Sisi lain ironisnya, guru seringkali berada pada posisi yang dilematis, antara tuntutan profesi dan perlakukan masyarakat. Mereka dituntut untuk bisa menghantarkan penerima didik mencapai tujuan pendidikan. Namun tatkala mereka berupaya untuk menegakkan kedisplinan, mereka dihadang oleh UU Perlindungan Anak dan KPAI. Jika mereka gagal menegakkan kedisiplinan penerima didiknya dan gagal menghantarkan penerima didik pada pencapaian tujuan pendidikan, kembali pendidik akan menjadi kambing hitam dan tumbal atas kegagalan tersebut.
Tatkala guru ingin melaksanakan eksekusi terhadap muridnya dalam rangka menegakkan kedisiplinan, maka secara sepontan orang renta dan masyarakat mengkategorikannya sebagai tindakan melanggar HAM dan UU Perlindungan Anak. Mereka kemudian melaporkan tindakan guru tersebut kepada polisi atau kepada KPAI Daerah (KPAID). “Dengan kekuatan tersebut, acapkali guru tidak mendapat proteksi terhadap profesinya. Akibat adanya KPAID dan UU Perlindungan Anak, eksistensi guru berada pada posisi sangat pasif dan menjadi sosok yang serba salah.
Salah satu kiprah utama dari mendidik anak yaitu untuk membuatkan disiplin. Guru sering mengingatkan siswa mereka ketika mereka mengganggu, merusak, tidak mengikuti instruksi, atau alasannya yaitu tidak sanggup mengendalikan apa yang mereka katakan dan lakukan. Ini semua membutuhkan disiplin diri atau pengendalian diri. Anak-anak muda sangatlah impulsif.
Beberapa anak yang mempunyai ADHD atau faktor biologis lainnya memperparah level spontan ini. Bagian dari solusi untuk mengendalikan rasa spontan yaitu berguru disiplin. Disiplin yaitu aset yang luar biasa untuk mengatasi tantangan hidup. Begitu banyak problem dengan orang lain maupun pribadi yang sanggup dihindari atau dikendalikan ketika seseorang mempunyai kontrol diri.
Berikut 3 faktor sederhananya mendisiplinkan siswa:
1. Firm: ketegasan tidak berarti kekerasanKetegasan merupakan sikap yang dibutuhkan dalam berperilaku dan juga berkomunikasi. Seseorang yang mempunyai sikap dan cara berkomunikasi yang tegas bisa memberikan perasaan dan pikiran mereka dengan sikap pantas dan eksklusif sempurna sasaran.
Bersikap tegas yaitu kemampuan untuk mengekspresikan diri dengan lebih efektif, bisa mempertahankan pendapat sendiri namun juga bisa menghargai hak dan iktikad orang lain.
Cara guru dalam mendidik anak semoga disiplin bisa dilakukan dengan ketegasan. Guru bisa menjelaskan bahwa setiap sikap niscaya ada konsekuensinya. Hal ini pun harus bisa dimengerti oleh anak, sehingga mereka bisa menjaga sikapnya di kehidupan sehari-hari.
Ketegasan sangat bermanfaat dalam menempa mental dan kreativitas berpikir anak kelak dalam menjalani kehidupannya. Secara mental, anak akan lebih siap menghadapi masalah, kreatif dalam pencarian solusi, tidak gampang mengalah pada keadaan, punya sikap dan tidak selalu bergantung kepada orang lain.
2. Fair: menempatkan sesuatu pada kondisi dan situainya
Keadilan juga harus menjadi sikap yang ditanamkan kepada anak biar mereka terbiasa disiplin. Keadilan dalam mendidik anak bisa diterapkan dalam banyak sekali hal. Termasuk di antaranya yaitu terkait punishment and reward.
Saat anak melaksanakan kesalahan, konsekuensi yang sebelumnya telah dijelaskan harus diterapkan. Namun, jangan menawarkan eksekusi yang berat, sikap yang garang bukanlah cara mendidik anak yang baik dan efektif. Cukup dengan eksekusi yang ringan, contohnya membaca Al-Quran, membaca dzikir, membersihkan sampah.
Guru yang mempunyai fungsi sebagai pendidik, perlu mengetahui, memahami dan menentukan bentuk eksekusi (punishment) mana yang sesuai dengan tingkat kesalahan yang diperbuat, yang menyebabkan penyadaran, imbas jera dan tidak menawarkan dampak psikologis bagi perkembangan anak. Hal ini sebagai rambu-rambu bagi guru dalam menawarkan eksekusi (punishment) kepada siswa yang melaksanakan pelanggaran.
Sama halnya ketika anak berlaku baik. Untuk mengefektifkan cara mendidik anak yang baik, donasi hadiah merupakan sebuah keharusan. Dengan begitu, anak akan merasa jikalau mereka tidak hanya memperoleh eksekusi jikalau salah, tapi mendapat hadiah ketika bertindak baik.
3. Friendly: tetapi harus ada batasan
Terakhir, cara mendidik anak semoga disiplin yaitu dengan melaksanakan komunikasi yang menyenangkan. Dengan komunikasi yang baik dan menyenangkan, anak pun bisa mengingat setiap tindakan yang jelek akan memperoleh konsekuensinya dan sikap baik bakal mendapat kebanggaan serta hadiah.
Agar ada singkronisasi bergotong-royong 3 faktor mendisiplinkan siswa ini tidak mutlak tanggung jawab seorang guru saja, namun orang renta juga berperan penting alasannya yaitu pendidikan disiplin bisa dimulai dari lingkungan keluarga.
0 Response to "Penting! Mendisiplinkan Siswa Melalui 3 Cara Ini"
Post a Comment