Pengaruh Penerapan KBK Terhadap Peningkatan Kreativitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Metematika
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam suatu forum pendidikan, kurikulum merupakan hal penting sebagai rencana pembelajaran. Di mana dalam penerapan kurikulum bermuara pada pembelajaran yang diterapkan pada setiap pembelajaran tidak terkecuali pada mata pelajaran matematika. Artinya keberhasilan berguru akseptor didik, tergantung pada kurikulum khususnya Kurikulum Berbais Kompetensi (KBK) di bawah bimbingan tenaga pengajar (guru).
Kurikulum yang dikembangkan sesuai dengan kala globalisasi ialah kurikulum yang materinya tidak hanya berbasis kontens tetapi lebih kepada peningkatan kecakapan hidup siswa yang mempunyai kompetensi bagaimana memutakhirkan pengetahuan tersebut.
Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, perilaku dan nila-nilai yang direfleksikan atau mewujudkan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak” (Depdiknas, 2003 : 9). Untuk menjadi kompeten dalam bidang tertentu, seorang secara konsisten dan terus menerus memperlihatkan kompetensi dalam bidang tersebut dalam cara berfikir dan bertindak sehari-hari. Kompetensi harus mempunyai konteks dalam banyak sekali bidang kehidupan atau hal-hal lainnya yang dibutuhkan biar seseorng sanggup melaksanakan sesuatu harus didefinisikan secara terang dan luas dalam suatu unjuk kerja yang sanggup diukur dengan indikator tertentu.
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) intinya merupakan format atau standar yang memutuskan kompetensi yang diharapkan sanggup dicapai siswa dalam setiap tingkatan kelas atau jenjang tertentu biar mempunyai kecakapan hidup sesuai dengan tujuan nasional.
Dengan demikian, kurikulum ini merupakan pergeseran dari isi (apa yang tertuang) ke kompetensi (bagaimana berfikir, bersikap, berguru dan melakukan) oleh lantaran itu, para guru dan siswa diharapkan sanggup mengetahui kompetensi apa yang seharusnya dicapai pada setiap pembelajaran dan sejauh mana efektivitas aktivitas pembelajaran telah dicapai.
Prinsip dasar aktivitas berguru mengajar (KBM) yang diterapkan dalam KBK ialah pengembangan keterampilan berfikir logis, kritis, kreatif, bersikap dan bertanggungjawab pada kebiasaan dalam prilaku sehari-hari melalui aktifitas pembelajaran secara aktif yaitu :
- Berpusat pada siswa, setiap siswa berbeda dalam minat, kemampuan, kesenangan, pengalaman, kecepatan, dan gaya belajar.
- Mengembangkan keingintahuan dan imajinasi
- Memiliki semangat mandiri, bekerja sama dan berkompetensi
- Menciptakan kondisi yang menyenangkan
- Mengembangkan kemampuan dan pengalaman belajar
- Karakteristik mata pelajaran, ibarat matematika menekankan kemampuan bernalar (Depdiknas, 2003: 12)
Strategi dan metode pembelajaran dalam KBK ialah guru harus bisa membuat suasana berguru yang melibatkan fisik-sosial siswa secara aktif supaya memberi peluang siswa untuk mengamati dan merekam data hasil pengamatan, menjawab pertanyan dan mempertanyakan jawaban, mejelaskan sambil memperlihatkan argumentasi dan sejumlah pikiran sehat lainnya.
Guru juga harus selalu menghargai setiap perjuangan dan hasil kerjasama siswa serta memperlihatkan stimulus yang mendorong siswa untuk berbuat dan berfikir sambil menghasilkan karya dan fikiran kreatif lantaran siswa akan mencapai hasil berguru 10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa yang didengar, 70% dari apa yang dikatakan, dan 90% dari apa yang dikatakan dan dilakukan. Hal ini memperlihatkan bahwa kalau guru mengajar dengan banyak ceramah, maka siswa akan mengingat hanya 20% lantaran siswa hanya mendengarkan, sebaliknya kalau guru meminta siswa melaksanakan sesuatu dengan melaporkannya maka mereka akan mengingat sebanyak 90%.
Untuk memutuskan siswa telah menguasai kompetensi yang ditetapkan kurikulum, guru akan memutuskan prestasi siswanya menurut data dan warta yang diperoleh. Penilaian lebih terfokus pada evaluasi berbasis kelas. Dengan memakai banyak sekali macam cara baik dalam suasana formal maupun non-formal sehingga memperlihatkan hasil terbaiknya.
Dengan demikian penerapan KBK merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau penemuan dalam suatu tindakan simpel sehingga memperlihatkan dampak atau imbas baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai, dan sikap. Alek, M.A, (1995) menyatakan bahwa “efektifitas berasal dari kata imbas yang berarti kesan, akhir dan efektif yang berarti tepat, sempurna sasaran mempunyai akhir yang tepat”.
Berdasarkan pendapat di atas dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antara guru sebagai pengembang kurikulum dan siswa sebagai akseptor didik yang dalam prosesnya harus saling mendukung dan menunjang terutama proses berguru mengajar yang orientasinya akan terjadi peningkatan kreativitas berguru siswa.
Kreativitas merupakan talenta yang secara potensial dimiliki oleh setiap yang sanggup ditemukan (diidentifikasi) dan dipupuk melalui tindakan yang tepat, salah satu duduk masalah yang sanggup menemukan potensi kreatif yang sanggup dikembangkan melalui pengalaman pendidikan. Kreativitas ialah “kemampuan untuk membuat kombinasi gres menurut data, informasi, atau unsur-unsur yang kreatif” (Mulyasa, 2003 : 126).
Kreativitas berguru sangat dibutuhkan lantaran dengan adanya kreativitas orang akan sanggup berkreasi dan mewujudkan dirinya, dan perwujudan diri termasuk salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia. Kreativitas atau berfikir sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah. Kreativitas merupakan bentuk pemikiran yang hingga ketika ini msih kurang menerima perhatian dalam pendidikan formal.
Kreativitas anak dimatikan secara perlahan disebabkan adanya ketakutan terhadap gurunya sendiri, padahal kalau keativitas anak dikembangkan maka ia akan bisa membuat banyak sekali kombinasi dalam pengajaran. Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat tapi juga memperlihatkan kepuasan kepada individu dan kreativitas yang memungkinkan insan meningkatkan kualitas hidupnya.
Prilaku kreatif ialah “hasil dari pemikiran kreatif oleh lantaran itu hendaknya sistem pendidikan sanggup merangsang pemikiran, perilaku dan prilaku kreatif, produktif, disamping pemikiran logis dan penalaran” (Munandar, 1994 : 47).
Berdasarkan pendapat di atas sistem pendidikan yang sanggup merangsang pemikiran, perilaku dan prilaku kreatif aman ialah melalui KBK, prinsip dasar aktivitas berguru mengajar (KBM) dalam KBK ialah membuatkan keterampilan berfikir logis, kritis, kreatif, bersikap dan bertanggungjawab pada kebiasaan dan prilaku sehari-hari melalui pembelajaran aktif yaitu :
- Berpusat pada siswa
- Mengembangkan keingin-tahuan dan imajinasi
- Memiliki semangat, mandiri, bekerja sama dan berkompetens
- Menciptakan kondisi yang menyenangkan
- Mengembangkan bermacam-macam kemampuan dan pengalaman belajar.
Dalam KBK pendekatan pembelajaran ialah PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif, efektif, menyenangkan), dimana siswa merasa bahagia aktif pada ketika pelajaran, sehingga siswa mempunyai kebiasaan untuk berprestasi dan berkreativitas.
Pengaruh penerapan KBK ialah peningkatan kreativitas berguru siswa, lantaran yang lebih berperan aktif ialah siwa. Siswa memakai kemampuan berfikir kritis, terlibat penuh dalam mengupayakan terjadinya proses pembelajaran. Proses pembelajaran terjadi banyak sekali kawasan tidak terfokus pada runag kelas saja.
Sebelum ditetapkan KBK kreativitas dianggap bukanlah hal penting dalam mendukung presata si berguru siswa, yang diutamakan ialah talenta dan intelegensinya. Padahal dengan adanya kreativitas maka siswa aka mempunyai kemampuan membuat hal-hal yang gres dalam belajar.
Melalui KBK penekanannya pada kemampuan melalukan sesuatu yang bekerjasama dengan pekerjaan, lantaran untuk sanggup melaksanakan sesuatu pekerjaan maka siswa akan berfikir kreatif. Pendekatan yang dipakai dalam KBK ialah pendekatan kontekstual dimana siswa diberikan kebebasan dalam proses belajar, lantaran siswa yang banyak berguru dan menemukan sendiri balasan dari suatu permasalahan melalui pemikiran kreatif.
Berdasarkan hasil wawancara dengan cuilan kurikulum (Bapak, Iwan Suntoko) bahwa, di MTs Negeri 1 Mataram sudah menerapkan KBK tetapi penerapannya belum maksimal. Tetapi belum maksimal, biar penerapannya maksimal maka MTsN 1 Mataram memperlihatkan pembekalan kepada guru-guru melalui penataran dan KKG serta melengkapi sarana dan prasarana yang sanggup menunjang pembelajaran supaya lebih efektif dan efesien.
Proses penerapan pembelajaran yang diterapkan dalam KBK sangatlah bersifat luwes / pleksibel lantaran pembelajaran tersebut tidak hanya terbatas di dalam kelas sajan tetapi di luar kelas juga contohnya ruang perpustakaan, leb. dan sebagainya.Selain itu juga siswa-siswa dituntut bagaimana memanfaatkan benda-benda sekitar sebagai objek pembelajaran tentu saja yang sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga akan membangkitkan minat berguru dan daya kreasi siswa. Berdasarkan permasalahan diatas maka peneliti menentukan judul “PENGARUH PENERAPAN KBK TERHADAP PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN METEMATIKA SISWA KELAS I MTS NEGERI 1 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2006/2007”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan duduk masalah yang sanggup diambil ialah sebagai berikut : “Apakah penerapan KBK efektif terhadap peningkatan kreativitas berguru siswa khususnya pada mata pelajaran Matematika siswa kelas 1 MTs Negeri 1 Mataram tahun pelajaran 2006/2007.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan duduk masalah yang telah dikemukakan maka tujuan penelitian ini ialah : Ingin mengetahui efek penerapan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) terhadap peningkatan kreativitas berguru siswa pada mata pelajaran metematika siswa kelas I MTs Negeri 1 Mataram tahun pelajaran 2006/2007.
D. Kegunaan Penelitian
Dalam melaksanakan suatu penelitian terhadap suatu penomena atau duduk masalah maka dari hasil penelitian ini mempunyai makna atau manfaat baik itu secara teoritis dan simpel :
1. Kegunaan yang bersifat teoritis
Yaitu : Hasil penelitian ini sanggup memperlihatkan warta wacana penerapan KBK dalam peningkatan kretivitas berguru siswa pada mata pelajara metematika siswa kelas I MTs Negeri 1 Mataram 2006/2007.
2. Kegunaaan yang bersifat praktis
- Memberi masukan pada guru khususnya pada guru matematika dalam melaksanakan proses berguru mengajar (PBM).
- Menambah pengetahuan dan bekal kepada mahasiwa Jurusan Tarbiyah Tadris Matematika sebagai calon guru matematika bahwa PBM itu harus dibarengi dengan kretivitas guru dalam mengajar yang akan meampu meningkatkan kretivitas siswa dalam belajar
- Bagi Instansi pengelola pendidikan yaitu dengan penelitian ini sanggup memudahkan pengelola pendidikan didalam menyiapkan materi dan alat penunjang pembelajaran yang sanggup meningkatkan kreativitas berguru siswa.
E. Hipotesis
Hipotesis sanggup diartikan sebagai balasan sementara terhadap duduk masalah yang bersama-sama masih harus diuji kebenarannya secara empiris (Sumardi, 1986 : 69). Ada dua jenis hipotesis dalam penelitian yaitu hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nihil (Ho). Hipotesis alternatif (Ha) yakni ada efek penerapan KBK terhadap peningkatan kreativitas berguru siswa.
Maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini ialah hipotesis alternatif (Ha) yakni penerapan kurikulum berbasis kompetensi efektif dalam peningkatan kreativitas berguru siswa khususnya pada mata pelajaranmatematika siswa kelas 1 MTs Negeri 1 Mataram tahun pelajaran 2006/2007.
F. Batasan Istilah
Untuk menghindari kesalahfahaman dalam penafsiran istilah pengertian judul ini, maka penulis memperlihatkan batasan istilah sebagai berikut :
1. Pengaruh
Pengaruh artinya daya yang terdapat dari sesuatu (orang atau benda) (Poerwadarminta, 1985 : 78). Ahli lain menyampaikan bahwa efek ialah : “Sesuatu yang tiba dari subjek yang sanggup menyebabkan perubahan” (Soetomo, 1980 : 2000). Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan efek ialah efek penerapan KBK terhadap peningkatan kreativitas berguru siswa pada mata pelajaran matematika siswa kelas I MTs Negeri 1 Mataram tahun pelajaran 2006/2007
2. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Adalah “suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melaksanakan kompetensi tugas-tugas dengan standar porfermasi tertentu, sehingga jadinya sanggup dirasakan oleh akseptor didik berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu (Mulyasa, 2006 : 39).
3. Kreativitas Belajar
Kreativitas ialah kemampuan seseorang untuk menemukan dan membuat hal-hal gres dalam berguru yang pengembangannya melalui kemampuan berfikir divergen artinya proses berfikir yang melihat sesuatu duduk masalah dari banyak sekali sudut pandang atau menguraikan sesuatu duduk masalah atas beberapa kemungkinan pemecahan.
Kreativitas juga diartikan sebagai “segala sesuatu yang diciptakan oleh seseorang sebagai hasil dari keunikan pribadinya dalam intraksi dengan lingkungannya” (Satiyadarma dan waruwu, 2004: 3). Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kreativitas berguru ialah kemampuan siswa untuk membuat cara berguru sendiri yang sanggup mempermudah dirinya dalam berguru matematika.
makna judul dalam penelitian ini ialah penggunaan kurikulum yang penekanannya pada kemampuan melaksanakan kompetensi yang merupakan perpaduan, keterampilan yang menyebabkan pada kemampuan siswa dalam berkreasi, membuat cara berguru matematika yang gampang dipahami menurut klarifikasi yang didapat dari gurunya.
Pengaruh Penerapan KBK Terhadap Peningkatan Kreativitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Metematika
Pengaruh Penerapan KBK Terhadap Peningkatan Kreativitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Metematika
0 Response to "Pengaruh Penerapan Kbk Terhadap Peningkatan Kreativitas Mencar Ilmu Siswa Pada Mata Pelajaran Metematika"
Post a Comment