Biografi Montesquieu - Profil Hidup

Biografi Montesquieu - Profil Hidup

1. Sejarah kelahiran dan pendidikan Montesquieu (Sejarah Kelahiran, pendidikan, pengalaman dan acara intelektual Montesquieu ini merupakan hasil campuran dari beberapa sumber diantaranya: “Biography of Montesquieu,” http://www.malaspina.com/site/person_857.asp, susukan 15 september 2004; “Baron de Montesquieu,” http://www.rjgeib.com/thoughts/montesquieu/montesquieu-bio.html, susukan 15 september 2004; http://www.atheism.about.com/library/glossary/political/bldef_montesquieucharles.htm, susukan 15 september 2004; dan “Biographical Note,” dalam Montesquieu, The Spirit, hlm. ix-x.)
Keluarga Montesquieu termasuk kaum bangsawan; kakeknya yaitu Presiden Parlemen Bordeaux, ayahnya, Jacques de Secondat, yaitu anggota pengawal kerajaan, dan ibunya, Marie Francoise de Penel, yang wafat dikala Montesquieu berumur sebelas tahun, berasal dari keluarga Inggris-Gascon.

Charles Louis de Secondat Baron de la Brede et de Montesquieu lahir di Chateau de la Brede, sekitar sepuluh mil dari Bordeaux, Perancis, pada tanggal 18 Januari 1689. Meskipun berasal dari keluarga yang berada, selama masa kanak-kanak Montesquieu berada di bawah asuhan orang tuanya yang miskin. Karena itu ia mengenal orang-orang miskin sebagai saudaranya sendiri. Pada tahun 1700, ia dikirim ke Fakultas Seni Berpidato di Juilly, dekat Meaux, dimana ia mencar ilmu kesusastraan klasik, sejarah dan ilmu pengetahuan umum hingga tahun 1711. Setelah ayahnya meninggal pada tahun 1713, ia berada di bawah asuhan pamannya dari pihak ayah, Baron de Montesquieu, dan menjadi Dewan Penasehat Parlemen Bordeaux. Pada tahun 1715, ia menikah dengan seorang gadis Protestan, hebat waris perempuan dari sebuah keluarga militer, Jeanne Lartigue, dan dikaruniai tiga orang anak. Namun demikian, profesinya sebagai Dewan Penasehat maupun statusnya sebagai kepala keluarga, tidak menyita banyak perhatiannya untuk menuntut ilmu. Tahun 1716, pamannya wafat dan mewariskan kepada Montesquieu kedudukannya sebagai Presiden Parlemen Bordeaux, kekayaannya dan namanya; Baron de Montesquieu, yang dengan nama itu ia kemudian dikenal. Kemudian pada tahun itu juga ia menjadi anggota The Bordeaux Academy of Sciences dimana ia mencar ilmu hukum, budbahasa istiadat serta ilmu pemerintahan negara-negara Eropa.


2. Pengalaman dan acara intelektual Montesquieu

Meskipun memegang jabatan kepresidenan di Parlemen dan beraktivitas selayaknya spesialis aturan profesional, Montesquieu kelihatan lebih tertarik pada bidang kepustakaan dan model eksperimen ilmu alam.

Di Akademi Bordeaux, antara tahun 1717 hingga 1723, Montesquieu meng-ajukan sejumlah paper dalam aneka macam tema diantaranya ihwal politik keagamaan Romawi, sebab-sebab kemabukan, demam yang tiap sebentar kambuh, seluk beluk gema, kelemahan dan berat badan, arus air laut, peninggalan-peninggalan fosil, dan studi ihwal bunga merambat. Pada satu kesempatan, ia berencana menulis ihwal “Physical History of the Earth” (Sejarah Fisik Bumi) yang untuk itu ia mulai mengumpulkan bahan-bahan di tahun 1719. Namun dua tahun kemudian, ia disibuk-kan oleh topik yang sama sekali berbeda; mempublikasikan karya besar pertamanya di Amsterdam yang berjudul Lettres Persanes (Surat-Surat Orang Persia). Buku yang dipublikasikan pada tahun 1921 ini berisi ihwal surat menyurat antara dua orang Persia yang melancong ke Eropa dengan sobat mereka di Persia. Melalui surat-surat dari dua orang Persia ini – tokoh fiktif yang diciptakan Montesquieu – Montesquieu bebas megecam dengan penuh sindiran dan cemooh, aneka macam kebodohan masyarakat Perancis ihwal gaya hidup, pemerintahan, Parlemen, Akademi, Universitas, dan cercaan yang paling sengit dilontarkannya untuk gereja, Paus, dogma dan praktek agama Katolik. Dalam satu tahun buku ini sudah terjual sebanyak empat edisi orisinil yang sah dan sejumlah besar edisi bajakan. Ketika buku ini dipublikasikan, Montesquieu tidak mencantumkan namanya. Namun nama penulis ternyata segera sanggup diketahui oleh masyarakat umum yang kemudian menominasikannya untuk masuk ke dalam French Academy. Tahun 1725, ia diterima di Frenc Academy tetapi tidak diakui oleh Raja Louis XV tanggapan kecamannya dalam Lettres Persanes. Di tahun berikutnya, Montesquieu menjual masa jabatan kedudukannya di Bordeaux dengan syarat bahwa sesudah ia wafat, jabatan itu kembali pada anak laki-lakinya. Setelah itu ia pindah ke Paris untuk mencurahkan perhatiannya pada literatur, dan sekali lagi ia diterima di  French Academy, dan diakui di tahun 1728.

Pada tahun itu juga, Montesquieu mulai mengadakan perjalanan panjang keliling Eropa untuk mengobservasi aneka macam masalah hukum, masyarakat, dan budbahasa istiadat mereka, yang kemudian dari perjalanan itu menghasilkan karya besar selanjutnya, L`Esprit des Lois. Dalam perjalanannya, ia menyertai Pangeran Waldegrave ke Vienna, mengunjungi Hongaria, singgah beberapa waktu di Venice, Florence, Naples, Genoa, dan Roma dimana ia disambut oleh Cardinal de Polignac dan Benedict XIII. Di tahun 1729, bersama Lord Chasterfield, ia pergi ke Inggris melalui Piedmont dan the Rhine. Selama delapan belas bulan di Inggris, ia menjumpai tokoh-tokoh terkemuka menyerupai Perdana Menteri Walpole, Swift dan Paus; serta memperoleh wawasan yang luas ihwal kehidupan di Inggris. Kemanapun ia berkunjung, Montesquieu menciptakan catatan yang banyak ihwal segala sesuatu yang ia lihat dan dengar, kemudian mempelajarinya dengan penuh semangat. Dan dari pengamatannya terhadap praktek pemerintahan Inggris inilah, ia kemudian menyandarkan pemikirannya ihwal hubungan antar forum negara.

Setelah bolos selama tiga tahun, pada tahun 1731, ia kembali pada keluarga, bisnis, perkebunan anggur dan lahan pertaniannya di Chateau de la Brede. Disana ia sering membagi waktu untuk berkunjung ke Paris, berbaur dengan para sastrawan dan teman-teman mereka di salon Madame de Tencin, du Deffand dan Geoffrin. Namun dalam interaksi itu, ia dengan hati-hati berusaha menghindari hal-hal yang berbau filsafat. Karena meskipun keyakinan agamanya tidak begitu kuat, pemikirannya tidak punya kesamaan dengan ajaran Voltaire dan teman-temannya yang tidak mengakui adanya Tuhan.

Mulai dikala itu, tujuan besar hidupnya yaitu menulis L`Esprit des Lois, dan seluruh waktu luangnya dalam sanggar terpencil di la Brede disediakannya untuk itu. Adalah sebuah akal – berdasarkan Montesquieu – untuk menjembatani masa peralihan antara Lettres persanes dengan L`Esprit des Lois dengan menampilkan sebuah karya yang lebih penting dari karya pertama (Lettres Persanes) dan tidak lebih terperinci dari karya yang akan tiba (L`Esprit des Lois). Les Considerations sur les causes de la Grandeur et de la decadence des Romains (Studi ihwal Faktor-Faktor Penyebab Kejayaan dan Kemunduran Romawi) dipublikasikan pada tahun 1734 di Amsterdam. Dalam buku ini, Montesquieu memaparkan dengan baik ihwal kemajuan gemilang dan keruntuhan perlahan yang dialami kerajaan  dari mulai berdirinya Roma hingga penaklukan Konstantinopel oleh Turki. Ia tidak mengisahkan aneka macam insiden secara naratif, namun lebih memfokuskan pada mata rantai hubungan yang terjalin antar peristiwa, dengan anggapan bahwa para pembaca sudah mengetahui citra aneka macam insiden tersebut. Berbeda dengan Bossuet yang dahulu telah menyediakan dua belahan dalam karyanya Histoire Universelle untuk menjelaskan rangkaian perubahan di Roma, Montesquieu memaparkan subyek yang sama dengan cara yang lebih luas dan dengan hubungan antar fakta yang lebih dekat.

Secara formal, Montesquieu belum mulai menulis L`Esprit des Lois sebelum tahun 1743. Empat tahun kemudian, sesudah naskah tersebut selesai, Montesquieu mengajukannya pada sekelompok sahabatnya, menyerupai Helvetius, Fontenelle, dan Crebillon the Younger. Meskipun mereka dengan bunyi bundar menolak pempublikasian buku itu, namun Montesquieu tetap menerbitkannya di Geneva pada tahun 1748. Di Perancis, buku itu mendapat sambutan yang tidak erat dari pendukung maupun penentang rezim Louis XV. Tetapi di negara-negara Eropa lain, terutama di Inggris, buku ini disambut dengan penghargaan yang tinggi.

Dalam L`Esprit des Lois ini Montesquieu mengkaji ihwal hukum-hukum masyarakat dan hubungannya dengan pemerintahan, huruf umum dari suatu negara, budbahasa istiadat dan agama yang melingkupinya. Ia berusaha untuk tidak mengkaji aneka macam bentuk aturan dan menjelaskan artinya, tetapi untuk menjelaskan prinsip-prinsip dasar aturan dan untuk memilih beberapa kondisi yang harus diuji apakah suatu aturan itu diberlakukan untuk kebahagiaan insan dalam masyarakat. Ia mengemukakan pemisahan kekuasaan antara eksekutif, legislatif dan yudikatif; mengecam perbudakan, mendukung perlakuan yang lebih lembut pada pelaku kriminal, toleransi antar umat beragama dan kebebasan dalam menjalankan ibadah. Para negarawan pertama Amerika begitu dekat dengan L`Esprit des Lois dan darinya mereka mendapat ilham ihwal pemerintahan federal. Thomas Jefferson, pelopor Declaration of  Independence, Hamilton, Madison, dan Jay, yang mendukung pembentukan konstitusi baru, mereka semua antusias pada pokok-pokok ajaran Montesquieu. Kesuksesan buku ini terletak pada pengaruhnya yang begitu besar terhadap sistem politik negara-negara dunia.

Ketika merevisi belahan terakhir dari buku ini, ia berujar: “This work has nearly killed me, and now I shall rest and labor no more.” Di penghujung tahun 1745, Montesquieu berkunjung ke Paris dengan maksud menutup rumahnya disana sehingga ia sanggup tinggal tetap menikmati pensiunnya di la Brede. Ketika di Paris, ia diserang demam dan wafat dua ahad kemudian pada tanggal 10 Februari 1755, dan dimakamkan di Gereja St. Sulpice, Paris. Upacara peringatan dilangsungkan untuk-nya oleh The French Academy, The Prussian Academy, dan The British Royal Society. Frederick the Great menawarkan penghormatan padanya, dan dalam kaitannya dengan titah Lord Chesterfield, The London Evening Post menyatakan penyesalan atas kematiannya sebagai hilangnya seorang sahabat bagi umat manusia.


3. Pemikiran dan karya-karyanya - Montesquieu

Sebelum menulis karya-karya besarnya, Montesquieu juga menghasilkan beberapa paper dan beberapa goresan pena yang belum rampung yang ditulisnya dikala mencar ilmu di Academy of Bordeaux, diantaranya: Le temple de Gnide, Essai sur le Gout, Dia-logue de Syela et d`Eucrate, Arsace et Ismenie, dan lebih dari seratus surat. Karya-karya ini sudah dikumpulkan dalam: Oeuvres Completes de Montesquieu, diedit oleh Edward Laboulaye (7 vols., Paris, 1875-1879); Melanges Inedits de Montesquieu (Bordeaux, 1892); Voyages de Montesquieu (Bordeaux, 1894-1896); dan Pensees et Fragments Inedits de Montesquieu (Bordeaux, 1899-1901). (“Biography of Montesquieu,” http://www.malaspina.com/site/person_857.asp, susukan 15 september 2004)

Disamping aneka macam karya tersebut, yaitu tiga karya terbesar Montesquieu yang paling berpengaruh, memakan waktu dan pengumpulan materi yang tidak sedikit, yang menggambarkan pokok ajaran Montesquieu secara utuh, diantaranya adalah:

a. Lettres Persanes - Karya Montesquieu

Lettres Persanes pertama kali dipublikasikan pada tahun 1721 ketika Montes-
quieu berusia tiga puluh dua tahun. Buku ini bercerita ihwal tiga orang Persia yang berjulukan Usbek, Rica dan Rhedi; yang mengembara ke Eropa untuk mempelajari gaya hidup dan budbahasa istiadat di Eropa. Pada suatu waktu, Rhedi berhenti di Venice, sedangkan Usbek dan Rica melanjutkan perjalanan ke Paris. Segera sesudah keberangkatan mereka, mulailah terjadi dengan cepat surat menyurat antara pengunjung dari Persia ini dengan istri-istri, para pembantu dan teman-teman mereka di Persia, begitu juga surat menyurat antar pengunjung dari Persia ini sendiri.

Buku ini berisi surat-surat tersebut, tepatnya berjumlah 161 surat dan tidak terdapat uraian dongeng diantara surat yang satu dan yang lain. Masing-masing surat lebih menyerupai dengan sebuah karangan singkat yang menggambarkan beberapa subjek menyerupai dasar pemerintahan, tradisi religius, gaya hidup dari suatu masyarakat; bahkan ada beberapa surat yang tiba dari sanak saudara, istri-istri, dan para pembantu ihwal aneka macam insiden yang terjadi di Persia.

Melalui surat-surat ini, Montesquieu sanggup dengan bebas menyindir dan mencemooh dengan tajam Raja dan Gereja dengan berpura-pura seakan-akan pengunjung dari Persia itu yang menulis dan beropini demikian. Seperti ketika Usbek berbicara dalam suratnya bahwa ada seorang tukang sulap yang bahkan lebih hebat dari Raja Perancis dengan berkata, “This Magician is called the Pope” dan diteruskan dengan cemoohan lainnya untuk Paus. Pernyataan ini menjadikan timbulnya kontroversi ketika Montesquieu dicela sebagai seorang “Unbeliever”.

Alur dari sebagian dongeng dalam buku ini juga cukup menarik. Ketika Usbek dan Rica menikmati masa pencerahan di Perancis selama tujuh tahun, istri-istri Usbek,selir-selir dan para budaknya semakin merasa resah. Yang terjadi kemudian yaitu para istri dan selirnya berselingkuh dengan para budak laki-laki. Dan ketika Usbek mendengar kabar ihwal ini dari pembantu kepercayaannya, para perempuan dan budak telah menikmati “kebebasan” yang tidak ingin mereka lepas meski melalui kekerasan. Penggalan kisah ini mengusung wacana ihwal kebebasan individu dan bagaimana seseorang seharusnya bereaksi menghadapi situasi semacam itu.

Buku ini tidak hanya sukses sebagai karya sejarah, tetapi juga sebagai karya fiksi, filsafat, politik dan uraian religius; dalam banyak hal berisi realitas masa kini, sebagaimana karya ini berisi realitas pada hampir tiga ratus tahun yang lalu. (“Reviews of Persian Letters,” http://www.fetchbook.info/fwd_reviews/search _0140442812 html, susukan 24 September 2004. )

b. Les Considerations sur les causes de la Grandeur et de la decadence des Romains - Karya Montesquieu

Karya ini diterbitkan pertama kali tahun 1734 di Amsterdam – sebagaimana karya sebelumnya – dengan tanpa nama, yang kemudian direvisi pada edisi 1748. Karya ini merupakan salah satu karya-karya pertama dari semua perjuangan untuk memahami setiap jengkal sejarah Romawi.

Sebagian besar karya ini menggunakan kerangka historis, dimulai dengan asal mula Romawi dan diakhiri dengan keruntuhannya. Keterangan yang terdapat pada ju-dulnya mengindikasikan bahwa Montesquieu kurang tertarik untuk memaparkan seja-rah umum Romawi, atau bahkan juga sejarah kejayaan dan keruntuhannya, tetapi le-bih difokuskan pada klarifikasi ihwal sebab-sebab dari kejayaan dan keruntuhan itu.

Kekuatan Romawi awal mulanya menampakkan diri di bawah kekuasaan Raja-Raja pertama dan mencapai puncaknya dalam bentuk Republik di bawah Pompey (sekitar 65 SM), yang “…completed the splendid work of Rome`s greatness.” Namun ketika korupsi menggerogoti Romawi dari dalam, sistem republik tidak sanggup dipertahankan lebih usang dan diganti dengan kerajaan yang menggunakan kebiasaan dan lembaga-lembaga warisan dari Republik. Karena satu dan lain hal, kerajaan mengalami keruntuhannya di tamat kurun ke-4 Masehi.

Kejayaan Romawi mengandung beberapa lantaran diantaranya: kebajikan masyarakatnya, sistem konsul, kebijakan senat, kekuasaan rakyat yang terbatas, konsentrasi perang, kemenangan-kemenangan, pembagian harta rampasan, pembagian tanah yang merata, censorship (pemeriksaan), pembagian kekuasaan politik, dan derma senat terhadap militer dan terhadap politik luar negeri.

Sedangkan kemunduran Romawi antara lain disebabkan oleh merosotnya kerjasama antara rakyat dan militer, kesenjangan ekonomi dan kekuasaan, hilangnya identitas kewarganegaraan rakyat Romawi, yang kesemuanya menciptakan Republik ti-dak mungkin sanggup dipertahankan. Montesquieu juga mencurahkan perhatiannya pada perkembangan paham atheisme, materialisme, dan hedonisme yang menjadikan hancurnya moral, agama, patriotisme dan kebajikan masyarakat Romawi. (Montesquieu, “Considerations on the Causes of the Greatness of the Romans and their Decline,” http://www.constitution.org/cm/ccgrd_l.htm, susukan 25 September 2004)

Karya ini menjadi salah satu konsep yang nantinya ia kembangkan dalam L`Esprit des Lois.

c. L`Esprit des Lois - Karya Montesquieu

Karya terbesar Montesquieu yang terdiri dari tiga puluh satu buku ini diterbitkan pertama kali di Geneva pada tahun 1748.

Dalam kata pengantar dan buku pertama, setidaknya Montesquieu mempunyai dua sasaran: untuk memahami perbedaan aturan insan dan aturan dalam kehidupan secara umum, dan memberi sumbangsih dasar bagi terbentuknya pemerintahan yang bijaksana di setiap tempat. Kemudian ia beralih pada pengujian struktur politik sebagai penghambat konflik sosial. Menurutnya, setiap pemerintahan mempunyai hakikat dan prinsip yang padanya aturan haru dihubungkan. Dan jenis-jenis pemerintahan ia kelompokkan pada tiga golongan besar diantaranya Republik (baik Demokrasi maupun Aristokrasi), Monarki dan Despotisme. Persoalan-persoalan di dalam dan luar pemerintahan-pemerintahan tersebut merupakan subjek masalah yang dipaparkan Montesquieu dalam buku kedua hingga dengan buku ke sepuluh. Pada buku kesebelas hingga tiga belas, Montesquieu menganalisis bentuk pemerintahan dengan kebebasan sebagai prinsipnya. Ia menampilkan Inggris sebagai teladan pemerintahan yang objek eksklusif dari hukum-hukumnya yaitu kebebasan dalam arti hak untuk melaksanakan sesuatu yang diizinkan hukum. Di belahan ini juga Montesquieu membahas ihwal pemisahan kekuasaan yang terdiri dari legislatif, direktur dan yudikatif;yang kalau disatukan pada orang atau forum yang sama maka kekuasaan akan sangat terkonsentrasi dan akan timbul kesewenang-wenangan. Buku keempat belas hingga delapan belas memaparkan ihwal imbas keadaan iklim terhadap bentuk-bentuk perbudakan, dan hubungan antara keadaan tanah dan masyarakat primitif.  (David Lowenthal, “Montesquieu,” dalam Leo Strauss dan Joseph Cropsey (ed.), History of Political Philosophy, edisi ke-3 (Chicago: The University of Chicago Press, 1987), hlm. 514,516,522-523,526)
 pengalaman dan acara intelektual Montesquieu ini merupakan hasil campuran dari bebera Biografi Montesquieu - Profil Hidup

Buku kesembilan belas menjelaskan hubungan antara aturan dengan prinsip-prinsip moral dan budbahasa suatu bangsa. Buku kedua puluh hingga dua puluh dua menjelaskan hubungan aturan dengan perdagangan. Buku kedua puluh tiga membahas hubungan aturan dengan jumlah penduduk. Buku kedua puluh empat dan dua puluh lima berbicara ihwal hubungan aturan dengan agama, dan pada buku kedua puluh enam berisi penyelesaian konflik yang mungkin timbul antar aturan agama (law of religion), aturan kodrat (law of nature), aturan sipil (civil law), aturan politik (political law) dan aturan bangsa-bangsa (law of nations). Pada belahan terakhir, buku kedua puluh tujuh hingga tiga puluh satu, Montesquieu membahas aturan Romawi, Perancis dan Feodal sebagai pemanis tambahan.

Dalam karya ini, Montesquieu memandang aturan sebagai hal yang paling sentral dan paling memilih tingkah laris manusia. Menurutnya, gagasan ihwal sistem aturan merupakan hasil dari kompleksitas aneka macam faktor empiris dalam kehidupan manusia. Setidaknya ada dua faktor penyebab utama yang membentuk General Spirit (watak umum masyarakat) yang sangat memilih struktur sosial politik masyarakat, yaitu faktor fisik dan faktor moral. Faktor fisik yang utama yaitu iklim, keadaan geografis, dan kepadatan penduduk yang menghasilkan akibat-akibat fisiologi dan mental tertentu. Sedangkan faktor moral antara lain berupa agama, kebiasaan, ekonomi, perdagangan, cara berpikir dan suasana yang tercipta di peradilan negara. (Montesquieu, The Spirit, hlm.xv-xix)

Dalam karya ini kita akan mendapat pembahasan yang cukup rumit namun saling berkaitan secara logika. Dan sesudah hampir tiga ratus tahun, karya ini masih tetap menjadi salah satu acuan pokok bagi setiap orang yang berkecimpung dalam dunia politik dan pemerintahan

Biografi Montesquieu  - Profil Hidup

0 Response to "Biografi Montesquieu - Profil Hidup"

Post a Comment