Pengertian Belajar Menurut Para Ahli- Disadari atau tidak, setiap individu tentu pernah melaksanakan acara belajar, alasannya ialah acara belajar tidak sanggup dipisahkan dari kehidupan seseorang mulai semenjak lahir hingga mencapai umur tua.
Definisi Belajar Menurut Para Ahli Winkel : Belajar ialah proses mental yang mengarah pada penguasaan pengetahuan, kecakapan skill, kebiasaan atau sikap yang semuanya diperoleh, disimpan dan dilakukan sehingga menjadikan tingkah laris yang progresif dan adaptif.
Pengertian Belajar Teori Definisi Menurut Para Ahli
Dari pengertian diatas, tampak belajar lebih menekankan pada proses, baik proses mental, proses penyesuaian dengan lingkungan, proses melalui lingkugannya, proses melalui pengalaman, latihan maupun praktek.
Selanjutnya ada pula yang merumuskan pengertian belajar yang menekankan pada perubahan sebagaimana dikatakan oleh Witherington, bahwa ,”Belajar ialah perubahan dalam diri individu yang sanggup dinyatakan sebagai suatu kecakapan, kebiasaan, pengertian dan apresiasi”.
Dengan memperhatikan perumusan-perumusan perihal pengertian belajar tersebut diatas maka penulis berpendapat; Bahwa belajar ialah suatu peoses psikis yang berlangsung dalam interaksi antara subjek dengan lingkungannya dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengatahuan, pemahaman, ketrampilan, sikap dan kebiasaan yang bersifat relative konstan / tetap baik melalui pengalaman, latihan maupun praktek. Perubahan itu bisa sesuatu yang gres atau hanya penyempurnaan terhadap hal-hal yang sudah dipelajari yang segera nampak dalam sikap konkret atau yang masih tersembunyi. Sedangkan proses belajar sanggup berlangsung dengan kesadaran individu atau tidak, sebagaimana diungkapkan oleh Winkel bahwa,” Proses belajar sanggup berlangsung dengan disertai kesadaran dan intensi, tetapi itu tidak mutlak perlu.”
Pengertian Belajar Menurut Para Ahli Definisi
Prestasi belajar tidak sanggup dipisahkan dari berbuatan belajar, alasannya ialah berguru merupakan suatu proses, sedangkan prestasi berguru ialah hasil dari proses pembelajaran tersebut.
Bagi seorang siswa berguru merupakan suatu kewajiban. Berhasil atau tidaknya seorang siswa dalam pendidikan tergantung pada proses berguru yang dialami oleh siswa tersebut.
Menurtut Logan, dkk (1976) dalam Sia Tjundjing (2001:70) berguru sanggup diartikan sebagai perubahan tingkah laris yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan latihan . Senada dengan hal tersebut,
Winkel (1997:193) beropini bahwa berguru pada insan sanggup dirumuskan sebagai suatu acara mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas.
Belajar tidak hanya sanggup dilakukan di sekolah saja, namun sanggup dilakukan dimana-mana, ibarat di rumah ataupun dilingkungan masyarakat. Irwanto (1997:105) beropini bahwa berguru merupakan proses perubahan dari belum bisa menjadi sudah bisa dan terjadi dalam jangka waktu tertentu.
Sedangkan berdasarkan Mudzakir (1997:34) berguru ialah suatu perjuangan atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, meliputi perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.
Menurut Garry and Kingsley yang dikutip oleh Sudjana (1989:5), menyatakan berguru ialah suatu proses perubahan tingkah laris yang asli melalui latihan-latihan dan pengalaman.
Di dalam belajar, siswa mengalami sendiri proses dari tidak tahu menjadi tahu, alasannya ialah itu berdasarkan Cronbach (Sumadi Suryabrata,1998:231) : “Belajar yang sebaik-baiknya ialah dengan mengalami dan dalam mengalami itu pelajar mempergunakan pancainderanya. Pancaindera tidak terbatas hanya indera pengelihatan saja, tetapi juga berlaku bagi indera yang lain.”
Belajar sanggup dikatakan berhasil kalau terjadi perubahan dalam diri siswa, namun tidak semua perubahan sikap sanggup dikatakan belajar alasannya ialah perubahan tingkah laris akhir belajar mempunyai ciri-ciri perwujudan yang khas (Muhibbidin Syah, 2000:116) antara lain :
a. Perubahan Intensional
Perubahan dalam proses berlajar ialah alasannya ialah pengalaman atau praktek yang dilakukan secara sengaja dan disadari. Pada ciri ini siswa menyadari bahwa ada perubahan dalam dirinya, ibarat penambahan pengetahuan, kebiasaan dan keterampilan.
b. Perubahan Positif dan aktif
Positif berarti perubahan tersebut baik dan bermanfaat bagi kehidupan serta sesuai dengan impian alasannya ialah memperoleh sesuatu yang baru, yang lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan aktif artinya perubahan tersebut terjadi alasannya ialah adanya perjuangan dari siswa yang bersangkutan.
Perubahan dikatakan efektif apabila membawa imbas dan manfaat tertentu bagi siswa. Sedangkan perubahan yang fungsional artinya perubahan dalam diri siswa tersebut relatif menetap dan apabila diharapkan perubahan tersebut sanggup direproduksi dan dimanfaatkan lagi.
Berdasarkan dari uraian di atas, maka sanggup disimpulkan bahwa belajar ialah suatu proses perjuangan yang dilakukan siswa untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laris yang gres secara keseluruhan, secara sengaja, disadari dan perubahan tersebut relatif menetap serta membawa imbas dan manfaat yang positif bagi siswa dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Pengertian Belajar Teori Definisi Menurut Para Ahli dibawah ini diupdate 15 April 2013 sebagai suplemen artikel.
Ciri-ciri BelajarMenurut Djamarah (2002:15).ciri-ciri berguru adalah:
a. Perubahan yang terjadi secara sadar
Individu yang berguru akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu mencicipi telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, kecakapannya bertambah, kebiasaannya bertambah.
b. Perubahan dalam berguru bersifat fungsional
Perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan mengakibatkan perubahan berikutnya.
c. Perubahan dalam berguru bersifat positif dan aktif
Dalam belajar, perubahan-perubahan itu selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan alasannya ialah perjuangan individu sendiri.
d. Perubahan dalam berguru bukan bersifat sementara
Perubahan yang terjadi alasannya ialah proses berguru bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laris yang terjadi sehabis berguru akan bersifat menetap.
e. Perubahan dalam berguru bertujuan atau tararah
Perubahan tingkah laris itu terjadi alasannya ialah ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan berguru terarah pada perubahan tingkah laris yang benar-benar disadari.
f. Perubahan meliputi seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh individu sehabis melalui suatu proses berguru meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang berguru sesuatu, sebagai karenanya ia akan mengalami perubahan tingkah laris secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya.
Prinsip-Prinsip Belajar
Menurut Dimyati (2005:30), prinsip-prinsip berguru adalah:
a. Perhatian dan motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Apabila materi pelajaran tersebut dirasa penting, akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya. Motivasi berkaiatan erat dengan minat. Siswa yang mempunyai minat akan cenderung perhatian dan timbul motivasinya untuk mempelajari bidang tertentu.
b. Keaktifan
Keaktifan anak akan mendorong untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasi sendiri. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri.
c. Keterlibatan eksklusif atau berpengalaman
Dalam berguru melalui pengalaman, siswa tidak hanya mengamati tetapi menghayati, terlibat eksklusif dalam perbuatan dan tanggung jawab terhadap hasilnnya.
d. Pengulangan
Prinsip berguru menekankan prinsip pengulangan ialah teori psikologi daya. Menurut teori ini, berguru ialah melatih daya-daya yang ada pada insan yang terdiri atas daya: mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal, mencicipi dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka daya yang dilatih akan menjadi sempurna.
e. Tantangan
Dalam belajar, siswa menghadapi kendala untuk mencapai tujuan belajar. Agar timbul motif pada anak untuk mengatasi kendala tersebut, materi pelajaran haruslah menantang. Tantangan yang dihadapi menciptakan siswa bergaiarah untuk mengatasinya.
f. Balikan dan penguatan
Siswa akan berguru lebih semangat apabila mengetahui dan mendapat hasil yang baik. Dengan hasil yang baik merupakan balikan yang menyenangkan dan kuat baik untuk perjuangan berguru selanjutnya. Balikan yang diterima melalui penggunaan metode akan mendorong siswa untuk berguru lebih ulet dan bersemangat.
g. Perbedaan individu
Siswa merupakan individu yang unik. Tipe siswa mempunyai perbedaan satu dengan yang lain. Perbedaan individu ini kuat pada cara dan hasil berguru siswa.
Teori-teori belajar
Macam-macam teori berguru antara lain:
a. Teori berguru berdasarkan ilmu jiwa daya
Menurut pandangan teori ini, bahwa jiwa insan mempunyai daya-daya. Daya-daya ini ialah kekuatan yang tersedia. Pengaruh teori ini dalam berguru ialah ilmu pengetahuan yang didapat hanyalah bersifat hafalan-hafalan belaka. Oleh alasannya ialah itu, berdasarkan para andal ilmu jiwa daya, bila ingin berhasil dalam belajar, latihlah semua daya yang ada di dalam diri.
b. Teori berguru berdasarkan ilmu jiwa gestalt
Gestalt ialah sebuah teori berguru yang dikemukakan oleh Koffka dan Kohler dari Jerman.Teori ini berpandangan bahwa keseluruhan lebih penting dari bagian-bagian. Sebab keberadaan bagian-bagian itu didahului oleh keseluruhan.
Dalam belajar, berdasarkan teori gestalt, yang terpenting ialah penyesuaian pertama, yaitu mendapat respons atau jawaban yang tepat. Belajar yang terpenting bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh insight.
c. Teori berguru berdasarkan ilmu jiwa asosiasi
Menurut pandangan teori ini bahwa keseluruhan itu sesungguhnya terdiri dari penjumlahan bagian-bagian atau unsur-unsurnya. Penyatupaduan bagian-bagian melahirkan konsep keseluruhan.
d. Teori konektionisme
Thorndike ialah orang yang mengemukakan teori konektionisme. Menurut Thorndike dasar dari berguru tidak lain ialah asosiasi antara kesan panca indra dengan impuls atau bertindak. Belajar ialah pembentukan korelasi antara stimulus dan respons, antara agresi dan reaksi. Antara stimulus dan respons ini akan terjadi suatu korelasi yang erat apabila sering dilatih.
e. Teori Kontruktivisme
Menurut teori kontruktivisme, berguru merupakan proses untuk merekonstruksi makna, sesuatu mungkin itu teks, kegiatan dialog, pengalaman fisik dan lain-lain. Belajar proses mengasimilasi dan menghubungkan pengalaman atau materi yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah dimiliki sehingga pengertiannya menjadi berkembang.
Makara berdasarkan teori kontruktivisme, berguru ialah kegiatan yang aktif dimana subyek berguru membangun sendiri pengetahuannya. Subyek berguru juga mencari sendiri sesuatu yang mereka pelajari.
Referensi - Pengertian Belajar Teori Definisi Menurut Para Ahli
Winkel W. S. 1983, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah, Jakarta : PT. Gramedia.
Muhibbin, Syah. (2000). Psikologi Pendidikan dengan Suatu Pendekatan baru. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Irwanto. (1997). Psikologi Umum. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sumadi, Suryabrata. (1998). Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada .
Winkel, WS (1997). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : Gramedia.
Dimyati.2005.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Depdikbud.
Djamarah,Syaiful Bahri.2002.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta:Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif-Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:Sinar Baru.
Muhibbin, Syah. (2000). Psikologi Pendidikan dengan Suatu Pendekatan baru. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Irwanto. (1997). Psikologi Umum. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sumadi, Suryabrata. (1998). Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada .
Winkel, WS (1997). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : Gramedia.
Dimyati.2005.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Depdikbud.
Djamarah,Syaiful Bahri.2002.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta:Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif-Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:Sinar Baru.
0 Response to "Pengertian Mencar Ilmu Teori Definisi Berdasarkan Para Ahli"
Post a Comment