خُذۡ مِنۡ أَمۡوَٰلِهِمۡ صَدَقَةٗ تُطَهِّرُهُمۡ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيۡهِمۡۖ إِنَّ صَلَوٰتَكَ سَكَنٞ لَّهُمۡۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ ١٠٣
Artinya: "Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kau membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kau itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (QS. At-Taubah:103). Shadaqah dibedakan menjadi dua, yaitu "shadaqah wajibah" dan "shadaqah mandubah". Shadaqah wajibah ialah shadaqah yang umumnya disebut "zakat", sedangkan Shadaqah mandubah yaitu shadaqah yang dianjurkan untuk melakukannya di setiap ketika yang memungkinkan tanpa harus memenuhi syarat-syarat dan kadar tertentu sebagaimana yang terdapat dalam zakat.
Selain itu pengertian shadaqah sesungguhnya mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Dalam sebuah hadis Rasulullah saw. menegaskan bahwa setiap yang baik atau yang ma'ruf yaitu "shadaqah" (kullu ma'ruufin shadaqatun). Dengan demikian setiap amal ibadah yang berdasarkan dalil-dalil syara' sanggup dikategorikan ke dalam perbuatan yang baik dan sanggup digolongkan ke dalam kriteria "ma'ruf" sanggup disebut sebagai shadaqah. Hal ini berbeda dengan zakat dan infaq (baca : perbedaan zakat dan infaq) yang terkait aktifitas mengeluarkan harta benda. Ruang lingkup shadaqah lebih luas dari ruang lingkup zakat dan infaq.
Dengan mengetahui perbedaan shadaqah wajibah (zakat) dan shadaqah mandubah yang sebenarnya, bentuk-bentuk shadaqah, manfaat dari shadaqah, dan juga hal-hal yang bekerjasama dengan shadaqah itu sendiri maka akan mendorong kita untuk dengan bahagia hati melaksanakan amal shadaqah.
Hadis yang bekerjasama dengan shadaqah mandubah
Hadits ihwal ajuan menyegerakan shadaqah
عَنْ سَعِيدْ بِنْ خَالِدْ عَنْ حَارِثَةْ قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى الله عَلَيْهِ وَسَلَمْ يَقُوْلُ : تَصَدَّ قُوْا فَإِنَّهُسَيَأْتِيْ عَلَيْكُمْ زَمَانٌ يَمْشِيْ الرَّجُلُ بِصَدَقَتِهِ فَيَقُوْلُ الَّذِيْ يَعْطَاهَا لَوْ جِئْتَ بِهَا بِاْلَا مْسِ لَقَبِلْتُهَا فَأًمَّا اْليَوْمَ فَلَا حَاجَةَ لِىْ بِهَا
(أخرجه البخاري والنسائ)
Artinya: “ Dari Said bin Kholid bin Kharisah, Rosuluallah SAW bersabda: Bersedekahlah kamu, alasannya yaitu sungguh akan tiba suatu masa yang pada masa itu seorang pria pergi membawa sedekah, kemudian tidak ada orang yang mau menerimanya, kemudian berkatalah orang yang mau diberi sedekah: sekiranya kau membawa sedekahmu kemarin, tentulah saya menerimanya. Adapun pada hari ini saya tidak membutuhkannya lagi".[1](HR.Bukhari dan Nasai) عَنْ حَارِثَةَ بْنِ وَهْبِ , قَالَ : رَسُوْلُ اللهِ صَلَى الله عَلَيْهِ وَسَلَمَ : ” تَصَدَّ قُوْا, فَسَيَأْتِيْ عَلَيْكُمْ زَمَانٌ يَمْشِيْ الرَّجُلُ بِصَدَقَتِهِ لَا يَجِدُ مَنْ يَقْبَلُهَا ”
( أخرجه الطبراني)
Artinya: ”Dari Kharisah bin Wahbi, Rosuluallah bersabda: Bersedekahlah kamu, maka nanti akan tiba suatu zaman yang akan kau jumpai yaitu: seorang pria sedang berjalan membawa sedekahnya, tetapi beliau tidak mendapati orang yang akan mendapatkan sedekah”.[2](HR.Tabrani)Hadits ihwal manfaat shadaqah
عَنْ اَنَسْ بِنْ مَالِكْ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ الله صَلىَ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمْ تَصَدَّقُوْا فَإِنَّ الصَّدَقَةَ فَكَاكُمْ مِن النَّارِ
(رواه الدارقطنى والطبرانى وأبو نعيم والبيهقى وابن عساكر)
Artinya : “ Dari Anas bin Malik berkata, Rosuluallah SAW bersabda: bersedekahlah, karna sesungguhnya sedekah itu sanggup mencegah dari api neraka”.[3]Hadits ihwal orang yang suka bershadaqah dan orang yang kikir
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةْ أنَ رَسُوْلُ الله صَلَى الله عَلَيْهِ وَسَلَمْ قَالَ: مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيْهِ إٍلَّامَلَكَانِ يَنْزِاَنِ فَيَقُوْلُ أَحَدُهُمَا: اَلَّلهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقَا خَلَفًاوَيَقُوْلُ الاخَرُ: اَلَّلهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا
(رواه البخاري)
Artinya: Hadits Abu Hurairah ra. Bahwasanya Nabi SAW bersabda: “Tidak ada hari dimana hamba-hamba Allah berada di waktu pagi melainkan ada dua malaikat yang turun, dimana salah satu di antara keduanya berdo’a: “Wahai Allah, berikanlah ganti kepada orang yang suka berinfaq”. Dan malaikat lain berdo’a: ”Wahai Allah binasakanlah orang yang kikir”[4].(HR.Bukhori)Hadits ihwal tanggung jawab sosial
عَنْ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنَ النَّبِيِّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمْ قَالَ مَثًلُ اْلقَا ئِمِ عَلَى حُدُوْدِ اللهِ وَاْلوَاقِعِ فِيْهَا كَمَثَلِ قَوْمِ اسْتَهَمُوْا عَلَىى سَفِيْنَةِ فَأَصَابَ بَعْضُهُمْ اَعْلَاهَا وَبَعْضُهُمْ أَسْفَلَهَا فَكَنَا الَّذِيْنَ فِيْ أَسْفَلِهَا إِذَا اسْتَقُوْامِنَ اْلمَاءِ مَرُّوْا عَلَى مَنْ فَوْقَهُمْ فَقَالُوْا لَوْ أَنَّا خَرَقْنَا فِى نَصِبٍيْنَا خَرْقَا وَلَمْ نُؤْذِ مَنْ فَوْقَنَا فَإِنْ يَتْرُكُوْهَمْ وَمَاأَرَادُوْاهَلَكُمْ جَمِيْعًاوَإِنْ أَخَادُوْعَلَى أَيْدِيْهِمْ وَنَجَوْا جَمِيْعًا.
(رَاوَه البخاري والترمذي)
Artinya: ”Perumpamaan orang yang teguh menjalankan anutan Allah dan tidak melanggar ajaran-ajaran-Nya dengan orang yang terjerumus dalam perbuatan melanggar anutan Allah, yaitu bagaikan satu kaum yang melaksanakan undian dalam kapal laut. Sebagian mendapat jatah diatas dan sebagian lagi mendapat jatah dibawah. Penumpang yang berada dibawah, jikalau mereka hendak mengambil air, mereka harus melewati penumpang yang berada diatas. Lalu mereka berkata “seandainya kita lubangi saja kapal ini, maka kita sanggup mengambil air tanpa mengganggu penumpang diatas. Jika perbuatan mereka itu mereka biarkan, maka semuanya akan binasa (tenggelam). Namun jikalau mereka mencegahnya maka semuanya akan selamat”.[5](HR.Bukhori dan Tirmidzi) [1]Teungku Muhammad Hasbi Ash Shidieqy, Mutiara Hadits 4, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2003), cet. 1, hlm. 117.
[2]Hussein Bahreisj, Hadits Shahih, ( Surabaya: cv. Karya Utama, 1991), hlm. 129.
[3]Juwariyah,Hadits Tarbawi, (Yogyakarta: Teras,2010), hlm. 83.
[4]Muhammad Fu’ad Abdul Baqi, Terjemah Al-Lu’lu’ Wal Marjan, (Semarang: Al-Ridha,1993), cet, I,hlm. 574-575.
[5]Juwariyah,Hadits Tarbawi, (Yogyakarta: Teras,2010), hlm. 83.
0 Response to "Perbedaan Zakat Shadaqah Wajibah Dan Shadaqah Mandubah"
Post a Comment