Hadits Dhaif, Makalah Hadits Dhoif, dibawah ini akan dibahas secara tuntas mengenai hadits dhaif yang diantaranya ibarat pengertian hadits dhaif, macam macam hadits dhaif, karakteristik nya, sertaKriteria hadits dhaif, oh ya tak hanya hadits dhaif saja yang sudah saya poting di blog ini mengenai hadits akan tetapi sudah banyak postingan mengenai hadits seperti, hadits mutawatir, pengertian hadits, hadits munqhati, hadits muttashil, penghafalan hadits, penghimpunan hadits, penulisan hadits, hadits ahad dan masih banyak lagi
Baiklah sihkan sahabat sahabat baca makalah hadits dhaif ini gampang mudahan terbantu
BAB I
PENDAHULUAN
Hadits Dhaif
PENDAHULUAN
Hadits Dhaif
A. LATAR BELAKANG
Ilmu hadits merupakan salah satu pilar-pilar tsaqofah islam yang memang sudah selayaknya dimiliki oleh setiap kaum muslim. Dewasa ini, begitu banyak opini umum yang berkembang yang menyampaikan bahwa ilmu hadits hanya cukup dipelajari oleh para salafus sholeh yang memang benar-benar memilki dapat dipercaya dalam ilmu agama sehingga stigma ini menciptakan sebagian kaum muslim merasa tidak harus untuk mempelajari ilmu hadits.
Hal ini tentu sangat tidak dibenarkan lantaran sanggup menciptakan masyarakat muslim menjadi kurang tsaqofah islamnya terutama dalam menjalankan sunnah-sunnah rosul. Terlebih dengan keadaan dikala ini dimana sangat bayak beredar hadits-hadits dho’if dan hadits palsu yang beredar di tengah-tengah kaum uslim dan tentunya hal ini akan menciptakan kaum muslimin menjadi pelaku bid’ah. Jika kaum muslim masih memandang remeh wacana ilmu hadits ini maka tentu ini yaitu suatu hal yang sangat berbahaya bagi aqidah kaumm muslimin dalam menjalankah sunnah rosul. Oleh lantaran itulah, perlunya kita sebagai umat muslim memilki pengetahuan yang luas wacana ilmu hadits.
Seperti yang telah diketahui bahwa hadits dho’if yaitu hadits yang lemah atau hadits yang tidak memilki syarat-syarat hadits shohih dan hadits hasan. Sebagian ulama beropini bahwa hadits dhiof ini tidak sanggup dijadikan sebagai hujjah namun sebagian ulama yang lainnya juga ada yang beropini bahwa hadits dhoif ini sanggup dipakai sebagai hujjah. Dengan adanya khilafiah atau perbedaan pendapat diantara para ulama,maka sangat perlulah kita sebagai umat muslim mengetahui bagaimana cara kita bersikap dalam menghadapi hadits dhoif tersebut lantaran hal ini akan eksklusif berkaitan dengan aqidah dan ibadah-ibadah kita kepada Allah SWT.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari pembahasan materi wacana telaah krisis terhadap hadits dhoif ini, ada beberapa rumusan persoalan yang harus diselesaikan diantaranya:
- Apa itu hadits dhoif?
- Apa saja kriteria hadits dhoif?
- Apa saja Macam-macam hadits dhoif?
- Bagaimana kehujjahan hadits dhoif?
- Apa saja kitab-kitab yang memuat wacana hadits dhoif?
C. TUJUAN
Tujuan dari pembahasan materi wacana hadits dhoif ini diantaranya yaitu sebagai berikut:
- Mengetahui pengertian hadits dhoif.
- Mengetahui sebab-sebab hadits dhoif menjadi tertolak termasuk juga kriteria mengapa disebut sebagai hadits dhoif.
- Dapat membedakan macam-macam hadits dhoif..
- Mengetahui kehujjahan hadits dhoif.
- Mengetahui kitab-kitab yang di dalamnya memuat hadits dhoif.
BAB II
PEMBAHASAN
Hadits Dhaif
PEMBAHASAN
Hadits Dhaif
Hadits dhoif secara bahasa berarti lemah artinya bahasa berarti hadits yang lemah atau hadits yang tidak kuat.
Sedangkan secara istilah para ulama terdapat perbedaan rumusan dalam mendefinisikan hadits dhoif ini akan tetapi pada dasarnya,isi, dan maksudnya tidak berbeda. Beberapa definisi,diantaranya yaitu sebagai berikut:
- Hadits yang di dalamnya tidak terdapat syarat-syarat hadits shohih dan syarat-syarat hadits hasan.
- Hadits yang hilang salah satu syaratnya dari syarat-syarat hadits maqbul(hadits shohih atau yang hasan)
- Pada definisi yang ketiga ini disebutkan secara tegas,bahwa Hadits dhoif adalah hadits yang kalau satu syaratnya hilang.
B. Kriteria hadits dhoif
Adapun kriteria hadits dhoif yaitu dimana ada salah satu syarat dari hadits shohih dan hadits hasan yang tidak terdaoat padanya,yaitu sebagai berikut sebagai berikut:
- Sanadnya tidak bersambung
- Kurang adilnya perawi
- Kurang dhobithnya perawi
- Ada syadz atau masih menyelisihi dengan hadits yang diriwayatkan oleh orang yang lebih tsiqah dibandingkan dengan dirinya
- Ada illat atau ada penyebab samar dan tersenbunyi yang menjadikan tercemarnya suatu hadits shohih meski secara zohir terlihat bebas dari cacat.
C. Macam-macam hadits dhoif
Hadits dlaif sangat banyak macamnya, masing-masing mempunyai derajat yang berbeda satu sama lain. Hadits dlaif yang mempunyai kekurangan 1 syarat dari syarat-syarat hadits shahih dan hasan lebih baik daripada Hadits dlaif yang mempunyai kekurangan 2 syarat dari syarat-syarat hadits shahih dan hasan dan begitu seterusnya.
Berdasarkan sebab-sebab di atas maka macam-macam hadits dhoif ini digolongkan menjadi beberapa kelompok di antaranya:
I. Dhoif pada segi sanad,yaitu terbagi lagi menjadi:
a) Dhoif lantaran tidak bersambung sanadnya,misalnya:
i) Hadits munqathi’
Hadits munqathi’ yaitu hadits yang gugur sanadnya di satu daerah atau lebih atau pada sanadnyan disebutkan nama seseorang yang tidak dikenal namanya.
ii) Hadits muallaq
Hadits muallaq yaitu hadits yangg rawinya digugurkan seorang atau lebih di awal sanadnya secara berturut-turut.
Hadits muallaq yaitu hadits yangg rawinya digugurkan seorang atau lebih di awal sanadnya secara berturut-turut.
iii) Hadits mursal
Hadits mursal yaitu hadits yang gugur sanadnya sehabis tabi’in. Yang dimaksud dengan gugur disisn yaitu nama sanad terakhirnya tidak disebutkan.
Hadits mursal yaitu hadits yang gugur sanadnya sehabis tabi’in. Yang dimaksud dengan gugur disisn yaitu nama sanad terakhirnya tidak disebutkan.
iv) Hadits mu’dhal
Hadits mu’dhal yaitu hadits yang gugur dua orang sanadnya atau lebih secara berturut-turut.
Hadits mu’dhal yaitu hadits yang gugur dua orang sanadnya atau lebih secara berturut-turut.
v) Hadits mudallas
Hadits mudallas yaitu hadits yang diriwayatkan berdasarkan cara yang diperkirakan bahwa hadits tersebut tidak bernoda.
Orang yang melaksanakan tadlis(perbuatannya) disebut mudallis dan haditsnya disebut hadits mudallas.
b) Dhoif lantaran tidak ada syarat adil
Hadits mudallas yaitu hadits yang diriwayatkan berdasarkan cara yang diperkirakan bahwa hadits tersebut tidak bernoda.
Orang yang melaksanakan tadlis(perbuatannya) disebut mudallis dan haditsnya disebut hadits mudallas.
b) Dhoif lantaran tidak ada syarat adil
1) Hadits maudhu’
Hadits maudhu’ yaitu hadits yang dibuat-buat oleh seseorang (pendusta) yang ciptaan ini dinisbatkan kepada Rasulullah secara paksa dan dusta baik sengaja maupun tidak.
2) Hadits matruk dan hadits munkar
Hadits matruk yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seseorang yang tertuduh dusta(terhadap hadits-hadits yang diriwayatkannya) atau tampak kefasikannya baik pada perbuatan atau pada perkataanya,atau orang yang banyak lupa atau banyak ragu.
Sedangkan hadits munkar yaitu hadits yang diriwayatkan oleh orang yang lemah (perawi yang dhoif) yang bertentangan dengan periwayatan orang yang lebih terpercaya.
c) Dhoif lantaran tidak ada dhobit
1) Hadits mudraj
Hadits mudraj yaitu hadits yang menampilkan (redaksi) tambahan,padahal bukan (bagian dari) hadits.
2) Hadits maqlub
Hadits maqlub yaitu hadits yang lafaz matannya tertukar pada salah seorang perawi pada salah seorang perawi atau seseorang pada sanasnya. Kemudian didahulukan dalam penyebutannya,yang seharusnya disebut belakangan atau mengakhirkann penyebutannya,yang seharusnya di dahulukan atau dengan diletakkannya sesuatu pada daerah yang lain.
Hadits maqlub yaitu hadits yang lafaz matannya tertukar pada salah seorang perawi pada salah seorang perawi atau seseorang pada sanasnya. Kemudian didahulukan dalam penyebutannya,yang seharusnya disebut belakangan atau mengakhirkann penyebutannya,yang seharusnya di dahulukan atau dengan diletakkannya sesuatu pada daerah yang lain.
3) Hadits mudhtharib
Hadits mudhtharib yaitu hadits yang diriwayatkan dengan periwayatannya yang berbeda-beda padahal berasal dari satu perawi(yang meriwayatkan),dua atau lebih atau dari dua perawi atau lebih yang berdekatan(dan tidak sanggup ditarjih).
Hadits mudhtharib yaitu hadits yang diriwayatkan dengan periwayatannya yang berbeda-beda padahal berasal dari satu perawi(yang meriwayatkan),dua atau lebih atau dari dua perawi atau lebih yang berdekatan(dan tidak sanggup ditarjih).
4) Hadits mushahhaf dan hadits muharraf
Hadits mushahhaf yaitu hadits yang perbedaannya(dengan hadits riwayat lain) terjadi lantaran perubahan titik kata, sedangkan bentuk tulisannya tidak berubah.
Hadits mushahhaf yaitu hadits yang perbedaannya(dengan hadits riwayat lain) terjadi lantaran perubahan titik kata, sedangkan bentuk tulisannya tidak berubah.
Sedangkan hadits muharraf yaitu hadits yang perbedaannya terjadi disebabkan lantaran perubahan syakal kata dengan masih tetapnya bentuk tulisannya.
d) Dhoif lantaran kejanggalan dan kecacatan
1) Hadits syaz
Hadits syaz yaitu hadits yang diriwayatkan oleh orang maqbul,aka tetapi bertentangan (matannya) dengan periwayatannya dari orang yang kualitasnya lebih utama.
2) Hadits mu’allal
Hadits mu’allal yaitu hadits yang diketahui ‘illatnya sehabis dilakukan penelitian dan penyelidikan meskipun pada lahirnya telah tamoak selamat(dari cacat) coontoh hadits mu’allal:
‘’si penjual dan si pembeli boleh menentukan selama belum berpisahan’’
Hadits mu’allal yaitu hadits yang diketahui ‘illatnya sehabis dilakukan penelitian dan penyelidikan meskipun pada lahirnya telah tamoak selamat(dari cacat) coontoh hadits mu’allal:
‘’si penjual dan si pembeli boleh menentukan selama belum berpisahan’’
II. Dhoif pada segi matan
Para jago hadits memasukkan ke dalam kelompok hadits dhoif dari sudut penyandarannya ini yaitu hadits mauquf dan hadits maqhthu’.
1) Hadits mauquf
Hadits mauquf yaitu hadits yang diriwayatkan dari para sahabat baik berupa perkataan,perbuatan,atau taqrirnya. Periwayatannya baik bersambung atau tidak.
2) Hadits maqthu’
Hadits maqthu’ yaitu hadits yang diriwayatkan dari tabi’in dan disandarkan kepadanya,baik perkataan maupun perbuatannya. Dengan kata lain bahwa hadits maqthu’ yaitu perkataan atau perbuatan tabi’in.
Hadits maqthu’ yaitu hadits yang diriwayatkan dari tabi’in dan disandarkan kepadanya,baik perkataan maupun perbuatannya. Dengan kata lain bahwa hadits maqthu’ yaitu perkataan atau perbuatan tabi’in.
D. Kehujjahan hadits dhoif
Hadits dhoif ada kalanya tidak sanggup ditolerir kedhoiffannya contohnya lantaran kemaudhu’annya, ada juga yang sanggup tertutupi kedhoiffannya(karena ada faktor yang lainnya). Untuk yang pertama tersebut, berdasarkan akad para ulama hadits, tidak diperbolehkan mengamalkannya baik dalam penetapan hukum-hukum,akidah maupun fadhail al ‘amal.
Sementara untuk jenis yang kedua dalam hal kehujjahannya hadits dhoif tersebut ,ada yang beropini menolak secara mutlak baik unuk penetapan hukum-hukum,akidah maupun fadhail al ‘amal dengan alasan lantaran hadits dhoif ini tidak sanggup dipastikan tiba dari Rosulullah SAW. Di antara yang beropini ibarat ini yaitu imam al Bukhari,imam muslim, dan Abu bakr abnu Al ‘Araby.
Sementara bagi kelompok yang membolehkan bersedekah dengan hadits dhoif ini secara mutlak yaitu imam Abu Hanifah, An-Nasa’i dan juga Abu dawud. Mereka beropini bahwa megamalkan hadits dhoif ini lebih disukai dibandingkan mendasrkan pendapatnya kepada nalar pikiran atau qiyas. Imam ibnu Hambal,Abd Al-Rahman ibn Al-Mahdy dan Abdullah ibn Al mubarak mendapatkan pengalaman hadits dhoif sebatas fadhail al ‘amal saja,tidak termasuk urusan penetapan aturan ibarat halal dan haram atau persoalan akidah.
Al-Qasiny memaparkan pendapat-pendpat ulama hadits yang lain wacana penerimaan terhadap hadits dhoif ini, yang juga tidak jauh berbeda dengan pemaparan di atas. Misalnya, ia mengutip pendapat ibnu Sholeah bahwa ia sendiri dalam kitabnya yang biasa dikenal ‘’Muqaddimah Ibnu Al-Sholah’’ tidak banyak mengulas wacana hal ini, selain kata ‘’hendaknya wacana fadhail dan semisalnya’’. Sementara Ibnu Hajar mengemukakan tiga syarat yang harus ada pada hadits dhoif yang sanggup diterima dan diamalkan,yaitu:
- pertama, tingkat kelemahannya tidak parah: orang yang meriwayatkan bukan termasuk pembohong atau tertuduh berbohong atau kesalahannya abanyak.
- Kedua, tercakup dalam dasar hadits yang masih dibenarkan atau tidak bertentangan dengan hadits yang shohih(yang sanggup diamalkan), ketiga, ketika mengamalkannya tidak seratus persen meyakini bahwa hadits tersebut benar-benar tiba dari Nabi SAW,tetapi maksud mengamalkannya semata-mata untuk ikhtiyath
Sementara As-Suyuti sendiri cendrung membolehkan bersedekah dengan hadits dhoif termasuk dalam persoalan aturan dengan maksud ikhtiyath. Ia mendasarkan pada pendapat Abu Daud, Iama ibn Hambal yang beropini bahwa itu lebih baik dibanding memakai nalar atau rasio atau pendapat seseorang.
E. Kitab-kitab yang memuat hadits dhoif
Kitab-kitab yang memuat dan membahas hadits dhoif diantaranya yaitu sebagai berikut:
- Kitab ad-dlu’afa karya ibnu hibban,kitab ini memaparkan hadits yang menjadi dhoif lantaran perawinya yang dhoif.
- Kitab Mizan-al-i’tidal karya adz-Zahabi,karya ini juga memaparkan hadits yang menjadi dhoif lantaran perawinya yang dhoif
- Kitab al-Marasil karya Abu Daud yang khusus memuat hadits-hadits dhoif.
- Kitab al-‘ilal karya ad-Daruquthni,juga secara khusus memaparkan hadits yang menjadi dhoif lantaran perawinya yang dhoif.
BAB III
PENUTUP
Hadits Dhaif
PENUTUP
Hadits Dhaif
A. Kesimpulan
- Hadits dhoif merupakan hadits yang di dalamnya tidak terdapat syarat-syarat hadits shohih dan syarat-syarat hadits hasan. Hadits dhoif ini memilki penyebeb mengapa sanggup tertolak di antaranya dengan sebab-sebab dari segi sanad dan juga dari segi matan.
- Kriteria hadits dhoif yaitu lantaran sanadnya ada yang tidak bersambung,kurang adilnya perawi,kurang dhobiyhnya perawi dan Ada syadz dalam hadits tersebut.
- Hadits dhoif terbagi menjadi beberapa kelompok baik itu yang didasarkan pada pembagian berdasarkan sanad hadits atau juga matan hadits.
- Dalam menyikapi penerimaan dan pengamalan hadits dhoif ini terhadi khilafiah di kalangan ulama,ada yang membolehkannya dan ada juga yang secara mutlak tidak membolehkan bersedekah dengan hadits dhoif tersebut.
- Kitab yang memuat hadits dhoif adalah Mizan-al-i’tidal karya adz-Zahabi,Kitab ad-dlu’afa karya ibnu hibban, Kitab al-Marasil karya Abu Daud, Kitab al-‘ilal karya ad-Daruquthni.
Untuk mendapatkan makalah secara lengkap silahkan Download makalah hadits dhaif dibawah ini
0 Response to "Hadits Dhaif > Pengertian Dan Macam Macam Hadits Dhaif"
Post a Comment