Media Pembelajaran
Media dalam prespektif pendidikan merupakan instrumen yang sangat strategis dalam ikut menentukan keberhasilan proses mencar ilmu mengajar. Sebab keberadaannya secara eksklusif sanggup menawarkan dinamika tersendiri terhadap peserta didik.Kata media pembelajaran berasal dari bahasa latin ”medius” yang secara harfiah berarti ”tengah”, mediator atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media mediator atau pengantar pesan dari pengirim kepada peserta pesan.
Gerlach dan Ely menyampaikan bahwa media apabila dipahami secara garis besar yaitu manusia, materi, atau bencana yang membangun kondisi yang membuat siswa bisa memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
Dalam pengertian ini guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses mencar ilmu mengajar cenderung diartikan alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal.
Association for Education and Communication Technology (AECT) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Education Association (NEA) mendefinisikan sebagai benda yang sanggup dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan mencar ilmu mengajar, sanggup mempengaruhi efektifitas aktivitas instruksional.
Menurut Oemar Hamalik media pembelajaran yaitu Alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Menurut Suprapto dkk, menyatakan bahwa media pembelajaran yaitu suatu alat pembantu secara efektif yang sanggup digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Dalam penelitian kali ini peneliti lebih cenderung memakai definisi media pembelajaran dari Oemar Hamalik dengan alasan bahwa cakupannya lebih luas, tidak hanya dibatasi sebagai alat tetapi juga teknik dan metode sehingga sanggup meliputi definisi dari para andal pendidikan lainnya.
Media Pembelajaran Berbasis Internet (E-Learning)
Dalam paradigma pembelajaran tradisional, proses mencar ilmu mengajar biasanya berlangsung di dalam kelas dengan kehadiran guru di dalam kelas dan pengaturan jadwal yang kaku di mana proses mencar ilmu mengajar hanya bisa berlaku pada waktu dan kawasan yang telah ditetapkan. Peran guru sangat secara umum dikuasai dan bertanggung jawab atas efektivitas proses mencar ilmu mengajar dan guru juga menjadi sumber mencar ilmu yang dominan.Dalam paradigma sekarang, dengan pendekatan SCL dominasi guru berkurang dan sebagian besar hanya berperan sebagai fasilitator dan bukan sebagai satu-satunya sumber belajar. Sebagai fasilitator guru semestinya sanggup memfasilitasi siswa atau siswa semoga sanggup mencar ilmu setiap dikala di mana saja dan kapan saja siswa merasa memerlukan.
Proses mencar ilmu mengajar akan berjalan efektif dan efisien bila didukung dengan tersedianya media yang menunjang. Penyediaan media serta metodologi pendidikan yang dinamis, aman serta dialogis sangat diharapkan bagi pengembangan potensi peserta didik, secara optimal. Hal ini disebabkan lantaran potensi peserta didik akan lebih terangsang bila dibantu dengan sejumlah media atau sarana dan prasarana yang mendukung proses interaksi yang sedang dilaksanakan.
Media dalam perspektif pendidikan merupakan instrumen yang sangat strategis dalam ikut menentukan keberhasilan proses mencar ilmu mengajar. Sebab keberadaannya secara eksklusif sanggup menawarkan dinamika tersendiri terhadap peserta didik.
Dengan keterbatasan yang dimiliki, insan seringkali kurang bisa menangkap dan menanggapi hal-hal yang bersifat abnormal atau yang belum pernah terekam dalam ingatannya. Untuk menjembatani proses internalisasi belajar mengajar yang demikian, diperlukan media pendidikan yang memperjelas dan mempermudah peserta didik dalam menangkap pesan-pesan pendidikan yang disampaikan. Oleh lantaran itu, semakin banyak peserta didik disuguhkan dengan aneka macam media dan sarana prasarana yang mendukung, maka semakin besar kemungkinan nilai-nilai pendidikan bisa diserap dan dicernanya.
Kemajuan ICT, proses ini dimungkinkan dengan menyediakan sarana pembelajaran online melalui internet dan media elektronik. Konsep pembelajaran berbasis ICT ibarat ini lebih dikenal dengan e-learning.
E-Learning atau electronic learning kini semakin merupakan salah satu cara untuk mengatasi problem pendidikan, baik di negara-negara maju maupun di negara yang sedang berkembang. Banyak orang memakai istilah yang berbeda beda dengan e-learning, namun pada prinsipnya e-learning yaitu pembelajaran yang memakai jasa elektronik sebagai alat bantunya.
E-Learning memang merupakan suatu teknologi pembelajaran yang yang relatif gres di Indonesia. Untuk menyederhanakan istilah, maka electronic learning disingkat menjadi e-learning. Kata ini terdiri dari dua bagian, yaitu ‘e’ yang merupakan abreviasi dari ‘electronica’ dan ‘learning’ yang berarti ‘pembelajaran’. Makara e-learning berarti pembelajaran dengan memakai jasa sumbangan perangkat elektronika.
Makara dalam pelaksanaannya e-learning memakai jasa audio, video atau perangkat komputer atau kombinasi dari ketiganya. Pengertian formal istilah e-learning diberikan oleh beberapa pakar diantaranya yang banyak diadopsi yaitu pendapat Harley, yang menyatakan bahwa e-learning merupakan suatu jenis mencar ilmu mengajar yang memungkinkan tersampaikannya materi latih ke siswa dengan memakai media Internet, Intranet atau media jaringan Komputer lain.
Sedangkan berdasarkan Learn Frame bahwa e-learning, disebut juga Tb- Learning (Technology-based Learning) yaitu sistem pendidikan yang menggunakan semua aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar termasuk jaringan Komputer (Internet, Intranet, Satelit), media elektronik (audio, tv, CD-ROM).
Dalam e-learning sistem ini dikenal dengan istilah LMS/CMS (Learning/Course Management System). Software LMS komersial yang terkenal diantaranya yaitu WebCT, Blacckboard, TopClass, eCollege. Sedangkan yang merupakan open source yang banyak dikenal di antaranya yaitu Dokeos (yang digunakan UNEJ) dan Moodle. LMS/CMS tidak saja menyediakan ruang bagi dosen untuk menaruh materi pelajaran tetapi juga menyediakan akomodasi lain ibarat komunikasi eksklusif (chatting, teleconference, video conference), komunikasi tertunda (e-mail, mailing-list), pelacak progress (progress tracking), materi pelajaran (silabus, materi pelajaran, kumpulah soal-soal, latihan online).
Pengertian E-Learning
E-Learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Beberapa andal mencoba menguraikan pengertian e-learning berdasarkan versinya masing-masing, diantaranya :Jaya Kumar
E-Learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang memakai rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk memberikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan.
Dong
E-Learning sebagai kegiatan mencar ilmu asynchronous melalui perangkat elektronik Komputer yang memperoleh materi mencar ilmu yang sesuai dengan kebutuhannya.
Rosenberg
Menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi Internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang sanggup meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
Darin E. Hartley
E-Learning merupakan suatu jenis mencar ilmu mengajar yang memungkinkan tersampaikannya materi latih ke siswa dengan memakai media Internet, Intranet atau media jaringan Komputer lain.
Learn FrameE-Learning dalam arti luas bisa meliputi pembelajaran yang dilakukan di media elektronik (Internet) baik secara formal maupun informal. E-Learning secara formal contohnya yaitu pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e- learning dan pembelajar sendiri).
E-Learning yaitu sistem pendidikan yang memakai aplikasi elektronik untuk mendukung mencar ilmu mengajar dengan media Internet, jaringan Komputer, maupun Komputer standalone.
Pembelajaran ibarat ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahaan konsultan) yang memang bergerak dibidang penyediaan jasa e-learning untuk umum.
Kelebihan dan Kekurangan ELearning
Ada beberapa keunggulan elearning dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional di antaranya adalah:
- Pembelajaran jarak jauh, elearning memungkinkan pembelajar untuk menimba ilmu tanpa harus secara fisik menghadiri kelas.
- ELearning sanggup mempersingkat jadwal sasaran waktu pembelajaran.
- ELearning menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah aktivitas studi atau aktivitas pendidikan.
- ELearning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan materi atau materi, peserta didik dengan dosen, guru, pelatih maupun sesama peserta didik.
- Fleksibilitas dari sisi waktu dan tempat. Suasana tidak menegangkan. Dengan elearning suasana mencar ilmu tidak menegangkan ibarat tatap muka langsung. Siswa lebih berani melaksanakan latihan online lantaran tidak takut aib atau dibentak kalau melaksanakan kesalahan.
- Mudah meremajakan materi. Berbeda dengan meremajakan materi pelajaran yang tersusun dalam bentuk buku cetak, materi online sanggup diremajakan setiap saat.
- Peserta didik sanggup merasa bahagia dan tidak bosan dengan materi yang diajarkan lantaran memakai alat bantu ibarat video, audio dan juga sanggup memakai alat bantu ibarat komputer bagi sekolah yang sudah mempunyai peralatan komputer.
Selain mempunyai beberapa keunggulan, pemanfaatan elearning pun mempunyai beberapa kekurangan yakni :
- Terutama dari sisi kebutuhan investasi jaringan pendukung dengan perangkat lunaknya. Untuk sanggup memperoleh manfaat yang optimal dari elearning dibutuhkan dukungan jaringan yang sempurna dan stabil.
- Guru banyak yang belum siap memakai metode elearning dan masih belum terampil memakai akomodasi ibarat video dan komputer.
- Bagi orang yang gagap teknologi, sistem ini belum bisa diterapkan.
- Keterbatasan jumlah Komputer yang dimiliki oleh Sekolah juga menghambat pelaksanaan elearning.
- Kehadiran guru sebagai makhluk yang sanggup berinteraksi secara eksklusif dengan para murid telah menghilang dari ruangruang elektronik E Learning ini
Langkah-langkah Penyusunan Program Sistem Pembelajaran Berbasis E-Learning
A. Perencanaan Awal
- Mengidentifikasi tujuan, kebutuhan dan problem yang muncul dalam pembelajaran.
- Analisis karakteristik siswa yang akan memakai dan pelajari materi yang akan dikembangkan.
- Mempertimbangkan taktik pembelajaran.
B.Menyiapkan Materi
- Menguasai materi dan metodologi pengajaran.
- Menguasai mekanisme pengembangan media.
- Menguasai teknik pemograman komputer.
- Mengetahui keterbatasan komputer.
C.Mendesain Paket Program Pembelajaran
Dalam hal ini yang perlu diperhatikan yaitu memperkenalkan materi gres untuk melengkapi atau menguatkan pelajaran yang telah berlangsung dengan media lain.
D.Menvalidasi Paket Program Pembelajaran
Memvalidasi paket aktivitas menandakan validitasnya secara empiris lewat uji lapangan pada paket aktivitas yang dikembangkan. Paket aktivitas diuji-cobakan dengan menentukan sampel yang representatif.
Program pembelajaran perlu memperhatikan:
- Kebenaran materi ajar.
- Ketepatan antara aktivitas dengan populasi pengguna.
- Kesederhanaan program.
- Efisiensi penggunaannya.
- Reliabilitas.
Efektifitas Sistem Pembelajaran Berbasis E-Learning Dalam Pendidikan.
Apabila dibandingkan pendidikan konvensional, dalam prosesnya e- learning sebagai media distance learning membuat paradigma baru, yakni tugas guru yang lebih bersifat “fasilitator” dan siswa sebagai “peserta aktif” dalam proses belajar-mengajar. Karena itu, guru dituntut untuk membuat teknik mengajar yang baik, menyajikan materi latih yang menarik, sementara siswa dituntut untuk aktif berpartisipasi dalam proses belajar. Namun dalam banyak kenyataan, jarang sekali ditemui distance learning yang seluruh proses belajar-mengajarnya dilaksanakan dengan E-learning atau online learning. E-learning hanyalah sebagai media penunjang pendidikan dan bukan sebagai media pengganti pendidikan.Faktor teknologi dalam pendidikan bukanlah satu-satunya jalan untuk meningkatkan mutu pendidikan, sebagai pola banyak belum dewasa yang berada di sekolah-sekolah miskin dan terpencil ternyata berkat kekuatan tekad, kesadaran dan harapan yang berpengaruh ternyata mempunyai mutu dan kualitas pendidikan yang lebih baik dibandingkan sekolah yang bisa menerapakan ICT (information comunication and technology) atau TIK di sekolahnya.
Perlu digaris bawahi, yaitu sebuah kesalahan besar apabila dalam sebuah forum sekolah memfokuskan pengadaan TIK melebihi cara meningkatkan mutu manusianya sebagai pengguna teknologi itu sendiri untuk diterapkan di forum pendidikan tersebut. Karena esensi peningkatan mutu pendidikan bukan terletak pada kecanggihan teknologinya tapi kecanggihan pendidik dan peserta didiknya dalam melaksanakan proses pendidikannya.
E-learning tidak sanggup meningkatkan mutu pendidikan, tetapi E- learning sanggup membantu meningkatkan mutu pendidikan. Maka diharapkan dengan adanya E-learning sebagai salah satu media pendidikan jarak jauh (Distance Learning) akan menjadi sebuah solusi untuk meningkatkan mutu pendidikan, bukan menjadi faktor penghambat dan jurang pemisah pemerataan mutu pendidikan tersebut. Seperti kita lihat di Negara-negara berkembang yang menerapkan distance learning memperlihatkan sukses yang signifikan, antara lain; Mampu meningkatkan pemerataan pendidikan, meningkatkan prestasi belajar, mengatasi kekurangan tenaga pendidikan, meningkatkan efisiensi dan sebagainya.
0 Response to "Media Pembelajaran Mpbti E-Learning"
Post a Comment