Jangan Salahkan Abjad Siswa Kalau Guru Tidak Memiliki Abjad Ini!

 Berbicara soal pendidikan yang menjadi topik utama sampaumur ini yakni penguatan Pendidikan Jangan Salahkan Karakter Siswa Jika Guru Tidak Mempunyai Karakter Ini!

Berbicara soal pendidikan yang menjadi topik utama sampaumur ini yakni penguatan Pendidikan abjad membangun sumber daya insan (SDM). Konteks abjad ini ranahnya tidak hanya di khususkan kepada siswa saja sebab yang dibangun ini yakni sumber daya manusianya maka guru sebagai pilar abjad seharusnya lebih mendominasi abjad itu sendiri. Bagaimana mungkin seorang guru sanggup membentuk abjad siswa jikalau guru sendiri tidak berkarakter.

Sebuah pepatah menyampaikan "Guru kencing berdiri, Siswa kencing berlari"  Penanaman nilai abjad yang terbaik yakni memberi suri tauladan. Dampak contoh sikap dari suri tauladan akan lebih efektif dibandingkan dengan sekedar memberi teori perihal kebaikan. Saya tidak menafikan teori kebaikan akan tetapi siswa lebih cenderung menggandakan secara langsung. Contoh kecil; dalam pelaksanaan upacara bendera. Siswa disuruh untuk baris dengan tepat tetapi sisi lain guru sendiri tidak berbaris dengan sempurna. Mana mungkin ini akan melahirkan abjad siswa yang cantik jikalau abjad guru sendiri belum bagus.

Tiap kali siswa menjadi korban kesalahan karakter. Hal ini merupakan suatu bentuk ketidakadilan sebab cara melihatnya yakni pincang sebelah. Oleh karenanya, sebelum menyalahkan abjad siswa, marilah kita lihat dalam diri kita sebagai guru adakah 10 abjad sederhana ini yang menempel dalam jiwa kita?. Ingat. 10 abjad ini sebagai bekal menjalankan kiprah kita sebagai guru untuk melahirkan siswa yang berkarakter.

1. Guru harus mempunyai adab yang kokoh.

Imam Al-Ghazali dalam kitabnya, Ihyaa' `Uluumuddiin, mendefinisikan adab sebagai "sifat-sifat yang telah tertanam dalam jiwa, yang darinya timbul perbuatan-perbuatan atau sikap dengan mudah, tanpa memerlukan terlebih dahulu pertimbangan pikiran". Perilaku yang menjadi kebiasaan yakni wujud adab yang zahir, sedangkan sikap yang membentuk abjad yakni wujud adab yang batin.

Rasulullah SAW bersabda, "Orang mukmin yang paling tepat imannya yakni mukmin yang paling baik akhlaknya." (HR Abu Hurairah). Siapa yang harus di tiru oleh siswa? "Guru". Siapa yang harus di tiru oleh guru? " Rasulullah S.A.W". Guru yang mempunyai adab mulia yakni guru yang selalu mengakibatkan Nabi sebagai teladan dalam hidupannya sehingga guru layak menjadi teladan bagi siswanya. Sebab Nabi SAW yakni insan yang mempunyai adab mulia. Dan sebetulnya kau wahai Muhammad benar-benar mempunyai adab yang agung (QS al-Qalam [68]: 68). Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya saya diutus Allah ke dunia, tiada lain untuk me ngubah dan membangun masyarakat dengan adab yang mulia." (HR Ahmad).

2. Guru harus mempunyai sifat keagamaan (diniyyah) yang baik (benar ibadahnya). 

Ibadah dalam hal ini yakni Prioritas sebagai guru. Guru yang benar ibadahnya yakni guru yang dalam menjalankan seluruh aktivitasnya, termasuk dalam mendidik siswa sebagai sarana ibadah kepada-Nya. Sehingga dari ranah ini akan memunculkan sifat guru sepert; Menerima segala problem akseptor didik dengan hati dan sikap yang terbuka. Bersikap penyantung dan penyayang (QS. Ali Imran (3) :159). Menghindari dan menghilangkan sikap arogan terhadap sesama (QS. An-Najm (53): 32). Bersifat rendah hati ketika menyatu dengan sekelompok masyarakat. (QS. Al-Hijr (15): 88). Menjaga kewibawaan dan kehormatan dalam bertindak serta Menghilangkan sifat yang tidak mempunyai kegunaan dan sia-sia. Bersifat lemah lembut dalam menghadapi akseptor didik yang IQ-nya rendah, serta membinanya hingga pada taraf maksimal dan Meninggalkan sifat murka dalam mengahdapi problem akseptor didik. Memperbaiki sikap akseptor didik, dan lemah lembut terhadap akseptor didik yang kurang lancar bicara. Meninggalkan sifat yang angker bagi akseptor didik, terutama pada akseptor didik yang belum mengerti atau mengetahui. Berusaha memperhatikan pertanyaan-pertanyaan akseptor didik, walaupun pertanyaanya terkesan tidak bermutu atau tidak sesuai dengan persoalan yang diajarkan. Menjadikan kebenaran sebagai pola dalam proses pendidikan, walaupun kebenaran itu datangnya dari akseptor didik. Mencegah dan mengontol akseptor didik mempelajari ilmu yang membahayakan. (QS. Al-Baqarah (2): 195). Menanamkan sifat tulus pada akseptor didik, serta terus-menerus mencari imformasi guna disampaikan pada pesertra didik yang pada alhasil mencapai tingkat taqarrub kepada Allah. (QS. Al-Bayyinah (98): 5). Mengaktualisasikan imformasi yang diajarkan kepada akseptor didik. (QS. Al-Baqarah (2): 44, Ash-shaff (61): 2-3).

Guru sebagai ayah ruhaniyah siswa sudah barang tentu jauh berbeda dengan orang renta yang berperan sebagai ayah jasmaniyah siswa.

3. Guru harus mempunyai keyakinan yang mantap (suci akidahnya)

Guru yang mempunyai iktikad yang suci, higienis akan mempersembahkan semua yang ada dalam dirinya hanya untuk Allah semata, termasuk dalam hal mendidik siswa. Al-Ghazali mengkhususkan guru dengan sifat-sifat kesucian dan kehormatan dan menempatkan guru eksklusif setelah kedudukan Nabi ibarat contoh sebuah syair yang diungkapkan oleh syauki yang berbunyi: "berdirilah dan hormatilah guru dan berilah ia penghargaan, seorang guru itu hampir saja merupakan seorang Rasul".

Seorang guru yang baik yakni guru yang berpegang teguh kepada prinsip yang diucapkannya, serta berupaya untuk merealisasikannya sedemikian rupa. Dalam hubungan ini Al-Ghazali mengingatkan biar seorang guru jangan sekali-kali melaksanakan perbuatan yang bertentangan dengan prinsip yang dikemukakannya. Sebaliknya jikalau hal itu dilakukan akan mengakibatkan seorang guru kehilangan wibawanya. Ia akan menjadi target penghinaan dan olok-olokan yang pada gilirannya akan mengakibatkan ia kehilangan kemampuan dalam mengatur murid-muridnya. Ia tidak akan bisa lagi mengarahkan atau memberi petunjuk kepada murid-muridnya.

Orang bertakwa mempunyai kesadaran moral dan keimanan yang mantap. Hal tersebut tecermin dalam perilakunya yang mulia dan memperlihatkan manfaat kepada orang lain. Pendidik abjad itu jujur hatinya dan benar ucapannya (QS al-Baqarah: 177), orang yang bisa mengemban amanah dan menepati janji (QS al-Mu'minun: 8)

4. Guru mesti Intelek (Pembimbing dan Pemikir).

Guru yang berkarakter yakni Uptodate guru mau berguru dan berguru serta meng ajarkannya sehingga ilmunya bermanfaat . Dalam kaitannya mengajarkan ini lebih menekankan pada pola pembimbingan sehingga anak lebih cepat memahami dan menyerap ilmu sang guru. Maka, Katakanlah: Apakah sama orang yang arif dengan orang yang tidak berilmu?" (QS az-Zumar [39]: 9).

5. Guru harus Wira'i (sabar dan berpengaruh melawan nafsu duniawi).

 Di antara abjad guru yang berkarakter yakni guru yang sanggup mengendalikan hawa nafsu dan emosinya, bukan yang malah memperturuti nafsunya dengan sering marah-marah. Dalam hal ini, Nabi SAW bersabda, Tidak beriman seseorang dari kau sehingga ia mengakibatkan hawa nafsunya tunduk pada aliran Islam yang saya bawa (HR Hakim), bersikap istiqamah dalam kesabaran (QS Yusuf: 90), bisa menaklukkan hawa nafsu dan berjiwa pemaaf (QS Ali Imran: 134), serta sosok yang gampang dinasihati dan cepat sadar kalau berbuat keliru (QS Ali Imran: 135).

6. Guru Juga Penjaga Waktu.

Kemampuan memanfaatkan waktu yakni tanda sebagai guru yang produktif. Disiplin lebih tinggi nilainya, makanya guru setiap kali memerintahkan kepada siswanya untuk selalu disiplin. Disiplin berarti bersungguh-sungguh dalam menjaga waktu. Nabi SAW bersabda, Manfaatkan lima masalah sebelum tiba lima perkara: masa mudamu sebelum renta mu, masa sehatmu sebelum sakit mu, masa kayamu sebelum miskin mu, masa luangmu sebelum sibukmu, dan masa hidupmu sebelum mati mu (HR Hakim).

7. Guru harus kaya (mampu memenuhi kebutuhan sendiri).

Guru yang berkarakter yakni guru yang bisa hidup mandiri, bukan menjadi beban orang lain sehingga guru sanggup fokus mendidik akseptor didik. Dalam hal ini, Nabi SAW bersabda, Tidak ada penghasilan yang lebih baik bagi seorang pria dari pada bekerja sendiri dengan kedua tangannya (HR Ibnu Majah).

8. Guru harus tertib dalam urusannya.

Keteraturan dalam segala hal yakni abjad yang harus menempel dalam diri seorang guru yang dibuktikan dengan kerapian manajemen pengajaran. Tidak kah engkau lihat bahwa orang yang tertib bisa menjalankan urusannya dengan lancar. Jangan paksakan siswa tertib manajemen belajarnya jikalau guru sendiri belum bisa teratur administrasinya.

9. Guru harus memberikan Ilmunya.

Guru sebagai pendidik, pengajar, sekaligus sebagai pembimbing dihentikan mempunyai sifat tebas pilih terhadap siswanya. Bilaman siswa membutuhkan bimbingan maka guru dalam segala sikap rela memberikan ilmunya. "Sampaikan olehmu dariku walau hanya satu ayat" begitulah ibarat yang disabdakan nabi Muhammad.

10. Guru harus selalu bermanfaat di setiap saat.

Bermanfaat bagi orang lain. Jelas guru harus selalu sanggup memperlihatkan manfaat kepada orang lain, khususnya kepada akseptor didik. Nabi SAW bersabda, Sebaik-baik insan yakni yang paling bermanfaat bagi sesama insan (HR Ahmad, Thabrani, dan Daruqutni).

Sebenarnya tidak hanya 10 abjad saja yang harus menempel pada jiwa seorang guru tentu masih banyak abjad yang lainnya. Namun 10 abjad tersebut hanya sebagai motivasi untuk membentuk pendidikan yang memang berkarakter sebagaimana termaktub dalam tujuan pendidikan karakter.

0 Response to "Jangan Salahkan Abjad Siswa Kalau Guru Tidak Memiliki Abjad Ini!"

Post a Comment