang dipimpin - Kedewasaan dan Keleluasaan Hubungan SosialKepemimpin cenderung menjadi matang dan memiliki emosi yang stabil, serta memiliki perhatian yang luas terhadap aktifitas-aktifitas sosial
- Motivasi Diri dan Dorongan Prestasi
Para pemimpin secara relatif memiliki dorongan motivasi yang berpengaruh untuk berprestasi. Mereka berusaha mendapat penghargaan yang intrinsic dibandingkan dari yang ekstinsik. - Sikap-sikap Hubungan Manusia
Pemimpin-pemimpin yang berhasil mau mengakui harga diri dan kehormatan para pengikutnya dan bisa berpihak padanya.
b. Kepemimpinan Menurut Teori Kelompok
Teori kelompok ini beranggapan bahwa, supaya kelompok bisa mencapai tujuan-tujuannya, maka harus terdapat suatu pertukaran yang kasatmata diantara pemimpin dan pengikut-pengikutnya. Kepemimpinan yang ditekankan pada adanya suatu proses pertukaran antara pemimpin dan pengikut-pengikutnya, melibatkan pula konsep-konsep sosiologi perihal keinginan-keinginan pengembangan perhatian. Pemimpin yang memperhitungkan dan membantu pengikut-pengikutnya memiliki imbas yang kasatmata terhadap sikap, kepuasan dan pelaksanaan kerja. Dengan perkataan lain bahwa para bawahan sanggup mempengaruhi pemimpin dengan perilakunya. Perilaku pemimpin akan bisa menjadi faktor motivasi terhadap para karyawan jika:
Teori kelompok ini beranggapan bahwa, supaya kelompok bisa mencapai tujuan-tujuannya, maka harus terdapat suatu pertukaran yang kasatmata diantara pemimpin dan pengikut-pengikutnya. Kepemimpinan yang ditekankan pada adanya suatu proses pertukaran antara pemimpin dan pengikut-pengikutnya, melibatkan pula konsep-konsep sosiologi perihal keinginan-keinginan pengembangan perhatian. Pemimpin yang memperhitungkan dan membantu pengikut-pengikutnya memiliki imbas yang kasatmata terhadap sikap, kepuasan dan pelaksanaan kerja. Dengan perkataan lain bahwa para bawahan sanggup mempengaruhi pemimpin dengan perilakunya. Perilaku pemimpin akan bisa menjadi faktor motivasi terhadap para karyawan jika:
- Perilaku tersebut sanggup memuaskan kebutuhan-kebutuhan bawahan sehingga memungkinkan tercpainya efektifitas dalm pelaksanaan kerja.
- Perilaku tersebut merupakan komplimen dari lingkungan para bawahan yang berupa memperlihatkan latihan, pemberian dan penghargaan yang diharapkan untuk mengefektifkan pelaksanaan kerja. Dan bila dengan cara demikian, maka para bawahan dan lingkungan akan merasa kekurangan.
c. Teori Situasional dan Model Kontingensi
Teori ini berisi hubungan antara gaya kepemimpinan dengan situasi menyenangkan itu diterapkan oleh Fiedler dalam hubungan dengan dimensi berikut ini:
Teori ini berisi hubungan antara gaya kepemimpinan dengan situasi menyenangkan itu diterapkan oleh Fiedler dalam hubungan dengan dimensi berikut ini:
- Hubungan pemimpin dengan anggota
- Derajat dari struktur tugas
- Posisi kekuasaan pemimpin yang dicapai lewat otorita formal
Suatu situasi akan sanggup menyenangkan pemimpin bila ketiga dimensi diatas memiliki derajat yang tinggi. Dengan kata lain, suatu situasi akan menyenangkan jika:
- Pemimpin diterima oleh para pengikutnya.
- Tugas-tugas dan semua yang berafiliasi dengan pemimpin ditentukan secara jelas.
- Penggunaan otoritas dan kekuasaan secara formal diterapakan pada posisis pemimpin
Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan ialah suatu contoh sikap yang konsisten yang kita tunjukan dan sebagai yang diketahui pihak lain dikala berusaha mempengaruhi acara orang lain.
Tiga tipe dasar pemimpin sebagai bentuk-bentuk proses pemecahan kasus dan mengambil keputusan, ialah sebagai berikut: (Soewarno Handoyo Ningrat, Pengantar Ilmu Studi Dan Manajemen.CV Haji Masagung, Jakarta, 1980 hal. 76)
a. Pemimpin Otokratis
Pemimpin yang bersifat otokratis memperlihatkan ciri-ciri sebagai berikut: memperlihatkan perintah-perintah yang selalu diikuti, menentukan budi karyawan tanpa sepengetahuan mereka. Tidak memperlihatkan klarifikasi secara terperinci perihal rencana yang akan dating, tetapi sekedar menyampaikan kepada anggotanya perihal langkah-langkah yang mereka lakukan dengan segera dijalankan. Memberikan kebanggaan kepada meraka yang selalu berdasarkan kehendaknya dan melontarkan kritik kepada mereka yang tidak mengikuti kehendaknya. Selalu jauh dengan anggota sepanjang masa.
Pemimpin yang bersifat otokratis memperlihatkan ciri-ciri sebagai berikut: memperlihatkan perintah-perintah yang selalu diikuti, menentukan budi karyawan tanpa sepengetahuan mereka. Tidak memperlihatkan klarifikasi secara terperinci perihal rencana yang akan dating, tetapi sekedar menyampaikan kepada anggotanya perihal langkah-langkah yang mereka lakukan dengan segera dijalankan. Memberikan kebanggaan kepada meraka yang selalu berdasarkan kehendaknya dan melontarkan kritik kepada mereka yang tidak mengikuti kehendaknya. Selalu jauh dengan anggota sepanjang masa.
b. Pemimpin Demokratis
Pemimpin demokratis hanya memperlihatkan perintah sehabis mengadakan musyawarah dahulu dengan anggotanya dan mengetahui bahwa kebijaksanaannya hanya sanggup dilakukan setalah dibicarakan dan diterima oleh anggotanya. Pemimpin tidak akan meminta anggotanya mengerjakan sesuatu tanpa terlebih dahulu memberitahukan rencana yang akan mereka lakukan. Baik atau buruk, benar atau salah ialah kasus anggotanya dimana masing-masing ikut serta bertanggung jawab sebagai anggotanya.
Pemimpin demokratis hanya memperlihatkan perintah sehabis mengadakan musyawarah dahulu dengan anggotanya dan mengetahui bahwa kebijaksanaannya hanya sanggup dilakukan setalah dibicarakan dan diterima oleh anggotanya. Pemimpin tidak akan meminta anggotanya mengerjakan sesuatu tanpa terlebih dahulu memberitahukan rencana yang akan mereka lakukan. Baik atau buruk, benar atau salah ialah kasus anggotanya dimana masing-masing ikut serta bertanggung jawab sebagai anggotanya.
c. Pemimpin Liberal atau Laissez-Faire
Pemimpin liberal yaitu kebebasan tanpa pengendalian. Pemimpin tidak memimpin atau mengendalikan bawahan sepenuhnya dan tidak pernah ikut serta dengan bawahannya.
Dari ketiga gaya kepemimpinan diatas sanggup diambil kesimpulan yang baik ialah gaya kepemimpinan yang demokratis dengan karakteristik sebagai berikut: (Sondang P Siagian, Teori dan Praktek Kepemimpinan, Pt Rineka Cipta. Jakarta 1988. hal 18)
Pemimpin liberal yaitu kebebasan tanpa pengendalian. Pemimpin tidak memimpin atau mengendalikan bawahan sepenuhnya dan tidak pernah ikut serta dengan bawahannya.
Dari ketiga gaya kepemimpinan diatas sanggup diambil kesimpulan yang baik ialah gaya kepemimpinan yang demokratis dengan karakteristik sebagai berikut: (Sondang P Siagian, Teori dan Praktek Kepemimpinan, Pt Rineka Cipta. Jakarta 1988. hal 18)
- Kemampuan mempertahankan organisasi sebagai suatu totalitas dengan menempatkan semua satuan organisasi pada proporsi yang sempurna dengan tergantung pada sasaran yang ingin dicapai oleh organisasi yang bersangkutan pada kurun waktu tertentu.
- Mempunyai persepsi yang holistik mengenai organisasi yang dipimpinnya.
- Menempatkan organisasi sebagai keseluruhan diatas kepentingan diri sendiri atau kepentingan kelompok tertentu dalam organisasi.
- Mengakui dan menjunjung tinggi harkat dan martabat para bawahannya sebagai makhluik sosial dan sebagai individu yang memiliki jati diri yang khas.
- Sejauh mungkin memperlihatkan kesempatan kepada para bawahannya berperan serta dalam prosas pengambilan keputusan terutama yang menyangkut kiprah para bawahan yang bersangkutan.
- Terbuka terhadap ide, pandangan dan sasaran orang lain termasuk bawahannya.
- Memiliki sikap keteladanan yang menjadi panutan kepada para bawahannya.
- Bersifat rasional dan objektif dalam menghadapi bawahan terutama dalam menilai sikap dan prestasi kerja karyawan.
- Selalu berusaha menumbuhkan dan memelihara iklim kerja yang aman dan kreatif bawahan.
- Mengetahui dan menumbuhkan kebutuhan-kebutuhan para bawahan untuk menghasilkan sesuatu yang bisa dikontrol oleh para pimpinan.
- Memberikan insentif kepad abawahan yang bisa mecapai hasil dalam kerja.
- Membut suatu jalan yang gampang dilewati oleh bawahan untuk menaikan prestasinya dengancara pembinaan dan pengarahan.
- Membantu para bawahan dengan menjelaskan apa yang bisa diterapkan darinya.
- Mengurangi halangan-halangan yang bisa menciptakan frustasi.
- Menaikan kesempatan-kesempatan untuk memuaskan bawahan yang memungkinkan tercapainya efektifitas kerja.
Wewenang Kepemimpinan
Wewenang ialah hak kelembagaan memakai kekuasaan. Hubungan kekuasaan muncul berdasarkan kekuatan fisik, pengetahuan kebijaksanaan, status posisi, atau peranan.Tradisi dan karisma juga menjadi penyebab kekuasaan.
Dalam artikel Pengertian Kepemimpinan Secara Umum Menurut Para Ahli ini saya menggunn akareferensi langsung. Referensi ditulis ibarat menulis ibarat menulis catatan kaki. Semoga bermanfaat untuk semuanya
Daftar Pustaka - Pengertian Kepemimpinan Secara Umum Menurut Para Ahli
T.Hani Handoko, Manajemen, BPFE Yogyakarta, 1986, hal 294
Soewarno Handoyo Ningrat, Pengantar Ilmu Studi Administrasi dan Manajemen, CV. Haji Masagung Jakarta, 1980, hal. 64
Miftah Thoha, Perilaku Organisasi, PT Raja Grafindo Persada, 1983, hal 278
Sondang P Siagian, Teori dan Praktek Kepemimpinan, Pt Rineka Cipta. Jakarta 1988. hal 18
Wewenang ialah hak kelembagaan memakai kekuasaan. Hubungan kekuasaan muncul berdasarkan kekuatan fisik, pengetahuan kebijaksanaan, status posisi, atau peranan.Tradisi dan karisma juga menjadi penyebab kekuasaan.
Dalam artikel Pengertian Kepemimpinan Secara Umum Menurut Para Ahli ini saya menggunn akareferensi langsung. Referensi ditulis ibarat menulis ibarat menulis catatan kaki. Semoga bermanfaat untuk semuanya
Daftar Pustaka - Pengertian Kepemimpinan Secara Umum Menurut Para Ahli
T.Hani Handoko, Manajemen, BPFE Yogyakarta, 1986, hal 294
Soewarno Handoyo Ningrat, Pengantar Ilmu Studi Administrasi dan Manajemen, CV. Haji Masagung Jakarta, 1980, hal. 64
Miftah Thoha, Perilaku Organisasi, PT Raja Grafindo Persada, 1983, hal 278
Sondang P Siagian, Teori dan Praktek Kepemimpinan, Pt Rineka Cipta. Jakarta 1988. hal 18
0 Response to "Pengertian Kepemimpinan Secara Umum Berdasarkan Para Ahli"
Post a Comment